Anda di halaman 1dari 10

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

R DENGAN DIAGNOSA
ADHESIVE BOWEL SMALL OBSTRUCTION DI RUANG ANAK
LANTAI DASAR RSUP Dr. KARIADI

Di Susun Oleh:

RAMDHAN KUSNAEDI

G3A017257

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SEMARANG

2018

1
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. R DENGAN
DIAGNOSA ADHESIVE BOWEL SMALL OBSTRUCTION Di RUANG
ANAK LANTAI DASAR RSUP DR. KARIADI

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. R
Nomor RM : C718779
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 10 tahun
Alamat : Pudak Payung, Banyumanik
Diagnosa medis : Adhesive Bowell Small Obstruction

B. RIWAYAT KELUHAN
Keluhan Utama : Nyeri dan rembes pada luka oprasi
Kronologi keluhan : Ibu klien mengatakan sebelumnya oprasi di RS
Banyumanik setelah pulang kerumah perawatan luka oprasi kurang begitu
diperhatikan, perawatan luka oprasi ganti balut hanya 1 x sehari,
sebelumnya anak saya mengalami demam tingi, nyeri pada luka dan
rembes pada luka sehingga pada saat control rutin dari RS banyumanik
menganjurkan untuk dirujuk ke RSUP Dr. Kariadi.
C. PENGKAJIAN FISIK
- Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15, keadaan umum klien baik
- Tanda-tanda vital : Suhu :36,50C, N :87x/mnt, RR : 20x/mnt
Pemeriksaan pada kepala, bentuk kepala simetris, Rambut pendek
berwarna hitam, tekstur rambut lembut, bentuk wajah simetris, sklera
anikterik. Pupil isokor, reflek cahaya + , konjungtiva ananemis, tonus
otot + kekuatan otot baik.
- Pada saat pengkajian terdapat luka bekas oprasi pada abdomen ±
12cm dengan keadaan luka masih rembes, komunikasi klien cooperatif
memandang lawan bicara, ibu klien mengatakan klien mengeluh masih
nyeri pada luka oprasi dan masih sdikit mengalami mual muntah klien
terlihat menahan rasa sakit pada saat bergerak dan berganti posisi.

2
D. ANALISA DATA
DATA FOCUS MASALAH PENYEBAB
DS :
- An.R mengatakan
nyeri pada luka oprasi
Vas: 3 nyeri seperti Nyeri akut Tindakan invansif
disayat, hilang timbul,
± 3 menit nyeri pada
saat bergerak aktif.
- Ibu klien mengatakan
klien sering mengeluh
dan merengek
kesakitan
DO :
- Kesadaran
composmentis
- GCS E:4 M:6 V:5
- N 87 x/mnt
- TD: 110/80 mmHg
- S: 36,5 0C
- Refleks cahaya +
- RR: 20x/menit, retraksi
dinding dada tidak ada,
tidak ada suara nafas
tambahan
- Bising usus 12x/ menit
- Luka oprasi bersih,
rembes, tidak ada
kemerahan

DS:
- An.R mengatakan mual
muntah masih terjadi
walaupun sudah jarang Nutrisi kurang dari Anorexia
- Tidak nafsu makan kebutuhan tubuh
apabila mual timbul
- Bosan sama makanan
yang diberikan.
- Ibu klien mengatakan
An.R menghabiskan
banyak-banyaknya ¼ -
½ porsi makan yang
diberikan oleh RS
DO:
- Suhu:36.50C
- Nadi:87x/mnt
- RR : 20x/mnt
- TD: 110/80 mmHg

3
- Tugor kulit baik
- Klien tampak lemas
DS :
- Klien mengatakan
takut luka oprasinya
tidak bisa sembuh ,
saya ingin cepat
sembuh dan pulang
- Mau sampai kapan
saya disini
- keluarga klien
mengatakan kenapa
luka oprasi anak saya
tidak kunjung kering
Kecemasan
saya merasa khawatir
Ansietas pemenuhan
dengan kondisi luka
kebutuhan
seperti itu malah
Informasi (Prognosis
menimbulkan masalah
Penyakit)
lain
DO :
- Klien tampak cemas
dan berusaha bertanya
- N : 87 x/mnt
- RR: 20X/mnt
- TD:110/80 mmH
- Klien melihat pada
luka oprasi

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d terputusnya kontuinitas jaringan (Tindakan invasif)
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia
3. Ansietas b.d kurangnya pemenuhan kebutuhan informasi (Prognosis
penyakit)

F. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut b.d Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji nyeri secara komprehensif
terputusnya kontuinitas keperawatan selama 2x24 jam 2. Ajarkan teknik nonfarmakologi
jaringan (Tindakan diharapkan masalah nyeri akut dapat 3. Kolaborasi dengan dokter untuk
invasif) teratasi dengan kriteria hasil: pemberian analgetik
- Mampu mengontrol nyeri 4. Observasi TTV
- Melaporkan bahwa nyeri 5. Lakukan perawatan luka
berkurang dengan menggunakan 6. Ciptakan lingkungan yang aman
manajemen nyeri dan nyaman
- TTV dalam batas normal

4
Nutrisi kurang ari -
kebutuhan tubuh b.d
Anoreksia
Ansietas b.d kurangnya Setelah dilakukan perawatan selama 1. Berikan lingkungan yang tenang
pemenuhan kebutuhan 3x24 jam Ansietas hilang dengan 2. Tingkatkan tirah baring, bantu
informasi (Prognosis kriteria hasil : perawatan diri pasien
penyakit) a) Klien ataupun keluarga sudah 3. Anjurkan klien untuk mengingat
merasa tenang dan mengerti hal-hal bahagia (relaksasi)
tujuan perawatan 4. Beri posisi nyaman
b) Mengetahui masalah yang 5. Berikan ROM aktif/pasif
sedang terjadi pada An.R 6. Gunakan pelembab yang agak
c) Tidak terjadi mual muntah hangat pada nyeri leher/punggung
d) Pasien dapat beristirahat dengan yang tidak ada demam
tenang 7. Kolaborasi pemberian
obat analgetik seperti
asetaminofen, kodein sesuai
indikasi

5
G. IMPLEMENTASI
Catatan perkembangan hari ke 1
Hari/Tgl Implemetasi Hari/Tgl Evaluasi
Senin 1. Memantau status neurologis teratus dengan skala Selasa S: ibu klien mengatakan klien mengeluh sulit
29/10/2018 koma Glasgow 30/10/2018 melihat dan menjadi kabur, sudah tidak
13.30 WIB 2. Mengkaji perubahan TTV ( N < 60 atau > 100, 08.00 WIB muntah, klien tidak bisa tidur karena kondisi
RR reguler, peningkatan TD atau pelebaran kamar berisik dan tidak nyaman.
nadi) ibu klien mengatakan kadang-kadang klien
3. Mengkaji respon pupil (diameter, pergerakan
mengeluh ssakit kepala.
mata, kemampuan adduksi dan abduksi)
4. Memantau muntah, sakit kepala, intensitas)
5. Meninggikan kepala tempat tidur 15-300 jika O:
tidak ada kontraindikasi - Kesadaran composmentis
6. Mempertahankan lingkungan tenang, sunyi dan - GCS E:4 M:6 V:5
nyaman - Posisi tidur supin dengan kepala tidur
dengan bantal 150
- N 86 x/mnt
- Refleks cahaya +
- Pupil 315 mm
- RR: 22x/menit, retraksi dinding dada
tidak ada, tidak ada suara nafas
tambahan, reguler
- Tidak muntah
- Lemas
- Diberikan theraphy :Ampicillin sulbactan
30 mg/6 jam iv
- Ranitidine 10 mg/8 jam iv

6
- Kondisi kamar kurang kondusif karena
lingkungan berisik oleh pasien lain dan
bau tidak sedap.

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6


Senin 1. Memantau suhu dan TTV lainnya Selasa S : ibu klien mengatakan badan anaknya
29/10/2018 2. Memonitor warna kulit dan suhu 30/10/2018 sudah tidak demam, tidak panas
13.40 WIB 3. Menutup klien dengan kain atau pakaian yang 09.30 WIB
ringan/tipis, tergantung pada fase demam O:
(selimut hangat untuk fase dingin, pakaian - T : 36,90C
ringan untuk fase bergejolak/flush)
- N : 88 x/mnt
4. Mendorong konsumsi cairan
5. Mengjurkan klien untuk istirahat - RR : 18x/mnt
6. mengkolabrorasi pemberian antipiretik atau - Kulit teraba dingin
cairan iv (jangan beri aspirin untuk anak-anak - Pasien minum air puith ± 500cc
- Telah diberikan kompres hangat
- Cairan iv RL 10 tpm
- Obat PO PCT 120 mg/4-6 jam
A: masalah teratasi
P : Llanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
Senin 1. Memberikan lingkungan yang tenang Selasa S:
29/10/2018 2. Meningkatkan tirah baring, bantu perawatan diri 30/10/2018 Ibu mengatakan klien kadang-kadang masih
13.45 WIB pasien 09.35 WIB mengeluh kepalaya sakit
3. Menganjurkan klien untuk mengingat-ingat hal O:
bahagia - Klien tampak kesakitan
4. Memberikan posisi nyaman
- Klien menangis
5. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik seperti
asetaminofen, kodein sesuai indikasi - N : 89x/mnt
- Skla nyeri vas 2
- Posisi duduk dipangku ibu

7
- Diberikan theraphy :
- Dexamethasone 1,2 mg/8 jam iv
- Cetirizine syr 5 mg/24 jam P.O
- N asetyl sistein 200 mg/8 jam P.O
A : Masalh teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4

Catatan perkembangan hari ke 2


Hari/Tgl Implemetasi Hari/Tgl Evaluasi
Selasa 1. Memantau status neurologis teratus dengan skala Rabu S: ibu klien mengatakan klien tidak bisa
30/10/2018 koma Glasgow 31/10/2018 istirahat dikarenakan pasien lain teriak-teriak
10.30 WIB 2. Mengkaji perubahan TTV ( N < 60 atau > 100, 09.15 WIB dan ruangan bau sehingga kondisi tidak
RR reguler, peningkatan TD atau pelebaran kondusif, ibu mengatakan badan klien hangat
nadi)
3. Mengkaji respon pupil (diameter, pergerakan
O:
mata, kemampuan adduksi dan abduksi)
4. Memantau muntah, sakit kepala, intensitas) - Kesadaran composmentis
5. Meninggikan kepala tempat tidur15-300 jika - GCS E:4 M:6 V:5
tidak ada kontraindikasi - Posisi tidur supin klien tidur dengan
6. Mempertahankan lingkungan tenang, sunyi dan bantal
nyaman - N 88 x/mnt
- Refleks cahaya +
- Pupil 315 mm
- RR: 20x/menit, retraksi dinding dada
tidak ada, tidak ada suara nafas
tambahan, reguler
- Tidak muntah
- Lemas
- Diberikan theraphy :Ampicillin sulbactan
30 mg/6 jam iv
- Ranitidine 10 mg/8 jam iv

8
- Kondisi kamar kurang kondusif karena
lingkungan berisik oleh pasien lain dan
bau tidak sedap.

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6

Selasa 1. Memantau suhu dan TTV lainnya Rabu S : ibu klien mengatakan badan anaknya
30/10/2018 2. Memonitor warna kulit dan suhu 31/10/2018 demam tadi pagi, sekarang sudah sedikit
10.40 WIB 3. Menutup klien dengan kain atau pakaian yang 09.20 WIB mendingan
ringan/tipis, tergantung pada fase demam
(selimut hangat untuk fase dingin, pakaian O:
ringan untuk fase bergejolak/flush)
- T : 37,90C
4. Mendorong konsumsi cairan
5. Mengjurkan klien untuk istirahat - N : 88 x/mnt
6. mengkolabrorasi pemberian antipiretik atau - RR : 18x/mnt
cairan iv (jangan beri aspirin untuk anak-anak - Kulit teraba dingin
- Pasien minum air puith ± 250cc dari pukul
06.00-09.00
- Telah diberikan kompres hangat
- Cairan iv RL 10 tpm
- Obat PO PCT 120 mg/4-6 jam
A: masalah teratasi
P : Llanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
Selasa 1. Memberikan lingkungan yang tenang Rabu S:
30/10/2018 2. Meningkatkan tirah baring, bantu perawatan diri 31/10/2018 Ibu mengatakan klien tidak mengeluh
10.45 WIB pasien 13.20 WIB kepalanya sakit lagi
3. Menganjurkan klien untuk mengingat-ingat hal O:
bahagia - Klien tampak lemas, lesu
4. Memberikan posisi nyaman
- Klien menangis

9
5. Mengkolaborasi pemberian obat analgetik seperti - N : 88x/mnt
asetaminofen, kodein sesuai indikasi - Posisi klien tidur supine
- Diberikan theraphy :
- Dexamethasone 1,2 mg/8 jam iv
- Cetirizine syr 5 mg/24 jam P.O
- N asetyl sistein 200 mg/8 jam P.O
A : Masalh teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3,4

10

Anda mungkin juga menyukai