PENDAHULUAN
mengambil langkah strategis agar organisasi dapat terus berkembang dengan baik
sesuai dengan perubahan yang terjadi. Perubahan untuk menjadi lebih baik, tidak
akan terlepas dari sejumlah tantangan yang akan terus menghadang, apalagi di era
persaingan berbasis waktu maka siapa yang cepat dia yang menang, baik lebih
merespon permintaan pelanggan terhadap produk yang telah ada. Oleh karena itu
organisasi yang ingin terus berkembang harus merespon dengan cepat tantangan-
dalam perusahaan harus melakukan kerja keras dan kreativitas ekstra agar mampu
menjawab tantangan usaha ini, yaitu dengan salah satu cara membentuk dan
1
melakukan proses internalisasi budaya perusahaan yang kuat dan sehat kepada
mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan yang semakin
meningkat. Penerapan GCG secara konsisten akan memperkuat posisi daya saing
secara lebih efisien dan efektif, yang pada akhirnya akan memperkokoh
Sesuai dengan identifikasi masalah yang diuraikan di atas, adapun maksud dan
2
5. Untuk mengetahui apakah prinsip-prinsip tata kelola menurut OECD.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Teori yang menjelaskan hubungan prinsipal dan agen ini salah satunya berakar
pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori prinsipal-
agen menganalisis susunan kontraktual diantara dua atau lebih individu, kelompok
atau organisasi. Salah satu pihak (principal) membuat suatu kontrak, baik secara
implisit maupun eksplisit, dengan pihak lain (agent) dengan harapan bahwa agen
(dalam hal ini terjadi pendelegasian wewenang). Menurut Belkaoui (2011:188), teori
agensi mungkin berawal dengan adanya penekanan pada kontrak sukarela yang
timbul di antara berbagai pihak organisasi sebagai suatu solusi yang efisien terhadap
konflik kepentingan tersebut. Teori ini berubah menjadi suatu pandangan atas
Jensen dan Meckling yang menyatakan bahwa perusahaan adalah “cerita fiksi legal
individu.”
4
behalf which involves delegating some decision making authorityto the agent"
(p.85).
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang
(prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama
prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik
bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk
memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara
cara dimana input diproses untuk menghasilkan output dan cara dimana hasil dari
output dibagi diantara input. Dalam perspektif 'nexus of contracts' ini, kepemilikan
perusahaan merupakan konsep yang tidak relevan dan fungsi manajemen adalah
perusahaan.
beberapa asumsi. Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu asumsi
tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian dan asumsi informasi. Asumsi sifat
manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat mementingkan diri sendiri (self-
interest), manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang
(bounded rationality), dan manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Asumsi
5
kriteria efektivitas dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent. Asumsi
diperjualbelikan.
dikehendaki.
dan agen disebut dengan agency problems. Salah satu penyebab agency problems
ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika prinsipal
tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sebaliknya, agen memiliki
lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan
1. Moral hazard, yaitu permasalahan muncul jika agen tidak melaksanakan hal-
6
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan di mana prinsipal tidak dapat
didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi sebagai sebuah
Teori keagenan berusaha untuk menjawab masalah keagenan yang terjadi jika pihak-
pihak yang saling bekerja sama memiliki tujuan dan pembagian kerja yang berbeda.
Secara khusus teori keagenan membahas tentang adanya hubungan keagenan, dimana
suatu pihak tertentu (principal) mendelegasikan pekerjaan kepada pihak lain (agent)
permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan (Eisenhardt, 1989 dalam
Darmawati,2005). Pertama adalah masalah keagenan yang timbul pada saat (a)
keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan dari prinsipal dan agen berlawanan dan (b)
merupakan suatu hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan verifikasi
tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh agen. Permasalahannya adalah bahwa
prinsipal tidak dapat memverifikasi apakah agen telah melakukan sesuatu secara
tepat. Kedua adalah masalah pembagian resiko yang timbul pada saat prinsipal dan
agen memiliki sikap yang berbeda terhadap resiko. Dengan demikian, prinsipal dan
setelah suatu kejadian yang disebut sebagai peranan pascakeputusan. Peranan ini
seorang agen melapor kepada prinsipal tentang kejadian-kejadian dimasa lalu. Inilah
7
yang memberi akuntansi nilai umpan baliknya selain nilai prediktifnya. Dimana nilai
umpan balik menjelaskan bahwa informasi juga mempunyai peran penting dalam
dalam teori agensi muncul karena adanya hubungan kerja antara pihak
8
yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan perusahaan
pengguna eksternal.
Masalah keagenan juga akan timbul jika pihak manajemen atau agen
9
(1994), bahwa masalah keagenan dapat terjadi dalam 2 bentuk
mungkin saja manajer menetapkan gaji yang besar bagi dirinya atau
10
pemegang saham lebih memperhatikan kemampuan perusahaan untuk
pihak principal dan agent, namun di sisi lain pihak agent memiliki
11
adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut
perusahaan.
12
pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Inilah yang
agen salah satunya dapat timbul karena adanya kelebihan aliran kas
13
menghasilkan return tinggi, sementara manajemen lebih memilih
14
menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan
(stakeholders).
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
15
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh
b. Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas pada, visi,
misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan
pribadi.
16
Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur
berkesinambungan.
etika bisnis dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
17
2.2.3 Responsibilitas (Responsibility)
2.2.4 Independensi
18
tidak saling mendominasi dan atau melempar tanggung jawab antara satu
masing.
2.3 Peran Tata Kelola dan Tata Kelola Bisnis Untuk Mengatasi Konflik
Kepentingan
19
terhadap para direktur, manajer, karyawan, pemegang saham, kreditor,
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain
didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh pihak-
20
sesuai dengan konsep corporate governance. Struktur adalah susunan atau
Menurut Van der Stede (2007), tata kelola perusahaan merujuk pada
21
umumnya). Banyak mekanisme, termasuk dewan direksi, auditor eksternal,
penilaian tata kelola perusahaan, hak pemegang saham suara, dan ancaman
Berkenaan dengan bentuk Dewan dalam sebuah perusahaan terdapat dua sistem
yang berbeda yang berasal dari dua sistem hokum yang berbeda, yaitu Anglo
Sistem hukum Anglo Saxon mempunyai Sistem Satu Tingkat atau One Tier
System, dimana perusahaan hanya mempunyai satu Dewan Direksi yang pada
Eksekutif) dan Direktur Independen yang bekerja dengan prinsip paruh waktu
(Non Direktur Eksekutif). Pada dasarnya yang disebut belakangan ini, diangkat
Board Of Directors
22
Gambar 2.1 Struktur Board of Directors dalam One Tier System
Sistem Hukum Kontinental Eropa mempunyai Sistem Dua Tingkat atau Two
Tiers System. Disini perusahaan mempunyai dua badan terpisah, yaitu Dewan
diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh badan pengawas (Dewan
dan menjawab hal-hal yang diajukan oleh Dewan Komisaris. Sehingga Dewan
Dalam hal ini Dewan Komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas
dengan pihak ketiga. Anggota Dewan Komisaris diangkat dan diganti dalam
System adalah Denmark, Jerman, Belanda, dan Jepang. Karena sistem hukum
Indonesia berasal dari sistem hukum Belanda, maka hukum perusahaan Indonesia
23
Gambar 2.2
Struktur Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Dalam Two Tiers System
Organ perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan
kepentingan perusahaan.
24
GCG.Namun demikian, Dewan Komisaris tidak boleh turut serta dalam
kegiatan Direksi.
dan penegakan hukum yang berlaku. Dasar kerangka tata kelola perusahaan
25
pasar dan insentif untuk menciptakan pelaku pasar dan kenaikan pasar
umum disajikan.
1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham dan para anggota non-
senior perusahaan.
26
5. Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra
suatu perusahaan.
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998. Dengan aset yang terus bertumbuh
sampai dengan diatas Rp 319 triliun, dan lebih dari 21 ribu karyawan yang
tersebar pada 1000 kantor dalam negeri dan 6 kantor dan perwakilan luar negeri
dan memberikan solusi keuangan yang sangat luas dalam investasi dan produk
syariah, serta bank assurance untuk nasabah korporat, komersial, small business
dan micro business selain nasabah individual Bank Mandiri. Tekad Bank Mandiri
tersebut telah diakui dan dihargai sebagai peringkat pertama dalam Banking
Jaringan distribusi Bank Mandiri termasuk 3,186 ATMs, 7,051 ATMs in the
LINK Network and 12,663 ATM Bersama Networks, and Electronic Data
mempunyai 8.3 juta pemegang kartu ATM and 3.2 juta pengguna SMS Banking,
783,356 pengguna internet banking and 822,937 pengguna Call Mandiri dan lebih
27
Tata Kelola Perusahaan Pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
kekuatan dan sustainability Bank Mandiri yang juga berimplikasi pada sistem
Bank Mandiri berkomitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemangku
28
adalah penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (GoodCorporate
melaksanakan tata kelola yang baik dalam setiap kegiatan bisnisnya demi
Melalui peran aktif dan dukungan penuh Dewan Komisaris dan Direksi, Bank
Mandiri memastikan penerapan prinsip-prinsip GCG pada setiap aspek bisnis dan
berikut:
9. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana
29
Dalam menyusun kebijakan Tata Kelola Perusahaan, Bank Mandiri sebagai
1. Struktur organisasi yang dibentuk Direksi sesuai dan tepat dengan Perseroan.
antara lain:
Asas GCG diterapkan pada setiap aspek bisnis dan di semua jajaran Bank Mandiri
kewajaran dan kesetaraan. Asas ini dapat mencapai kesinambungan usaha Bank
30
1. Transparansi
dan penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan
2. Akuntabilitas
itu Bank Mandiri dikelola secara sehat, terukur dan profesional dengan
3. Responsibilitas
undangan dan ketentuan internal, prinsip pengelolaan Bank yang sehat serta
warga korporasi yang baik atau dikenal dengan good corporate citizen.
4. Independensi
31
Independensi mengandung unsur kemandirian dari dominasi
dibawahnya tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak
Plan Bank Mandiri 2010-2014. Dan selanjutnya di tahun 2020 Bank Mandiri
mentargetkan untuk dapat masuk dalam jajaran Top 1 di ASEAN dan menjadi
32
Gambar 3.2 Struktur Tata Kelola PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
membentuk struktur dan fungsinya yang bertugas untuk mengelola pelaksanaan Good
prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usahanya pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi termasuk pada saat penyusunan visi, misi,
34
Sebagai perusahaan go public, implementasi good corporate governance (GCG) atau
tata kelola perusahaan yang baik, merupakan kebutuhan mutlak bagi Bank Mandiri.
Selain untuk menjaga kesinambungan bisnis Bank Mandiri dalam jangka panjang,
pengimplementasian GCG juga mutlak harus dilakukan dalam rangka pemenuhan hak
dan fairness, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai
bahwa GCG merupakan perangkat utama yang mengatur dan mengarahkan kegiatan
35
DAFTAR PUSTAKA
Aldridge, John. E, dan Siswanto Sutojo. 2008. Good Corporate Governance. Jakarta:
Jensen & Mecling. 1976. The Theory of The Firm: Manajerial Behaviour,Agency
Desember
Riahi, Ahmed, Belkaoui. 2011. Accounting Theory (Teori Akuntansi). Edisi Kelima.
https://www.bankmandiri.co.id/web/gcg
36