Anda di halaman 1dari 3

Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian masalah

(problem solving). Bedanya, pada supervisi, teknik pengumpulan data untuk menetapkan
masalah dan penyebab masalah menggunakan pengamatan langsung (direct observation) oleh
pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam mengatasi
masalah, tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-sama dengan sasaran
supervisi secara langsung di tempat (on the spot). Dengan perbedaan seperti ini, jelaslah bahwa
untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik, ada dua hal yang perlu diperhatikan.
a. Pengamatan langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ada
beberapa hal yang harus diperhatikan.
1) Sasaran pengamatan.
Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat menimbulkan
kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat terperangkap pada sesuatu yang bersifat
detail. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka pada pengamatan langsung
ditujukan pada sesuatu yang bersifak pokok dan strategis.
2) Objektifitas pengamatan
Pengamatan langsung yang tidak berstandarisasi dapat menganggu objektifitas.
Untuk mencegah keadaan seperti ini maka diperlukan suatu daftar isian atau check list
yang telah dipersiapkan.
3) Pendekatan pengamatan
Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai dampak kesan negatif, misal
rasa takut, tidak senang, atau kesan menganggu pekerjaan. Dianjurkan pendekatan
pengamatan dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan kekuasaan atau otoriter.
b. Kerja sama
Tujuan pokok supervisi adalah meningkatkan kinerja bawahan dengan memberikan
bantuan secara langsung di tempat, sesuai dengan kebutuhannya. Untuk mengatasi masalah
yang ditemukan, diperlukan kerja sama antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi.
Kerja sama ini akan berhasil bila ada komunikasi yang baik antara pelaksana supervisi dan
yang disupervisi, serta mereka yang disupervisi merasakan masalah yang dihadapi juga
merupakan masalah mereka sendiri (sense of belonging).
Agar komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana supervisi
dan yang disupervisi perlu bekerja sama dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-
prinsip kerja sama kelompok (team work) dapat diterapkan. Masalah, penyebab masalah,
serta upaya alternative penyelesaian masalah harus dibahas secara bersama-sama. Kemudian,
upaya penyelesaian masalah tersebut dilaksanakan secara bersama-sama pula (Bahtiar, 2010).

Menurut Bakri (2017) setidaknya ada dua manfaat supervisi dalam keperawatan, yaitu:

a. Supervisi memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai kendala yang dihadapi


dalam pelakasanaan asuhan keperawatan di ruang bersangkutan. Supervisi dilakukan melalui
analisis komprehensif, bersama-sama dengan anggota perawat, secara efektif dan efisien.
b. Supervisi membuat manajer keperawatan mampu menghargai potensi setiap anggotanya,
termasuk pasien, serta mampu menerima perbedaan dan kekurangan anggota, dalam rangka
menciptakan kepuasan di antara mereka.

Manfaat dari supervisi menurut Pitman (2011) yaitu:


a. Manfaat bagi perawat pelaksana
1) Timbul perasaan dihargai dan dapat meningkatkan rasa percaya diri.
2) Supervisi mendorong praktek keperawatan yang aman dan mencerminkan pelayanan
perawatan pada pasien, hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat.
3) Meningkatkan pengembangan priadi dan profesional, supervisi yang dilakukan secara
keseluruhan dan terus menerus dapat meningkatkan profesionalisme dan pengembangan
pribadi serta komitmen untuk belajar secara terus menerus.
4) Perasaan diberdayakan dan difasilitasi untuk bertanggug jawab atas pekerjaan mereka
dan keputusan–keputusan yang diambil.
b. Manfaat bagi manajer
Tantangan bagi manajer untuk menfasilitasi staf dalam mengembangkan diri dan
meningkatkan profesionalisme, sehingga kualitas pelayanan yang bermutu dapat tercapai.
c. Meningkatkan kualitas dan keamanan pasien
Tujuan yang paling penting dari supervisi adalah meningkatkan kualitas dari pelayanan
dan keamanan pasien. Supervisi memegang peranan utama dalam mendukung pelayanan
yang bermutu melalui jaminan kualitas, manajemen resiko, dan manajemen kinerja.
Supervisi juga telah terbukti memiliki dampak positif pada perawatan pasien dan
sebaliknya kurangnya supervisi memberi dampak yang kurang baik bagi pasien. Supervisi
dalam praktek profesi kesehatan telah diidentifikasi sebagai faktor penting dalam
meningkatkan keselamatan pasien, supervisi yang tidak memadai dijadikan sebagai pemicu
kegagaan dan kesalahan yang terjadi dalam layanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai