Panduan Nutrisi
Panduan Nutrisi
RESIKO NUTRISI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan gizi rumah sakit adalah pelayanan gizi yang disesuaikan dengan keadaan
pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi
pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya proses perjalanan
penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003).
Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu kegiatan yang dimulai
dari proses pengkajian gizi, diagnose gizi, intervensi gizi meliputi perencenaan, penyediaan
makanan, penyuluhan/edukasi dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Tujuan
kegiatan pelayanan gizi rawat inap adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap
agar memperoleh asupan makanan yang sesuai dengan kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi. (Depkes RI,
2013).
Asuhan gizi adalah serangkaian kegiatan yang terorganisir/terstruktur yang
memungkinkan untuk identifikasi kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) adalah pendekatan sistimatik dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas, melalui serangkaian aktifitas yang terorganisir meliputi
identifikasi kebutuhan gizi sampai pemberian pelayanannya untuk memenuhi kebutuhan gizi.
Proses asuhan gizi terstandar merupakan struktur dan kerangka yang konsisten yang digunakan
untuk memberikan asuhan gizi dan menunjukkan bagaimana asuhan gizi dilakukan.
Tujuan asuhan gizi ruang rawat inap adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien
rawat inap agar memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya
mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi serta
menanamkan dan meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku sehat pada pasien rawat inap
melalui kebiasaan makan dan minum yang sesuai anjuran dietnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi di Rumah Sakit dengan memperhatikan berbagai aspek
gizi dan penyakit, serta merupakan bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh
untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan gizi di Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap.
b. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Jalan.
c. Terlaksananya kegiatan penyuluhan gizi dan promosi kesehatan Rumah Sakit.
d. Teklaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk meningkatkan mutu
pelayanan.
e. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan.
f. Meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di rumah sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GAMBAR 1
PROSES ASUHAN GIZI RUANG RAWAT INAP
Pasien masuk
a. Skrining Gizi
Tahapan pelayanan asuhan gizi ruang rawat inap diawali dengan melakukan skrining
gizi atau penapisan oleh ahli gizi / Dietisien dan penetapan order diet awal (preskripsi diet awal)
oleh Dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi pasien/klien yang beresiko, tidak
beresiko malnutrisi atau dalam kondisi khusus. Kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi
dimana pasien mengalami kelainan metabolik, hemodialisis, bayi, anak, geriatrik, kanker dengan
kemoterapi, luka bakar, pasien dengan imunitas menurun, infeksi, sakit kritis, dan lain sebagainya.
Skrining gizi dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah
sakit. Metode skrining gizi yang digunakan sebaiknya dilakukan dengan waktu yang singkat,
cepat, dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Metode skrining gizi yang digunakan adalah
modifikasi dari Malnutrition Skrining Tools untuk dewasa dan skrining STRONG-kids untuk anak.
Bila dari hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka dilakukan
pengkajian/ assessment gizi dan dilanjutkan dengan langkah – langkah proses asuhan gizi
terstandar oleh Dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau tidak beresiko malnutrisi dianjurkan
dilakukan skrining ulang setelah dirawat 1 minggu. Jika hasil skrining ulang pasien beresiko
malnutrisi maka dilakukan asuhan gizi terstandar. Pasien yang mengalami sakit kritis atau kasus
sulit yang beresiko mengalami gangguan gizi tingkat berat, akan lebih baik bila ditangani oleh Tim
kesehatan.
Biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan yang berkaitan
dengan status gizi, status metabolik dan gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap
timbulnya masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium yang terkait dengan
masalah gizi harus selaras dengan data assessment gizi lainnya, seperti riwayat gizi yang lengkap,
termasuk penggunaan suplemen, pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu proses
penyakit, tindakan pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan) dapat mempengaruhi
perubahan kimiawi, sehingga hal tersebut perlu dipertimbangkan.
Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat – obatan atau suplemen yang
dikonsumsi; sosial budaya; riwayat penyakit pasien dan data umum pasien.
3. Ernawati, Siti M. 2013. Buku Pedoman PKRS RSUD Dr. SAIFUL ANWAR. Malang
4. Kresnawan. Triyani. dkk. 2012. Pedoman Pelayanan Asuhan Gizi di RSUPN Dr. CIPTO
MANGUNKUSUMO. Jakarta. Direktorat Medik dan Keperawatan Bidang Pelayanan Medik
RSUPN Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO.
5. McLeod, Jhon. 2008. Pengantar Konseling “ Teori dan Kasus “. Jakarta. Kencana
6. Netty. Embry. dkk. 2007. Pedoman Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI
8. Sumapradja, Miranti G. dkk. 2011. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta. Abadi
Publishing & Printing
9. Supariasa. I Dewa Nyoman. 2013. Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta. Penerbit Buku
Kedokteran EGC
10. Yuwono. Slamet Riyadi. dkk. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI