PENDAHULUAN
Sikap adalah potensi atau sering juga disebut pendorong yang ada dalam
individu untuk bereaksi terhadap segala hal yang ada dalam lingkungannya. Dapat
diartikan kita semua memiliki sikap atau pendorong untuk melakukan hal yang
tadinya hanya kita dengar atau kita lihat. Sikap inilah yang akan membentuk suatu
kreativitas ketika kita mengembangkannya. Sedangkan kata mental dapat diartikan
sebagai rangkaian sistem abstrak yang hidup dalam pikiran mengenai apa yang
harus dianggap penting dan berharga dalam hidup.
Sikap dan mental yang harus dimiliki seorang wirausaha kurang lebih ada
sepuluh, diantaranya adalah per!aya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, berani
mengambil risiko, kepemimpinan, berorientasi ke masa depan, kreatif dan inovatif
kemandirian, memiliki tanggung jawab, selalu mencari peluang usaha, dan
memiliki kemampuan personal. Berikut merupakan sikap yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan :
1. Percaya Diri
Kepercayaan diri merupakan sikap dan keyakinan mental yang harus dimiliki
seorang wirausahawan dalam menaghadapi tugas dan pekerjaan. Didalam sikap
per!aya diri terkandung nilai - nilai keyakinan, optimisme, individualisme, dan
ketidak tergantungan serta yakin akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan. Orang yang percaya diri memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sistematis, berencana efektif, dan efisien. jadi, seorang wirausaha
yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi relativ lebih mampu menyelesaikan
masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.
2. Berorientasi Pada Tugas dan Hasil
Seorang wirausaha yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang
yang selalu mengedepankan nilai - nilai motif berprestasi, ketekunan, tekad, kerja
keras, energik, dan mempunyai dorongan keras dalam meraih tujuan atau sasaran
bisnis. ntuk mendapat hasil yang optimal, seorang wirausaha harus berinisiatif,
disiplin diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang sukses tidak terlepas dari sikap
kepemimpinannya, kepeloporannya, keteladanannya dalam mengendalikan usaha
bisnisnya. Selain hal tersebut, pemimpin dalam menjalankan usahanya se!ara
transparansi dan jujur dengan tujuan tidak hanya men!ari laba saja, tetapi juga
meningkatkan kesejahteraan para karyawannya. Dalam hal ini, para karyawan
sangat saying kepada pimpinan dan mereka menganggap bahwa perusahaan
menjadi bagian dari hidupnya. olehkarena itu, ia selalu bekerja keras dan tekun.
Demikian juga seorang pemimpin selalu membantu bawahannya yang menemui
kesulitan dalam pekerjaannya. pimpinan merasa dekat dengan seluruh karyawannya
karena mereka dianggap sebagai mitra kerja atau mitra usaha dan bukan sebagai
buruh terhadap majikan.
7. Kemandirian
Sikap kemandirian yang dimiliki seorang wirausaha menunjukkan bahwa ia
selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Keberhasilan
dan kegagalan merupakan konsekuensi pribadi wirausaha. Dalam hal ini seorang
wirausaha dalam bertindak dapat mengambil keputusan dan memiliki berbagai
kegiatan dalam mencapai tujuan. Dia lebih senang bekerja sendiri menentukan dan
memilih cara kerja yang sesuai dengan dirinya. Dengan kemandiriannya seorang
wirausaha dapat menerapkan ide - ide barunya dalam meningkatkan produk dan
kualitas, perluasan pasar, promosi, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini, kemandirian
seorang wirausaha tercermin dalam otonomi melaksanakan kegiatan, pengambilan
keputusan, menentukan kebijakasanaan, strategi perusahaan, dan tidak terikat oleh
perintah orang lain.
8. Memiliki Tanggung Jawab
Ide, perilaku, dan implementasi dari aktivitas seorang wirausaha tidak terlepas
dari tuntutan dan tanggung jawab. Oleh karena itu, komitmen sangat diperlukan
dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Perilaku
wirausahawan yang bertanggung jawab memiliki disiplin, patuh komitmen,
bersungguh - sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, konsisten, dan tidak pernah ingkar
janji. Kejujuran dan transparasi manajemen dalam perusahaan akan meningkatkan
loyalitas dan motivasi kerja para karyawan.
Seorang wirausaha harus selalu belajar, karena dalam kehidupan ini penuh
dengan berbagai peluang dan kesempatan untuk maju, tumbuh dan berkembang.
Semakin tinggi kompetensi yang kita miliki, semakin mudah kita memba!a
banyaknya peluang atau kesempatan usaha di berbagai bidang. Tentu kita dapat
memanfaatkan peluang usaha sesuai dengan kemampuan yang kita miliki di
lingkungan sekitar kita. Kalau diamati dengan seksama, banyak peluang - peluang
usaha yang belum tersentuh oleh tangan wirausaha. Dalam hal ini kita harus dapat
memanfaatkan peluang - peluang tersebut.
Selain sikap mental atau karakteristik wirausaha tersebut diatas, dalam usaha
mendorong keberhasilan usahanya, seorang wirausaha juga harus dapat :
Dalam kewirausahaan , kita di tuntut untuk selalu berfikir kreatif. Berikut beberapa
hal yang perlu dilakukan dalam berfikir kreatif dalam kewirausahaan :
1. Persiapan (Preparation)
Persiapan menyangkut kesiapan untuk berfikir kreatif, dilakukan dalam
bentuk formal, pengalaman, magang dan pengalaman belajar lainnya. Zimmerer
mengemukakan tujuh langkah untuk memperbaiki pikiran kita agar dapat berpikir
kreatif yaitu :
a. Hindari sikap untuk tidak belajar. Dalam setiap situasi selalu ada peluang
untuk dapat dipelajari.
b. Belajar banyak. Jangan hanya mempelajari keahlian yang kita miliki karena
bidang lain tidak menutup kemungkinan untuk bisa dijadikan sebagai peluang
inovasi.
c. Diskusikan ide-ide kita dengan orang lain.
d. Himpun artikel-artikel yang penting.
e. Temui profesional atau asosiasi dagang dan pelajari cara mereka
memecahkan persoalan.
f. Gunakan waktu untuk belajar sesuatu dari orang lain.
g. Kembangkan keterampilan menyimak gagasan orang lain.
2. Penyelidikan (Investigation)
Dalam penyelidikan diperlukan individu yang dapat mengembangkan
pemahaman mendalam tentang masalah atau keputusan. Untuk menciptakan konsep
dan ide-ide baru tentang suatu bidang, seseorang pertam-tama harus mempelajari
masalah dan memahami komponen-komponen dasarnya.
3. Transformasi (Transformation)
Tahap tranformasi menyangkut persamaan dan perbedaan pandangan di
antara informasi yang terkumpul. Transformasi adalah mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan yang ada tentang infomasi yang terkumpul. Dalam tahap ini
diperlukan dua tipe berpikir, yaitu berpikir konvergen dan divergen. Berpikir
konvergen adalah kemampuan untuk melihat persamaan dan hubungan diantara
beragam data dan kejadian. Sedangkan berpikir divergen adalah kemampuan
melihat perbedaan antara data dan kejadian yang beraneka ragam.
4. Penetasan (Incubation)
Penetasan merupakan penyiapan pikiran bawah sadar untuk merenungkan
informasi yang terkumpul. Pikiran bawah sadar memerlukan waktu untuk
merefleksikan informasi.
5. Penerangan (Illumination)
Penerangan akan muncul pada tahap penetasan, yaitu ketika terdapat
pemecahan spontan yang menyebabkan adanya titik terang. Pada tahap ini, semua
tahap sebelumnya muncul secara bersama dan menghasilkan ide-ide kreatif serta
inovatif.
6. Pengujian (Verification)
Pengujian menyangkut validasi keakuratan manfaat ide-ide yang muncul
yang dapat dilakukan pada masa percobaan, proses simulasi, tes pemasaran,
pembangunan proyek percobaan, pembangunan prototipe dan aktifitas lain yang
dirancang untuk membuktikan ide-ide baru yang akan diimplementasikan.
7. Implementasi (Implementation)
Implementasi adalah transformasi ide ke dalam praktik bisnis. Zimmerer
mengemukakan beberapa kaidah atau kebiasaan kewirausahaan yaitu :
a. Create, innovate, and activate yaitu ciptakan, temukan dan aktifkan.
Wirausaha selalu memimpikan ide-ide baru dan bertanya “apa mungkin” atau
“mengapa tidak” dan menggunakan inovasinya dalam kegiatan praktis.
b. Always be on the look out for the new opportunities, yaitu selalu mencari
peluang baru. Wirausaha harus selalu usaha mencari peluang atau
menemukan cara baru untuk menciptakan peluang.
c. Keep it simple, yaitu berpikir sederhana. Wirausaha selalu mengharapkan
umpan balik dengan mungkin dan berusaha dengan cara yang tidak rumit.
d. Try it, fix it, do it, yaitu selalu mencoba, memperbaiki dan melakukannya.
Wirausaha berorientasi pada tindakan. Bila ada ide, wirausaha akan segera
mengerjakannya.
e. Shoot for the top, yaitu selalu mengejar yang terbaik, terunggul, dan ingin
cepat mencapai sasaran. Wirausaha tidak pernah segan, mereka selalu
bermimpi besar. Meskipun tidak selalu benar, mimpi besar adalah sumber
penting untuk inovasi dan visi.
f. Don’t be ashamed to start small, yaitu jangan malu untuk memulai dari hal-
hal yang kecil. Banyak perusahaan besar yang berhasil karena dimulai dari
usaha kecil.
g. Don’t fear failure : learn form it, yaitu jangan takut gagal, belajarlah dari
kegagalan. Wirausaha harus tahu bahwa inovasi terbesar berasal dari
kegagalan.
h. Never give up, yaitu tidak pernah menyerah atau berhenti karena wirausaha
bukan orang yang mudah menyerah.
i. Go for it, yaitu berusaha untuk terus mengejar apa yang diinginkan. Orang
yang pantang menyerah selalu mengejar apa yang belum dicapainya.
2.3 Sikap dan kepribadian kewirausahaan
Alex Inkeles dan David H. Smith (1974 : 19-24) adalah beberapa ahli yang
mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang modern. Menurutnya kualitas
manusia modern tercermin pada orang yang berpartisipasi dalam produksi modern
yang dimanifestasikan dalam bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan
social.
Ciri-ciri orang modern tersebut hamper sama dengan yang dikemukakan oleh Gunar
Myrdal, yaitu :
1. Keterampilan mengambil keputusan dan resiko moderat, serta buka atas dasar
kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam berbagai bentuk kegiatan inovatif
3. Memiliki sikap tanggung jawab individual
4. Mengetahui hasil-hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya, dengan
tolak ukur satuan uang sebagai indicator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa mendatang
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan kepemimpinan
dan manajerial.
2. Bekerja sama
Anda punya ide unik untuk sebuah usaha, dan anda tidak punya modal dalam
bentuk uang yang cukup. Bila anda merupakan orang yang bisa berkomunikasi
dengan baik dan bekerja sama dengan orang lain, uang bukan lagi persoalan bagi
anda untuk memulai sebuah usaha. Anda bisa minta bantuan pada kerabat atau
teman anda untuk membuka usaha tersebut.
3. Jujur
Dalam bekerja sama, kejujura sungguh sangat penting. Bukan itu saja.
Kejujuran merupakan aspek penting dalam kehidupan. Begitu juga dengan
wirausaha. Bila anda tidak jujur. Saya berani jamin. Usaha anda tidak akan
berlangsung lama. Oleh karena itu, junjunglah dengan tinggi sikap jujur itu.
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Disiplin berarti ketepatan komitmen wirusahawan
terhadap tugas dan pekerjaannya. Hal tersebut berlaku menyeluruh dalam ketepatan
terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya.
2. Komitmen Tinggi
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
komitemen yang jelas, terarah, dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan),
terlebih terhadap konsumennya. Seorang wirausahawan yang teguh menjaga
komitmennya kepada konsumen akan memiliki nama baik yang pada akhirnya,
wirausahawan tersebut mendapat kepercayaan dari konsumen.
3. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang
wirausahawan. Padahal, kejujuran seorang wirausahawan akan berdampak
langsung terhadap kepercayaan konsumen. Ketika kejujuran sudah dijunjung tinggi
oleh seorang wirausahawan, maka kepercayaan konsumen juga akan semakin
meninggi.
5. Mandiri
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh
seorang melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pada
pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi
kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dari pihak lain.
6. Realistis
Seorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta
atau realita sebagai landasan yang berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan atau perbuatannya. Banyak wirausahawan yang
berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena tidak
bersikap realistis, tidak objektif, dan tidak rasional dalam pengambilan keputusan
bisnisnya.
Sifat mentalitet seperti yang diungkapkan di atas sudah banyak kita saksikan
dalam praktik pembangunan di negara ini. SD Inpres yang roboh sebelum
waktunya, jalan dan jembatan yang kembali rusak hanya dalam beberapa waktu
sesudah diperbaiki, barang-barang yang kurang berfungsi dan sebagainya adalah
cermin sifat meremehkan mutu. Sikap ikut-ikutan dalam berinvestasi sehingga
dalam waktu yang relatif singkat suatu obyek akan sudah jenuh sehingga semuanya
akan menderita rugi, hal ini merupakan petunjuk betapa para kaum usahawan
kurang mampu menemukan dirinya sendiri dan lebih suka mengekor pendapat
orang lain.
Disiplin yang murni juga sukar ditegakkan, kita ambil saja contoh pada waktu
ada kontrol semuanya berusaha baik, berusaha disiplin, tetapi sesudah tidak
dikontrol semuanya berjalan berantakan lagi, tidak ada disiplin lagi, tidak ada
ketertiban lagi. Akhirnya, banyak hal-hal yang berjalan secara tersendat-sendat
hanya karena tidak ada kesinambungan dalam penggarapannya yang disebabkan
para pelaksana memiliki pekerjaan yang berangkap-rangkap, ini adalah cermin
sikap tidak bertanggung jawab yang masih banyak menghinggapi bangsa kita.
Kelemahan bangsa kita banyak dibicarakan oleh para pakar, yang terletak
pada super strukturnya. Di dalam ekonomi pembangunan, ada 3 elemen penting
yang menunjang pembangunan yaitu infra struktur, struktur ekonomi,
superstructure.Infra struktur adalah prasarana yang tersedia, jalan, jembatan,
pelabuhan, irigasi, alat transportasi, telepon dan sebagainya. Struktur ekonomi
adalah tersedianya faktor produksi dalam masyarakat, serta tenaga manajemen yang
berpandangan luas. Kemampuan mengadaptasi teknologi dan juga tersedia pasar
produksi.
Ukuran keunggulan adalah dapat berupa prestasi orang lain maupun prsetasi
diri individu tersebut sebelumnya. Sebagai contoh setiap orang diminta
mengemukakan pikirannya secara spontan: Si A bercerita, seorang pemuda yang
sedang belajar untuk ujian, namun sulit memusatkan pikirannya karena selalu
teringat akan pacarnya, sedangkan si B bercerita mengenai seorang anak muda yang
tekun berusaha mendapatkan angka yang baik dalam ujian, karena ia ingin masuk
sekolah kejuruan, Ia bekerja sampai jauh malam takut kalau kurang berhasil dan
lain-lain. Si B jelas memiliki pikiran-pikiran yang ber n-Arch lebih banyak daripada
si A dan mendapatkan angka yang lebih tinggi. Metode yang didapatkan dalam hal
ini adalah pemikiran-pemikiran yang sedemikian itu boleh dikatakan jitu dan
obyektif (Wyner, 1984).
Enam sifat individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi menurut
Heckhausen antara lain:
1. Lebih mempunyai kepercayaan dalam menjalankan tugas yang berhubungan
dengan prestasi.
2. Mempunyai sikap yang berorientasi ke masa depan dan lebih dapat
menangguhkan pemuasan untuk dapat menjalankan penghargaan.
3. Memilih tugas yang kesukarannya sedang.
4. Tidak suka membuang-buang waktu.
5. Dalam mencari pasangan lebih suka yang memiliki kemauan dari pada
simpatik.
6. Lebih tangguh dalam suatu tugas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi antara lain:
1. Inteligensi
Inteligensi adalah kemauan mental yang kompleks yang ada pada diri
seseorang. Makin tinggi inteligensi seseorang maka akan semakin cepat dan cermat
dalam membaca, memahami dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dan
semakin tinggi pula tingkat kreativitas yang dilakukan untuk berprestasi.