Pada dasarnya bahasa adalah alat yang berfungsi untuk berkomunikasi, dengan
bahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan, perasaan, dan pengalamannya kepada
Indonesia, di berbagai lembaga pendidikan mempunyai maksud dan tujuan yang sama
Bahasa dan Sastra Indonesia meliputi aspek kemampuan berbahasa. Aspek kempuan
halnya seorang guru, mereka dituntut menguasai keterampilan berbicara agar dapat
menyampaikan informasi dengan baik kepada siswanya. Bagi siswa pun dituntut
perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa usaha untuk mengungkapkan isi hati
kita, maka orang lain tidak akan mengetahui apa yang kita pikirkan dan rasakan. Ketika
kita tidak berbicara, maka orang lain tidak akan bisa saling berkomunikasi dengan
sesamanya. Untuk berkomunikasi dengan sesama kita lebih sering menggunakan
bahasa lisan daripada bahasa tulis. Bahasa lisan dapat mewakili sifat dan perasaan yang
sedang kita rasakan. Oleh karena itu, keterampilan berbicara menjadi salah satu hal
didik. Berbicara merupakan aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dalam menuntut
ilmu. Di sekolah Semua pelajaran pasti memanfaatkan kegiatan berbicara sebagai alat
transfer dari pendidik ke peserta didik. Berbicara merupakan salah satu aspek
dimiliki manusia untuk menyampaikan ide, pikiran atau perasaan sehingga ide yang ada
dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain. Berbicara berarti mengemukakan
ide atau pesan lisan secara aktif melalui lambang-lambang bunyi agar terjadi kegiatan
komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Memang setiap orang dikodratkan untuk
bisa berbicara atau berkomunikasi secara lisan, tetapi tidak semua memiliki
keterampilan untuk berbicara secara baik dan benar khususnya apa yang dialami oleh
anak penyandang autis. Oleh karena itu, pelajaran berbicara seharusnya mendapat
Bukan hal mudah mendidik dan mengajar anak autis. Butuh kesabaran dan
ketelatenan serta keahlian khusus, karena anak autis merupakan anak berkebutuhan
khusus yang berbeda dengan kebanyakan anak normal lainnya. Penyandang autis
adalah individu dengan keunikan pribadi. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda
dengan individu normal. Terkadang mereka ada yang memiliki gejala ringan dalam
atau berteman. Anak autis sulit memulai dan meneruskan pembicaraan. Bagi mereka
berkomunikasi adalah berbicara satu arah dan hanya membicarakan hal-hal monoton
yang sangat ia sukai tanpa mempedulikan lawan bicaranya suka atau tidak.
Kata autis berasal dari bahasa Yunani “auto” berarti sendiri yang ditujukan
pada seseorang yang menunjukan gejala “hidup dalam dunianya sendiri.” autis adalah
gangguan perkembangan pervasive pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan
dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi
sosial.
Gejala autis sangat bervariasi. Sebagian anak autis berperilaku hiperaktif dan
agresif atau menyakiti diri sendiri, tapi ada pula yang pasif. Mereka cenderung sangat
Kadang-kadang anak autis menangis, tertawa atau marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Autis dapat mempengaruhi semua aspek kehidupan anak, seperti aktivitas sehari-hari
T%20Evy%20Marlinda.pdf).
Anak autis dapat memiliki kemampuan ingatan dan berbicara secara normal,
tetapi sulit untuk berpartisipasi dan berteman dengan rekan sebayanya (Lakshita, 2012:
12). Secara umum anak autis memiliki gangguan dalam hal: komunikasi, interaksi
sosial, imajinasi, pola perilaku berulang, dan tidak mudah menyesuaikan terhadap
anak autis ini banyak kendala yang harus dihadapi. Kendala tersebut datang dari
kekurangan anak autis itu sendiri, misalnya gannguan komunikasi, interaksi sosial,
imajinasi, pola perilaku berulang, dan tidak mudah menyesuaikan terhadap perubahan.
Peneliti mengambil anak autis sebagai objek penelitian ini karena anak autis
mereka berbeda dengan individu normal. Selain itu, jumlah penyandang autis terus
peningkatan jumlah penderita dari tahun ke tahun terus meningkat. Demikian halnya
dengan Indonesia dari tahun ke tahun jumlah anak autis semakin meningkat (Lakshita,
2012: 11).
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan disertasi ini, penulis akan membahas beberapa masalah yaitu:
Cahaya Putih?
C. Tujuan Penelitian
autis dan akan menjadi salah satu sumber kajian bagi kalangan dosen maupun
mahasiswa baik sebagai bahan kajian dalam perkuliahan Pendidikan Bahasa dan
2. Bagi mahasiswa
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Surabaya.