PNEUMONIA BERAT
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
kuman yang berbeda. Diagnosis pneumonia didasarkan kepada riwayat penyakit
yang lengkap, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang.3
Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk melakukan diagnosis dan
memberikan tatalaksana, agar dapat menurunkan mortalitas anak.
Berikut ini kasus pneumonia yang didapatkan di RS Wirabuana Palu pada
tanggal 7 April 2018.
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama Penderita : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 2 tahun 1 bulan
Agama : Kristen
Alamat : Jl.Tanggul Selatan
Tanggal masuk : 7 April 2018
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Panas
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien anak perempuan usia 2 tahun masuk RS dengan keluhan
panas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas yang dialami naik
turun, naik biasanya tidak menentu hampir sepanjang waktu dan panas
turun biasanyasetelah dikompres oleh ibunya. Pasien juga mengeluhkan
batuk (+) berlendir (+) kurang lebih dari 3 hari yang lalu, flu (+), sesak
(+). Mual (-), Muntah sebanyak 3 kali berisi makanan pada 3 hari yang
lalu. BAB dan BAK biasa.
Riwayat Penyakit Sebelumnya:
Tidak pernah sakit serupa sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan yang sama
Riwayat Sosial-Ekonomi :
Menengah.
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan:
Pasien ini merupaka anak yang aktif
Riwayat Kehamilan dan Persalinan:
4
Ibu pasien sering memeriksakan diri ke bidan selama masa
kehamilan, tidak pernah mengalami kelainan selama masa kehamilan.
Pasien lahir spontan, cukup bulan, langsung menangis dengan berat badan
lahir 3000 gram, panjang badan lahir 50 cm. Proses persalinan dibantu
oleh bidan di Puskesmas.
Riwayat Kemampuan dan Kepandaian :
Tengkurap dan telentang :4 bulan
Duduk :8 bulan
Merangkak :8 bulan
Berbicara :1 tahun
Berjalan :1 tahun
5
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat Badan : 10 kg
Tinggi Badan : 85 cm
Status Gizi : Gizi Baik
BB/TB : (0) (1)
BB/U : (0) (-2)
TB/U : (-2)(-3)
Tanda Vital
- Denyut nadi : 130 x/menit
- Suhu : 38,5o C
- Respirasi : 45 x/menit
Kulit
Warna kulit kuning langsat, turgor ,Rumple leed test (-).
Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Tidak mudah tercabut, berwarna hitam
Mata : Edema palpebral (-/-), Conjungtiva: anemis (-/-)
Sclera : Ikterik (-/-)
Cornea reflex : Normal
Pupil : Isokor (+/+)
Lensa : Jernih
Telinga : Otorrhea (-/-)
Hidung : Rhinorrhea (+), nafas cuping hidung (-)
Mulut : Bibir: sianosis (-), kering (-)
Lidah : Kotor (-)
Gigi : Caries (-)
6
Selaput mulut : Normal
Gusi : Perdarahan (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1
Pharynx : Hiperemis (-)
Kelenjar : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran
kelenjar tiroid (-)
Thorax
Bentuk simetris, retraksi otot dinding dada (+)
Paru-paru
- Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi
intercostal (+)
- Palpasi : Vokal fremitus (+) normal kiri dan kanan, massa (-)
- Perkusi : Sonor (+) diseluruh lapang paru
- Auskultasi : vesiculer (+/+), Ronkhi (+/+), Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung SIC V
lineaparasternal dextra, batas kiri jantung SIC V
linea axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
- Inspeksi : Permukaan kesan datar
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Tympani (+).
- Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (-) regio epigastrium,
hepatomegaly (-), lien tidak teraba (-).
Genitalia : Tidak ada kelainan
7
Anggota gerak : Ekstremitas atas dan bawah akral hangat, edema (-)
Punggung : Tidak ada deformitas
Otot-otot : Eutrofi, tonus otot baik
Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis (-/-)
V. RESUME
Pasien anak perempuan usia 2 tahun masuk RS dengan keluhan
panas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas yang dialami naik
turun, naik biasanya tidak menentu hampir sepanjang waktu dan panas
turun biasanya setelah dikompres oleh ibunya. Pasien juga mengeluhkan
batuk (+) berlendir (+) kurang lebih dari 3 hari yang lalu, flu (+), sesak (+).
Mual (-), Muntah sebanyak 3 kali berisi makanan pada 3 hari yang lalu.
BAB dan BAK biasa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang,
kesadaran composmentis, status gizi : gizi baik (BB/TB = (0)(1)). Tanda-
tanda vital : suhu: 38,5°C, denyut nadi: 130x/menit, dan respirasi:
45x/menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya retraksi interkostal
(+) dan Ronchi (+), Hasil pemeriksaan penunjang untuk darah rutin
menunjukkan adanya leukositosis sebesar 18,7 x 103/uL. Pemeriksaan
8
radiologi berupa X-ray foto Thoraks tampakan AP menunjukan kesan
Bronchopneumonia e.c. proses spesifik
VII. TERAPI
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
VIII. ANJURAN:
- Tidak ada
9
FOLLOW UP
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
10
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
11
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
12
(10 April 2018) Perawatan hari ke-4
Subjek (S):
Demam (+) hari ke-6, batuk (+) berlendir, pilek (-), sesak (+), mual (-), muntah (-
). Nafsu makan dan minum baik , BAB dan BAK lancar.
Objek (O):
- Keadaan Umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda Vital
o Denyut Nadi : 120 kali/menit
o Respirasi : 60 kali/menit
o Suhu : 37,70C
BB : 10 kg
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
13
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
14
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
15
(12 April 2018) Perawatan hari ke-6
Subjek (S):
Demam (-) bebas demam hari ke-2, batuk (+) berlendir(+) sesekali, pilek (-),
sesak (+), mual (-), muntah (-). Nafsu makan dan minum baik , BAB dan BAK
lancar.
Objek (O):
- Keadaan Umum : Sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- Tanda Vital
o Denyut Nadi : 120 kali/menit
o Respirasi : 40 kali/menit
o Suhu : 37,50C
BB : 10 kg
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
16
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- IVFD RL 10 tpm
- Inj. Gentamicin 2x40 mg/iv
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
- Pemeriksaan Fisik
Kulit : Ruam (-), pucat (-) sianosis (-)
17
Mata: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Mulut: bibir:cyanosis (-)
Tonsil : T1/T1 Hiperemis (-)
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening(-)
Sistem pernapasan: Bentuk dada normal, ekspansi simetris kiri dan kanan,
retraksi intercostal (+), vocal fremitus normal kiri dan kanan, perkusi sonor,
batas paru hepar linea midclavicularis dextra spasium intercostal VI, bunyi
auskultasi paru vesiculer (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-).
Sistem kardiovaskuler: denyut ictus cordis tidak terlihat, denyut ictus cordis
teraba di SIC V linea midclavicular sinistra, batas jantung normal, bunyi
jantung S1/S2 murni regular, bunyi tambahan (-).
Sistem gastrointestinal: inspeksi kesan datar, ruam (-), peristaltik usus (+)
kesan normal, perkusi bunyi timpani di seluruh kuadran abdomen, palpasi
nyeri tekan (-) regio epigastrium,hepatomegaly (-) dan limpa tidak teraba.
Ekstremitas: akral hangat (+), edema (-), pucat (-).
Genitalia: Tidak ada kelainan (-).
Assesment (A):
Pneumonia berat
Plan (P):
a. Medikamentosa
- Cefixime 2x50 mg
- Paracetamol syrup 4x1 cth
- GG 30 mg
CTM 1 mg
3 x 1 pulv
Salbutamol 0,8 mg
Metyl Prednisolon 2 mg
Pasien dipulangkan pada perawatan hari ke-7 karena sudah ada perbaikan
gejala. Pasien sudah tidak demam, batuk sudah berkurang, flu sudah tidak ada,
muntah sudah tidak ada. Pada pemeriksaan fisik pasien sudah tidak takipneu. saat
18
pulang pasien diberikan cefixime 50 mg 2x1 pulv dan puyer batuk 3x1 pulv dan 3
hari setelah pulang dari RS, pasien diharapkan kontrol di poli anak.
19
DISKUSI
Bakteri
Bakteri Anaerob
Bakteri
Streptoccous Group D
E.Coli
Lahir-20 hari Haemophillus Influenzae
Streptoccous Hemolitikus Grup B
Virus
Streptoccous Pneumoniae
Cytomegalovirus
Herpes Simpleks
Bakteri Bakteri
Virus S. Aureus
20
Adenovirus
Virus Influenza
Virus Paraiinfluenza
Bakteri Bakteri
Adenovirus
Virus
Virus Influenza
Varicella- Zooster
Virus Parainflueza
Rhinovirus
Virus
Bakteri
Adenovirus
Chlamydia Pneumoniae
Epstein-Barr
5 Tahun ke atas Mycoplasma Pneumoniae
Rhinovirus
Streptococus Pneumoniae
Parainfluenza Virus
Influenza Virus
21
pneumonia adalah streptococcus pneumoniae, haemophiluz influenza,
staphylococcus aureus, streptokokus grup B.1
22
Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus.1
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian
dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah.
Pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam. 1
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh
makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.1
23
Tabel 1. Pneumonia pada bayi kurang dari 2 bulan
Manifestasi klinis
Tachypnea
Malnutrisi
24
Tabel 3. Kriteria napas cepat sesuai golongan umur6
Pada kasus ini ditemukan trias pneumonia pada pasien umur 2 tahun 1
bulan dengan keluhan sesak napas, batuk, dan demam. Keluhan batuk sudah
dialami sejak 3 hari yang lalu kemudian diikuti dengan munculnya panas menurut
keterangan orang tua pasien. Batuk disertai dengan lendir berwarna putih, pilek
(+), serta sesak napas (+) sejak 1 hari SMRS. Pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan nafas cepat yaitu 45x/menit dansuhu 38,5oC. Tidak ada terlihat adanya
pernapasan cuping hidung, pemeriksaan thoraks didapatkan adanya retraksi
intercostal namun tidak ditemukan sianosis dan pasien masih dapat minum.
Ditemukan pula suara napas tambahan yaitu ronkhi basah halus pada kedua
lapang paru. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis. Pada
pemeriksaan foto thoraks didapatkan kesan bronchopneumonia e.c proses spesifik.
Maka berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik, pasien ini termasuk
pneumonia berat.
25
muntah dan diare. Secara klinis ditemukan gejala respiratori seperti takipnea,
retraksi subkosta (chest indrawing), napas cuping hidung, ronki, dan sianosis.
Penyakit ini sering ditemukan bersamaan dengan konjungtivitis, otitis media,
faringitis, dan laringitis. Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveolar.
Retraksi dan takipnea merupakan tanda klinis pneumonia yang bermakna.
Kadang-kadang timbul nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus kanan
bawah yang menimbulkan iritasi diafragma. Nyeri abdomen dapat menyebar ke
kuadran kanan bawah dan menyerupai apendisitis. Abdomen mengalami distensi
akibat dilatasi lambung yang disebabkan oleh aerofagi atau ileus paralitik.1
2. Panas badan
26
4. Foto thorax menunjukkan gambaran infiltrat difus
1. Penatalaksaan Umum
2. Penatalaksanaan Khusus
b. Obat penurun panas diberikan hanya pada penderita dengan suhu tinggi,
takikardi, atau penderita kelainan jantung
27
Identifikasi dini mikroorganisme penyebab tidak dapat dilakukan karena
tidak tersedianya uji mikrobiologis cepat. Oleh karena itu dalam penanganan
pneumonia, antibiotik dipilih berdasarkan pengalaman empiris, yaitu bila tidak
ada kuman yang dicurigai, berikan antibiotik awal (24-72 jam pertama) menurut
kelompok usia. Umumnya pemilihan antibiotik empiris didasarkan pada
kemungkinan etiologi penyebab dengan mempertimbangkan usia dan keadaan
klinis pasien serta faktor epidemiologis.1,7
c. Golongan sefalosporin
d. Kotrimoksazol
e. Makrolid (eritromisin)
Pada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah
antibiotik beta-laktam dengan/atau tanpa klavulanat; pada kasus yang lebih berat
diberikan beta-laktam/klavulanat dikombinasikan dengan makrolid baru
intravena, atau sefalosporin generasi ketiga. Bila pasien sudah tidak demam atau
keadaan sudah stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat jalan.
Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia
tanpa komplikasi.1
28
mg/kgBB setiap 12 jam). Keduanya diberikan selama 10 hari, dan ternyata
memiliki efektivitas yang sama.1
Pneumonia pada kasus ini memiliki prognosis yang baik bila didiagnosis
dini dan ditangani secara adekuat. Mortalitas lebih tinggi didapatkan pada anak-
anak dengan keadaan malnutrisi energi–protein dan datang terlambat untuk
pengobatan.3,5
Teori Kasus
Gejala Klinis Pneumonia Pada pasien ini dijumpai
- Sesak nafas - Sesak Nafas
- Batuk (non produktif maupun - Batuk produktif
produktif) - demam
- Demam
29
Pemeriksaan Penunjang Pada pasien ini dijumpai
Pada pemeriksaan darah rutin, biasanya Pada pemeriksaan darah rutin dijumpai
dijumpai adanya peningkatan jumlah sel adanya peningkatan jumlah seldarah putih
darah putih yang menandakan adanya (18.700/mm3).
proses infeksi. Pada pemeriksaan radiologis menunjukan
Pada pemeriksaan radiologis, gambaran kesan bronchopneumonia e.c proses
pneumonia dapat berupa infiltrat sampai spesifik
konsolidasi dengan air bronchogram.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahajoe N., Supriyatno B., Setyanto D. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak,
Edisi Pertama. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. IDAI, 2009. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak edisi I.Jakarta :Badan
Penerbit IDAI.
31