Anda di halaman 1dari 17

1.

3 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui contoh bukti-bukti dari evolusi
yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II
PEMBAHASAN
Proses evolusi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk mengamati
terjadinya suatu proses evolusi, ilmuwan mengumpulkan berbagai bukti. Bukti-bukti ini dapat
dikelompokkan berdasarkan sumbernya. Pembagian ini adalah sebagai berikut :
2.1 Bukti Evolusi danContohnyaBerdasarkan Kepada Makhluk Yang Ada Sekarang Ini
2.1.1 Studi Perbandingan Embriologi
Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata
menunjukkan adanya persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula,
dan gastrula/awal embrio. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di
antara hewan-hewan sesama vertebrata, yang mungkin pula mereka memiliki satu
nenek moyang.
Ernst Haeckel menyatakan dalam hukum Rekapitulasi yang dikemukakannya
bahwa ontogeni suatuorganisme merupakan rekapitulasi (ulangan singkat)
dari filogeni. Ontogeni adalah sejarah perkembangan individu mulai zigot sampai
dewasa. Filogeni adalah sejarah perkembangan makhluk hidup dari bentuk
sederhana sampai dengan bentuk yang paling sempurna (evolusi).

1
Gambar 1. Embriologi Perbandingan

2.1.2 Homologi Organ Pada Berbagai Jenis Makhluk Hidup


Organ-organ berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk asal sama dan
kemudian berubah struktur sehingga fungsinya berbeda disebut organ yang
homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat kekerabatan makhluk yang
bersangkutan. Makin banyak organ yang homolog kemungkinan kekerabatannya
makin dekat, yang artinya nenek moyangnya mungkin sama.
Contohnya: tangan manusia berfungsi untuk memegang adalah homolog dengan
sirip depan paus yang digunakan untuk berenang, atau sayap kelelawar yang berguna
untuk terbang homolog dengan tungkai depan kucing yang berguna untuk berjalan.

2
Gambar 2. Homologi

2.1.3 Domestikasi
Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada
tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi ini
membutuhkan waktu yang bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan
pemuliaan (perbaikan keturunan) yang menghasilkan sebuah varietas atau spesies
baru (spesiasi).
Domestikasi bisa disebut sebagai bentuk evolusi akibat proses adaptasi dari
lingkungan liar ke lingkup kehidupan sehari-hari manusia. Oleh karena itu, spesies
baru yang terbentuk akan memiliki karakter yang berbeda dengan nenek moyangnya.
a. Domestikasi hewan
Proses domestikasi pada hewan tampaknya sudah terjadi sejak zaman
Mesolitikum (10.000 SM). Menurut bukti sejarah tertua, anjing adalah hewan
pertama yang didomestikasi di daerah Asia Timur. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya kerangka-kerangka anjing yang berusia 8000 dan 7000 SM.
Selain itu, kerangka kucing peliharaan tertua yang berusia 6000 SM juga
ditemukan di daerah Siprus.Hewan ternak seperti domba dan kambing juga
diyakini telah didomestikasi sejak tahun 7000 SM. Hewan-hewan ini
didomestikasi karena kebutuhan manusia saat itu. Misalnya, anjing
didomestikasi untuk keperluan berburu, kucing didomestikasi untuk mengatasi
gangguan tikus di lumbung padi, sedangkan domba dan kambing didomestikasi
untuk produksi pangan, bulu, susu, serta komoditas perdagangan.

3
Gambar 3. Domestika Hewan

Salah satu contoh evolusi dari anjing. Serigala diyakini merupakan nenek
moyang dari anjing. Morfologi dan karakternya berubah setelah terjadi
domestikasi di berbagai negara yang menyebabkan berbagai macam
keanekaragaman spesies anjing di dunia.

Pengadopsian hewan dari lingkungan liar ke lingkungan hidup manusia bisa


menjadi hal yang sulit karena perbedaan pakan ternak ataupun cara
perawatan.Contohnya, herbivora pemakan rumput lebih mudah untuk
dikembangbiakkan daripada herbivora pemakan biji karena biji juga termasuk
salah satu bagian tumbuhan yang perlu didomestikasi.

Manusia melakukan domestikasi terhadap hewan untuk mengembangkan


sifat tertentu. Hewan yang dipilih untuk didomestikasi memiliki kriteria seperti
mampu berkembang biak di dalam penangkaran, tahan penyakit, tidak agresif,
serta mampu bertahan di segala cuaca.

Hewan yang telah didomestikasi memiliki perbedaan dengan nenek


moyangnya, baik dalam bentuk maupun sifat. Misalnya, sebelum didomestikasi,
ayam liar hanya memiliki berat sekitar 2 pounds saja dan hanya bertelur dalam
jumlah yang sedikit tiap tahunnya. Namun, setelah mengalami proses
domestikasi kini ayam memiliki berat sampai 17 poundsdan bisa bertelur 200
butir atau lebih tiap tahunnya.

4
b. Domestikasi Tumbuhan
Menurut sejarah, domestikasi tumbuhan telah lama dilakukan sejak 10.000
tahun yang lalu di Mesopotamia. Bangsa Mesopotamia mengumpulkan biji-biji
tumbuhan seperti gandum, jelai, kacang-kacangan dan kacang polong,
kemudian menanam dan menumbuhkannya. Sejak terjadi domestikasi
tumbuhan, manusia tidak lagi hidup dengan berburu hewan atau mencari
tumbuhan liar. Mereka mulai hidup menetap dan bercocok tanam.
Tujuan manusia melakukan domestikasi pada tumbuhan tidak hanya untuk
memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga untuk bahan baku kain, dekorasi, atau
komoditas perdagangan. Tumbuhan yang didomestikasi akan mengalami
perubahan baik pada bentuk maupun karakter yang dimiliki. Salah satu contoh
yang bisa dijelaskan adalah jagung (Zea mays).
Para ahli berpendapat bahwa jagung yang dibudidayakan sekarang ini
adalah bentuk evolusi dari jagung liar (Teosinte). Jagung yang sekarang
memiliki jumlah biji yang banyak dengan tongkol yang tertutup, berbeda
dengan Teosinte yang hanya memiliki jumlah biji yang sedikit dengan tongkol
yang terbuka.

Gambar 4. Domestika Tumbuhan

Perbandingan antara jagung liar (Teosinte) dan jagung modern yang


dibudidayakan saat ini (Zea Mays). Keduanya memiliki perbedaan yang sangat
mencolok di morfologinya (Sumber: Nicolle Rager Fuller, National Science
Foundation).

Seiring berkembangnya teknologi, manusia pun melakukan pengembangan


domestikasi tumbuhan dengan cara menyisipkan gen yang dikehendaki atau

5
melakukan perkawinan silang sehingga tanaman budi daya saat ini banyak yang
memiliki sifat tahan terhadap hama, tahan terhadap penyakit, atau dapat
bertahan dalam suhu tinggi maupun rendah.

Sampai sekarang, domestikasi pada hewan dan tumbuhan masih terus


dilakukan dan dikembangkan oleh manusia. Tidak hanya terpaku pada hewan
atau tumbuhan darat saja, tetapi juga hewan atau tumbuhan yang berkembang
biak di perairan, seperti ikan (misal: gurame, bandeng), udang (misal: udang
windu), dan alga (misal: makroalga merah).

Perubahan yang terjadi pada bentuk dan sifat akibat proses domestikasi
tersebut berbeda-beda tergantung dari masing-masing spesies dan budaya dari
komunitas manusia yang mengadopsinya. Dengan kata lain, manusia dapat
mempengaruhi bentuk evolusi pada tumbuhan dan hewan yang dapat
mengakibatkan terjadinya keanekaragaman spesies di dunia.

2.1.4 Adanya Variasi Antar Individu Dalam Satu Keturunan


Jika diamati bahwa akibat domestikasi maka timbul variasi. Sebenarnya tidak
demikian, karena variasi sudah ada sebelum domestikasi. Yang dilakukan oleh
manusia adalah melakukan seleksi dari variasi yang ada. Di dunia ini tidak
pernah dijumpai dua individu yang identik sama, bahkan anak kembar sekalipun
pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula individu yang termasuk dalam satu
spesies. Misalnya perbedaan warna, ukuran, berat, kebiasaan, dan lain-lain. Jadi
antar individu dalam satu spesies pun terdapat variasi. Variasi adalah segala
macam perbedaan yang terdapat antar individu dalam satu spesies. Hal ini dapat
terjadi karena pengaruh berbagai faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan
habitat.
Seleksi yang dilakukan bertahun-tahun terhadap suatu spesies akan
menyebabkan munculnya spesies baru yang berbeda dengan moyangnya. Oleh
karena itu adanya variasi merupakan bahan dasar terjadinya evolusi yang
menuju ke arah terbentuknya spesies baru.

6
Gambar 5. Variasi Antar Individu
2.1.5 Anatomi Komparatif
Studi komparatif struktur tulang dan sistem tubuh hewan dari beragam filum
menunjukkan sejumlah besar kesamaan. Bukti yang lebih jelas terletak pada
perbandingan anatomi primitif dan modern. Karakter primitif adalah karakter
yang ada sebelum karakter modern. Primitif tidak harus lebih sederhana, karena
hilangnya sebuah struktur atau kerumitan juga termasuk perubahan. Primitif dan
modern hanya dapat berguna saat kita merujuk pada bagian tertentu karakter
tersebut, dan sebuah karakter dapat primitif di satu hal dan modern dalam hal
lainnya. Perkembangan kuda modern adalah salah satu bentuk yang paling
lengkap dalam fosil. Peningkatan ukuran tubuh terlihat jelas seiring berjalannya
waktu saat bentuk primitif memunculkan spesies modern yang lebih besar. Saat
ukuran tubuh meningkat dari Hyracotherium terkecil di zaman Eosen (sekitar
50 juta tahun lalu) hingga Equus yang terbesar (kuda modern), terdapat
penurunan kerumitan pada tulang kaki. Seluruh berat kuda sekarang bertopang
pada jari ketiga, sementara jari lainnya begitu kecil dan tidak banyak
bermanfaat.

7
Gambar 6. Anatomi Komfaratif
2.1.6 Radiasi Adaptasi
Radiasi adptasi adalah suatu fakta mengenai timbulnya suatu kelompok
organisme pada suatu masa. Kemunculan kelompok organisme tersebut
biasanya digambarkan sebagai kemunculan yang tidak terlalu mendadak, tetapi
pada umumnya melibatkan banyak sekali anggotanya.

Gambar 7. Radiasi Adaptif


Radiasi adaptasi terjadi saat sebuah bentuk primitif sebuah spesies
berkembang menjadi sejumlah besar bentuk modern, masing-masing
teradaptasi dengan kondisi lingkungan tertentu. Salah satu contoh terbaik
radiasi adaptasi adalah burung finch Darwin dari kepulauan Galapagos.
Kepulauan Galapagos adalah sekelompok pulau di Samudera Pasifik yang
berjarak 965 kilometer di barat Ekuador. Setiap pulau memiliki iklim mikronya
sendiri dengan flora dan fauna berbeda. Ahli biologi Charles Darwin
mengunjungi Kepulauan Galapagos pada abad ke-19. Ia menemukan kalau tiap

8
pulau memiliki tipe finch nya sendiri-sendiri. Mereka teradaptasi untuk makan
makanan tertentu yang ada di pulaunya. Semua finch hanya berbeda sedikit satu
sama lain dan dari burung finch primitif yang ada di daratan Amerika Selatan.
Darwin menyatankan kalau individu tertentu di tiap pulau memiliki keuntungan
bertahan hidup bila mereka lebih baik dalam makan makanan yang tersedia di
tempatnya. Selama banyak generasi, finch ini bertambah jumlahnya, dan karena
mereka terisolasi dari finch di pulau lain, mereka pada akhirnya menjadi spesies
yang berbeda.

2.1.7 Rudimentasi
Rudimentasi diartikan sebagai organ atau bagian tubuh suatu organisme
yang pada awalnya ada tetapi semakin tidak ada fungsi karena perkembangan
zaman dan proses adaptasi. Berikut beberapa contoh rudimentasi pada
organisme :
a. Contoh sebelumnya menunjukan adanya celah insang pada semua
Vertebrata darat. Dengan berkembangnya embrio, maka celah insang akan
berkembang menjadi insang pada ikan dan katak, tetapi mengalami reduksi
pada Vertebrata darat.
b. Umbai cacing merupakan contoh lain dari rudimentasi sebagian usus.
c. Tidak ada alasan bahwa manusia mempunyai tulang ekor, karena selama
hidup tulang ekor tidak berfungsi sama sekali.

Gambar 8. Rudimentasi
2.1.8 Bukti Biokimiawi
Fakta menunjukan bahwa adanya suatu protein sering kali bersifat
universal. Misalnya enzim Laktat dehidroginase ditemukan pada semua

9
vertebrata. Kesamaan tersebur bukan saja dari fungsinya, tetapi juga bentuk
proteinnya. Lebih dekat hubungan kekerabatan dua organisme, lebih mirip pula
struktur biokimiawinya. Kesamaan ini dapat pula ditelusuri hingga pada
DNAnya. Kalau kesamaan itu hanya diantara dua organisme berlainan jenis,
dapat dikatakan sebagai kebetulan. Tetapi kesamaan yang dapat ditemui adalah
pada semua organisme. Contoh lain adalah misalnya protein histon yang
terdapat pada kacang kapri dan sapi hanya berbeda dalam dua asamamino.
2.1.9 Bukti Sistematik
Data sistematik dapat memberikan gambaran yang nyata dari organisme
yang paling primitive kepada organisme yang lebih maju. Misalnya kalau kita
mengambil contoh vertebrata, maka kita akan melihat dengan jelas bagaimana
antara ikan dengan reptile terdapat katak. Katak merupakan hewan peralihan
dari ikan ke reptile misalnya masih mempunyai insang seperti ikan, tetapi
berkaki empat seperti reptile. Kalu reptile berevolusi dari ikan dan kemudian
berevolusi ke amfibi, maka pada reptile, insang telah hilang, dan harus kembali
diciptakan untuk amfibi. Data fosilpun mendukung bahwa ikan ada sebelum ada
amfibi dan reptile, sedangkan amfibi ada sebelum reptile. Jadi data sistematik
sudah memberikan gambaran mengenai proses evolusi tanpa perlu diterangkan
secara terperinci.
2.2 Bukti EvolusiBesertaContohnyaBerdasarkan Adanya Fosil Yang Ditemukan Di Lapisan-
Lapisan Bumi
2.2.1 Bukti Fosil
Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang terlestarikan atau biasa disebut
membatu. Mereka sering ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan
penumpukan perlahan atau sedimentasi. Usia fosil ditentukan dengan pengukuran
karbon. Fosil tanaman atau hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif (carbon 14)
dengan karbon non radioaktif (carbon 12). Dengan menggunakan tingkat peluruhan
karbon 14 menjadi karbon 12, usia fosil dapat ditentukan. Catatan fosil yang
tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti yang sah mengenai
perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah batuan, semakin tua
usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru dan lebih rumit.
Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil di endapan
keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya, yang
dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri. Tahun

10
1998, Wes Linster (14 tahun) menemukan kerangka hewan prasejarah bersayap
yang hampir sempurna saat ia berburu fosil di Montana. Para ilmuan
memperkirakan kalau predator mirip burung ini hidup lebih dari 75 juta tahun lalu.
Dinosaurus ini (gambar ) diberi nama Bambiraptor feinbergi, menunjukkan kalau
ia masih anak-anak dan belum mencapai ukuran tubuh sepenuhnya. Ia memiliki
otak yang besar, sternum mirip burung, dan lengan mirip sayap. Fosil ini langka
karena lengkap tanpa kehilangan satu tulangpun. Fosil lain yang menunjukkan
adanya transisi antara dinosaurus dan burung yang ditemukan dalam sepuluh tahun
terakhir adalah : fosil Anchiornis huxleyi dari provinsi Liaoning, China, serta
Longicrusavis houi juga dari China.

Gambar 9.Bambiraptor

Gambar 10. Fosil Anchiornis huxleyi

Tipe fosil lainnya juga memberi bukti spesies purba. Amber adalah getah pohon
yang mengeras. Serangga terjebak dalam getak lengketnya dan terlestarikan saat
getah tersebut menjadi amber. Es telah melestarikan hewan yang cukup besar,
seperti Mammoth wol, yang mungkin terjebak glasier di Siberia. Cetakan daun

11
terlestarikan di batu bara saat ia terbentuk. Petrifikasi, penyerapan materi mineral
oleh tanaman dan hewan yang telah mati, melestarikan spesies tersebut dalam
bentuk batu. Tumpukan fosil pohon yang dijual di berbagai tempat di Sukabumi
dan diambil dari hutan gunung berapi merupakan contohnya. Fosil harimau gigi
pedang telah ditemukan di cekungan aspal cair di La Brea, Los Angeles.

Gambar 11.Fosil Naga yang ditemukan di Desa Guanling

Terdapat pula fosil berupa jejak sehingga bentuk binatang dapat direkonstruksi
secara umum atau untuk mengetahui bagaimana binatang bergerak. Selain fosil
jejak, noda-noda pada tulang tempat menempel otot dan ukuran serta bentu otot,
memungkingkan rekontruksi keseluruhan bentuk binatang. Paleontologi adalah
ilmu yang khusus mempelajari mengenai fosil.

Gambar 12. Jejak Kaki Dinosaurus

Memperlihatkan bekas jejak kaki dinosaurus yang 120 juta tahun yang lalu
ketika hewan ini berjlan di dasar sungai dikawasan Arizona, Amerika Serikat.
Dalam keadaan khusus, seluruh tubuh suatu organisme setelah mati dapat
diawetkan. Anak dinosaurus yang ditemukan secara utuh menjadi fosil pada batu

12
ambar di selatan Italia dapat dipelajari dengan mudah seakan-akan baru mati.
Bangkai (karkas) mammoth yang beku, suatu kerabat gajah yang telah punah,
kadang-kadang ditemukan di Seberia. Meskipun telah membeku selama
40.000tahun, dagingnya masih cukup baik untuk digunakan dalam studi biokimia

Gambar 13. Fosil Mammoth


Akan tetapi, pengawetan total organisme secara utuh jarang terjadi. Biasanya
setelah mati, bagian-bagian lunak tubuh dengan cepat dirusak oleh pemakan
bangkai atau busuk karena bakteri. Bagian keras seperti tulang atau cangkang lebih
tahan terhadap pengrusakan, karena itu kemungkinannya lebih besar untuk menjadi
fosil. jika dikelilingi oleh sedimen tanah liat atau pasir, bagian tersebut dapat
menjadi fosil yang dengan mudah dapat dikenali ratusan juta kemudian, lama
setelah sedimen yang membungkusnya berubah menjadi batuan seperti serpihan
atau batu pasir. Fosil-fosil ini malahan dpat mengandung sisa bahan organik untuk
jangka waktu yang sangat lama. dari beberapa fosil yang berumur lebih dari 300
juta tahun telah ditemukan asam amino dan peptida.
Kita tahu bahwa fosil bahwa fosil telah menimbulkan keingintahuan manusia
paling tidak sejak zaman Yunani kuno. Sering ditemukan fosil yang bentuknya
tidak ada pada organisme yang hidup di bumi sekarang ini. Lalu bagaimana kita
dapat menjelaskan adanya organisme tersebut? Sebagai penjelasan kadang-kadang
diktakan adanya serangkaian penciptaan khusus yang diikuti bencana alam yang
memusnahkan organisme diseluruh dunia. Tetapi teori evolusi memberikan
jawaban yang lebih memuaskan. Ada gagasan yang menyatakan bahwa semua
organisme yang hidup sekarang ini pada suatu periode dalam sejarahnya
mempunyai moyang yang sama. Secara tidak langsung hal ini menyatakan bahwa
pada waktu yang lampau terdapat lebih sedikit jenis makluk hidup dan keadaanya

13
lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan bukti-bukti fosil yang ditemukan. Jika kita
menuruni Grand Canyon di Amerika Serikat, kita akan melihat secara jelas lapisan
demi lapisan batu batuan sedimen, lapisan terdalam adalah ialah lapisan yang
tertua. Makin dalam kita menuruni lembah tersebut makin berkurang jumlah jenis
fosil. Selanjutnya juga terdapat fakta, sifat organisme yang terdapat di lapisan yang
lebih dalam itu kurang kompleks bila dibandingkan dengan yang terdapat di lapisan
atasnya. Fosil reptilia terdapat dilapisan tanah yang secara geologi lebih muda,
sedangkan fosil cacing terdapat dalam lapisan yang lebih tua.
Perlu diperhatikan bahwa dalam satu lokasi kita tidak akan pernah menemukan
sejarah fosil yang tidak terputus. Pergolakan geologi tanah selalu diikuti erosi. Oleh
karena itu sebagian dari sejarah catatan fosil akan lenyap (missing link). Sebagian
besar kecaman terhadap Darwin datang terkait kegagalan para paleontologi untuk
menemukan missing link, merupakan kelemahan besar bagi gagasan bahwa
organisme yang sekarang ini berkembang dari organisme yang ditemukan sebagai
fosil. Tetapi seiiring dengan waktu, ahli paleontologi telah banyak menemukan
missing link. Fosil Archeopteryx adalah salah satunya, berbentuk peralihan antara
burung dan reptilia yang diduga menjadi moyangnya. Kesenjangan pada data fosil
masih sangat mencolok pada hewan bertubuh lunak dan pada manusia. Hal ini tidak
mengherankan bila kita ingat bahwa peluang kedua tipe organisme dan hewan darat
lainnya (terutama primata yang cerdas) mati ditempat dimana dia akan tertutup
dengan cepat oleh sedimen adalah kecil. Kemudian, juga harus diingat bahwa
jangan berharap untuk menemukan informasi secara lengkap selain bagian-bagian
catatan fosil. Sebagian besar fosil yang pernah terbentuk masih ada di pegunungan,
dalam tanah dan lautan, mungkin juga telah rusak oleh gejolak geologi berikutnya
Rintangan terbesar menemukan missing link ialah evolusi spesies baru dari
tumbuhan atau hewan umumnya terjadi dalam populasi kecil pada organisme yang
kurang mengalami spesialisasi.

14
Gambar 14. Fosil Archeopteryx
Meskipun kita mungkin tidak akan pernah mampu merunut evolusi semua
makluk hidup melalui fosil moyangnya, tetapi adanya fosil dan penyebarannya
yang telah ditemukan memberikan pada kita beberapa bukti nyata dari evolusi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bukti-bukti evolusi yang dikemukakan pada makalah ini hanya beberapa contoh yang
mungkin akan mudah dimengerti. Contoh bukti Evolusi dapat dibuktikan mulai dari bukti
skala kecil seperti pada pemuliaan anjing atau tumbuhan, homologi antara suatu bagian
dari organisme hingga menyangkut pada masalah yang lebih luas seperti pembandingan
data sistematik selain daripada itu contoh dari bukti evolusi yang paling dikenal sekarang
adalah dengan adanya berbagai macam fosil yang ditemukan.

15
3.2 Saran
Saran untuk kedepannya agar makalah ini dapat dikembangkan dan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam proses pembelajaran berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008. EvolusiManusia. Wikipedia. Alamat website :http://in.wikipedia.org/


wiki/evolusi manusia/ (diakses 2Oktober 2018).

Iskandar T. Djoko.2001. Evolusi. Departemen Biologi. Bandung : ITB

Muhaimin. 2011. Bukti Evolusi. Alamat website ; http://biologionline.blogsp


ot.com/2011/04/bukti-evolusi/ (diakses pada 2Oktober 2018)

Pamungkas, B. 2011. Evolusi : Pemahaman Teori dan Bukti Evolusi. Alamat website
http://biologimediacentre.com/evolusi-pemahaman-teori-dan-bukti-evolusi/ (diakses
2Oktober 2018)

16
Sukandar&Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

17

Anda mungkin juga menyukai