Pekerjaan Lantai
Pekerjaan Lantai
Kekebalan tubuh
OLEH :
NAMA : TRISNA SALLATA
KELAS : XI IPA
TP : 2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena
pertolonganNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
‘kekebalan tubuh”. saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak
luput dari kesalahan dan kekurangan , maka dari itu saya sangat
mengharapkan kritikan dan saran , saya akan terima dengan senang hati
untuk kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan serta dapat
menjadi sumber inspirasi untuk ke depan nantinya.
Terimakasih.
DAFTAR ISI
Halaman Judul..............................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang..............................................................................
1.2 Tujuan……................................................................................
1.3 Rumusan dan pembatasan masalah……………….....................
BAB II Sistem kekebalan tubuh
2.1 pengertian………………………………………………………
2.2 fungsi sistem imun………..……………………………………
2.3 macam-macam sistem kekebalan tubuh……………………….
BAB III Penutup
3.1 kesimpulan..……………………………………………………
3.2 saran……………..………..……………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk melawan benda asing, tubuh memiliki sistem pertahanan yang saling
mendukung.Epidermis yang berfungsi sebagai pertahanan fisik, dibantu
oleh airmata, sebum, ludah, dan getah lambung yang mengandung unsure
pertahanan kimiawi.
1.2 Tujuan
1. Agar lebih memahami Sistem kekebalan tubuh/system imun
2. Agar menambah wawasan dan memperbanyak ilmu
3. Memenuhi tugas lintas mata pelajaran sekolah
-Jenis-jenis antibody
BAB II
Awal dari system pertahanan tubuh pada mahluk hidup adalah integumen
atau penutup tubuh. Pada kulit mengeluarkan minyak dan keringat yang
mengandung asam dan garam dengan pH berkisar antara 3 -5 kondisi ini
dapat membunuh bakteri atau setidaknya mencegah banyaknya kolonisasi
mikroorganisme di permukaan kulit.
Pada permukaan saluran pernafasan, usus, saluran pernafasan , system
ekskresi, system reproduksi terdapat lapisan lendir (mucus).Membran
mukosa juga mensekresikan mucus sehingga mampu membunuh
mikrorganisme yang membahayakan tubuh. Pada mulut terdapat saliva (air
liur) yang mengandung protein lisozim sebagai protein anti mikroba.Pada
usus besar terdapat bakteri E. Coli yang menjadi pesing nutrisi bagi
mikroorganisme pendatang baru.
Penelitian di jepang di bawah pimpinan Masatoshi Yamazaki menemukan
adanya 14 jenis sayuran yang sering dikonsumsi masyarakat terdapat
senyawa yang dapat menstimulasikan tubuh membentuk TNF (Tumor
Necrosis Factor), yaitu senyawa yang aktif dalm meluruhkan sel tumor,
selain itu senyawa yang terkandung dalam sayuran ini mampu
menstimulasikan terbentuknya daya tahan tubuh yang disebut dengan
Immunopotentiator. Hal ini juga didapatkan pada kopi senyawa kafein
dengan ambang batas tertentu dapat membuat system imunal tubuh bekerja
maksimal dengan bantuan co enzim pada substratnya.
Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal
3. Fagositosis
Gambar fagositosis
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel –
sel fagosit dengan cara mencerna mikroorganisme / partikel asing yang
masuk kedalam tubuh.
Fagiositosis dapat terjadi pada saat tubuh kita demam dikarenakan dalam
sel darah putih melepaskan suatu senyawa yang disebut pirogen, pirogen
akan meningkatkan suhu tubuh lebih tinggi karena proses respon sistemik
yang dihasilkan oleh mikroorganisme pathogen.Proses tersebut membantu
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Dengan kata lain
demam dalam tingkat normal adalah proses imun tubuh dalam penghambat
pertumbuhan mikroorganisme pathogen.
4. Protein anti mikroba
Jenis protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesifik
yaitu protein komplemen dan interferon, protein komplemen membunuh
bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan
membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang
mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.
Gambar kinerja protein anti mikroba
Proses pertahanan tahap pertama ini bisa juga diebut kekebalan tubuh
alami. Tubuh memberikan perlawanan atau penghalang bagi masuknya
patogen/antigen. Kulit menjadi penghalan bagi masuknya patogen karena
lapisan luar kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga pertumbuhan
mikroorganisme terhambat. Air mata memberikan perlawanan terhadap
senyawa asing dengan cara mencuci dan melarutkan mikroorganisme
tersebut. Minyak yang dihasilkan oleh Glandula Sebaceae mempunyai aksi
antimikrobial. Mukus atau lendir digunakan untuk memerangkap patogen
yang masuk ke dalam hidung atau bronkus dan akan dikeluarkjan oleh paru-
paru. Rambut hidung juga memiliki pengaruh karenan bertugas menyaring
udara dari partikel-partikel berbahaya. Semua zat cair yang dihasilkan oleh
tubuh (air mata, mukus, saliva) mengandung enzimm yang disebut lisozim.
Lisozim adalah enzim yang dapat meng-hidrolisis membran dinding sel
bakteri atau patogen lainnya sehingga sel kemudian pecah dan mati. Bila
patogen berhasil melewati pertahan tahap pertama, maka pertahanan kedua
akan aktif.
Proses pertahanan tubuh non spesifik tahap ke dua
Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika
ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu
sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin.
Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan
akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar
dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa
kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah
putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut. Peristiwa ini
disebut fagositosis karena memakan benda padat, jika yang dimakan adalah
benda cair, maka disebut pinositosis. Makrofag atau monosit bekerja
membunuh patogen dengan cara menyelubungi patogen tersebut dengan
pseudopodianya dan membunuh patogen dengan bantuan lisosom.
Pembunuh dengan bantuan lisosom bisa melalui 2 cara yaitu lisosom
menghasilkan senyawa racun bagi si patogen atau lisosom menghasilkan
enzim lisosomal yang mencerna bagian tubuh mikroba. Pada bagian tubuh
tertentu terdapat makrofag yang tidak berpindah-pindah ke bagian tubuh
lain, antara lain : paru-paru(alveolar macrophage), hati(sel-sel Kupffer),
ginjal(sel-sel mesangial), otak(sel–sel microgial), jaringan
penghubung(histiocyte) dan pada nodus dan spleen. Acidofil/Eosinofil
berperan dalam menghadapi parasit-parasit besar. Sel ini akan
menempatkan diri pada dinding luar parasit dan melepaskan enzim
penghancur dari granul-granul sitoplasma yang dimiliki. Selain leukosit,
protein antimikroba juga berperan dalam menghancurkan patogen. Protein
antimikroba yang paling penting dalam darah dan jaringan adalah protein
dari sistem komplemen yang berperan penting dalam proses pertahan non
spesifik dan spesifik serta interferon. Interferon dihasilkan oleh sel-sel yang
terinfeksi oleh virus yang berfungsi menghambat produksi virus pada sel-
sel tetangga. Bila patogen berhasil melewati seluruh pertahanan non
spesifik, maka patogen tersebut akan segera berhadapan dengan pertahanan
spesifik yang diperantarai oleh limfosit.
Berikut akan saya jabarkan dalam table beberapa peranan dan fungsi
limfosit .
1) Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibody yang beredar
dalam cairan darah dan limfe. Antibody yang beredar sebagai respon
humoral bekerja melawan bakteri bebas, racun, virus dan mikroorganisme
lainnya yang berada dalam cairan tubuh. Serangkaian respon terhadap
pathogen ini disebut dengan respon kekebalan primer antara lain :
2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas menyerang sel – sel
asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung seperti yang telah
saya jelaskan sebelumnya diatas.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima
antibody dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh dengan cara alami yaitu
dengan cara pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) dan secara buatan melalui
penyuntikkan antiserum yang mengandung antibody IgG atau
immunoglobulin lainnya. Kekebalan pasif buatan ini hanya bertahan
beberapa minggu saja karena immunoglobulin yang berasal dari tubuh akan
diuraikan oleh tubuh orang tersebut.
PERTAHANAN SPESIFIK: IMUNITAS DIPERANTARAI
ANTIBODIUntukrespon imun yang diperantarai antibodi, limfosit B
berperan dalam proses ini, dimana limfosit B akan melalui 2 proses yaitu
respon imun primer dan respon imun sekunder.Jika sel limfosit B bertemu
dengan antigen dan cocok, maka limfosit B membelah secara mitosis dan
menghasilkan beberapa sel limfosit B. Semua Limfosit b segera melepaskan
antibodi yang mereka punya dan merangsang sel Mast untuk
menghancurkan antigen atau sel yang sudah terserang antigen untuk
mengeluarkan histamin. 1 sel limfosit B dibiarkan tetap hidup untuk
menyimpan antibodi yang sama sebelum penyerang terjadi. Limfosit B
yang tersisa ini disebut limfosit B memori. Inilah proses respon imun
primer. Jika suatu saat, antigen yang sama menyerang kembali, Limfosit B
dengan cepat menghasilkan lebih banyak sel Limfosit B daripada
sebelumnya. Semuanya melepaskan antibodi dan merangsang sel Mast
mengeluarkan histamin untuk membunuh antigen tersebut. Kemudian, 1
limfosit B dibiarkan hidup untuk menyimpan antibodi yang ada dari
sebelumnya. Hal ini menyebabkan kenapa respon imun sekunder jauh lebih
cepat daripada respon imun primer.
Suatu saat, jika suatu individu lama tidak terkena antigen yang sama dengan
yang menyerang sebelumnya, maka bisa saja ia akan sakit yang disebabkan
oleh antigen yang sama karena limfosit B yang mengingat antigen tersebut
sudah mati. Limfosit B memori
Untuk respon imun yang diperantarai sel, Limfosit yang berperan penting
adalah limfosit T.
Jika suatu saat ada patogen yang berhasil masuk dalam tubuh kemudian
dimakan oleh suatu sel yang tidak bersalah(biasanya neutrofil), maka
patogen itu dicerna dan materialnya ditempel pada permukaan sel yang
tidak bersalah tersebut. Materi yang tertempel itu disebut antigen. Respon
imun akan dimulai jika kebetulan sel tidak bersalah ini bertemu dengan
limfosit T yang sedang berpatroli, yaitu sel tadi mengeluarkan interleukin 1
sehingga limfosit T terangsang untuk mencocokkan antibodi dengan
antigennya. Permukaan Limfosit T memiliki antibodi yang hanya cocok
pada salah satu antigen saja. Jadi, jika antibodi dan antigennya cocok,
Limfosit T ini, yang disebut Limfosit T pembantu mengetahui bahwa sel ini
sudah terkena antigen dan mempunyai 2 pilihan untuk menghancurkan sel
tersebut dengan patogennya. Pertama, Limfosit T pembantu akan lepas dari
sel yang diserang dan menghasilkan senyawa baru disebut interleukin 2,
yang berfungsi untuk mengaktifkan dan memanggil Limfosit T Sitotoksik.
Kemudian, Limfosit T Sitotoksik akan menghasilkan racun yang akan
membunuh sel yang terkena penyakit tersebut. Kedua, Limfosit T pembantu
bisa saja mengeluarkan senyawa bernama perforin untuk membocorkan sel
tersebut sehingga isinya keluar dan mati.
Sistem imun manusia terdiri daripada organ imun, sel imun dan lain-lain.
Organ imun merujuk kepada sumsum tulang, kelenjar timus, limpa, nodus
limfa, tonsil, apendiks dan sebagainya. Kebanyakan sel imun terdiri
daripada sel T dan sel B. Sel B akan matang dalam sumsum tulang, apabila
sistem darah diserang, ia akan memproses antibodi untuk menentang virus
dan bakteria. Sel T dihasil oleh sumsum tulang, bertumbuh dan matang di
kelenjar timus tetapi ia tidak menghasilkan antibodi. Tugas utamanya
adalah: menentang sel yang dijangkiti virus, bakteria dan kanker. Apabila
sistem imun berada di dalam keadaan normal, tubuh manusia akan dapat
menentang berbagai patogen. Walau bagaimana, jika daya imun berada
dalam paras rendah, peluang menghidapi penyakit menjadi lebih tinggi,
terutamanya bayi, kanak-kanak dan orang tua. Sistem imun bayi masih di
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Oleh itu, antibodi badan
masih lemah untuk melawan pelbagai mikroorganisma. Manakala organ
sistem imun orang tua telah uzur dan semakin merosot, jadi daya tahan
sistem imun juga menurun.
Apabila sistem imun kita menurun, maka lebih mudah untuk kita mendapat
jangkitan. Orang yang mempunyai sistem imun yang rendah mudah berasa
letih, tidak bersemangat, sentiasaselesema, jangkitan usus (makanan yang
tidak sesuai akan menyebabkan muntah dan mual), luka sukar untuk
sembuh, alergi dan sebagainya. Selain itu, sistem imun yang tidak teratur
juga boleh menyebabkan kecederaan pada sel.
1. Penyakit AIDS
Juga dikenali sebagai sindrom kurang daya tahan melawan penyakit;
yang mana virus HIV menyerang sistem imun. Apabila memasuki badan
manusia, virus tersebut akan memusnahkan sel otak dan ‘leucocytes’ dan
ia membiak dan berkembang di limfosit menyebabkan badan manusia
hilang keupayaan untuk melawan penyakit. Pesakit akan lemah dan
terdedah kepada pelbagai penyakit berjangkit seperti tuberkulosis
pulmonari, kandidiasis, kayap, manakala enteritis, pneumonia,
‘cephalitis’ dan lain-lain yang disebabkan oleh mikroorganisma
patogenik yang luar biasa.
2. Penyakit Autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun tubuh yang berbalik menyerang organ
dan jaringan sendiri. Autoimunitas bisa terjadi pada respon imun humoral
atau imunitas diperantarai sel. Sebagai contoh, penyakit diabetes tipe 1
terjadi karena tubuh membuat antibodi yang menghancurkan insulin
sehingga tubuh penderita tidak bisa membuat gula. Pada
myastheniagravis, sistem imun membuat antibodi yang menyerang
jaringan normal seperti neuromuscular dan menyebabkan paralisis dan
lemah. Pada demam rheumatik, antibodi menyerang jantung dan bisa
menyebabkan kerusakan jantung permanen. Pada Lupus
Erythematosussistemik, biasa disebut lupus, antibodi menyerang berbagai
jaringan yang berbeda, menyebabkan gejala yang menyebar.
3. Alergi
Reaksi alergi tertunda disebabkan oleh perantara sel. Contoh yang ekstrim
adalah saat makrofag tidak dapat menelan antigen atau menghancurkannya.
Akhirnya Limfosit T segera memicu pembengkakan pada jaringan.
Untuk mempunyai sistem imun yang sempurna untuk menentang virus dan
bakteri, kita perlu mempunyai syarat tertentu seperti berikut:
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan
pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan
sesuai, sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti
PhytoGreens, Jus Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan Teh Hijau dapat
meningkatkan daya ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan
bakteria, oleh itu, adalah amat penting untuk memastikan sistem imun kita
berfungsi dengan baik supaya dapat mempertahankan badan dan melawan
dari pelbagai penyakit.
3.2 Saran
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang
besar maka penulis menyarankan:
-Jaga pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit
-memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi
-memelihara lingkungan yang bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.stimuno.com/index.php?mod=article&id=113
2. http://drveggielabandresearch.blogspot.com/2008/05/sistem-imun.html
3. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kekebalan
4. http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/1-virus-sistem-imun-dan-
antibiotika.html
5. http://rhamnosa.wordpress.com/2006/03/11/stimuno-si-penguat-sistem-
imun/
6. http://mikrobia.wordpress.com/2007/03/08/sistem-kekebalan-tubuh-
068114009068114048068114055/