PENDAHULUAN
salah satu dari organ yang terdapat dalam tubuh mengalami suatu
ketidakseimbangan maka tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu dari organ
tersebut akan menjadi sumber terjangkitnya suatu penyakit. Bagian dari sistem
mengetahui gejala serta penyebab dari penyakit paru-paru merupakan usaha untuk
angka prevalensi semua tipe kasus TB sebesar 244 per 100.000 penduduk atau
sekitar 565.614 kasus semua tipe TB, insidensi semua tipe TB sebesar 228 per
100.000 penduduk atau sekitar 528.063 kasus semua tipe TB, sedangkan kematian
TB 39 per 100.000 penduduk atau 250 orang per hari.3,4 Selain kasus putus obat
yang terjadi dalam pengobatan TB, kasus resistensi pun merupakan tantangan
1
resistensi primer di seluruh dunia telah terjadi poli resisten 17,0%, mono
sebesar 2% .3,6 Dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan menyebutkan
bahwa resistensi primer isoniazid (H) sebesar 2,16%, diikuti streptomisin (S)
1,23%, rifampisin (R) 0,50%, etionamid (N) 0,16%, kanamisin (K) 0,08% dan
pyrazinamid (Z) 0,04% dan tidak ditemukan resistensi terhadap etambutol (E).
Resistensi terhadap dua atau lebih obat antituberkulosis (OAT) bervariasi antara
0,08% sampai dengan 2,71%, serta terdapat TB-MDR primer sebanyak 3 orang
dari 15 orang pasien yang tidak memiliki riwayat pengobatan OAT. Sedangkan
berdasarkan hasil uji resistensi terhadap obat diantara semua subjek penelitian
dijumpai kasus TB-MDR primer sebanyak 4 orang (4,71%) dengan jenis kelamin
2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Empat kasus TB-MDR primer yang
ditemukan memiliki kecenderungan pada usia tua, yaitu pada usia 43, 51, 57, dan
juta orang di dunia yang telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis yang
telah resisten terhadap OAT dan dijumpai 273.000 (3,1%) dari 8,7 juta TB kasus
terjadi jika kuman resisten terhadap setidaknya isoniazid dan rifampisin, dua jenis
OAT yang utama. Resistensi obat terjadi akibat penggunaan OAT yang tidak tepat
dosis pada pasien yang masih sensitif terhadap regimen OAT serta
ketidaksesuaian ini bisa ditimbulkan oleh berbagai sebab seperti karena pemberian
2
regimen yang tidak tepat oleh tenaga kesehatan atau karena kegagalan dalam
Bagaimana pola resistensi obat anti tuberkulosis (OAT) yang terjadi pada
kesehatan.
3
4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai saran untuk dasar
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tuberkulosis
dunia. Hingga saat ini, belum ada satu negara pun yang bebas TB. Angka
perempuan) sementara ada 9,4 juta kasus baru TB (3,3 juta diantaranya
teratur dan displin dengan dosis yang tepat. Akan tetapi kombinasi antibiotik yang
terhadap hati. Mengkonsumsi obat ini dalam jangka waktu yang lama akan
Keadaan ini diperparah apabila pasien sudah mempunyai penyakit gout arthritis
5
atau osteoarthritis sebelumnya. Etambutol dalam jangka waktu yang panjang bisa
sel-sel konus di retina. Pirazinamid mempunyai efek samping yang mirip dengan
rifampisin dan isoniazid yaitu gangguan pada hati dan sendi. Streptomisin adalah
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan di beberapa kota yang ada di
indonesia hingga dunia, terlihat bahwa kasus resistensi merupakan masalah besar
terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis yang telah resisten terhadap OAT dan
dijumpai 273.000 (3,1%) dari 8,7 juta TB kasus baru pada tahun 2000.40 Pasien
yang terinfeksi galur M. tuberculosis yang telah resisten obat disebut dengan
transmisi/penularan terbaru.23,27,9
yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT sebelumnya atau telah
minum obat anti tuberkulosis kurang dari 1 bulan. Faktor risiko terjadinya
resistensi primer OAT adalah kasus infeksi oleh bakteri TB yang resistensi OAT.
Keadaan ini dijumpai secara geografis pada tempat yang mempunyai risiko tinggi
untuk resistensi OAT, usia muda, infeksi HIV, atau pemakaian berbagai obat-
6
obat suntik.19 sedangkan resistensi sekunder yaitu terdapatnya strain
M.tuberkulosis yang sudah resisten terhadap OAT (obat anti tuberkulosis ) lini 1
7
BAB III
METODE PENELITIAN
pasien yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di RS Al-Islam Bandung
Periode 2010-2013.
yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di RS Al-Islam Bandung Periode 2010-
1. Kriteria inklusi :
tahun.
d. Pasien yang menjalani rawat jalan dan rawat inap di RSUD Kota
2. Kriteria eksklusi :
telusuri.
8
3.3 Waktu dan tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan dibagian rekam medik, serta bagian lab
klinis/patologi di RSUD Kota Bandung Periode 2010-2013 mulai dari Maret 2014-
Mei 2014.
tahun 2010-2013.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://carapedia.com/tentang_penyakit_paru_paru_info2290.html
Kematian di Indonesia.
http://www.scribd.com/doc/17641206/Global-TB-Report- Fullreport-2009
http://www.tbindonesia.or.id/epidemiologi-tb-indonesia/
8. Aditama TY, Chairil A.S, Herry B.W. 1995. Resistensi primer dan
9)
10
9. Munir SM, Nawas A, Soetoyo DK. 2010. Pengamatan pasien tuberkulosis
Kategori I di RSUPH. Adam Malik, Medan. J Respir Indo Vol. 32, No. 3,
Juli 2012
Surabaya
Indonesia.
15. Priyanti Z.S, Hadiarto Mangunnegoro, Erlina Burhan, dkk. 2008. Hasil
11
16. Putro Gurendro dan Santoso Priyo. 2006. Faktor Resiko Pneumonia pada
18. Sucipta, A.A.M, dkk. 2012. Jurnal Risk Factors For Cefotaxime
22. Asih, Retno, Landia, dan Makmuri. 2006. Pneumonia. Divisi Respirologi
http://www.pediatrik.com/pkb/061022023132-f6vo140.pdf
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1444-tbc-masalah-
http://home.spotdokter.com/725/hati-hati-memakai-antibiotik-untuk-tbc/
12
25. Ditjen PPM-PLP Departemen Kesehatan RI. 1996. Pedoman Penyakit
http://health.kompas.com/read/2013/03/10/03224485/Terapi.Tuberkulosis.
Bakti. Jakarta
29. Skevington, S. M., Lotfy, M., & O’Connell, K. A. 2004. The World
31. Bari, AS. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta :
Bina Pustaka
32. Deshpande, L. M., Fix, A. M., Pfaller, M. A., & Jones, R. N.2011. Diagn
Microbiol Infect
13
34. Correa AG, Starke JR. 1998. Bacteria Pneumonias. Philadelphia : WB
Saunders
http://home.spotdokter.com/725/hati-hati-memakai-antibiotika-untuk-tbc
Jakarta.
Indonesia. Jakarta
14
15