Yusuf Kurniawan
Asia Tenggara yang terbilang lebih sedikit maju di banding dengan negara tetatngga nya.
yang berarti dan penting dijaga kemudian kelak akan berguna dimasa mendatang. Dokumen-
dokumen adalah bukti kuat yang sangat akurat di gunakan sebagai sumber informasi.
Kumpulan dokumen menjadi sebuah arsip yang memiliki nilai historis dan hukum
sehingga akan disimpan secara permanen. Dalam dokumentasi tidak hanya dokumen berupa
sadar perlu proses pendokumentasian untuk membangun sebuah arsip yang kelak akan
bermanfaat bagi kemajuan iklim perfilman Indonesia, menjadi saksi jadi sebuah proses
sejarah panjang karya-karya film yang pernah berdiri tegak melawan arus perkembangan
zaman.
Usmar Ismail yang terletak di Pusat Haji Usmar Ismail, gedung berlantai lima di Jalan
Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan dibangun pada tahun 1975. Dan satu-satunya di Asia
Tenggara pada waktu itu hingga beberapa tahun kedepannya. Di bandingkan Malaysia,
Thailand, Singapura dan negara Asia Tenggara lainya, Indonesia lah yang sadar terlebih
dahulu akan kepentingan membangun arsip untuk mendokumentasikan karya film dan segala
yang berhubungan dengan film. Setelah berdirinya lembaga pengarsipan dan dokumentasi
film, berdirilah kemudian Pusat pendokumentasian karya Sastra yang dikenal Pusat
Dokumentasi Sastra H.B Jasin didirkan pada tanggal 28 Juni 1976, nama lembaga ini di
Pusat Dokumentasi Sastra H.B Jasin bahkan di anggap sebagai lembaga Dokumentasi
sastra terlengkakap di Dunia. Dilihat dari berdirinya berbagai jenis lembaga pengarsipan dan
dokumentasi, Indonesia adalah negara sadar dengan akan kekayaan kesenian dan
bangun oleh para cendikiawan berwawasan tinggi di bidang nya masing-masing karena itu
sangat penting dan perlu maka timbul rasa peduli yang tinggi agar karya-karya terdahulu
dapat dilihat dan kembali dinikmati oleh generasi selanjutnya, betapa kayanya sejarah
Mengapa sejarah perlu dan (harus) belajar sejarah ? Sejarah adalah masa lalu, dan
kita menuju masa depan. Pemikiran seperti itu adalah pemikiran tersempit, dan membuat
sejarah di pandang sebelah mata. Orang yang belajar sejarah dibuat tak berdaya. Mereka lupa
bahwa realitas kehidupan hari ini adalah buah aktivitas dari masa lalu, dan cerminan masa
depan terletak pada tindakan kita sekarang. Maka dari itu sejarah dianggap sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang masa lalu, masa sekarang, dan masa akan datang.
Dulunya Sejarah Indonesia ini ditulis oleh para penulis asing atau dari pemerintahan
kolonial (Hindia Belanda). Sejarah Indonesia di tulis dari sudut pada bangsa Eropa (Barat)
sudah ada yang disebut Historiografi Tradisional (Pribumi) menggunakan lisan sebagai
penarasian sebuah peristiwa secara turun temurun, dan juga tulisan yaitu berupa Hikayat dan
Babad yang ditulis oleh para sastrawan atau pujangga keraton dalam lingkungan sebuah
dan ditulis dengan Pandangan Indonesia dan menggunakan standar penulisan sejarah yang
benar dan sistematis. Sartono Kartodirdjo adalah Sejarawan Indonesia sekaligus pelopor
bentuk protes terhadap penulisan sejarah Indonesia yang konvesional dan Neerlandosentris.
Sebagai sejarawan generasi pertama Sartono telah melahirkan banyak murid yang menjadi
Indonesia, dunia Internasional pun mengakui kehebatan Sartono dalam Ilmu Sejarah.
Bagaimana kemudian karya sejarah murni, kumpulan tulisan esai sejarah, buku
sejarah, proposal penelitian sejarah, makalah ilmiah seminar, karya sejarah terjemahaan,
biografi sejarawan, catatan pribadi tokoh sejarawan, surat dan memoar sejarawan bukan.
Karya tersebut bisa kita dapatkan dari peninggalan Sartono Kartordijo, koleganya dan Murid-
H.B Jasin. Bisakah karya sejarah murni tersebut di Dokumentasikan menjadi seperti sastra
H.B Jasin dan film Sinematek Indonesia. Banyak tokoh sejarawan yang mempunyai sumber
sejarah hanya tersimpan di pustaka pribadinya sendiri dan tidak tereksplorasi lagi ke umum,
seharusnya bisa menjadi bahan kajian mendalam dalam perkembangan ilmu sejarah
Indonesia, dan tidak ada hanya mati di Pustaka Pribadi, kebanyakan keturunan Sejarawan
juga tidak mengikuti jejak orang tunya menjadi sejarawan, jadi sangat perlu sumber tersebut
untuk di eskplorasi keluar. Menjadi Perlukah karya sejarah menjadi universal dan dapat
dilihat seperti karya sastra atau film. Kalau ada Sejarah Sastra Indonesia yang dipelopori oleh
Sastrawan Indonesia, kenapa tidak dengan Sejarah Sejawaran Indonesia, yang telah memberi
pengetahuan perjalanan bangsa Indonesia dan meluruskan Sejarah Indonesia dengan Sejarah
sebenarnya.
Bahan bacaan
Abd Rahman Hamid, Muhammad Saleh Madjid. Pengantar Ilmu Sejarah. Penerbit Ombak :
Yogyakarta. 2011
Henk Schulte Nordholt, Bambang Purwanto, dan Ratna Sapatri. Penulisan Sejarah Indonesia.
Penerbit Yayasan Obor : Jakarta. 2008
https://id.wikipedia.org/wiki/Sinematek_Indonesia
https://www.merdeka.com/sartono-kartodirdjo/profil/
Sapardi Djoko Damono. H.B. Jassin 70 Tahun. Penerbit Gramedia : Jakarta. 1987