Anda di halaman 1dari 4

SOCA INTEGRASI 29/11/12

ASKARIASIS (INFEKSI CACING GELANG)

Pasien an. Z usia 10 tahun, datang ke klinik anda diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
demam. Demam dirasakan sejak 3 hari, disertai nyeri perut dan diare sebanyak 4x/ hari.
Pasien juga mengeluhkan lemas, tampak pucat, dan keluar cacing saat BAB. Pasien menjadi
tidak nafsu makan, juga mengeluhkan batuk, sesak napas, dan kulit bengkak yang semakin
lama semakin luas disertai rasa gatal, perut membesar. Teman sekelas pasien tidak masuk
sekolah dengan keluhan yang serupa. Pasien memiliki kebiasaan jarang menggunakan sendal
saat keluar rumah dan jarang mencuci tangan menggunakan sabun. Pasien sering main di
sawah. Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan satu orang adik pasien yang masih berumur
4 tahun dan juga memiliki keluhan dan kebiasaan serupa.
Pasien sudah 3 hari tidak masuk ke sekolah tetapi pasien masih bisa melakukan perawatan diri.
Rumah pasien berasa di lingkungan padat penduduk, berukuran 5x6 m, lantai belum tertutup
ubin, atap genteng tanpa langit2. Dapur masih berlantai tanah. APGAR score keluarga 6.
PF:
- BMI dibawah normal
-Suhu 38,7 C
-CA +/+
- injeksi konjungtiva +/-
- sklera ikterik +/+
-atrofi papil lidah
- abdomen: nyeri tekan kuadran kanan atas, teraba massa
- Hepar & lien dbn
-kulit: urtikaria

(Soalnya ini seingetnya, sebenernya panjang banget, maaf ya)

DIAGNOSIS HOLISTIK
a. Aspek Personal
1. Keluhan Utama : demam
Keluhan Tambahan : nyeri perut, diare, nafsu makan menurun, berat badan
turun, mual, muntah, perut membuncit, lemah, pucat, batuk, sesak napas, gatal2
2. Idea (pemikiran) : ingin tau sakit apa sehingga datang ke dokter
3. Concern (perhatian) : sakit mengganggu aktivitas
4. Expectation (harapan) : ingin cepat sembuh
5. Anxiety (kecemasan) : takut sakit bertambah parah, ada teman sekelas yang
tidak masuk sekolah dengan keluhan serupa.
b. Aspek Klinis
1. Diagnosis klinis
- Askariasis
- Sindrom Loeffler
- Anemia defisiensi besi
- Underweight
2. Diagnosis banding
- Penyakit cacing tambang (ankylostomiasis, necatoriasis),
- strongiloidiasis
- trichuriasis
- enterobiasis
- kolesistitis (karena ikterik)
- hepatitis A (karena ikterik)
- anemia karena penyebab lain
- leptospirosis

c. Faktor resiko internal


1. Unmodified
a) Umur : kejadian tinggi pada anak
b) Jenis kelamin :-
c) Ras/suku :-
2. Modified
a) Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun
b) Kebiasaan tidak menutup makanan sehingga dihinggapi lalat
c) Kebiasaan tidak menggunakan alas kaki saat keluar rumah
d) Kebiasaan menggunakan tinja sebagai pupuk
e) Kurangnya penggunaan jamban
d. Faktor resiko eksternal
1. Rumah pasien tidak memenuhi syarat rumah sehat
2. Pasien tinggal di lingkungan padat penduduk
3. Pasien berasal dari ekonomi menengah ke bawah
e. Aspek skala fungsi sosial
1. Skala 1 : mampu melakukan pekerjaan seperti biasa
2. Skala 2 : mampu melakukan pekerjaan namun sedikit kesulitan dan
mengurangi aktivitas
3. Skala 3 : mampu melakukan perawatan diri dan pekerjaan ringan
4. Skala 4 : sebagian pekerjaan hanya duduk dan berbaring
5. Skala 5 : berbaring pasif, tidak bisa apa-apa
pada pasien ini skala 3 (dia ga masuk sekolah tapi masih bisa aktivitas ringan)

TATALAKSANA KOMPREHENSIF
a. Personal care
1. Initial plan
a) Pemeriksaan darah lengkap (Hb rendah, eosinofil meningkat, MCV, MCH,
MCHC)
b) Pemeriksaan tinja  adanya telur, larva, atau cacing dewasa : telur coklat,
dindingnya tebal
c) Pemeriksaan SGOT, SGPT, Bilirubin (karena ada ikterik)
d) Gambaran darah tepi: mikrositik hipokromik pada ADB
e) Lab lanjutan pada ADB: TIBC, feritin serum, SI
f) Ro thorax : sindrom Loeffler ada konsolidasi di paru, ireguler, bilateral
g) USG abdomen: massa di kuadran kanan atas  kemungkinan obstruksi
saluran empedu, makanya ikterik

2. Kuratif
a) Medikamentosa
1) Pirantel pamoat 10 mg /kg BB, dosis tunggal, sediaan 125mg/ tablet
atau
2) Mebendazol, 500 mg, dosis tunggal, atau
3) Albendazol, 400 mg, dosis tunggal  tidak boleh pada ibu hamil
4) Sulfas ferosus 3-6 (ada yang bilang juga 10) mg/kgBB/kali (max 200
mg/hari) dibagi 2-3 dosis
5) SF bisa ditambah Vit C
6) Paracetamol 10-15 mg/kgBB/kali (u/ demam)
7) Antihistamin (u/ urtika)
b) Nonmedikamentosa
- Rehidrasi (tergantung derajat dehidrasinya)
- Diet TKTP, tinggi besi, vit C
- Kompres
- Makan sedikit tapi sering
- Istirahat tirah baring

c) KIE
1) Makan teratur, sedikit tapi sering (makanan tinggi zat besi, TKTP,
vit C)
2) Jaga daya tahan tubuh
3) Konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas
4) PHBS yang udah lengkap, kalo mau rincinya:
- Cuci tangan dengan sabun
- Menggunakan alas kaki
- Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar tinja
- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk
- Jamban keluarga memenuhi syarat jamban sehat
- Kondisi rumah dalam keadaan bersih dan sehat
- Meggunakan sarung tangan jika megelola sampah yang mengandung
tinja

d) MONEV
- perbaikan gejala
- efek samping obat
- timbulnya komplikasi (ex. Obstruksi usus, apendisitis, peritonitis,
pankreatitis, abses hepar soalnya cacing bisa kemana-mana)
- evaluasi kadar Hb

b. Family focused
1. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pentingnya menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, yaitu antara lain:
a) Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga. Sehingga kotoran
manusia tidak menimbulkan pencemaran pada tanah disekitar lingkungan
tempat tinggal kita.
b) Menutup makanan sehingga tidak dihinggapi lalat
c) Mencuci makanan hingga bersih sebelum dikonsumsi
d) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
e) Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja manusia
f) Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah/sampah
g) Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukkan aktifitas dengan
menggunakan sabun (PHBS)
h) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan tidak lembab
(sesuai rumah sehat)
i) Kebiasaan menggunakan alas kaki
2. Adanya dukungan moral dari keluarga dalam pengendalian penyakit pasien
3. Memperbaiki APGAR score keluarga
4. Screening dan pengobatan anggota keluarga untuk penyakit serupa
c. Community focused
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya kebersihan diri dan
lingkungan, antara lain:
a) Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan alas kaki
b) Menutup makanan.
c) Masing-masing keluarga memiliki jamban keluarga (tidak BAB di
sembarang tempat)
d) Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk.
e) Kondisi rumah dan lingkungan dijaga agar tetap bersih dan tidak lembab.
2. Memotivasi komunitas untuk memberikan dukungan psikologis terhadap pasien
mengenai penyakitnya
3. Screening dan pengobatan pada komunitas

Anda mungkin juga menyukai