Anda di halaman 1dari 5

MIKROBIOLOGI TERAPAN

“ Ujian Tengah Semester (UTS)”

Dosen Mata Kuliah: Dr. Linda Advinda, M.Kes

Oleh :

Indri Rahmawati
(17177017)
PPS-B

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
SOAL
1. Telur adalah sumber makanan terbaik, mengandung protein berkualitas, asam
amino esensial, vitamin dan mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk
kesehatan. Tabel 1. Memperlihatkan beberapa spesies bakteri yang diisolasi
dari cangkang telur yang berasal dari pasar dan peternak. Jumlah telur yang
dikumpulkan sebanyak 18 buah dari berbagai pasar dan peternak. Bahaslah
tabel 1.

Gambar 1.Persentase spesies bakteri aerobic yang diisolasi dari telur


Jawab:
Hasil isolasi bakteri dari 18 butir telur yang dikumpulkan dari berbagai
pasar dan peternakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1, menunjukkan bahwa
jenis mikroba yang ditemukan di dari cangkang telur peternakan lebih banyak
dibandingkan mikroba yang ditemukan di pasar. ditemukan 8 jenis bakteri
dari cangkang telur yang berasal dari peternak. Bakteri Staphylococcus sp
merupakan bakteri yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 28,40%
isolat bakteri, Bacillus sp ditemukan sebanyak 10,45 % isolat, Micrococcus
sp dan Enterococcus sp. ditemukan sebanyak 8% isolat, Neissairia sp.
ditemukan sebanyak 5%, Escherichia coli ditemukan sebanyak 4,5% isolate,
Streptococcus sp ditemukan sebanyak 3% isolate, dan Salmonella sp.
ditemukan sebanyak 1,5% isolat. Kontaminasi bakteri disebabkan oleh
lingkungan peternakan yang kurang steril dan petugas peternakan yang tidak
menerapkan sanitasi untuk sterilisasi air minum ternak sehingga kontaminasi
bakteri tinggi.
Sementara itu, Ditemukan 5 jenis bakteri dari cangkang telur yang berasal
di pasar. Bakteri Bacillus sp. merupakan bakteri yang paling banyak
ditemukan yaitu sebanyak 36,7% isolat, Staphylococcus sp. ditemukan
sebanyak 18,00%, Micrococcus sp. ditemukan sebanyak 16% isolat,
Salmonella sp ditemukan sebanyak 2,5% isolat, Enterococcus sp. ditemukan
sebanyak 2% isolat, sementara bakteri Streptococcus sp, Neissairia sp. dan
Escherichia coli tidak ditemukan pada cangkang telur yang berasal dari pasar.
Telur yang berasal dari peternakan pada umumnya banyak diperdagangkan
di pasar tradisional. Distribusi telur ayam ras dari peternak ke pengecer
memerlukan waktu 1-8 hari. Setelah itu telur-telur yang dijual di pasar
tradisional hanya ditempatkan di rak-rak telur seperti karton yang bercekung-
cekung pada ruang terbuka. Apabila penyimpanannya lebih dari 2 minggu
dan penanganannya tidak dilakukan dengan baik maka kemungkinan besar
telur dapat terkontaminasi oleh bakteri aerobic seperti Bacillus sp yang dapat
menyebabkan diare bagi yang mengkonsumsinya.
Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa bakteri yang paling banyak
ditemukan pada cangkang telur yang berasal dari pasar dan peternak adalah
Bakteri Bacillus sp.dan Staphylococcus sp.

2. Mengapa mikroorganisme anaerob (dalam pemanfaatan glukosa ) dinyatakan


tidak efektif menghasilkan molekul ATP? Jelaskan jawaban anda!
Jawab:
Karena glikolisis terjadi di sitoplasma bukan di mitokondria sehingga ATP
hanya dihasilkan pada proses glikolisis sementara pada tahap fermentasi
tidak lagi dihasilkan ATP. Jadi total ATP yang dihasilkan metabolism
anaerob hanya 2 ATP

3. Sebanyak 30 murid sekolah dasar (SD) disalah satu sekolah di padang,


keracunan susu yang telah diberikan cuma-cuma oleh produsen susu tersebut.
Pihak produsen susu sebelumnya sudah berhubungan dengan pihak sekolah
untuk datang dan membagikan susu tersebut. Pihak produsen memimpin
pemberian susu tersebut, namun setelah 10 menit kemudian, puluhan siswa
alami mual dan muntah-muntah. Mengapa hal tersebut bias terjadi dan
bagaimana agar kejadian itu tidak terjadi lagi?
Jawab:
Penyebab keracunan setelah minum susu mungkin disebabkan adanya
kontaminasi bakteri patogen yang mencemari susu misalnya : Bacillus cereus
4
dan Salmonella sp. Kontaminasi B. cereus dengan jumlah 10 cfu/ml
berpotensi menghasilkan toksin sehingga menimbulkan gejala seperti mual
dan muntah. Salmonella sp. merupakan bakteri yang dikeluarkan dari saluran
pencernaan hewan atau manusia bersama dengan feses. Oleh karena itu,
produk yang berasal dari peternakan rentan terkontaminasi Salmonella sp.
Kontaminasi Salmonella sp. berpotensi menghasilkan toksin yang
menyebabkan mual, keram perut, dan diare. Proses pencemaran bakteri
pada susu dimulai ketika susu diperah karena adanya bakteri yang tumbuh di
sekitar ambing, sehingga saat pemerahan bakteri tersebut terbawa dalam susu.
Sumber kontaminasi yang sangat signifikan adalah dari tangan pemerah, baju
pemerah yang kurang bersih saat pemerahan, kandang, serta peralatan yang
digunakan dalam proses pemerahan susu (ember, lap, saringan), pengolahan
paska panen dan penyakit tertentu pada hewan ternak.
Mencegah keracunan setelah minum susu dapat dilakukan dengan
memperbaiki proses penerimaan bahan baku atau susu segar, penanganan,
pemrosesan, dan penyimpanan. Kontaminasi pada susu dapat dikurangi antara
lain dengan menjaga kesehatan ternak, higiene susu, dan pasteurisasi.
Penerimaan bahan baku harus memenuhi standar SNI susu segar. Selama
penanganan, susu ditempatkan pada suhu dingin dalam milk can tertutup
sehingga terhindar dari kontaminasi lingkungan. Untuk susu segar yang telah
memenuhi standar SNI, proses penyimpanan dan pendistribusiannya sampai
ke tangan konsumen harus dilakukan pada suhu dingin sampai susu ke tangan
konsumen karena meskipun telah melalui proses pasteurisasi, susu masih
mengandung bakteri pembusuk. Bakteri pembusuk akan berkembang pada
suhu ruang. Beberapa tindakan yang dapat diterapkan sehingga susu aman
untuk dikonsumsi antara lain adalah melakukan pasteurisasi, UHT,
penggunaan bakteriosin, dan pencucian peralatan dengan NEW.
4. Nilai gizi susu yang tinggi menyebabkan susu menjadi media yang sangat
cocok bagi mikrooorganisme untuk pertumbuhan dan perkembangannya,
sehingga dalam waktu yang singkat susu menjadi tak layak dikunsumsi bila
tidak ditangani dengan benar. Yoghurt merupakan salah satu produk
fermentasi susu. Keberhasilan produk fermentasi ini sangat tergantung pada
penggunaan bakteri asam laktat. Tabel 1 adalah hasil penelitian tentang
pengaruh konsentrasi starter terhadap produksi asam laktat yogurt. Bahaslah
tabel 1.
Tabel 1. Rerata produksi asam laktat
Pesentase Jenis Susu Rerata
Starter(%) UHT Bubuk Segar
7 1,17 1,07 1,21 1,15
14 1,17 1,13 1,30 1,21
Rerata 1,17 1,10 1,26
Jawab:
Tabel 1 menunjukkan bahwa persentase starter dan jenis susu yang
berbeda berpengaruh sangat nyata terhadap produksi kadar asam laktat
yogurt. Dengan bertambahnya konsentrasi starter maka aktivitas mikroba
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus meningkat
sehingga menyebabkan jumlah asam laktat yang terbentuk semakin banyak.
Dari tabel 1 menunjukkan bahwa yogurt dengan kadar asam laktat tertinggi
terdapat pada penggunaan starter 14% dan susu segar sebagai bahan baku
dengan nilai asam laktat tertinggi (1,30%). Sedangkan yogurt dengan kadar
asam laktat terendah terdapat pada penggunaan starter 7% dan susu bubuk
sebagai bahan baku dengan nilai asam laktat (1,07%). Sementara yoghurt
yang berasal dari susu UHT memiliki kadar asam laktat yang sama yaitu
1,17% pada penggunaan starter 7% dan 14%. Perbedaan kadar asam laktat ini
karena perbedaan kandungan laktosa pada jenis bahan dasar susu yang
berbeda, sehingga mempengaruhi laju pemecahan laktosa dan sintesis asam
laktat. Laktosa yang terdapat dalam susu segar lebih tinggi dibandingkan
laktosa pada susu UHT dan susu bubuk, sehingga kadar asam laktatnya juga
lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai