PELAYANAN (AKP)
Lampiran : Per Direktur
RSIAMHKJ Nomor :
0005
/Per/RSIAMHKJ/XI/2022
Tanggal : 24 Agustus 2022
A. KEBIJAKAN UMUM
Bahwa Rumah Sakit Ibu dan Anak Metro Hospitals Kebon Jeruk menyelenggarakan
sistem pelayanan kesehatan yangberkelanjutan yang disesuaikan dengan asesmen
kebutuhan dari pasien.
B. KEBIJAKANKHUSUS
1. Skrining dan Triase
a. RSIAMHKJ wajib melakukan skrining pada kontak pertama terhadap semua
pasien didalam atau diluar Rumah Sakit
b. Rumah Sakit menggunakan proses triase berbasis bukti untuk
memprioritaskan pasien sesuai dengan kegawatannya
c. Kebutuhan akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif
diprioritaskan berdasarkan kondisi pada waktu proses admisi sebagai pasien
rawat inap.
d. Semua pasien yang sudah melalui skrining akan ditentukan kebutuhan pasien
sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit
e. Skrining di IGD dilakukan oleh Dokter dibantu perawat berkompeten melalui
kriteria triase,evaluasi visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik,
laboratorium klinik atau diagnostik imaging
f. Dokter bertanggungjawab menetapkan apakah pasien diterima,dipindahkan
atau ditransfer dan dirujuk setelah hasil pemeriksaan diagnostik yang
dibutuhkan tersedia
g. Pasiendarurat dinilaidan di stabilkan sesuai kpasitas rumah sakit sebelum di
transfer ke ruang rawat atau dirujuk dan didokumentasikan dalam rekam
medik.
h. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan sesuai kebutuhan berdasarkan
atas hasil pemeriksaan skrining
2. Penundaan Pelayanan
a. Memperhatikan kebutuhan klinis pasien pada waktu menunggu atau
penundaan untukpelayanan diagnostik dan pengobatan.
b. Memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan pelayanan atau
pengobatan
c. Memberi informasi alasan penundaan atau menunggu dan memberikan
informasi tentangalternatif yang tersedia sesuai dengan keperluan klinik
mereka.
d. Informasi penundaan pelayanan didokumentasikan dalam Rekam Medik
pasien padalembar informasi
3. Pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap, dan pasien gawat darurat
a. Pendaftaran pasien rawat jalan didaftarkan secara langsung di pendaftaran
rawat jalan atau secara online
b. Pendaftaran pasien gawat darurat dilakukan setelah pasien mendapatkan
penanganan
c. Pendaftaran pasien rawat inap dilakukan setelah pasien di nyatakan
rawat inap denganmembawa formulir perintah rawat inap dari dokter
pemeriksa
4. Alur Pasien
Untuk menciptakan pelayanan yang nyaman bagi semua pasien dan
pengunjung, maka RSIAMHKJ menetapkan alur pelayanan yang berpedoman
pada :
a. Ketersediaan tempat tidur rawat inap;
b. Perencanaan fasilitas alokasi tempat, peralatan, utilitas, teknologi medis,
dan kebutuhanlain untuk mendukung penempatan sementara pasien;
c. Perencanaan tenaga untuk menghadapi penumpukan pasien di beberapa
lokasi sementaradan atau pasien yang tertahan di unit darurat;
d. Alur pasien di daerah pasien menerima asuhan, tindakan, dan pelayanan
(seperti unit rawatinap, laboratorium, kamar operasi, radiologi, dan unit
pasca anestesi);
e. Efisiensi pelayanan nonklinis penunjang asuhan dan tindakan kepada
pasien (sepertikerumah tanggaan dan transportasi);
f. Pemberian pelayanan ke rawat inap sesuai dengan kebutuhan pasien;
g. Akses pelayanan yang bersifat mendukung (seperti keagamaan atau
bantuan spiritual, dan sebagainya).
h. Monitoring dan perbaikan proses alur pasien dikoordinasikan oleh
Manajer Pelayanan Pasien (MPP)
i. Dalam rangka mengatur alur pasien di IGD, maka ditetapkan kerangka waktu
pemindahan pasien ke ruang rawat inap maksimal 2 (Dua) jam setelah pasien di
putuskan rawat inap oleh dokter jaga IGD (pasien non observasi).
j. Dalam rangka mengatur alur pasien di IGD, maka ditetapkan kerangka waktu
pemindahan pasien ke ruang rawat intensiv dan/atau dirujuk ke rumah sakit lain
maksimal 8 (Delapan) jam setelah pasien di putuskan rawat inap oleh dokter
jaga IGD (pasien observasi).
6. Pemulangan Pasien
a. DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut,
harus menentukankesiapan pasien untuk dipulangkan.
b. Kriteria pemulangan pasien sesuai dengan kondisi kesehatan kebutuhan
pelayanan pasiendan tidak ditemukan kelainan pada hasil pemeriksaan
penunjang.
c. Keluarga pasien dilibatkan dan diedukasi dalam perencanaan proses
pemulangan yangterbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
d. Rencana pemulangan pasien meliputi kebutuhan pelayanan
penunjang dan kelanjutanpelayanan medis.
e. Identifikasi organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di
lingkungannyayang sangat berhubungan dengan pelayanan yang ada
di rumah sakit serta populasi pasien.
f. Pada waktu pemulangan,Pasien dan keluarga diberikan instruksi dalam
bentuk dancara yang mudah dipahami. Instruksi meliputi kapan
kembali untuk tindak lanjut dan kapan mendapatkan pelayanan yang
mendesak. Di catat pada formulir ringkasan pulangyang dibuat oleh
dpjp sebelum pasien pulang.
g. Resume pulang dibuat minimal rangkap Tiga :
1) Salinan ringkasan diberikan kepada pasien
2) Salinan ringkasan untuk Rekam Medis
3) Salinan ringkasan untuk pihak penjamin pasien
h. Manajer Pelayanan Pasien / Case manager harus mengindentifikasi
organisasi dan individu penyedia pelayanan kesehatan di
lingkungannya yang sangat berhubungandengan pelayanan yang ada di
Rumah Sakit serta populasi pasien
i. Indikasi pasien masuk dirawat, diagnosis, dan komorbiditas lain.
j. Temuan fisik penting dan temuan-temuan lain
k. Tindakan diagnostik dan prosedur terapi yang telah dikerjakan
l. Obat yang diberikan selama dirawat inap dengan potensi akibat efek
residual setelahobat tidak diteruskan dan semua obat yang harus
digunakan di rumah
m. Kondisi pasien (status present)
n. Instruksi tindak lanjut
7. Cuti Rawat
Pasien diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk jangka waktu tertentu yang
ditentukan oleh DPJP dengan mengisi formulir Surat Izin Keluar Rumah Sakit
dan membawa kartu izin keluar rumah sakit. Pasien diperbolehkan izin keluar dari
rumah sakit paling lama 1x24 jam. Adapun kriteria pasien yang diizinkan
meninggalkan rumah sakit dalam waktu tertentu adalah sebagai berikut:
a. Tidak dalam kondisi kritis
b. Dapat mobilisasi
c. Tidak dalam perawatan ruang isolasi
d. Tidak dalam perawatan ruang intensif
11. Kriteria diagnosis penyakit yang akan diberikan Profil Ringkas Medis Rawat
Jalan ( PRMRJ ) adalah :
a. Pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks yaitu ≥ 3 diagnosis.
b. Diagnosis penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi grade II, gagal ginjal
kronik, congestive heart failure, dan tuberculosis paru dalam pengobatan atau
dinyatakan sembuh, post tindakan operasi besar.
c. Pasien yang mendapatkan ≥ 3 asuhan seperti :gizi, rehabilitasi medis, dan
tindakan operasi.
d. Pasien yang memiliki alergi obat atau multi drug resistance di unit rawat jalan
e. PRMRJ ditempatkan pada urutan teratas dalam data rekam medis pasien
saat pasienberkunjung ke unit rawat jalan.
f. Proses PRMRJ mudah ditelusur dan mudah di review
g. Evaluasi formulir PRMRJ akan dilakukan oleh Manajer Pelayanan Pasien setiap
3 bulan
12. Rumah sakit menetapkan proses untuk mengelola pasien rawat jalan dan
rawat inap yangmeliputi :
a. Menolak rencana asuhan medis
b. Keluar rumah sakit atas permintaan sendiri
c. Penghentian pengobatan
14. Rujuk
a. DPJP bisa merujuk berdasarkan atas status kesehatan dan kebutuhan
pelayananselanjutnya.
b. Perencanaan untuk merujuk dapat diproses lebih awal dan harus
mengikut sertakankeluarga / penanggungjawab pasien
c. Rujukan ke luar Rumah Sakit ditujukan kepada individu secara spesifik
dan badan darimana pasien itu berasal.
d. Pasien emergency harus distabilkan dulu sebelum dirujuk sesuai kemampuan
rumah sakit.
e. Rumah sakit harus bisa memastikan rumah sakit yang dituju bisa
menyediakan kebutuhan pelayanan yang dibutuhkan pasien
f. Informasi kondisi klinis pasien atau resume klinis pasien dikirim ke rumah
sakit rujukan bersama pasien
g. Selama proses rujukan pasien didampingi oleh petugas yang kompeten
sesuai dengan kriteria transfer serta menyediakan perbekalan dan peralatan
apa yang dibutuhkan selama transportasi.
h. Selama proses rujukan secara langsung kondisi pasien dilakukan monitoring
keadaannya.
i. Dalam proses pelaksanaan rujukan, ada proses serah terima pasien
antara staf pengantardan yang menerima.
j. Apabila dibutuhkan rujukan untuk pelayanan yang tidak tersedia di
Rumah Sakit, RumahSakit bekerjasama dengan pihak lain yang
menyediakan layanan tersebut.
k. Proses rujukan didokumentasikan di dalam rekam medis pasien.
l. Petugas transfer eksternal/rujuk adalah perawat atau bidan dari Instalasi
masing-masing
15. Transportasi
a. Transportasi milik rumah sakit, harus sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku berkenaan dengan pengoperasian, kondisi dan pemeliharaan.
b. Transportasi disediakan atau diatur sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
c. Semua kendaraan yang dipergunakan untuk transportasi, baik kontrak
maupun milik rumah sakit, dilengkapi dengan peralatan yang memadai,
perbekalan dan medikamentosa sesuai dengan kebutuhan pasien yang dibawa
dan memenuhi ketentuan keselamatan transportasi termasuk memenuhi
persyaratan PPI.
d. Bila alat transportasi yang digunakan terkontaminasi cairan tubuh pasien atau
pasien dengan penyakit menular harus dilakukan proses dekontaminasi.
e. Pengaduan keluhan selama proses rujukan dimasukan dalam kotak saran dan
kritik di masing-masing ambulance
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 23 November 2022
RUANG LINGKUP
KEBIJAKAN
3) Rawat intensif
Kriteria Fisiologis untuk masuk perawatan intensive di HCU memenuhi2
atau lebih kriteria dibawah ini :
a) Hipotensidengan KU sedang atau burukapapunpenyebabnya
b) Takipneudengan KU burukapapunpenyebabnya
c) Takiaritmia ( > 140-150 x/menit)
d) Kesadaranmenurun ( GCS < 14-15)
e) Kondisitertentu (Eklamsia, EKG AMI, dsb.)
f) Membutuhkan perawatan dan pengawasan yang ketat (Inotropic,
vasoactive agent, insulin drip, dan koreksi elektrolit).
g) RR < 8 x/mnt atau > 35 x/mnt ( adanya gangguan ventilasi :
hypoxia and hypercapnia)
h) HR < 40 x/mnt atau > 150 x/mnt (tidak stabil dengan gambaran
EKG mengancam nyawa)
i) SpO2 < 90% ( dengan udara ruangan )
j) Kelainan fungsi satu organ dengan risiko tinggi akan terjadi
komplikasi
k) MAP ≤ 60 mmHg
l) Natrium serum ≤ 120 mmol/L atau ≥ 150 mmol/L
m) Potasium Serum < 3,5 mmol/L atau> 5,5 mmol/L
n) Membutuhkan perawatan perioperative pasien operasi risiko tinggi.
4) Rujuk
SDM dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pasien tidak ada, seperti hasil test
laboratorium yang menunjukan kegagalan ginjal yang memerlukan tindak
lanjut penanganan haemodialisa,atau pasien membutuhkan ventilator
5) Rawat Isolasi Covid -19
Hasil Foto Thorax menunjukan gambaran Pneumonia,dan atau hasil laborat
Imunologi menunjukan IgG Covid-19 dan atau IgM Covid-19 hasil
Reaktif,untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan PCR.
DOKUMENTASI
Ditetapkan di :Jakarta
PadaTanggal : 24 Aghustus 2022