Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

TATA CARA KERJA

4.1 Activity 4 Percobaan Kontraksi dan Relaksasi Otot


a. Percobaan pada jumlah 50 rangsangan detiperk diberikan tegangan 8.5 volt dan beberapa
rangsangan. Pada peristiwa ini otot mempunyai waktu relaksasi.
b. Rangsangan otot dinaikkan menjadi 130/detik dengan tegangan yang sama dan diberikan
beberapa rangsangan. Kemudian, dari 130 diubah menjadi 140 jumlah rangsangan/detik
dengan tegangan tetap pada 8.5 vol diberikan beberapa rangsangan .
c. Jumlah rangsangan perdetik ditambahkan menjadi 142 dan diberikan tegangan yang sama
dan diberi banyaknya rangsangan.
d. Jumlah rangsangan perdetik dinaikkan menjadi 144 dengan tegangan 8.5 volt kemudian
diberikan beberapa rangsangan
e. Jumlah rangsangan per detik 146 dengan tegangan 8.5 volt
f. Jumlah rangsangan per detik dinaikkan menjadi 148 dengan tegangan 8.5 volt dan diberi
beberapa rangsangan
g. Terakhir, rangsangan per detik otot sejumlah 150 dengan tegangan tetap pada 8.5 volt

4.2 Activity 5 Kelelahan pada Otot


a. Otot diberikan tegangan 8.5 volt dengan rangsangan perdetik sejumlah 120, kemudian
berikan beberapa rangsangan dan berhenti saat kekuatan otot jatuh di titik 0
b. Otot diberikan beberapa rangsangan setelah 10 dengan tegangan yang sama lalu berhenti
saat munculnya notif pada layar
c. Otot kembali diberikan beberapa rangsangan setelah 20 detik dan berhenti dengan adanya
notif pada layar

4.3 Activity 6
a. Otot diberikan tegangan 8.5 volt dengan panjang otot 75mm
b. Panjang otot dikurangi 5 menjadi 70 mm dengan tegangan tetap pada 8.5 volt diberikan
rangsangan tunggal
c. Kemudian, panjang kembali diturunkan menjadi 60mm dan tegangan tetap dengan
rangsangan tunggal
d. Masih dengan tegangan yang sama, otot dilakukan percobaan dengan panjang 55mm dan
rangsangan tunggal
e. Panjang otot diturunkan menajdi 50mm dengan tegangan yang sama dan rangsangan
tunggal
f. Lalu panjang otot diubah menjadi 80mm namun pada tegangan yang sama dan
rangsangan tunggal dan pada posisi ini mulai adanya kekuatan pasiv
g. Panjang kembali diubah menjadi 90 dengan tegangan sama dan rangsangan tunggal
h. Untuk percobaan terakhir, pada panjang 100mm.

4.4 Activity 7 Memberi Beban pada Otot


Memberi beban pada otot untuk mengetahui bagaimana kecepatan kontraksi otot saat
dipengaruhi oleh beban, mulai dari beban ringan hingga beban berat dengan tegangan yang sama

a. Otot diberi percobaan beban sebesar 0.5 g dengan tegangan 8.5 volt
b. Beban 0.5 g diganti dengan berat beban 1.0 g dan tegangan tetap 8.5 volt
c. Otot diberi beban menjadi lebih besar yakni 1.5 dan tegangan tetap
d. Terakhir, otot diberi beban sebesar 2.0 g dan tetap dengan tegangan yang sama.

BAB VI
KESIMPULAN
Pada saat peristiwa otot fused tetanus, otot mengalami kontraksi secara terus
menerus dan tidak adanya relaksasi, sehingga otot dipaksa terus bekerja. Sedangkan, pada
saat otot unfused, otot bekontraksi dan masih adanya waktu relaksasi atau fase istirahat.
Kemudian, apabila rangsangan ditingkatkan, yang awalnya otot relaksasi menjadi
berkontraksi maka dari anfuseu menjadi fused.
Saat otot mengalami penurunan kemampuan akan berkontraksi, berarti otot telah mencapi
kekuatan maksimalnya setelah mengalami kontraksi berkepanjangan dan lelah
Saat otot diberikan beban ringan, otot masih berkontraksi dengan normal dan
bergerak cepat, sedangkan semakin berat beban yang diberikan maka, butuh waktu lama
otot untuk berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai