Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

PSORIASIS VULLGARIS
AMALIA KUSUMA W.
1522316027
Definisi
• Psoriasis didefinisikan sebagai penyakit kulit yang bersifat kronis dan residif
yang ditandai dengan adanya makula eritematus, bentuknya dapat bulat atau
lonjong, tertutup skuama tebal, transparan atau putih keabu-abuan.
Epidemiologi
• Prevalensi psoriasis bervariasi antara 0,1- 11,8% di berbagai populasi dunia
• Tidak ada perbedaan insidens pada pria ataupun wanita
• tersering pada usia 15-30 tahun
• Di Indonesia pencatatan pernah dilakukan oleh sepuluh RS besar dengan angka
prevalensi pada tahun 1996, 1997, 1998 berturut-turut 0,62%, 0,59%, dan
0,92%.
Etiologi
• Penyebab dasarnya belum diketahui pasti, namun berbagai penelitian telah
mengetahui adanya peran imunologis.
• Henseler dan Christophers 2 tipe Psoriasis yaitu
tipe 1; dimana onset usia sebelum usia 40 tahun dan HLA-associated (HLA-
CW6, HLA-DR7, HLA-B13, dan HLA-BW57) dengan fenotip lebih
parah.
tipe 2; onset setelah usia 40 tahun dan non HLA-associated.
Patogenesis
Klinis
• Keluhan bercak kemerahan yang biasanya sedikit gatal dan panas.
• Lesi kulit yang pertama kali timbul biasanya pada tempat yang mudah untuk
terkena trauma antara lain: siku, lutut, sakrum, kepala dan genitalia
• berupa makula eritematus dengan batas jelas, tertutup skuama putih tebal dan
transparan yang lepas di bagian tepi dan lekat di bagian tengah. Skuama selalu
menunjukkan gambaran menebal yang konstan dan perlekatannya kendor. Lesi
kulit cenderung simetris, meskipun dapat unilateral.
• Bentuk yang paling sering dijumpai adalah bentuk makula yang berupa bercak
yang dapat bulat atau oval dengan diameter satu sampai beberapa sentimeter.
Pemeriksaan Khusus
• Fenomena Koebner adalah peristiwa dimana muncul lesi psoriasis setelah
trauma maupun mikrotrauma pada kulit pasien, muncul 7-14 hari paska
trauma.
• Fenomena Karsvlek (fenomena bercak lilin) yaitu skuama psoriasis dikerok
akan terlihat warna keruh seperti kerokan lilin.
• Auspitz sign adalah munculnya titik-titik perdarahan oleh karena kerokan pada
lesi akibat terkena papilla dermis pada ujung-ujung yang memanjang.
Bentuk Klinis
• Psoriasis Vulgaris/Tipe
Plakat Kronis/ Chronic
Stationary Psoriasis
Merupakan bentuk
tersering (90% pasien),
dengan karakteristik klinis
plakat kemerahan, simetris,
dan berskuama pada
ekstensor ekstremitas.
• Psoriasis Guttata (Eruptif )
Guttata berasal dari bahasa Latin
“Gutta” yang berarti “tetesan”,
dengan lesi berupa papul kecil
(diameter 0,5-1,5 cm) di tubuh
bagian atas dan ekstremitas
proksimal. Biasanya pada anak-
anak
• Psoriasis Inversa (psoriasis
fleksural)
Muncul pada lipatan-lipatan. Lesi
biasanya berbentuk eritema
mengkilat (merah merona) berbatas
tegas dengan sedikit skuama,
tampak lembab
• Psoriasis Eritrodermik
mengenai hampir seluruh bagian tubuh, dengan
efloresensi utama eritema. Skuama tipis,
superfisial, tidak tebal, serta melekat kuat pada
permukaan kulit di bawahnya seperti psoriasis
pada umumnya, dengan kulit yang hipohidrosis.

• Psoriasis Pustular
Psoriasis pustulosa palmoplantar, Psoriasis
pustular jenis Von Zumbusch yang mengancm
nyawa. Tampak kulit merah, meradang, dengan
pustul milier tersebar diatasnya. Pustul terletak
nonfolikuler, putih kekuningan, terasa nyeri,
dengan dasar eritema.
• Psoriasis seboroik
adanya plak eritematosa dengan
skuama berminyak pada area kulit
yang seboroik (kulit kepala,
glabella, lipatan nasolabialis,
perioral, serta sternum)

• Psoriasis Eksudativa
Jarang terjadi
Diagnosis
• Anamnesa
onset penyakit dan riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik
Efloresensi : plak eritematous, berbatas
tegas, simetris, kering, tebal dengan
ukuran yang beragam serta dilapisi oleh
skuama tebal berlapis-lapis dan
berwarna putih seperti mika, serta
transparan.
Pemeriksaan Tambahan : fenomena
koebner, karsvlek, auspitz sign
Diagnosis Banding
• Tinea Corporis
lesi bulat atau lonjong
berbatas tegas terdiri atas
eritema, skuama, kadang-
kadang vesikel dan papul
di tepi, serta daerah
tengahnya biasanya lebih
tenang.
• Dermatitis Numularis
lesi berbentuk mata uang
(coin) atau agak lonjong
berbatas tegas dengan
efloresensi berupa
papulovesikel. Biasanya
mudah pecah sehingga basah
(oozing)
PSORIASIS AREA AND SEVERITY INDEX
Tatalaksana
TOPIKAL
• Preparat ter
Obat topical yang biasa digunakan adalah preparat ter, memiliki efek sebagai
antiradang.
• Kortikosteroid
Glukokortikoid dapat menstabilkan dan menyebabkan translokasi reseptor
glukokortikoid. Sediaan topikalnya dipergunakan sebagai lini pertama
pengobatan psoriasis ringan hingga sedang di area fleksural dan genitalia, karena
obat topikal lain dapat mencetuskan iritasi.
• Antralin
Dithranol dapat digunakan untuk terapi psoriasis plakat kronis, dengan efek
antiproliferasi terhadap keratinosit dan antiinflamasi yang poten, terutama yang resisten
terhadap terapi lain.
• Kalsipotriol
merupakan sintetik dari vitamin D, yang mempengaruhi proses diffensiasi keratinosit
pada saat regulasi epidermal beresponsif terhadap kalsium.
• Tazaroten
merupakan molekul retinoid asetelinik topical generasi ketiga, efeknya menghambat
proliferasi dan normalisasi dari differensiasi keratinosit dan menghambat inflamasi.
• emolien
melembutkan permukaan tubuh selain lipatan, juga pada ekstremitas atas dan bawah.
SISTEMIK
• Metotreksat
Merupakan antagonis asam folat menekan reproduksi sel epidermal, sebagai anti
inflamasi dan immunosupresif sehingga kontraindikasi pada pasien dengan
infeksi sistemik.
• Etretinat dan Asitretin
Etrinat merupakan retinoid aromatic, untuk psoriasis sukar sembuh. Cara
kerjanya belum diketahui pasti. Pada psoriasis obat tersebut mengurangi
proliferasi sel epidermal pada lesi psoriasis dan kulit normal.
• Siklosporin
Efeknya ialah imunosupresif. Dosis umumnya adalah 6 mg/kg/hari untuk pasien
dengan keadaan stabil tanpa faktor komorbid. Bersifat nefrotoksik dan
hepatotoksik.
FOTOTERAPI
• sinar ultraviolet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat
digunakan untuk pengobatan psoriasis.
• Digunakan sinar ultraviolet artifisial, diantaranya sinar A yang disebut UVA.
Sinar tersebut dapat digunakan secara tersendiri maupun dikombinasikan
dengan psoralen (8-metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA.
• Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi efek yang
sinergik.
• Penyembuhan mencapai 93% setelah pengobatan 3-4 minggu, setelah itu
dilakukan terapi pemeliharaan (maintenance) seminggu sekali atau dijarangkan
untuk mencegah rekuren.
• Terdapat juga penggunaan UVB untuk pengobatan psoriasis pada tipe plak dan
gutata dikombinasi dengan salep likuor karbonis detergens 5-7% yang
dioleskan sehari dua kali.
Prognosis
Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka kekambuhan dan
perbaikan spontan tidak dapat diduga sebelumnya. Jarang dilaporkan kematian
pada kasus ini. Meskipun tidak menyebabkan kematian, psoriasis bersifat kronis
dan residif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai