Oleh:
Pembimbing:
SMF INTERNA
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya, penulisan laporan kasus stase interna ini dapat diselesaikan
dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman.
Penulisan laporan kasus ini diajukan untuk memenuhi tugas individu stase interna.
yang sebesar besarnya kepada dr.Hary Sp.JP, selaku pembimbing kami, yang
telah membimbing dan menuntun kami dalam pembuatan laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami tetap membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke sudah dikenal sejak zaman dahulu,
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung secara cepat,
2005 adalah 2,6%. Prevalensi meningkat sesuai kelompok usia yaitu 0,8% pada
usia 18-44 tahun, 2,7% pada usia 45-64 tahun dan 8,1% pada usia 65 tahun atau
lebih tua. Pria dan wanita memiliki prevalensi yang tidak jauh berbeda yaitu
hemoragik. Sekitar 80-85% merupakan stroke iskemik dan sisanya adalah stroke
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Agama/suku : Islam/Jawa
Keluhan Utama
Sesak
semakin memberat sejak 1 minggu ini. Pasien juga mengeluh sering bangun
dimalam hari karena sesak. Sesak memberat bila beraktivitas dan sedikit
sejak 1 minggu, batuk tanpa dahak, pasien juga panas sejak 5 hari yang lalu. Mual
HT (-), DM (-)
GCS : E4 V5 M6
Vital sign
RR : 25 x/menit
Suhu : 36,5 °C
Status Generalis
Kepala/Leher
Inspeksi :Anemia -, Icterus -, Cyanosis -, Dyspsneu -, mata
Thorax
o Paru :
simetris, retraksi +
Perkusi : Sonor/sonor
o Jantung :
Abdomen :
o Inspeksi : Flat
teraba
o Perkusi : Thympani
o Auskultasi : BU + N
Ekstremitas :
- Darah Lengkap :
Trombosit : 236.000/ul
Hasil pemeriksaan :
kelainan
Terapi :
- Head up 30 derajat
- O2 nasal 3 lpm
- Inj. Ranitidin 2 x 50 mg iv
Prognosis
Anjuran
- Bed rest
Planning Edukasi
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100
triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum(otak besar),
1998).
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks
kranii posterior dan ditutupi oleh duramater yang menyerupai atap tenda
pengeluaran air liur dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang
serebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi
aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut saraf asenden dan desenden dan
ditandai dengan gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi
a. Nervus olvaktorius
Saraf pembau yang keluar dari otak dibawa oleh dahi, membawa
b. Nervus optikus
c. Nervus okulomotoris
d. Nervus troklearis
Bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar mata yang pusatnya
e. Nervus trigeminus
Bersifat majemuk (sensoris motoris) saraf ini mempunyai tiga buah cabang.
Fungsinya sebagai saraf kembar tiga, saraf ini merupakansaraf otak besar,
sarafnya yaitu:
kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata dan bola mata.
g. Nervus fasialis
otot-otot lidah dan selaput lendir ronga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut-
serabut saraf otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala fungsinya
h. Nervus auditoris
i. Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensori dan motoris) mensarafi faring, tonsil dan lidah, saraf
j. Nervus vagus
perasa.
k. Nervus asesorius
l. Nervus hipoglosus
Saraf ini mensarafi otot-otot lidah, fungsinya sebagai saraf lidah. Saraf ini terdapat
oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis internadan arteri vertebralis. Dalam
rongga kranium, keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem
kira-kira setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak
serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklaviasisi yang
basilaris, terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang
organ-organ vestibular.
ekstrakranial.
Arterial rterial supply pada primary motorik dan sensorik motorik
Stroke
Definisi
Stroke adalah gangguan fungsi onal otak fokal maupun gl obal akut, lebih
dari 24 jam, berasal dari gangguan ali ran darah otak dan bukan di sebabkan ol eh
gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
Klasifikasi
2. Trombosis serebri .
3. Embolia serebri .
2. Perdarahan subarachnoid.
c. Completed stroke.
a. Sistem karotis.
b. Sistem vertebra-basilar
Faktor Resiko
Usia
Jenis Kelamin
Ras / Bangsa
Hereditas
Hipertensi
Diabetes Melitus
Penyakit Jantung
Obesitas
Hiperkolesterolemia
Merokok
Alkohol
Stres
Penyalahgunaan Obat
1. Pendarahan Intraserebral
superficial dan berjalan tegak lurus menuju parenkim otak yang di bagian
dalam parenkim otak. Darah ini mendorong struktur otak dan merembes ke
sekitarnya bahkan dapat masuk ke dalam ventrikel atau ke ruangan
merangsang meningens.
saat beraktivitas dan disertai nyeri kepala berat, muntah dan penurunan
pada usia pertengahan sampai tua dan lebih sering dijumpai pada laki-laki.
hidup, adanya darah dan jaringan nekrotik otak akan dibersihkan oleh
fagosit. Jaringan otak yang telah rusak sebagian digantikan pleh jaringan
ikat, lia dan pembuluh darah baru, yang meninggalkan rongga kecil yang
terisi cairan.
awal dan menjadi jelas dalam waktu 24-48 jam pertama bila volume darah
lebih dari 50 cc. Karena jaringan otak terdorong, maka timbul gejala
defisit neurologik yang cepat menjadi berat dalam beberapa jam. Dari
2. Pendarahan Subarachnoid
> 48 jam setelah onset dengan akibat terjadinya infark otak dan deficit
Diagnosa
umum atau dokter umum. Keadaan klinis pasien, gejala dan riwayat
perkembangan gejala dan defisit yang terjadi merupakan hal penting dan dapat
menuntun dokter untuk menentukan kausa yang paling mungkin dari stroke
tersebut
1. Anamnesis
tergantung dari area otak yang terkena dan seberapa luasnya perdarahan.
tubuhnya
ekstraokular
tetraparese)
yang jelas. Selain itu terdapat pula tanda tanda pengiring hemiparese yang
Refleks Hoffman
Trommer
Babinski
Chaddock
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Urine Lengkap
Asam Urat
Kholesterol, Trigliserid
b. Pemeriksaan radiologi
CT-scan otak
Perdarahan intraserebral dapat terlihat segera dan pemeriksaan ini
ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada
d. Pemeriksaan MRI
iskemik, bahkan pad stadium dini. DWI adalah sekuen yang ideal dan
radiologi untuk mendeteksi lesi pada akut stroke iskemia. Pada akut
FLAIR.
struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai
kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya. Peningkatam TIK
Kriteria
PIS SAH Thrombosis Emboli
Diagnosa
Kelumpuhan /
Hemiplegi Hemiparese Hemiparese Hemiparese
Tangan = +/- Tangan Tangan
kaki Sdh 3-5 hari kaki kaki
Afasia _ _ ++/- ++/-
1. Terapi Umum
Pasien stroke hemoragik harus dirawat di ICU jika volume hematoma >30
premorbid atau 15-20% bila tekanan sistolik >180 mmHg, diastolik >120 mmHg,
MAP >130 mmHg, dan volume hematoma bertambah. Bila terdapat gagal
300 mg; enalapril iv 0,625-1.25 mg per 6 jam; kaptopril 3 kali 6,25-25 mg per
dinaikkan 300, posisi kepala dan dada di satu bidang, diberi manitol bolus
intravena 0,25 sampai 1 g/kgBB per 30 menit, dan jika dicurigai fenomena
setiap 6 jam selama 3-5 hari. Harus dilakukan pemantauan osmolalitas (<320
Penatalaksanaan umum sama dengan pada stroke iskemik, tukak lambung diatasi
komplikasi saluran napas dicegah dengan fisioterapi dan diobati dengan antibiotik
spektrum luas.
2. Terapi khusus
Tindakan bedah mempertimbangkan usia dan letak perdarahan yaitu pada pasien
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus ini diajukan kasus penderita laki-laki berusia 50 tahun
yang datang ke IGD RSML dengan keluhan utama sulit berbicara disertai nyeri
kepala dan lemah separu badan kanan. Dari riwayat anamnesis pasien memiliki
didapatkan GCS 456, dengan tekanan darah 154/89 mmHg, nadi 62 x per menit,
respiratory rate 20x/menit, suhu badan 36,4 derajat celcius. Tidak didapatkan
tanda-tanda anemis maupun ikterik pada konjungtiva dan sklera juga pada
pemeriksaan leher, thorax, abdomen dan extremitas dalam batas normal. Pada
UMN dan sensorik dalam batas normal. Diagnosis topis yaitu berada pada
menurunkan TIK akibat adanya pendarahan otak, lalu diberi pula ranitidine 2 x 50
terlihat dari pemeriksaan yang dilakukan per tanggal 17 januari yakni 6 hari
setelah pasien mrs didapatkan hasil pasien lemah badan sebelah kanan sudah
kembali normal tetapi pasien masih ada kesulitan bicara dan GCS 456,
didapatkan defisit, tidak ditemukan peningkatan reflek fisiologis bisep dan trisep
KESIMPULAN
Pasien Tn. S berusia 50 tahun yang datang ke IGD RSML dengan keluhan
utama sulit bicara disertai nyeri kepala dan lemah badan sebelah kanan. Dari
bungkus perhari. Pada pemeriksaan umum yang dilakukan saat pasien datang ke
IGD didapatkan GCS 456, dengan tekanan darah 154/89 mmHg, nadi 62 x per
menit, suhu badan 36,4 derajat celcius. Tidak didapatkan tanda-tanda anemis
maupun ikterik pada konjungtiva dan sklera juga pada pemeriksaan leher, thorax,
abdomen dan extremitas dalam batas normal. Pada peneriksaan neurologis di IGD
Price, Sylvia dan Wilson, Lorraine. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-