Anda di halaman 1dari 3

SEWON SCREENING 2018

FORMULIR PENDAFTARAN KELAS BUNGA MATAHARI

• Profil
Nama Lengkap : Yusuf Kurniawan
Golongan Darah :B
Data Lahir : Pendopo, 21-07-1998
Domisili : Denpasar
Telepon Pribadi : 082281213462
Email : yusuf.kurniawan885@gmail.com
Institusi : Andalas University

• Jelaskan secara singkat mengenai diri anda!


(Maksimal 300 kata) Saya Yusuf K besar dan lahir di daerah pedalaman
Sumatera Selatan yang dulu nya merupakan tempat ladang minyakl terbesar pada
abad 19 daerah itu bernama lapangan minyak talang akar dan pendopo,
kemudian dari daerah pngelolahan minyak yang hutan belantara di bangun
perkampungan yang awal nya hanya untuk tempat tinggal para kuli dan para
mandor. Saya berdarah minangkabau dari orang tua saya, karena saya tidak
besar di minangkabau saya tidak terlalu mengerti tentang budaya minangkabau,
walaupun saya sempat sekolah smk di padang panjang dan melanjutkan
pendidikan di padang tetap saja tidak mengerti mungkin batin saya menolak jadi
orang minangkabau sampai saya akhirnya terdampar di bali dan saya jatuh cinta
terhadap budaya bali.

• Jelaskan secara singkat pengalaman menulis anda!


(Maksimal 300 kata) pengalaman menulis saya pertama kali yang benar dari otak
saya tanpa mengutip dan copy paste itu adalah menulis motivation letter untuk
mengikuti global voluenter exchange aisec, walaupun pada akhirnya ga jadi ikut
karena tau saya tidak akan bisa, terus yah lanjut ke tugas tugas kuliah bikin
ringkasan, bikin makalah ilmiah, sampai saya ga sengaja ikut ikut diskusi sama
dosen yang selalu menyuruh mahasiswa menulis di koran akhirnya saya duduk
disitu dan diskusi dan saya disuuruh cari tema untuk membuat tulisan untuk
dikirim ke koran akhirnya gue dapat tema karena pada waktu itu lagi heboh nya
peringatan hari perempuan internasional sampai ada long march gituan di
Jakarta. lantas gue menulis soal Perempuan, Televisi, dan Kekerasaan. dimana
kekerasaan secara visual terjadi secara nyata dan diterima oleh masyarakat
lewat siaran ftv bobrok yang hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, dengan
cerita ngawur yang penting tampang dan body gitulah, akhirnya tulisan gue terbit
juga di koran minggu dalam kolom khasanah budaya. Kemudian tulisan kedua
saya di koran yaitu tentang Lesbumi, idenya muncul setelah baca buku buku
sejarah film, kayak Usmar Ismail yang jadi ketua Lesbumi tapi ikut membangun
pendirian klub malam di jakarta, judul tulisan saya itu adalah Lesbumi: Ketika
Kaum Muslim Berkesenian. dan terakhir saya coba coba buat Esay tentang sensot
perfilman yang saya buat untuk mengikuti Mahasiswa Bicara Film dalam UI
Film Festival dan akhirnya terpilih sebagai finallis dengan artikel berjudul
Fungsi Sensor Film Indonesia dari Masa ke Masa.

• Berikan ulasanmu tentang sebuah film yang pernah


ditonton!
(Maksimal 500 kata) Marlina si Pembunuh dalam empat babak film arahan
sutradara Mouly Surya, sutradara bergaya feminis mampu menyedot perhatian
khalayak dunia perfilman Indonesia. film ini menjadi film indonesia pertama yang
menerima subsidi dari Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kebudayaan
Prancis, sehingga film ini melalang buana berbagai festival di luar negeri dan 2019
akan masuk nominasi Oscar dan mewakili Indomneisa. Tokoh Marlina yang di
perankan Marsha Timonthy begitu kuat karakternya, Ceritanya pun sangat fresh
sangat berbeda dengan film kebanyakan saat itu yang diproduksi, Pemilihan daerah
Sumba di NTT yang terkenal masyarakat masih kental kearifan lokalnya cukup
menggairahkan, dengan mengkisahkan seorang janda yang tinggal jauh dari
keramaian tapi memiliki kekayaan ternak yang berlimpah, anak mati suami di jadikan
mumi, shot yang paling banyak di ambil adalah long shot tentu saja ini ada maknanya
kalau tidak lain adalah untuk menampilkan alam sumba yang indah dan juga bisa
termasuk daya tarik wisata apalagi film ini berkelana keluar negeri, bisa diramal
Sumba akan kebanjiran wisatawan setelah film ini di tonton oleh orang
mancanenagara. Semua pemain film ini adalah aktris dan aktor film sungguhan tidak
ada yang mengambil orang Sumba asli sebagai pemain inti mungkin disini lah
kurangnya. Di sisi lain film ini menampilkan sebuah ketimpangan sosial tentang
sarana dan prasarana dimana orang di kota tidak mau lagi naik kendaraan umum,
lebih mengutamakan kendaraan pribadi. Di daerah timur sana malah kekurangan
kendraan umum. Sound film ini sangat mengenakan telinga musiknya begitu pas
dengan keadaan alam sekitarnya. Cerita si Marilina yang awal langsung di datangi
perampok begitu saja yang membuat Marlina terkejut dan dengan santai maling
masuk dan memberitahu tujuanya dan akhirnya terjadilah penjarahan dan
pemerkosaan, Marlina melawan dan membunuh Markus si maling dan merancuni
temannya yang lain. Sampai Marlina kabur ke kota dengan kepala Markus bertemu
temannya novi, Marlina merasa bersalha dan mengatakan ke Novi dia mau pergi ke
kantor polisi, setibanya truk banyak orang yang meminta Marlina turun tapi malah
Marlina yang membuat mereka yang turun sampai perjalanan Marlina di kejar oleh
kawan Markus yang belum mati dan Setiba di kantor polisi pun Marlina tak mau
terlalu mengaku, dan akhirnya cuma laporan yah sekedar laporan polisi hanya sebatas
megetik laporan tindakana lambat. Sampai akhirnya, Novi di tawan meminta Marlina
balik kerumahnya dan terjadi lah pengulangan pemerkosaan, meracuni dan akhirnya
membunuh.

• Apakah Anda pernah mengikuti kegiatan yang


berhubungan dengan perfilman? Apa posisi Anda dalam kepanitiaan
tersebut?
Pernah. Jadi Panitia Dokumentasi, foto dari HP buat Upload langsung ke
instagram dalam Andalas Film Exhibition 2017 dan jadi Finalis Mahasiswa
Bicara Film UI Film Festival

Anda mungkin juga menyukai