STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. S
Umur : 7 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alamat : Taipa
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan luka pada paha kanan sejak ± 30 menit
sebelum ke Rumah sakit. Paha pasien luka akibat digigit anjing saat pasien
berjalan pulang dari sekolah. Anjing tersebut tiba-tiba menyerang dan langsung
menggigit paha pasien. Setelah menggigit pasien, anjing tersebut langsung lari
dan belum bisa ditangkap. Pasien hanya bisa mengatakan sakit di daerah sekitar
Kondisi Lingkungan :
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital :
Pernapasan : 20 x/men
Suhu aksilla : 37 °C
± 3 mm.
Thoraks :
Jantung :
midclavicula sinistra
Abdomen
Perkusi : Timpani
tidak teraba
Ekstremitas :
Status Neurologis :
Kesadaran : composmentis
Rangsang Meningeal :
- Brudzinski I : (-)
- Brudzinski II : (-)
Saraf cranial :
1. Nervus Olfaktorius
Dextra Sinistra
2. Nervus Optikus
Dextra Sinistra
Funduskopi
Arteri:Vena
3. Nervus Okulomotorius
Dextra Sinistra
Ptosis - -
Refleks Cahaya
+ +
Langsung
Refleks Cahaya
+ +
Konsensual
4. Nervus Trokhlearis
Dextra Sinistra
5. Nervus Trigeminus
Menggigit Normal
Sensibilitas
+ +
Oftalmikus
Maksilaris + +
Mandibularis + +
6. Nervus Abdusens
Dextra Sinistra
7. Nervus Facialis
Dextra Sinistra
Mengangkat alis + +
Kerutan dahi + +
Menutup mata + +
Tersernyum + +
8. Nervus Vestibulochoclearis
Dextra Sinistra
Tes Rinne
Tes Schwabach
Menelan Baik
Dextra Sinistra
Fasikulasi -
Tremor lidah -
Dextra Sinistra
Kekuatan 5 5 5 5
Reflex Bisep + +
Reflex Trisep + +
Dextra Sinistra
Kekuatan 5 5 5 5
Reflex Patella + +
Reflex Achilles + +
Refleks Patologis
Dextra Sinistra
Babinski - -
Chaddocck - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Gonda - -
Hoffman Trommer - -
Pemeriksaan Sensorik
Dextra Sinistra
Rasa Raba
+ +
- Ekstremitas Atas
+ +
- Ekstremitas Bawah
Rasa Nyeri
+ +
- Ekstremitas Atas
+ +
- Ekstremitas Bawah
Rasa Suhu
Tidak dilakukan
- Ekstremitas Atas
- Ekstremitas Bawah
RESUME
Pasien datang dengan keluhan luka pada paha kanan sejak ± 30 menit
sebelum ke Rumah sakit. Paha pasien luka akibat digigit anjing saat pasien
berjalan pulang dari sekolah. Anjing tersebut tiba-tiba menyerang dan langsung
menggigit paha pasien. Setelah menggigit pasien, anjing tersebut langsung lari
dan belum bisa ditangkap. Pasien hanya bisa mengatakan sakit di daerah sekitar
luka. Luka berdarah (+), nyeri (+).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya luka akibat gigitan binatang pada
paha kanan pasien. Tidak didapatkan kelainan pada pemeriksaan neurologis.
DIAGNOSIS KERJA
Tetanus
ANJURAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa
o Amoxicilin syr 3x1 cth
o Paracetamol syr 3x1½ cth
o Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) + Serum Anti Rabies (SAR)
- Non Medikamentosa
o Cuci luka gigitan memakai sabun/deterjen dengan air mengalir
dll).
PEMBAHASAN
Aspek Klinis
Pada kasus ini, pasien anak berumur 7 tahun datang dengan keluhan luka
pada paha kanan ± 30 ke menit sebelum rumah sakit. Paha pasien luka akibat
digigit anjing saat pasien berjalan pulang dari sekolah. Anjing tersebut tiba-tiba
menyerang dan langsung menggigit paha pasien namun setelah menggigit pasien,
Rabies juga disebut penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut
pada susunan saraf pusat (otak) yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini
oleh hewan ke manusia melalui pajanan atau Gigitan Hewan Penular Rabies
Setiap ada kasus gigitan hewan menular rabies harus ditangani dengan
masuk pada luka gigitan, usaha yang paling efektif ialah mencuci luka gigitan
dengan air (sebaiknya air mengalir) dan sabun atau diteregent selama 10-15 menit,
di atas.
Gejala rabies :
1. Stadium Prodromal
2. Stadium Sensoris
bekas luka. Kemudian disusul dengan gejala cemas, dan reaksi yang
3. Stadium Eksitasi
puncaknya, yang sangat khas pada stadium ini ialah adanya macam-
penderita. Pada stadium ini dapat terjadi apnoe, sianosis, konvulsa dan
penderita meninggal.
4. Stadium Paralis
otot-otot pernafasan.
Masa inikubasi virus rabies dari masuk melalui gigitan sampai timbul
gejala klinis berkisar antara 2 minggu sampai 2 tahun. Pada umumnya 3-8
minggu. Menurut WHO rata-rata 30-90 hari. Variasi masa inkubasi ini
dipengaruhi oleh letak luka gigitan, semakin dekat dengan otak seperti diatas bahu
gejala klinis akan cepat muncul, juga kedalaman luka, jenis virus dan jumlah virus
yang masuk.
Gambar 2. Patomekanisme rabies
Penularan rabies pada manusia maupun hewan lain terjadi melalui GHPR
yang terinfeksi rabies, jilatan pada kulit yang lecet, cakaran, selaput lendir mulut,
hidung, mata, anus dan genitalia terutama oleh anjing (98%), kera, monyet, dan
kucing. Penularan dari orang ke orang langsung dapat terjadi melalui saliva/cairan
Luka gigitan tidak dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi. Bila
memang perlu sekali untuk dijahit (jahitannya jahitan situasi), maka diberi Serum
Anti Rabies (SAR) sesuai dengan dosis, yang disuntikan secara infiltrasi di sekitar
luka sebanyak mungkin dan sisanya disuntikan secara intra muskuler. Disamping
itu harus dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian serum/ vaksin anti tetanus,
Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Vaksin Anti Rabies (VAR)
disertai Serum Anti Rabies (SAR) harus didasarkan atas tindakan tajam dengan
a. Luka resiko rendah diberi VAR saja. Yang termasuk luka yang tidak
berbahaya adalah jilatan pada kulit luka, garukan atau lecet (erosi,
b. Luka resiko tinggi, selain VAR juga diberi SAR. Yang termasuk luka
(muka, kepala, leher), luka pada jari tangan/kaki, genetalia, luka yang
atau penderita rabies), tetapi tidak ada luka, kontak tak langsung, tidak ada
d. Sedangkan apabila kontak dengan air luir pada kulit luka yang tidak
berbahaya, maka diberikan VAR atau diberikan kombinasi VAR dan SAR
secara intramuskuler pada otot deltoid atau anterolateral paha (pada anak) dengan
dosis 0,5ml pada hari 0, 7, 21. Pada hari 0, vaksin diberikan 2x sekaligus pada
deltoid kanan & kiri. Dosis dan cara pemberian VAR bersamaan dengan SAR
sesudah digigit yaitu pemberian VAR pada hari 0,7,21 dan 90 beserta SAR dosis
homolog). Pemberian SAR adalah setengah dosis infiltrasi pada daerah sekitar
luka dan setengah dosis intramuskuar yang berlainan dengan suntikan SAR.
yang juga memerlukan tindakan pengamanan segera. Meskipun telah kita ketahui
bahwa kasus rabies pada manusia hampir selalu diakhiri dengan kematian, namun
- Berikan vaksin anti rabies pada hewan peliharaan secara berkala di Pusat
tersangka rabies
- Apabila melihat binatang dengan gejala rabies seperti perilaku hewan tak
tenggorokan dan kaki, untuk segera laporkan pada Pusat Kesehatan Hewan
3. Sudoyo, Setiyohadi, Alwi. Et.all. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
RABIES
Oleh :
I Made Andi Saputra
(N 111 17 101)
Pembimbing:
dr. Magdalena M.S, M.Kes, Sp.S
KEPANITRAAN KLINIK
BAGIAN NEUROLOGI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019