RiwayatPengobatan :
Pasien belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya
3. RiwayatKesehatan / Penyakit :
Riw. DM dan HT disangkal
4. RiwayatKeluarga :
Riw. DM dan HT disangkal
5. RiwayatPekerjaan :
Pasien sudah tidak bekerja
DaftarPustaka:
Apley, A.G.,L. Solomon. 1995. Buku Ajar Ortopedi Fraktur Sistem Apley. Edisi 7. Jakarta:
Widya Medika
HasilPembelajaran:
1. Mengetahui penegakkan diagnosis intertrochanter femur
2. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien intertrochanter femur danPrognosisnya.
1. Subjektif
Anamnesis
OS datang sadar diantar keluarganya dengan keluhan post jatuh terpeleset di
halaman rumah saat menyapu. posisi jatuh pasien miring ke kiri dengan badan bagian
kanan kejatuhan sepeda karena saat terpeleset, pasien berusaha menggapai sepeda untuk
pegangan. Riw kepala terbentur (-), pingsan (-), pusing (-), mutah (-)
2. Objektif
Padasurvei primer, didapatkan :
o Airway: tidak ditemukan hambatan jalan nafas
o Breathing: laju pernafasan 22 x/menit, nafas regular, nafascupinghidung (-)
o Circulation: tekanandarah 120/90 mmHg, nadi 76 x/menit
o Disability: GCS E4M5V2, pupil isokor 2mm/2mm, rc +/+
o Exposure / Environment : tidak ada keluhan, T= 36,7 °C
Padasurveisekunder, didapatkan :
o Kepala: normocephal
o Mata: konjungtivaanemis (-), skleratidakikterik
o Hidung:simetris, krepitasi (-), sekret (-)
o Telinga:sekret (-)
o Mulut:lesi (-), membranmukosakemerahan, mulutkering (-)
o Tenggorok:dinding faring tidakhiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis (-)
o Leher:JVP normal
Thorax
o Inspeksi:Dindingthorakskanandankirisimetris, deformitasdindingthoraks (-),
deviasitulangbelakang (-), retraksidinding dada (-), ketinggalangerak (-), lesikulit
(-), dinding dada sejajar dinding abdomen, iktuskordistidakterlihat
o Palpasi:nyeri (-), masa (-), krepitasi (-), pergerakandinding dada simetris,
fremitus taktilsimetris
o Perkusi: Anterior: batasparuhepar di SIC V, batasjantungkesandbn
o Auskultasi: SDV +/+, BJ I-II reg, ST (-), Rh -/- , Wh -/-
Abdomen
o Inspeksi: Supel, Sikatriks (-), striae (-), bentukdinding abdomen datar, dinding
abdomen simetris, pembesaran organ (-)
o Auskultasi: BU (+) 7x/ menit
o Palpasi: NT (-) seluruhlapang abdomen
o Perkusi:suara timpani di empatregio abdomen, batashepardbn., pembesaran lien
(-)
o Lipat paha dan genitalia: pembesaran KGB (-)
o Ekstremitas:
Look
Tak tampak luka, edema (+), deformitas (+), length discrepancy (+)
Feel
Nyeri tekan (+)
Move
ROM terbatas, nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+)
3. PemeriksaanPenunjang
Hasil:
Terdapat diskontinuitas sepanjang trochanter mayor hingga trochanter minor.
Terdapat pergeseran bagian proksimal femur kearah superior
Terdapat garis fraktur pada trochanter minor
Didapatkan shanton line pada pelvis tidak simetris kanan kiri
4. Diagnosis
Closed Fraktur Intertrochanter Femur Dextra
5. RencanaTerapi
IVFD RL transet
Inj. Paracetamol 500mg/8 jam
Inj. Ranitidin I amp/12 jam
Skin traksi 2 Liter
6. Dasar Teori
Pada fracture ini, garis fracture melintang dari trochanter mayor ke trochanter
minor. Tidak seperti fracture intracapsular, salah satu tipe fracture extracapsular ini
dapat menyatu dengan lebih baik. Resiko untuk terjadinya komplikasi non-union
dan nekrosis avaskular sangat kecil jika dibandingkan dengan resiko pada
fractureintracapsular.
Fracture dapat terjadi akibat trauma langsung pada trochanter mayor atau akibat
trauma tidak langsung yang menyebabkan twisting pada daerah tersebut.
B. Diagnosis
Untuk mendiagnosis fraktur, diperlukan adanya anamnesis, pemeriksaan fisik, serta
pemeriksaan penunjang, sebagai berikut:
1. Anamnesis
Biasanya terdapat riwayat cedera (bagaimana proses cederanya), diikuti dengan
ketidakmampuan menggunakan tungkai yang mengalami cedera. Setelah jatuh tidak dapat
berdiri, kaki lebih pendek dan lebih berotasi keluar dibandingkan pada fraktur collum
(karena fraktur bersifat ekstrakapsular) dan pasien tidak dapat mengangkat kakinya.1
2. Pemeriksaan Fisik
Sedangkan tanda-tanda lokal pada fraktur akan didapatkan, antara lain:
a. Penampilan (look)
Pembengkakan, memar, deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting
adalah apakah kulit itu terlihat utuh atau tidak.1
b. Rasa (feel)
Terdapat nyeri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian distal dari fraktur
untuk merasakan nadi dan menguji sensasi.1
c. Gerakan (movement)
Krepitus dan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih oenting untuk menanyakan
apakah pasien dapat menggerakkan sendi-sendi di bagian distal cedera.1
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi pada panggul meliputi foto polos pelvis secara
anteroposterior (AP) dan area yang terkena cedera, dan dapat pula foto panggul secara
lateral view. Pada beberapa kasus, CT scan mungkin diperlukan.4
C. Terapi Fraktur
1. Operatif
Open Reduction Internal Fixation (ORIF)
2. Rehabilitasi Medik