KELAS 2-A2
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tema ”Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler”. Makalah ini kami susun
Makalah ini merupakan hasil dari beberapa referensi tentang usia Toddler.
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan wacana kepada
pembaca tentangusia Toddler. Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Demi
kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semarang, 6 Juli2018
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar….…………………………………………………………. 1
Daftar Isi…………………………………………………………………… 2
BAB I………………………………………………………………………. 3
A. Latar Belakang………………………………………………….. 3
B. Rumusan Masalah………………………………………………. 4
BAB II………………………………………………………………………. 5
BAB III……………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan…………………………………………………….... 12
B. Saran…………………………………………………………….. 12
Daftar Pustaka……………………………………………………………….. 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang anak, dewasa ini adalah salah satu aspek yang
diperhatikan serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang
menjelaskan mengenai proses pembentukan individu secara fisik maupun psikologis.
Wong (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan merupakan perubahan kuantitatif yaitu
peningkatan jumlah dan ukuran sel yang akan menghasilkan peningkatan ukuran dan
berat seluruh atau sebagian bagian sel sedangkan perkembangan merupakan perubahan
kualitatif yaitu perubahan fungsi tubuh yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang
paling rendah ke tingkat yang paling tinggi melalui proses kematangan dan belajar.
Tumbuh kembang pada anak terjadi di sepanjang kehidupan yang terdiri dari
beberapa tahapan, salah satu di antaranya adalah masa toddler. Masa toddler berada
dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri sampai mereka berjalan
dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36 bulan (Potter &Perry,
2010). Pada masa ini seorang anak mulai belajar menentukan arah perkembangan
dirinya, suatu fase yang mendasari derajat kesehatan, perkembangan emosional, derajat
pendidikan, kepercayaan diri, kemampuan bersosialisasi serta kemampuan diri seorang
anak di masa mendatang.
Interaksi antara anak dan orang tua dalam proses ini sangat bermanfaat bagi
proses perkembangan anak secara keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali
kelainan proses tumbuh kembang anaknya sedini mungkin. Penting dalam proses
tumbuh kembang anak adalah masa lima tahun pertama (Center on the Developing
3
Child Harvard University, 2009), yang merupakan masa emas kehidupan individu atau
disebut dengan the golden period (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Golden period
merupakan masa dimana kemampuan otak anak untuk menyerap segala bentuk
informasi sangatlah tinggi, karena sekitar 80% otak anak berkembang pada periode
emas tersebut (Ambarwati & Handoko, 2011).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Tumbuh kembang anak adalah suatu proses yang sifatnya kontinu, yang
dimulai sejak di dalam kandungan hingga dewasa. Di dalam proses
perkembanan anak terdapat masa-masa kritis, dimana pada masa tersebut
diperlukan suatu stimulasi yang berfungsi agar potensi si anak
berkembang. Perkembangan anak akan optimal jika terdapat interaksi
sosial yang sesuai dengan kebutuhan anak di berbagai tahap
perkembangannya. (Adriana : 2013)
5
Sementara kembang atau perkembangan berkaitan dengan perubahan
dari segi penyempurnaan fungsi organ dan anggota tubuh secara
berangsur-angsur, berkembangnya emosional seseorang, intelektual yang
berkembang, serta kapasitas dari masing-masing orang dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti pertumbuhan, lingkungan sekitar, kematangan,
serta pembelajaran. Sebagai contoh, perkembangan kemampuan
komunikasi mulai dari balita hingga anak-anak.
Pertumbuhan anak-anak dapat diketahui melalui beberapa pengukuran
seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar dada, lingkar
kepala, dan lain-lain. Para ahli mengelompokkan dan menjelaskan
perkembangan anak pada usia toddler.
a. Asimilasi a d a l a h p r o s e s p a d a s a a t m a n u s i a k e t e m u d a n
b e r e a k s i d e n g a n situasi baru dengan menggunakan mekanisme
yang sudah ada. Pada tahap ini manusia mendapatkan
pengalaman dan keterampilan baru termasuk cara pandang
terhadap dirinya dan dunia disekitarnya.
6
c. Adaptasi merupakan kemampuan untuk mengantisipasi
kebutuhan.
Jean Piaget mengatakan bahwa bayi berada pada tahap sen sori-
motor melalui panca indera dan organ-organ tubuh lainnya ia
berusaha mengertidunia luar (mula-mula bayi menjelajahi
lingkungan dengan mata, kemudian dengan mulut, gigi, tangan
dan jari-jari). Tidak jarang bayi memasukkan jari - jari tangan
dan benda lain kedalam mulut, menggigit, menghisap dan
melepaskannya kembali. Dengan kemampuan menjangkau dan
mencapai benda yang menjadi obyek rasa ingin tahunya ia
mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baru (dengan cara,
memainkan, menggenggam,menjatuhkan, melempar dan lain
sebagainya. Melalui bermain dengan alat permainan bayi
melatih koordinasi Visual motorik dan kecakapan berfikir.
Nampak bayi senang memasukkan benda-benda kecil kedalam
lubang-lubang, mengorek-ngoreknya dan mengeluarkannya. Ia
senang menarik-narik mainan yang tergantung-gantung atau
yang mengeluarkan bunyi-bunyi tertentu. Ia berusaha mengikuti
kemana hilangnya suatu benda yang tidak lagi dapat dilihatnya.
Demikianlah perbuatan itu dilakukan berulang-ulang tanpa bayi
bosan. Dan melalui pengalaman sensori motor, inilah bayi
belajar berfikir. (Gunarsa,1995:10)
7
memperhatikan adanya benda mati, seperti apabila anak terbentur benda
mati maka anak akan memukulnya kearah benda tersebut.
Pada tahap perkembangan menurut Piaget, tahap sensori motor anak usia
1- 2 perilaku preverbal. Kegiatan motorik sederhana terkoordinasi, anak
usia tersebut mulai dapat mempersepsikan perasaan yang berbeda. Pada
tahap preoperasional usia 3 tahun anak memiliki sifat egosentrisme, anak
dapat menghubungkan konsep suatu benda dengan kenyataan, konsep
elaborate (rumit / panjang),dan mengajukan pertanyaan.
3. Teori Erikson
Menurut Erikson umuranak 1-3 tahun merupakan otonomi versus rasa
malu dan ragu sehingga perkembangan otonomi berpusat pada
kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya. Anak
8
ingin melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan
menggunakan yang sudah mereka miliki, seperti berjalan, berjinjit,
memanjat, dan memilih mainan atau barang yang di inginkan. Pada fase
ini, anak akan meniru perilaku orang lain disekitarnya dan hal ini
merupakan proses belajar. Sebaliknya, perasaan malu dan ragu akan
timbul apabila anak merasa dirinya kerdil atau saat mereka dipaksa oleh
orang tuanya atau orang dewasa lain untuk memilih atau berbuat sesuatu
yang di kehendaki mereka.
Penting bagi orang tua untuk mengenal motivasi anak untuk melakukan
apa yang dapat mereka lakukan sesuai dengan kemampuan mereka.
Selanjutnya mereka dapat belajar mengendalikan kemampuan psiko
motorik dan dorongan keinginan mereka sendiri. Bila tahap ini terlalu
banyak dibatasi atau dihukum terlalu keras, maka cenderung
menggunakan rasa malu dan ragu-ragu. Pada usia ini, anak mencoba
untuk mandiri yang secara fisik di mungkinkan oleh kemampuan mereka
untuk berjalan, lari, dan berkelana tanpa dibantu orang dewasa lagi.
Dengan kebebasan ini, anak masuk dalam periode menjelajah atau
eksplorasi. Beberapa hal dapat dicapai dalam periode ini, seperti
keberanian untuk menjelajah, insting untuk menentukan arah sendiri.
Pada periode inilah kemampuan anak untuk percaya diri di kembangkan.
Problem yang dapat terjadi, menurut Erikson, adalah rasa malu karena
mereka merasa tidak mampu. Ini akan terjadi apabila orang tua terlalu
banyak ikut campur misalnya membantu atau mengoreksi kekeliruan
mereka. Karena pada usia ini anak mulai belajar bahasa, maka orang tua
9
harus terus berusaha memperbaiki anak yang sedang belajar bicara, akan
mengakibatkan anak menjadi penakut atau pemalu dalam berkomunikasi.
Orang tua harus sering bicara dengan anak, menanyakan pendapat anak,
menciptakan suasana yang berwarna - warni, mengarahkan dengan tidak
langsung. Kalau anak berusaha mengikat tali sepatunya, pujilah. Pada
saat ini yang dipelajari adalah bukan mengikat tali dengan benar tapi
bahwa dia di hargai karena punya inisiatif untuk melakukan sesuatu yang
baru.
10
C. Pertumbuhan Normal Anak Usia 1-3 tahun
Usia 1 tahun
Memasuki usia tahun, berat badannya sudah mencapai 3 kali dari berat
saat ia lahir. Tinggi badannya pun sudah bertambah setengah dari
panjang ketika ia lahir. Untuk ukuran otak, anak umur satu tahun
memiliki besar 60 persen dari ukuran otak orang dewasa. Si kecil
mengalami pertumbuhan yang cepat selama satu tahun namun di usia
selanjutnya pertumbuhan akan lebih lambat tetapi perkembangannya
akan semakin banyak.
Usia 2 tahun
Rata-rata anak usia 2 tahun akan bertambah tinggi 38 sentimeter dari
panjangnya ketika lahir. Di usia ini pertumbuhannya pun lebih lambat
tidak seperti ketika ia berumur 1 tahun. Sedangkan untuk berat badannya
kira-kira 1,5 kilogram hingga 2,5 kilogram, dan rentang tingginya
bertambah antara 13 sampai 2,5 sentimeter
Usia 3 tahun
Anak usia 3 tahun berat badannya naik sekitar 2 kilogram dan bertambah
tinggi kurang lebih 8 sentimeter dibandingkan saat usianya 2 tahun.
Anak pada usia ini pun banyak yang terlihat lebih kurus dan rata bentuk
perutnya karena mereka sudah mengalami pertambahan tinggi. Pada usia
ini pun gigi susu sudah lengkap
11
3. Memegang alat tulis
4. Jari – jari bekerja sama dalam meraup benda – benda yang kecil
5. Meremas
6. Mengepal
7. Menggulung
8. Menyusun blok kayu
9. Merangkai
Tujuan pemberian :
Stimulasi perlu diberikan kepada anak agar melatih gerakan halus supaya kelak
anak terampil menggunakan jari jemari dalam kehidupan sehari – harinya,
khususnya dalam kegiatan sekolah nanti seperti menulis, melipat dan
menggunting.
Berikut bermacam jenis kegiatan rangsangan berupa permainan atau stimulasi
sederhana menyenangkan yang bisa diberikan untuk melatih kemampuan
motorik halus si kecil antara lain :
a. Permainan tebak benda.
Permainan ini akan mendorong anak Anda untuk menyentuh dan merasakan
objek yang berbeda – beda yang Anda berikan. Anda hanya perlu kantong kertas
dan benda – benda yang aman untuk anak balita Anda.Carilah barang yang
terbuat dari bahan atau material yang berbeda dan memiliki bentuk yang
bervariasi. Sembunyikan barang di dalam kantong dan biarkan anak merasakan
dengan jari – jarinya yang mungil benda apa yang ada dalam kantong tanpa
melihat ke dalam. Minta anak untuk menebak benda – benda tersebut dan saat
permainan selesai biarkan anak kemudian bermain dengan benda – benda
tersebut.
b. Merangkai puzzle.
Puzzle kayu atau berbahan karton tebal yang berukuran cukup besar misalnya
bergambar hewan atau buah baik diberikan pada anak usia 2 – 3 tahun. Hal ini
untuk melatih kecerdasan dalam merangkai gambar juga kecermatannya dalam
memungut dan menempatkan puzzle pada tempatnya.
12
Bila Anda tidak memiliki banyak dana, Anda bisa membuat puzzle sendiri di
rumah. Caranya dengan menggunting gambar karton favorit ukuran besar dari
majalah bacaan anak atau print gambar dari internet, tempelkan pada kardus
tebal, gunting menjadi beberapa bagian dan minta anak untuk merangkainya.
c. Menarik dan mendorong.
Di usia ini anak suka bermain dengan mendorong kardus, keranjang cucian atau
menarik mainannya. Misalnya saja bermain menarik mainan kayunya dengan
tali, minta anak untuk menariknya menggunakan tangan kanan dan kirinya
secara bergantian.Latih anak untuk menggunakan ke dua tangannya agar kedua
tangannya terampil.Anda tidak perlu khawatir kalau anak Anda memang kidal,
latihlah tangan tersebut agar lebih terampil.
d. Bermain lilin atau playdough.
Ajari dan minta anak untuk meniru bentuk – bentuk sederhana menggunakan
lilin berwarna – warni yang Anda buat. Anda bisa memperkenalkan nama –
nama warna juga saat melakukan stimulasi ini. Misalnya saja bentuk bola – bola
kecil, ular, cincin atau boneka salju.Kegiatan meremas, menggulung, dan
mencetak berbagai macam bentuk selain menyenangkan dapat memperkuat
lengan bagian atas, otot – otot telapak tangan dan jari – jarinya.
e. Menempelkan sticker.
Ajaklah dan biarkan anak untuk memilih ketika Anda membeli sticker – sticker
tokoh kartun favoritnya. Biarkan anak untuk menempelkannya di boks plastik
makanan atau di mainan favoritnya. Bisa juga Anda membeli buku sticker
khusus dimana anak dapat menempelkan stickernya di atas sebuah pola atau
bentuk yang memiliki gambar sama dengan bentuk stikernya. Kegiatan
mencabut dan menempel sticker tentu dapat melatih keterampilan jari – jari
kecilnya.
f. Membalik halaman buku satu persatu.
Kegiatan rangsangan ini bisa dilakukan ketika Anda sedang membacakan buku
cerita bergambar untuknya.Anda bisa membuka 2 atau 3 halaman lembar
pertama buku tersebut, dan selanjutnya minta anak untuk membuka halamannya
satu per satu.
13
g. Mencorat – coret.
Duduklah bersama anak, berikan selembar kertas dan sebuah pensil atau crayon.
Ajarkan anak untuk memegang pensil atau crayon yang benar. Mintalah anak
untuk menggambar apa saja yang disukainya. Atau berikan contoh bagaimana
cara menggambar lingkaran dan garis lurus, minta anak untuk meniru gambar –
gambar tersebut.
h. Menggunting kertas.
Anda bisa membeli gunting plastik khusus anak yang tidak membahayakan di
toko – toko alat tulis.Aktivitas menggunting ini bisa melatih anak dalam
memegang dan menggerakan gunting yang tentu saja dapat melenturkan otot
– otot jarinya agar lebih cekatan. Pada awalnya berikan contoh kepada anak
cara memegang gunting yang benar dan bantu anak dalam menempatkan
posisi jari – jarinya sebelum menggunting.
Anda bisa membuat pola – pola sederhana di kertas seperti bentuk segitiga dan
persegi panjang lalu minta anak untuk mengguntingnya.Untuk lebih
menyenangkan Anda juga bisa memintanya menggunting gambar tokoh karton
favoritnya dari majalah bacaan anak atau kertas kado.
i. Mengukur dengan sendok.
Saat Anda memasak di dapur, misalnya saja kegiatan membuat kue sebenarnya
juga bisa digunakan sebagai kegiatan rangsangan yang melatih kelenturan jari –
jarinya.Anda bisa memberikan sendok dan meminta anak untuk mengambil
tepung menggunakan sendok tersebut untuk dimasukkan ke timbangan kue.
j. Merobek.
Kegiatan menyenangkan ini bisa dilakukan dengan kertas koran atau kertas
kado bekas. Setelah anak merobek – robek, bantu anak untuk bisa
menempelkannya ke kertas putih menggunakan dengan menggunakan lem.
14
Kegiatan rangsangan menyusun ini dapat membuat anak cerdas karena anak
dapat membebaskan ekspresinya dalam menyusun balok – balok atau lego
menjadi bentuk – bentuk yang diinginkannya.Misalnya mobil, jembatan atau
gedung bertingkat.
l. Bermain sarung tangan.
Belilah beberapa boneka tangan atau boneka jari yang banyak dijual saat
ini.Boneka jenis ini seperti sarung tangan dan pada umumnya memiliki bentuk
beberapa kepala binatang.Bukan saja Anda bisa menggunakannya saat
membacakan dongeng untuknya tapi Anda bisa juga meminta anak untuk
menggerakan jari – jarinya sambil bermain melakukan dialog misalnya saja
percakapan antara si bebek dan si burung.
m. Mengepal dan menguleni.
Permainan ini bisa dilakukan saat Anda membuat cemilan ringan seperti
membuat donat atau roti dimana Anda membutuhkan kegiatan dalam mengepal
dan menguleni adonan.Anda bisa memberikan sedikit adonan donat atau roti
kepada anak untuk bermain, mengepal dan menguleninya, bahkan mencetak
adonan dengan cetakan plastik yang biasa digunakan anak saat bermain
playdough.Goreng atau panggang adonan kue hasil cetakan anak dan berikan ke
anak setelah matang. Anak akan merasa bangga telah membantu Anda memasak
di dapur dan menikmati makanan hasil karyanya.
n. Melipat kertas.
Stimulasi ini dapat memperkuat otot – otot telapak tangan dan jari – jari anak
Anda. Kegiatan seni melipat atau origami biasanya nanti dapat dilakukan anak
dengan cukup mahir ketika usia TK. Untuk anak berusia 2 sampai 3 tahun Anda
bisa mengajarkan teknik melipat kertas sederhana misalnya dengan melipat
kertas segi empat menjadi dua atau membuat lipatan segitiga dari kertas
berbentuk bujur sangkar.
o. Buka kado.
Kegiatan ini sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, tapi mungkin akan terasa
lebih tepat dilakukan saat Anda memberikan sebuah kado untuk anak. Ketika
15
Anda membelikan hadiah buku atau mainan untuknya, cobalah untuk
membungkusnya berlapis – lapis dengan kertas kado atau koran. Minta anak
untuk membuka lapisannya satu persatu, tapi sebaiknya jangan terlalu banyak
lapisannya agar anak tidak mengambek dan frustasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut kami, toddler merupakan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan dimana seorang anak membentuk suatu kepribadian dan ia
mulai menyadari bahwa dirinya memiliki rasa penasaran yang tinggi dan
ingin mengexplore dirinya sendiri. Dan ia membutuhkan bimbingan moral
tanpa membuat dirinya merasa terhakimi yang akan mengurangi
keberaniannya melakukan sesuatu.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk perbaikan ke depannya.
16
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/document/264046295/Anak-Toddler
"PERBANDINGAN TUMBUH KEMBANG ANAK TODDLER YANG DIASUH ORANG
TUA DENGAN DIASUH SELAIN ORANG TUA" dalam web
https://media.neliti.com/media/publications/187758-ID-perbandingan-tumbuh-
kembang-anak-toddler.pdf
17