Anda di halaman 1dari 4

REVIEW FILM PENDEK

“China-World Class Transport and Sustainable Development”

Mata Kuliah Perencanaan Transportasi TKP 435

Dosen Pengajar : Dr. Fajar Hari Mardiansjah

Oleh:
Kelompok 1 A
Renda Warzita Gustia 21040113120005
Eza Rizky Ar Sandy 21040113120017
Whikan Phuru Hita 21040113120021
Adelina Limbong 21040113120039
Laksmiastu Wedha Wyan’Arsi 21040113120063
M. Rizza Izzuddin 21040113130135
Adhista Putri Pressilia 21040113140093
Hariditia Hemas A. 21040113140101

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
INOVASI TRANSPORTASI DI GUANGZHOU CINA

Guangzhou merupakan kota terbesar di Cina Selatan dengan kepadatan penduduk


mencapai 200 jiwa/km2. Lokasinya strategis, berada di seberang Hongkong, kota dengan
pusat perkembangan perekonomian yang pesat. Terdapat pusat perdagangan dan
pemerintahan di Distrik Yueh Hsiu, dikelilingi oleh gedung pencakar langit, taman, dan jalan
raya. Selain itu terdapat banyak situs bersejarah seperti Museum Pemerintah Kota Guangzhou
dan Masjid Huai Shengyang dianggap sebagai masjid tertua di Cina. Hal ini menunjukkan
Guangzhou sebagai salah satu kota padat di Cina dan membutuhkan sistem transportasi yang
memudahkan masyarakat berpindah tempat dengan cepat dan murah.
Sebelum proyek BRT ini dibuka tahun 2004, kondisi lalu lintas di perkotaan sangat
macet karena bercampurnya kendaraan di jalanan kota, mulai dari bus, mobil dan kendaraan
lainnya.Sebelumnya transportasi umum (bus kota) yang ada hanya mengantar penumpang
sesuai rute busnya masing-masing. Hal ini menyulitkan penumpang karena bisa saja mereka
harus berganti bus untuk mencapai tempat tujuannya dan menghabiskan waktu perjalanan
yang lebih lama. Belum lagi jika rute yang diambil mengharuskan penumpang menyeberangi
jalanan kota yang macet.Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah Cina pun mulai bekerja
dengan ITDP dalam membuat proyek pengadaan koridor transportasi umum. Mereka
berusaha membuat sebuah desain jaringan rute BRT yang terintegrasi dengan rute bus umum
dan mengatur jadwal frekuensi kedatangan bus. Terdapat pembagian batas jalan untuk BRT,
kendaraan pribadi, jalur sepeda dan pedestrian. Halte koridor BRT dibuat linear dengan
fasilitas yang memudahkan penumpang berjalan kaki dan berhubungan dengan jalur
pedestrian. Integrasi layanan transportasiini diharapkan lebih memudahkan penumpang yang
ingin menuju tempat yang relatif jauh. Direct Service BRT di Guangzhou hanya memiliki
panjang BRT koridor 23 km namun mencakup 31 rute bus dan jaringan jalan sepanjang 273
km. Konstruksi prasarana halte berlangsung sekitar satu tahun. Setelah proyek tersebut
selesai, perlahan-lahan terlihat kondisi kemacetan lalu lintas yang mulai berkurang. Berikut
adalah gambaran tahapan pembangunan halte BRT di Guangzhou.
Gambar 1
Perkembangan Pembangunan Infrastruktur Transportasi di Guangzhou
Sumber : www.youtube.com

Ideologi komunis Cina yang menciptakan masyarakat Cina yang taat pada pemerintah
mendukung berlangsungnya sistem transportasi yang baru ini. Masyarakat pengguna BRT
mengaku bahwa penggunaan transportasi ini lebih mudah dari moda transportasi sebelumnya.
Mereka lebih cepat menuju tempat tujuan karena waktu tempuh yang diperlukan lebih
singkat.Rute BRT juga ini tidak hanya ada di jalan utama kota tapi juga menjangkau daerah
pinggiran kota karena terintegrasi dengan rute bus yang lain. Kemudahan bertransportasi ini
juga dirasakan oleh masyarakat usia tua. Mereka merasa bahwa mereka lebih didahulukan
untuk masuk ataupun keluar dari dalam bus karena masyarakat tidak perlu saling mendahului
(rebutan masuk/keluar). Jumlah BRT dengan frekuensi kedatangan yang sudah dijadwalkan
memungkinkan masyarakat mendapatkan pelayanan yang sama sepanjang hari. Pengendalian
jumlah penumpang di masing-masing halte dikontrol melalui cctv yang terhubung langsung
dengan kantor pusatnya, seperti gambar berikut.

Sumber : www.youtube.com
Layanan integrasi ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat pengguna BRT ataupun
bus. Masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda juga mendapatkan
manfaat dari sistem jaringan transportasi ini. Dimana untuk para pengguna sepeda telah
memiliki jalurnya sendiri yang terintegrasi langsung dengan jalur pedestrian.Tersedianya
parkir sepeda juga membantu para pengendara sepeda ini untuk pergi bekerja ke tempat kerja
tanpa harus terjebak macet.
Sumber : www.youtube.com

Bertambahnya jumlah penumpang transportasi umum di Guangzhou setiap hari tidak


menutup kemungkinan bahwa sediaan BRT yang ada kurang mencukupi permintaan
masyarakat yang ingin menggunakan transportasi ini. Bahkan bisa saja masyarakat kembali
beralih menggunakan kendaraan pribadi. Lalu bagaimana pemerintah Guangzhou mampu
mengantisipasi hal tersebut?
Keinginan masyarakat untuk memilih kendaraan pribadi sebagai moda transportasinya
memang tidak dapat dicegah karena memang tergantung dari masyarakatnya itu sendiri.
Usaha yang dilakukan oleh pemerintah Guangzhou adalah bagaimana mereka mencoba
mengendalikan lalu lintas dan kemacetan jalanan kota serta mengurangi energi pemakaian
kendaraan pribadi dengan menyediakan transportasi yang lebih murah dan terintegrasi.
Terintegrasi disini dalam arti bahwa BRT bukan satu-satunya pilihan transportasi umum yang
ada. BRT hanya salah satu elemen dari direct service tersebut. Transportasi lain seperti MRT,
bus umum, taksi, dan sepeda dengan jalur khususnya bisa menjadi pilihan moda transportasi
lainnya. Sementara, untuk pemenuhan permintaan transportasi BRT pemerintah Guangzhou
berusaha meningkatkan pelayanan dengan mengembangkan koridor yang lain dan
melanjutkan untuk berkolaborasi dengan ITDP.

Sumber :
ITDP. 2010. China: World Class Transport and Sustainable Development. Diunduh dari
https://www.youtube.com/watch?v=80Z4xnSNAHs

Anda mungkin juga menyukai