Trauma pada wajah dan kepala sering menimbulkan trauma pada gigi dan
jaringan sekitar gigi. Trauma yang terjadi pada gigi tergantung derajat keparahan
trauma. Salah satu akibat trauma dapat terjadi patah gigi. Pada trauma langsung
terjadi bila gigi terbentur langsung dengan suatu objek biasanya mengenai gigi depan
sedangkan pada trauma tidak langsung atau trauma yang terjadi saat rahang bawah
membentur rahang atas secara tiba-tiba dengan kekuatan keras dan cepat maka
biasanya gigi samping yang terkena. Patah gigi dapat terjadi dari enamel hingga ke
akar. Tingkat kerusakan pada trauma gigi tergantung faktor kekuatan, bentuk objek,
arah dan reaksi jaringan sekitar gigi. Pada trauma gigi rahang atas lebih sering terjadi
karna gigi pada rahang atas lebih menonjol dari rahang bawah.
Pemeriksaan pasien yang mengalami trauma gigi terdiri dari 3 pemeriksaan yang
dilakukan yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan lanjutan.
Dalam pemeriksaan umum pemeriksa menanyakan identitas, riwayat kasus atau
kronologi trauma dan riwayat medis. Pada pemeriksaan riwayat kasus ditanyakan
keluhan atau gejala pada gigi saat mengunyah, rasa nyeri atau sensitif dan pergerakan
gigi. Pada pemeriksaan lanjutan meliputi pemeriksaan klinis pada ekstra oral dan intra
oral. Pada pemeriksaan oral bertujua untuk melihat luka di luar rongga mulut
misalnya laserasi akibat trauma dan apakah ada pembengkakan disekitar atau diluar
rongga mulut. Pemeriksaan intra oral meliputi pemeriksaan laserasi pada jaringa di
dalam rongga mulut.
Tindakan perawatan terhadap trauma gigi perlu dilakukan secepatnya untuk
mengurangi komplikasi. Tujuan penanganan tindakan perawatan akibat trauma gigi
untuk menstabilkan posisi gigi dan mengembalikan fungsinya.