Anda di halaman 1dari 7

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) , Senin 27 Oktober
2014 dilantik Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Kesehatan RI
periode 2014-2019 – Kabinet Kerja.
Nila F. Moeloek tidak asing di dunia kesehatan terutama sejak ditunjuk
sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk MDG’s semasa pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono – Kabinet Indonesia Bersatu Jilid
II. Di bawah kepemimpinannya, Nila Moeloek menggagas, membangun
dan melaksanakan Pencerah Nusantara, sebuah gerakan inovasi sosial
bidang kesehatan khususnya pada Puskesmas, Indonesia MDG Awards
pada tahun 2011 – 2014, dan peta kemitraan untuk pembangunan yang
memuat data kemitraan lintas sektor dan multi aktor untuk mencapai
MDGs.
Sebagai seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Menkes Nila F. Moeloek telah menulis lebih dari 250 karya dalam bentuk
tulisan maupun buku. Tidak hanya itu, beliau juga aktif memimpin
sejumlah organisasi di Indonesia, seperti Ketua Umum Dharma Wanita
Persatuan, Ketua Dokter Spesialis Mata Indonesia dan Ketua Umum
Yayasan Kanker Indonesia.
Menkes Nila F. Moeloek lahir di Jakarta 11 April 1949. Beliau meraih
gelar dokter spesialis mata dari FKUI pada 1974 dan melanjutkan
pendidikan superspesialis di University of Amsterdam, Belanda (1980) dan Kobe University, Jepang (1989). Gelar
Doktor (cum laude) diraih tahun 2003 dan pada tahun 2007 diangkat sebagai Guru Besar FKUI.

Saat ini beliau juga menjabat sebagai board member The Partnership for Maternal Child and Neonatal
Health, sebuah lembaga yang melaksanakan inisiatif strategis Sekjen PBB untuk Kesehatan Ibu dan Anak,
serta advisory board member dari EAT Forum, sebuah inisiatif global berfokus pada isu pangan, kesehatan dan
sustainability.
Nila F Moeloek menikah dengan Prof. Dr. Farid Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan pada Kabinet Reformasi
Pembangunan1998-1999 . Beliau dikaruniai tiga putra dan putri, yakni Muhammad Reiza Moeloek, Puti Alifa
Moeloek, dan Puti Annisa Moeloek serta 6 cucu.
Visi dan Misi KEMENKES 2016

NAWACITA
Kementerian Kesehatan berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui agenda prioritas Kabinet Kerja atau yang dikenal dengan Nawa Cita, sebagai
berikut:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

VISI
Visi misi Kementerian Kesehatan mengikuti visi misi Presiden Republik Indonesia yaitu
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-
royong. Visi tersebut diwujudkan dengan 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

NILAI-NILAI
Pro Rakyat  Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan
selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk
rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah
salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status
sosial ekonomi.
Inklusif  Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha,
masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
Responsif  Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,
serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penangnganan yang
berbeda pula.
Efektif  Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah
ditetapkan dan bersifat efisien.
Bersih  Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
TUGAS DAN FUNGSI KEMENTRIAN KESEHATAN RI

I. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016, pasal 3 dalam melaksanakan tugas, Kementerian Kesehatan RI
menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, dan kefarmasian dan alat
kesehatan;
2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organsisasi di lingkungan Kementerian Kesehatan;
3. pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan;
4. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan;
5. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang kesehatan
serta pengelolaan tenaga kesehatan;
6. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Kesehatan di
daerah;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Kesehatan;
8. pelaksanaan dukungan substansif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan;

II. Sekretariat Jenderal


Sekretariat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian
Kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 7 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
diatas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
1. koordinasi kegiatan Kementerian Kesehatan;
2. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Kesehatan;
3. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi
Kementerian Kesehatan;
4. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
5. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
6. penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara dan layanan pengadaan barang/jasa;
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

III. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan di bidang kesehatan masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 136 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 135, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga, kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan kesehatan keluarga , kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan kesehatan keluarga,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan kesehatan keluarga , kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peningkatan kesehatan keluarga , kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olahraga, gizi masyarakat, serta promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat;
6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

IV. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Pengendalian Penyakit


Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 263 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 262, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyelenggarakan
fungsi:
1. perumusan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak
menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
2. pelaksanaan kebijakan di bidang surveilans epidemiologi dan karantina, pencegahan dan
pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan penyakit tidak
menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya (NAPZA);
3. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang surveilans epidemiologi dan karantina,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, penyakit tular vektor, penyakit zoonotik, dan
penyakit tidak menular, serta upaya kesehatan jiwa dan Narkotika, Psikotropika, dan Zat adiktif
lainnya (NAPZA);
4. pelaksanaan administrasi Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri.

V. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan


Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan
kebijakan di bidang pelayanan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 394 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 393, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan kebijakan di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan mutu pelayanan kesehatan
primer, rujukan, tradisional, dan komplementer;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan mutu pelayanan kesehatan
primer rujukan, tradisional, dan komplementer;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan
mutu pelayanan kesehatan primer rujukan, tradisional, dan komplementer;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan mutu
pelayanan kesehatan primer rujukan, tradisional, dan komplementer;
5. pelaksanaan evaluasi, dan pelaporan di bidang peningkatan pelayanan, fasilitas, dan mutu
pelayanan kesehatan primer rujukan, tradisional, dan komplementer;
6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

VI. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan di bidang kefarmasian dan alat kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 505 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 504, Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. perumusan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan rumah
tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan perbekalan rumah
tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi,
alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan
perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan
perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
5. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang produksi dan distribusi sediaan farmasi, alat
kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga, pengawasan alat kesehatan dan
perbekalan rumah tangga, tata kelola perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian;
6. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan; dan
7. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

VII. Inspektorat Jenderal


Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di Kementerian Kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 624 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 623, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan;
2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Kesehatan terhadap kinerja dan
keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;
4. penyusunan laporan hasil pegawasan di lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
6. pelaksanaan fungsi lain yang di berikan oleh Menteri.

VIII. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 668 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 667, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan epidemiologi
klinik, upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan,
sumber daya manusia, dan humaniora kesehatan;
2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan epidemiologi klinik, upaya
kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat kesehatan, sumber daya
manusia, dan humaniora kesehatan;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian dan pengembangan di bidang biomedik dan
epidemiologi klinik, upaya kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan alat
kesehatan, sumber daya manusia, dan humaniora kesehatan;
4. pelaksanaan administrasi Badan; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri

IX. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan


Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia di bidang kesehatan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 751 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 750, Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan di bidang perencanaan, pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan
mutu sumber daya manusia kesehatan;
2. pelaksanaan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan di bidang
perencanaan, pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan pembinaan mutu sumber daya
manusia kesehatan;
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan di bidang perencanaan, pendayagunaan, peningkatan kompetensi, dan
pembinaan mutu sumber daya manusia kesehatan;
4. pelaksanaan administrasi Badan; dan
5. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

X. Staf Ahli
Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri,dan secara administratif
dikoordinasikan oleh Sekretaris Jenderal.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 838 Staf Ahli terdiri atas :
1. Staf Ahli Bidang Ekonomi KesehatanStaf Ahli Bidang Ekonomi Kesehatan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis kepada Menteri, terkait bidang ekonomi
kesehatan.
2. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi
3. Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan dan Globalisasi mempunyai tugas memberikan rekomendasi
terhadap isu-isu strategis terhadap Menteri, terkait bidang teknologi kesehatan dan globalisasi.
4. Staf Ahli Bidang Desentralisasi KesehatanStaf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis terhadap Menteri, terkait bidang desentalisasi
kesehatan.
5. Staf Ahli Bidang Hukum KesehatanStaf Ahli Bidang Hukum Kesehatan mempunyai tugas
memberikan rekomendasi terhadap isu-isu strategis terhadap Menteri, terkait bidang hukum
kesehatan.

XI. Pusat Data dan Informasi


Pusat Data dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengelolaan data dan
informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 841 alam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 840, Pusat Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang pengembangan sistem informasi, pengelolaan teknologi
informasi, dan pengelolaan data dan informasi
2. pelaksanaan di bidang pengembangan sistem informasi, pengelolaan teknologi, dan pengelolaan
data dan informasi
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang informasi, dan pengelolaan data dan informasi
dan
4. pelaksanaan administrasi pusat

XII. Pusat Krisis Kesehatan


Pusat Krisis Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,
dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang penanggulangan krisis kesehatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 897 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 896, Pusat Krisis Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, fasilitas
penanggulangan krisis kesehatan, serta evaluasi dan informasi krisis kesehatan
2. pelaksanaan di bidang pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan, fasilitasi penanggulangan krisis
kesehatan, serta evaluasi dan informasi krisis kesehatan
3. pemantauan, pengelolaan informasi, evaluasi dan pelaporan di bidang pencegahan, mitigasi, dan
kesiapsiagaan, serta fasilitasi penanggulangan krisis kesehatan dan
4. pelaksanaan administrasi Pusat.

XIII. Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan


Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan
teknis, pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis pembiayaan dan
jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 877 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 876, Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan serta evaluasi
ekonomi pembiayaan kesehatan
2. pelaksanaan di bidang pembiayaan dan jaminan kesehatan
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembiyaan dan jaminan kesehatan serta evaluasi
ekonomi pembiayaan kesehatan dan
4. pelaksanaan administrasi Pusat.

XIV. Pusat Analisis Determinan Kesehatan


Pusat Analisis Determinan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan teknis,
pelaksanaan dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis determinan kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 861 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 860, Pusat Analisis Determinan Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan
intelegensia
2. pelaksanaan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan kesehatan intelegensia
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang analisis lingkungan strategis, analisis perilaku, dan
kesehatan intelegensia dan
pelaksanaan administrasi Pusat.

XV. Pusat Kesehatan Haji


Pusat Kesehatan Haji mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan,
dan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan haji sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 917 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 916, Pusat Kesehatan Haji menyelenggarakan fungsi :
1. penyusunan kebijakan teknis di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko,
pemberdayagunaan sumber daya, fasilitasi pelayanan kesehatan haji
2. pelaksanaan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko, pendayagunaan sumber
daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji
3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pembimbingan dan pengendalian faktor risiko,
pendayagunaan sumber daya, dan fasilitasi pelayanan kesehatan haji
4. pelaksanaan administrasi Pusat.

XVI. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat


Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan komunikasi
dan pelayanan masyarakat serta dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 101 dalam pelaksanaan tugas sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 100, Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat menyelenggarakan fungsi :
1. pengelolaan opini publik, produksi komunikasi, dan peliputan
2. pelaksanaan hubungan media dan lembaga
3. pelaksanaan urusan pelayanan masyarakat dan
4. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

XVII. Biro Kerja Sama Luar Negeri


Biro Kerja Sama Luar negeri mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kerja sama kesehatan luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2016 pasal 86, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 85, Biro Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama luar negeri ilateral, regional, dan multilateral di
bidang kesehatan
2. penyiapan koordinasi dan fasilitasi hubungan luar negeri bilateral, regional, dan multilateral di
bidang kesehatan dan
3. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro
XVIII. Biro Kepegawaian
Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian di lingkungan
Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 67 dalam melaksanakan tugas dimaksud dalam Pasal 66,
Biro Kepegawaian meneyelenggarakan fungsi :
1. pengelolaan urusan pengadaan pegawai
2. pengelolaan urusan mutasi dan penilaian kinerja pegawai
3. pengelolaan urusan pengembangan pegawai
4. penyaiapan pelaksanaan urusan disiplin dan kesejahteraan pegawai dan
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

XIX. Biro Hukum dan Organisasi


Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan peraturan
perundang-undangan, advokasi hukum, dan penataan organisasi dan tata laksana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 tahun 2015 pasal 48 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 47, Biro Hukum dan Organisasi menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan
2. pelaksanaan advokasi hukum
3. penataan organisasi dan tata laksanan
4. fasilitas pelaksanaan reformasi birokrasi
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

XX. Biro Keuangan dan Barang Milik Negara


Biro Keuangan dan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan,
barang milik negara, dan layanan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian Kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 29 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 28, Biro Keuangan dan Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi :
1. koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan
2. koordinasi dan pengelolaan akutansi dan pelaporan keuangan
3. koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa
4. koordinasi dan pengelolaan barang milik negara dan
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

XXI. Biro Perencanaan dan Anggaran


Biro Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan
rencana, program, dan anggaran Kementerian Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015, pasal 10 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9, Biro Perencanaan dan Anggaran menyelenggarakan fungsi :
1. penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana strategis dan program transfer daerah
2. penyiapan koordinasi dan penyusunan dan evaluasi rencana, program dan anggaran
pendapatan dan belanja negara
3. penyiapan koordinasi dan penyusunan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan sistem
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan standar pelayanan minimal bidang kesehatan dan
4. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

XXII. Biro Umum


Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggan, arsip dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Berdasarkan Permenkes 64 Tahun 2015 pasal 116 dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam pasal 115, Biro Umum menyelenggarakan fungsi :
1. pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan protokol
2. pelaksanaan urusan kerumahtanggan
3. pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi
4. pengelolaan urusan gaji dan
5. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro

Anda mungkin juga menyukai