Anda di halaman 1dari 7

EFEK-EFEK FAKTOR BAHAYA FISIK

Oleh:

Nama : Dewa Putu Hendriguna (15130121)


Kelas : A.12.3
Prodi : S1-Ilmu Keperawatan
Pengampu : Naswar Hamdani Rahil S.Kep.,Ns.M.Kep

Universitas Respati Yogyakarta


Tahun Ajaran 2018
Tinjauan Teori

a.Pengertian
Faktor-Faktor bahaya fisik di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala
kondisi yang dapat memberi pengaruh yang merugikan kesehatan atau kesejahteraan
orang yang bekerja.

Faktor-Faktor Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan


gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar, misalnya:
terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas
penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

b.Penyebab Faktor-Faktor bahaya fisik di lingkungan kerja


Faktor bahaya di lingkungan kerja meliputi faktor kimia,biologi,fisik,fisiologi dan
psikologi.

1. Bahaya kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan (inhalation), Kulit (skin absorption),
Tertelan (ingestion). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-
duanya.

 Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan
tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh
yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.\

 Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi


kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema
(bengkak). Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Dan pernapasan : aldehydes,
alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone
 Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti
pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara
jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan . Contoh:
- Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia); vinylchloride ( liver
angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker
paru-paru , mesothelioma);
- Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon tetrachloride,
dichromates, beryllium.

 Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada
organ atau sistem tubuh. Contoh :
- Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
- Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
- Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
- Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
- Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).
2. Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi
yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan
seperti produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang
menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.

 Organisme viable dan racun biogenic


Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk
endotoxins, aflatoxin dan bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh
suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang beresiko: pekerja pada silo
bahan pangan, pekerja pada sewage & sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”,
Legionnaire’s disease.

 Alergi Bionik
Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein, enzim. Bahan alergen dari pertanian
berasal dari protein pada kulit binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces
binatang. Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi, pembuatan obat,
bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur
jaringan). Pada orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala alergi seperti
rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung
bawang dsb.

 Bahaya Infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja yang potensial
mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit, laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter
hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia,
psittaci

3. Bahaya Fisik

 Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi
pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Aspek
yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan
lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya
konsentrasi, yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan kebisingan
yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang
bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling
banyak di klaim . Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll
 Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi, amplitudo,
lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau intermitten. Metode kerja dan
ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan
manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang
dikenal sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan
sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang belakang.
Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.

 Pencahayaan
a) Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan
dan memberi lingkungan kerja yang aman.
b) Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya
kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.
c) Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas,
mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan lingkungan kerja,
mengurangi kecelakaan kerja.

 Iklim Kerja
Perpaduan antara suhu udara,kelembaban,kecepatan,gerakan udara,panas ,ardiasi dengan tingkat
pengeluaran panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari pekerjaannya.

Iklim kerja panas


a.Heart cramps (Kejang karena panas)
b.Heart Exhaustion (Kelelahan karena panas)
c.Heart stroke

Iklim kerja dingin


a.Chilblains
b.Trenchfoot
c.Frosbite

 Radiasi
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas ,partikel atau
gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi

a.Sinar Ultra Ungu (Ultra violet)


sumber : Sinar matahari ,lampu pijar,pengerjaan laser,pengelasan,dll
b.Sinar Infra Merah
Sumber : benda pijar ,tanur menyebabkan katarak mata
c.Sinar Laser
Sumber : pengelasan ,pemotongan ,pelapisan ,alat optis ,operasi kedokteran mengakibatkan
efek pada kulit dan kerusaka mata.
4. Bahaya Psikologi
Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang
kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai
dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan
klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu
yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan
terjadinya stress akibat kerja

 Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap
tuntutan atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini
dinamakan stress.
 Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,
penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.

 Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,


gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit
kulit seperti eksim,dll.

5. Bahaya Fisiologi
Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau
tidak sesuai dengan norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan
kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja
yang tidak sesuai dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin

 Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat
kesehatan

 Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam jangka
waktu 8 jam sehari.

 Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat
dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
 Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang digunakan
adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi
sebelum bekerja.

a.Cara pencegahan Faktor bahaya fisik

1.Cara pencegahan iklim dingin


 Seleksi ppekerjaan fit
 Pakaian pelindung
 Istirahat
 Pemeriksaan kesehatan

2.Cara pencegahan iklim panas


 Menggantikan cairan
 Pindah ke ruangan yang lebih dingin
 Basahi kulit dengan pakian basah/air
 Berikan kompres dingin
 Untuk kram pijat otot yang terkena
 Rujuk ke pertolongan medis

3.Pengendalian terkait iklim kerja/rotasi


 Mengurangi proses panas
 Isolasi penyakit dengan paparan
 Ventilasi
 Pengaturan waktu kerja/rotasi
 Pemberian air minum yang memadai
 Baju kerja
 Pemeriksaan kesehatan
 Pengukuran dan pemantauan iklim kerja
 Penggunaan APD

4.Cara pencegahan dan pengendalian kebisingan


 Eliminasi perubahan cara kerja
 Subtitusi mesin,pondasi mesin,modifikasi dan perawatan mesin
 Isolasi mesin,cover,penyekat dinding,langit-langit,kedap suara jauhkan sumber
 Administratif (ruang kontrol pengaturan waktu kerja,mengurangi waktu paparan,rotasi
kerja,seleksi ,training)
 Pemeriksaan audiometric (sebelum kerja berkala)
 Penguukuran dan pemantauan kebisingan( mapping,intensitas,frekuensi,lama dan
distribusi,waktu total pemaparan bising)
 Penggunaan APD (ear plug-sumbat telinga,ear muff-tutup telinga

5.Cara pencegahan dan pengendalian getaran


 Eliminasi,substitusi mesin ,penggunaan remote control
 Rekayasa engineering terhadap sumber untuk menurunkan getaran dengan bantalan anti
vibrasi/isolator,penyekat,peredam,membuat pegangan dan pemeliharaan mesin yang baik
 Pengendalian administratif:dilakukan dengan pemagturan jadwal kerja sesuai TLV
(Treshold Limit Value ) / NAB (Nilai Ambang Batas),rotasi kerja,atur waktu
istirahat,genggam dengan longgar,ganti posisi
 Pemeriksaan Kesehatan ,pemantauan getaran
 Terhadap pekerja tidak ada pelindung khusus ,hanya dianjurkan menggunakan sarung
tangan yang dilengkapi peredam getar (busa) untuk menghangatkan tangan dan
perlindungan terhadap gangguan vaskular

6.Cara pencegahan dan pengendalian radiasi


 Eliminasi
 Menjauhi sumber,mengembalikan sumber,deteksi sumber dan aktivitas
 Iaolasi,limitasi
 Pengendalian administrative,prosedur,sign/rambu
 Hindari kontak langsung dengan kacamata UV/Kobalt Biru,pakaian anti radiasi
 Pemeriksaan kesehatan

7.Cara pencegahan penerangan / pencahyaan


Pengendalian teknis
 Perbesar ukuran obyek (kaca pembesar,monitor)
 Perbesar intensitas penerangan (buatan atau alami)
 Reflektor
 Menambah lampu lokal
 Mencegah kesilauan (memperbesar kontras ,jauhkan permukaan mengkilaf)
 Penataan warna dinding,langit-langit

Pegendalian Administratif
 Seleksi pekerja
 Jaga kebersihan dinding,langit-langit,lampu

Anda mungkin juga menyukai