Oleh:
Kelompok 1 A
Renda Warzita Gustia 21040113120005
Eza Rizky Ar Sandy 21040113120017
Whikan Phuru Hita 21040113120021
Adelina Limbong 21040113120039
Laksmiastu Wedha Wyan’Arsi 21040113120063
M. Rizza Izzuddin 21040113130135
Adhista Putri Pressilia 21040113140093
Hariditia Hemas A. 21040113140101
Ideologi komunis Cina yang menciptakan masyarakat Cina yang taat pada pemerintah
mendukung berlangsungnya sistem transportasi yang baru ini. Masyarakat pengguna BRT
mengaku bahwa penggunaan transportasi ini lebih mudah dari moda transportasi sebelumnya.
Mereka lebih cepat menuju tempat tujuan karena waktu tempuh yang diperlukan lebih
singkat.Rute BRT juga ini tidak hanya ada di jalan utama kota tapi juga menjangkau daerah
pinggiran kota karena terintegrasi dengan rute bus yang lain. Kemudahan bertransportasi ini
juga dirasakan oleh masyarakat usia tua. Mereka merasa bahwa mereka lebih didahulukan
untuk masuk ataupun keluar dari dalam bus karena masyarakat tidak perlu saling mendahului
(rebutan masuk/keluar). Jumlah BRT dengan frekuensi kedatangan yang sudah dijadwalkan
memungkinkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang sama sepanjang hari. Pengendalian
jumlah penumpang di masing-masing halte dikontrol melalui cctv yang terhubung langsung
dengan kantor pusatnya, seperti gambar berikut.
Sumber : www.youtube.com
Layanan integrasi ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat pengguna BRT ataupun
bus. Masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda juga mendapatkan
manfaat dari sistem jaringan transportasi ini. Dimana untuk para pengguna sepeda telah
memiliki jalurnya sendiri yang terintegrasi langsung dengan jalur pedestrian.Tersedianya
parkir sepeda juga membantu para pengendara sepeda ini untuk pergi bekerja ke tempat kerja
tanpa harus terjebak macet.
Sumber : www.youtube.com
Sumber :
ITDP. 2010. China: World Class Transport and Sustainable Development. Diunduh dari
https://www.youtube.com/watch?v=80Z4xnSNAHs