Anda di halaman 1dari 16

TUGAS HUKUM TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

RESUME SEJARAH TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DISUSUN OLEH:
ISTIHANAH
B 111 07 172

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2010
1. SEJARAH PERKEMBANGAN HUKUM TELEKOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
BESERTA RUANG LINGKUPNYA
A. Sejarah Perkembangan Hukum Telekomunikasi dan Informatika

Telekomunikasi berasal dari gabungan dua kata, yakni “tele” yang berarti far off atau
jauh dan “communicate” yang berarti to share atau komunikasi. Jadi, telekomunikasi
bisa diartikan sebagai “komunikasi jarak jauh”. Pada awalnya, telekomunikasi dilakukan
menggunakan media yang sangat sederhana. Drum digunakan oleh masyarakat asli
Afrika, New Guinea dan Amerika Selatan. Di Cina, masyarakat menggunakan
"Tamtam", suatu lempengan logam besar berbentuk bundar yang digantungkan secara
bebas sehingga bila dipukul akan menimbulkan bunyi keras yang dapat terdengar
sampai jarakyang jauh.

Pada abad ke-5 sebelum Masehi, kerajaan Yunani kuno dan Romawi menggunakan api
untuk berkomunikasi dari gunung ke gunung atau menara ke menara. Telekomunikasi
dilakukan oleh prajurit khusus dengan saling memahami kode berupa jumlah nyala api.
Telekomunikasi ini digunakan saat perang dan hanya efektif pada malam hari. Pada
abad ke-2 sesudah Masehi bangsa Romawi menggunakan asap sebagai media
telekomunikasi. Mereka membangun jaringan telekomunikasi yang terdiri dari ratusan
menara hingga mencapai 4500 kilometer. Setiap menara bisa mengeluarkan asap yang
dapat dilihat oleh menara lain yang berada di dekatnya. Sistem telekomunikasi ini
digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan militer dalam menjalankan pemerintahan
atas daerah jajahan yang semakin luas.

Pada abad ke-4 sesudah Masehi, Aeneas the Tactician mengusulkan sistem
telekomunikasi menggunakan air yang disebut hydro-optical telegraph. Sistem
telekomunikasi ini memanfaatkan ketinggian air sebagai kode-kode dalam
berkomunikasi. Sistem ini bisa mengirimkan pesan dengan sangat cepat dari satu
tempat ke tempat lain.

Pada masa Revolusi Perancis, Claude Chappe menemukan alat telekomunikasi yang
disebut mechanical-optical telegraph atau sering disebut semaphore. Alat tersebut
berupa suatu batang yang dapat digerakkan menggunakan tali sehingga bisa
membentuk berbagai simbol/huruf yang jumlahnya mencapai 196 (huruf besar, kecil,
tanda baca dan angka). Alat tersebut dipasang di atas atap gedung sehingga bisa
terlihat dari jarak jauh. Jaringan telegraph menggunakan alat tersebut dioperasikan
pada tahun 1794 ketika tentara sukarela mempertahankan Perancis dari serangan
Austria dan penjajah lainnya. Jaringan tersebut terdiri dari 22 stasiun dengan jangkauan
240 kilometer. Pengiriman pesan sejauh itu hanya membutuhkan waktu 2 sampai 6
menit.

Telegraph elektrik komersial pertama dibangun di Inggris oleh Sir Charles Wheatstone
dan Sir William Fothergill Cooke. Jaringan telegraph elektrik ini beroperasi dengan
jangkauan 21 kilometer di the Great Western Railway pada 9 April 1839. Samuel
Morse, bersama Alfred Vail berhasil membangun suatu telegraph yang bisa merekam
pesan ke dalam gulungan kertas. Sistem ini menjangkau 64 kilometer antara
Washington, DC dan Baltimore pada 24 Mei 1844. Jaringan telegraph di Amerika
berkembang hingga 32.000 kilometer pada tahun 1851. Selanjutnya, jaringan kabel
telegraph yang melewati lautan Atlantic (antara Amerika dan Eropa) selesai dibangun
pada 27 Juli 1866.

Sepuluh tahun kemudian (1876), telepon konvensional ditemukan oleh pemuda berusia
29 tahun bernama Alexander Graham Bell dan asistennya, Thomas Watson (22 tahun).
Pada masa itu, telepon merupakan penemuan sangat penting karena bisa mengirimkan
pesan suara melalui jaringan kabel. Hal ini membuat telekomunikasi semakin alami,
sangat cepat dan bisa dilakukan siapa saja. Suara Graham Bell yang mengucapkan
kalimat "Mr. Watson, come here, I want you!" adalah suara pertama yang berhasil
dikirimkan melalui kabel pada tanggal 10 Maret 1876.

Telepon komersial mulai dijalankan pada tahun 1878 di New Haven, Connecticut. Enam
tahun kemudian, jaringan telepon sudah menjangkau Boston, Massachusetts dan New
York City Pembangunan jaringan kabel telepon membutuhkan biaya yang besar dan
waktu yang lama. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha menemukan sistem
telekomunikasi tanpa kabel (wireless telecommunication). Usaha ke arah ini
sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1832 ketika James Lindsay mendemonstrasikan
wireless telegraphy di hadapan para mahasiswanya. Pada tahun 1854, dia berhasil
mengirimkan pesan, dari Dundee ke Woodhaven yang berjarak sekitar 3 kilometer,
menggunakan air sebagai media transmisinya.

Pada tahun 1893, Nikola Tesla menggambarkan dan mendemonstrasikan secara detail
mengenai prinsip-prinsip wireless telegraphy. Dia menggunakan peralatan yang
berhubungan dengan sistem radio. Sebelum tahun 1900, Reginald Fessenden berhasil
mengirimkan pesan yang berupa suara manusia tanpa melalui kabel (wireless). Pada
bulan Desember 1901, Guglielmo Marconi berhasil membangun wireless
communication antara Inggris dan Amerika yang membuat dia mendapatkan hadiah
Nobel pada tahun 1909. Pada tanggal 25 maret 1925 di London,

John Logie Baird (Skotlandia) berhasil mengirimkan pesan berupa gambar siluet
bergerak. Pada bulan Oktober 1925, Baird berhasil mengirimkan gambar bergerak yang
sebenarnya atau televisi menggunakan Nipkow disk sehingga dikenal sebagai televisi
mekanik. Selanjutnya, Baird berhasil membangun televisi berwarna menggunakan
cathode-ray tubes.

Telekomunikasi Berbasis Komputer Sejak ditemukannya komputer elektronik pada


dekade 1930-an, perkembangan telekomunikasi menjadi sangat cepat. Berbagai usaha
dilakukan untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lainnya. Pada
tanggal 11 September 1940, George Stibitz berhasil mengirimkan masalah-masalah
komputasi menggunakan teletype ke Complex Number Calculator di New York dan
menerima hasil komputasinya di Dartmouth College, New Hampshire. Konfigurasi
komputer terpusat ini tetap populer sampai era 1950-an.

Pada dekade 1960-an, para peneliti mulai melakukan penelitian tentang packet
switching yang memungkinkan data-data dikirim ke komputer-komputer lain tanpa
melalui mainframe yang terpusat. Pada tanggal 5 Desember 1969, para peneliti berhasil
membuat suatu jaringan 4-node antara the University of California (Los Angeles), the
Stanford Research Institute, the University of Utah dan the University of California
(Santa Barbara).

Jaringan komputer ini selanjutnya menjadi ARPANET, yang pada tahun 1981 sudah
berisi 213 node. Pada bulan Juni 1973, suatu node dari luar Amerika ditambahkan ke
dalam jaringan komputer tersebut. Selanjutnya ARPANET bergabung dengan jaringan-
jaringan komputer lainnya sehingga membentuk Internet. Pada bulan Agustus 1982,
protokol electronic mail (e-mail) yang dikenal dengan SMTP mulai diperkenalkan. Pada
bulan Mei 1996, HTTP/1.0 atau protokol yang memungkinkan hyperlinked Internet
berhasil diimplementasikan. Kedua protokol inilah yang membuat telekomunikasi
berbasis komputer menjadi sangat populer.

Dari sisi software, keberadaan internet telah membuat manusia bisa berkomunikasi
dengan sangat mudah. Bagaimana dengan kondisi hardware? Perkembangan
hardware tidak bisa lepas dari software. Keduanya saling mendukung. Perancangan
hardware menjadi sangat mudah dan cepat dengan adanya software yang powerful.
Sebaliknya, software yang kuat, cepat dan biasanya berukuran besar hanya bisa
dibangun dan berjalan dengan baik jika hardware komputer (processor, memory,
harddisk, dsb.) menyediakan kebutuhan yang diperlukan.

Saat ini, hardware telekomunikasi sudah sangat maju. Jaringan telekomunikasi, baik
yang berbasis kabel maupun wireless, sudah memiliki kecepatan sangat tinggi hingga
Megabyte per detik. Di negara-negara maju, pengaksesan data dari benua lain memiliki
kecepatanyang hampir sama dengan pengaksesan data dari harddisk. Dengan
demikian, data-data multimedia (teks, suara, gambar dan video) sudah bisa dikirimkan
melalui internet.
Sebagian negara sudah menggunakan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP)
yang memungkinkan komunikasi suara melalui jaringan internet. Hal ini membuat biaya
telekomunikasi menjadi semakin murah. Komputer yang berukuran sangat kecil dan
terintegrasi dengan handphone sudah umum digunakan. Terjadi konvergensi antara
telekomunikasi berbasis suara dengan data-data lainnya: teks, gambar, dan video.
Teknologi Bluetooth memungkinkan sebuah handphone bisa berkomunikasi tanpa
kabel dalam jarak dekat dengan beberapa perangkat lainnya seperti komputer, printer,
scanner, dan sebagainya. Handphone berbasis jaringan 3G (generasi ke-3) sudah bisa
digunakan untuk pengiriman data multimedia. 1

B. Ruang Lingkup Telekomunikasi dan Informatika

Hakikat terminologi telekomunikasi adalah ”komunikasi jarak jauh”. Komunikasi sendiri


bersumber dari bahasa Latin ”communis” yang berarti ”sama”. Jika kita berkomunikasi
itu berarti kita mengadakan ”kesamaan”, dalam hal ini kesamaan pengertian atau
makna. Proses dalam melakukan penyampaian stimulan (transmit stimuli) dapat
dilakukan secara langsung (face to face) atau menggunakan sarana. Alat bantu
(teknologi) dimanfaatkan sebagai sarana untuk komunikasi jarak jauh. Sarana tersebtu
dimulai dengan cara yang sederhana, seperti metode asap kaum India sampai dengan
teknologi canggih dewasa ini yang berbentuk suara, gambar, tanda, kode, signal, atau
intelegensi, baik yang melalui kabel, tanpa kabel, atau sistem elektronis lainnya. Karena
itulah, berdasarkan Convention of International Telecommunication Nairobi tahun 1982
juga yang termuat dalam lampiran Constitution and Convention of the International
Telecommunication Union Jenewa tahun 1992, defenisi dari telekomunikasi adalah
sebagai berikut:
” Any transmission, emission or reception of signs, signals, writing, images and
sounds or intelligence of any nature by wire, radio, optical. or other
electromagnetic systems.”
Dengan demikian, kerangka hukum telematika adalah hokum tentang tata cara
pemancaran, pengiriman, atau penerimaan tanda-tanda, signal, tulisan, gambar dan
suara atau informasi melalui kawat (kabel), radio, optik atau sistem elektromagnetik
lainnya.

Penggunaan istilah hukum telekomunikasi sesungguhnya merupakan suatu hal yang


universal, namun kurang populer. Kurang berkembangnya kajian tentang hukum

1
www.ittelkom.ac.id. Diaksses pada tanggal 6 Maret 2010. Pukul 20.00 Wita
telekomunikasi secara komprejensif dapat dimaklumi mengingat kurangnya
pemahaman masalah teknik (elektro) yang dimiliki oleh sarjana hukum akibat latar
belakang pendidikan yang sangat berbeda. Misalnya, ada sarjana hukum yang hanya
menampilkan kajian hukum media (Media Law) yang hanya menyoroti hal-hal yang
berkaitan khusus dengan tata cara menggunakan media dalam berkomunikasi (televisi,
radio, dan film) termasuk persoalan materi program.

Dalam bukunya, Geoffrey Robertson dan Andrew G.L.Nicol mengidentikkan Media Law
sebagai hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban para praktisi (journalist,
broadcaster, editor, producer, atau anyone else who publishes news or views through
the communication media) atau lebih kepada bagaimana hukum mengatur manusia
menggunakan media dalam mengomunikasikan gagasan dan karya ciptanya. Konsep
Media Law, ini pulalah yang kemudian menumbuhkan pemahaman para ahli dan
regulator bahwa telekomunikasi dan penyiaran merupakan dua hal yang terpisah. Hal
khusus yang membedakan Dinas Penyiaran dengan Dinas Komunikasi radio lainnya.
Dinas Penyiaran merupakan sistem telekomunikasi yang diperuntukkan sebagai suatu
penerimaan umum secara langsung (direct reception by the general public). Ini berarti
dinas penyiaran termasuk kategori Dinas audio Komunikasi.

Di damping Media Law, dalam hukum telekomunikasi juga tengah berkembang kajian-
kajian khusus tentang radio komunikasi (International Law of Radio Communication).
Bidang hukum ini didefenisikan sebagai serangkaian norma dan peraturan hukum yang
mengatur penggunaan dan pengoperasian radio komunikasi dalam kerangka hubungan
internasional.

Seiring berjalannya waktu, hukum telekomunikasi mengalami perluasan wilayah dengan


dipergunakannya komputer sebagai alat komunikasi. Kini komputer telah menjadi media
pertukaran data dan informasi serta sarana komunikasi interpersonal yang mengglobal
melalui jaringan internet. Prinsip kerja hubungan komunikasi yang dilakukan melalui
jaringan internet sesungguhnya identik dengan hakikat defenisi telekomunikasi
sehingga sistem komunikasi via komputer sewajarnya dapat dikategorikan sebagai
salah satu bagian dari lingkup telekomunikasi. Proses atau sistem komunikasi via
komputer tersebut kemudian dikenal dengan istilah telematika yang berasal dari bahasa
Prancis ”telematique” atau ”telematics” dalam bahasa Inggris. Makan telematika
semakin berkembang dengan diartikannya telematics sebagai akronim dari
telecommunications and informatics atau di Indonesia dikenal istilah telekomunikasi dan
informatika. Hali ini merujuk pada konvergensi antara jaringan telekomunikasi dengan
teknologi informatika (komputer). Akan tetapi, jika kata ”telematika” adalah istilah yang
hanya digunakan untuk kajian tentang pemanfaatan komputer sebagai sarana
komunikasi semata, istilah tersebut sebaiknya bukan sebagai sebuah akronim, tetapi
merupakan sebuah kata tunggal seperti telepon, televisi, atau telegraf.

Pengkajian hukum tentang internet lebih dikenal luas dengan istilah cyber law atau
Hukum Cyber, dimana penyalahgunaan dan kejahatan yang terjadi dalam lingkup ini
disebut cyber crimes atau Kejahatan Cyber. Selanjutnya, berkenaan dengan cyber law,
istilah ini khusus diberikan kepada hal-hal yang berkaitan dengan penyalahgunaan,
pelanggaran hukum, atau kejahatan ”yang menggunakan telematika”, bukan kejahatan
yang hanya menggunakan komputer saja karena jika modern komputer tidak terhubung
ke sistem telekomunikasi, kejahatan atau pelanggaran tersebut tidak dapat digolongkan
kepada cyber crimes. Dengan kata lain, cyber law adalah hukum yang mengatur
tentang telematika dan cyber crimes adalah kejahatan telematika.

Menurut Kevin Werbach, ada kesulitan untuk menerapkan aturan-aturan


Telecommunication Act 1996 terhadap internet, tetapi prinsip kerja internet identik
dengan sistem telekomunikasi. Berdasarkan defenisi telekomunikasi yang
mensyaratkan adanya suatu sistem pemancaran, jika telaah sistem pengoperasian
internet, khususnya sistem kerja service provider dan penggunaan satelit sebagai
gateway penyaluran data, sistem telematika merupakan bagian dari telekomunikasi.
Dengan demikian, Hukum Telematika merupakan genre dari Hukum Telekomunikasi. 2

2. INTERNATIONAL TELECOMMUNICATION UNION (ITU)

2
Judhariksawan. 2005. Pengantar Hukum Telekomunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hlm. 5
Pada tahun 1947, setelah perang dunia ke II sebuah konferensi diadakan di Atlantic
City dengan tujuan membangun dan me-modernisasi organisasi tersebut. Dibawah
suatu persetujuan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations), ITU menjadi
bagian dari UN pada tanggal 15 Oktober 1947 dan selanjutnya pada tahun 1948
markas di kota Bern dipindahkan ke Genewa, Swiss.

Pada saat yang sama, the International Frequency Registration Board (IFRB) dibentuk
untuk meng-koordinasi tugas melakukan pemetaan spektrum radio dan dan tabel
alokasi frekwensi yang diperkenalkan pada tahun 1912 dan diumumkan secara luas
penggunaannya. Dalam tahun 1956, CCIT dan CCIF digabung dengan nama CCITT
(International Telephone and Telegraph Consultative Committe) dalam rangka
menjawab perkembangan ke dua jenis komunikasi ini.

Tahun berikutnya telah ditandai dengan peluncuran satelit Sputnik-1, sebagai


permulaan awal zaman ruang angkasa. Tahun 1963, dimulai peluncuran geostationary
satelit komunikasi yang pertama yaitu Syncom-1, telah mamasuki garis edar seperti
yang diusulkan oleh penulis Arthur C Clarke (1945) dan satelit tersebut digunakan untuk
transmisi informasi.

Dalam rangka pertemuan yang membahas tantangan sistem komunikasi ruang


angkasa ke depan, tahun 1959 CCIR membuat study group yang bertanggung jawab
untuk mempelajari radio komunikasi berbasis ruang angkasa. Sebagai tambahan, suatu
konferensi luar biasa untuk komunikasi luar angkasa dilaksanakan di Genewa dengan
tujuan meng-alokasikan frekwensi kepada berbagai jasa ruang angkasa. Konferensi
selanjutnya di buat alokasi dan peraturan yang mengatur penggunaan satelit baik
frekwensi serta slot pada satelit.

Tahun 1992, alokasi sudah dibuat untuk pertama kali untuk melayani kebutuhan
semacam jasa yang menggunakan satelit non-geostationary, yang dikenal dengan
nama GMPCS (Global Mobile Personal Communications by Satellite). Pada tahun yang
sama, spektrum telah di identifikasi untuk IMT-2000, suatu teknologi yang dibangun
oleh ITU untuk standar global pada telephone digital bergerak. Tiba saat implementasi
awal secara komersial pada penghujung millenium baru ini, IMT-2000 akan
menyelaraskan mobile sistem yang beragam digunakan di seluruh dunia serta
meletakkan landasan baru untuk peralatan high speed wireless yang dapat menangani
suara, data dan koneksi ke jasa online seperti internet.

Pada tahun 1989, dalam suatu konferensi dibentuk sebuah badan baru dengan nama
Telecommunication Development Bureau (BDT) yang bertugas memperluas
pengembangan bidang telekomunikasi di dunia. Dengan meningkatnya arus globalisasi
serta liberalisasi terutama dalam bidang telekomunikasi, konferensi tersebut melakukan
re-evaluasi terhadap struktur, operasional, metode serta sumber daya yang
dialokasikan guna mencapai hasil yang objektif.

Konferensi juga menetapkan panitia yang terdiri dari para pakar dalam bidang
telekomunikasi untuk membuat dan merekomendasikan perubahan sesuai dengan
kebutuhan anggota ITU. Di tahun 1992, dalam sebuah konferensi lanjutan yang dikenal
dengan nama Additional Plenipotentiary Conference di Geneva, secara dramatis
dilakukan perubahan menyeluruh organisasi ITU dengan tujuan memberi fleksibilitas
lebih besar untuk menyesuaikan dengan perkembangan kemajuan teknologi terutama
bidang telekomunikasi yang begitu komplek, interaktif dan kompetitif.

Sebagai hasil dari re-organisasi tersebut, ITU dibagi dalam 3 bagian yang bertanggung
jawab atas masing-masing bidang. Bagian tersebut adalah

1. Telecommunication Standardization (ITU-T),

2. Radiocommunication (ITU-R),

3. Telecommunication Development (ITU-D).

Pada sistem yang baru tersebut juga diperkenalkan suatu siklus konferensi yang
diadakan secara reguler untuk membantu ITU me-respons perkembangan teknologi.
Plenipotentiary Conference yang diselenggarakan di Kyoto, Jepang pada tahun 1994
mengadopsi sebuah perencanaan strategis pertama untuk ITU yang mendukung suatu
pendekatan lebih berorientasi kepada pengguna dan program sekitar aktifitas
mengubah peran, kebutuhan serta fungsi ITU.

Sebagai tambahan dari hasil konferensi tersebut, dibentuk badan World


Telecommunication Policy Forum (WTPF) yang berguna sebagai forum anggota ITU
agar terlibat dalam diskusi informal membicarakan kebijakan telekomunikasi global.
Pertemuan pertama forum WTPF diselenggarakan di Geneva tahun 1996 dengan topik
"Global mobile personal communications by satellite" , dilanjutkan dengan pertemuan
kedua pada tahun 1998 dengan topik "On trade in telecommunication services" yang
dilangsungkan di Geneva.

Dalam rangka memperkuat keikutsertaan peran swasta dalam ITU dan mengadopsi
sebuah resolusi mengenai hak anggota ITU, diselenggarakan konferensi di Minneapolis
dari tanggal 12 Oktober hingga 6 Nopember 1998. Konferensi juga menetapkan
diadakannya World Summit on The Information Society dan menuntut keikut sertaan
lebih besar peranan ITU dalam bidang Internet sebagai alat komunikasi global. 3

Struktur Organisasi ITU terdiri dari organ utama dan organ-organ khusus. Selain itu
juga terdpat sektor-sektor yang fungsi dan kewenangannya akan dijabarkan sebagai
berikut berdasarkan The Constitution and Convention International Telecommunication
Union dalam lampiran Surat Keputusan Presiden No.18 tahun1996 tanggal 22 Februari
1996.

1. Plenipotentiary Conference (Konferensi Berkuasa Penuh)


Konferensi Berkuasa Penuh terdiri dari delegasi-delegasi yang mewakili para
anggota. Konferensi ini diadakan sekali dalam empat tahun. Konferensi Berkuasa
Penuh berwenang untuk:
a. menetapkan kebijakan umum untuk mencapai tujuan ITU yang ditentukan dalam
Pasal 1 Konstitusi ITU;

3
http://teknikpenyiaran.blogspot.com. Diakses pada tanggal 6 Maret 2010. Pukul 20.15 Wita.
b. mempelajari laporan-laporan dewan mengenai kegiatan-kegiatan ITU sejak
Konferensi Berkuasa Penuh sebelumnya dan kebijakan dan perencanaan
strategis yang untuk ITU, dan menyetujui semua keputusan yang dianggapnya
tepat;
c. menentukan dasar bagi anggaran ITU dan menetapkan plafon untuk
pengeluaran-pengeluaran ITU sampai Konferensi Berkuasa Penuh yang
berikutnya setelah mempertimbangkan semua aspek yang relevan dari
pekerjaan ITU selama jangka waktu tersebut;
d. memberikan petunjuk-petunjuk umum mengenai pengengkatan personil ITU, dan
bila perlu menetapkan gaji dasar, skala gaji, dan sistem tunjangan dan pensiun
bagi semua pejabat ITU;
e. memeriksa pembukuan ITU dan memberikan persetujuan akhir, bila tepat waktu;
f. mengangkat anggota ITU yang akan menjadi anggota majelis;
g. mengangkat sekretaris jenderal, wakil sekretaris jenderal dan direktur-direktur
dari biro-biro dalam sektor-sektor sebagai pejabat ITU yang dipilih;
h. mengangkat anggota dari Dewan Peraturan Radio;
i. mempertimbangkan dan menyetujui, apabila perlu, asal-usul amandemen pada
konstitusi ini dan konvensi sesuai dengan ketentuan Pasal 55 konstitusi ini dan
ataupun ketentuan-ketentuan konvensi yang relevan;
j. mengadakan atau merevisi, bila diperlukan, perjanjian-perjanjian antara ITU dan
organisasi-organisasi internasional, meneliti perjanjian-perjanjian sementara
dengan organisasi-organisasi tersebut yang diadakan oleh majelis atas nama
ITU, dan mengambil tindakan-tindakan sehubungan dengan itu yang
dianggapnya tepat;
k. menyelesaikan persoalan telekomunikasi apabila diperlukan.
2. Council (Majelis)
Majelis terdiri dari anggota ITU yang diangkat oleh Konferensi Berkuasa Penuh
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Konstitusi dan Konvensi ITU 1992.
Berdasarkan Pasal 10, diatur sebagai berikut:
a. Setiap anggota majelis harus menunjuk seseorang untuk duduk dalam dewan
yang dapat dibantu oleh seorang atau lebih penasihat.
b. Majelis akan menentukan peraturan tata caranya sendiri.
c. Dalam jangka waktu antara Konferensi Berkuasa Penuh, majelis akan bertindak,
selaku badan penguasa ITU, atau nama Konferensi Berkuasa Penuh dalam
batas-batas wewenang yang didelegasikan oleh konferensi tersebut.
d. Majelis harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk memudahkan
pelaksanaan ketentuan-ketentuan konstitusi ini, Konvensi Peraturan
Administrastif, Keputusan-Keputusan Konferensi Berkuasa Penuh.
e. Majelis akan mempertimbangkan masalah-masalah kebijakan telekomunikasi
dalam arti luas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan Konferensi
Berkuasa Penuh.
f. Majelis harus menjamin koordinasi pekerjaan ITU dengan efisiensi pekerjaan ITU
dan melakukan pengendalian keuangan yang efektif terhadap Sekjen dan ketiga
sektor.
g. Sesuai dengan tujuan ITU, majelis harus mendukung pengembangan
telekomunikasi di negara-negara berkembang dengan segala cara yang tersedia
baginya.
3. Secretary General (Sekretaris Jenderal)
Sekretariat Jenderal ITU dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal, yang dibantu
oleh seorang wakil. Sekretaris jenderal, dengan dibantu oleh komisi koordinasi,
menyiapkan kebijakan dan rencana strategi untuk ITU dan mengoordinasi kegiatan-
kegiatannya. Wakil sekretaris jenderal bertanggung jawab kepada sekretaris
jenderal di mana ia harus membanti sekretaris jenderal dalam pelaksanaan tugas-
tugasnya dan melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan padanya oleh
sekretaris jenderal.

4. World Conference on International Telecommunication


Konferensi dunia mengenai Telekomunikasi Internasional memiliki kewenangan
dalam hal perubahan atau merevisi Peraturan Telekomunikasi Internasional. Selain
itu, konferensi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah
telekomunikasi internasional yang menjadi kewenangannya dan berhubungan
dengan anggotanya.

Dalam struktur Organisasi, ITU dilengkapi sektor-sektor yang memiliki kewenangan


khusus dan masing-masing memiliki biro yang dipimpin oleh seorang direktur.
Sektor-sektor tersebut adalah sebagai berikut:
a. Radio Communication Sector
Fungsi sektor komunikasi radio adalah untuk memenuhi tujuan ITU yang
berhubungan dengan komunikasi radio dengan cara menjamin penggunaan
spektrum frekuensi radio secara rasional, efisien, dan ekonomis oleh semua
pemberi jasa komunikasi radio, termasuk yang menggunakan orbit satelit
geostasioner, dengan menaati ketentuan-ketentuan Pasal 44 Konvensi ITU
tentang penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit geostasioner, dan
dengan melaksanakan pengkajian-pengkajian tanpa batas mengenai jarak
frekuensi dan menyetujui rekomendasi-rekomendasi mengenai masalah-
masalah komunikasi radio.
b. Telecommunication Standardization Sector
Fungsi Sektor Standardisasi Telekomunikasi adalah untuk mencapai tujuan ITU
mengenai standardisasi telekomunikasi, dengan mempelajari masalah-masalah
teknis, operasional dan tarif dan menyetujui rekomendasi mengenai masalah-
masalah tersebut dengan maksud standardisasi telekomunikasi untuk seluruh
dunia.
c. Telecommunication Development Sector
Fungsi spesifik Sektor Pengembangan Telekomunikasi salah satunya adalah
meningkatkan level kepedulian para pembuat keputusan mengenai peranan
penting telekomunikasi dalam program nasional pengembangan ekonomis dan
sosial, untuk memberikan informasi dan nasihat mengenai pilihan-pilihan
kebijakan maupun struktur yang mungkin ada.

Berdasarkan Constitution and Convention ITU 1992, keanggotaan ITU terdiri dari:
a. setiap negara yang menjadi anggota ITU selaku pihak pada suatu Konvensi
Telekomunikasi Internasional sebelum mulai berlakunya Konstitusidan Konvensi
ITU 1992;
b. setiap negara lain, anggota PBB, yang kemudian menjadi pihak pada konstitusi
dan konverensi;
c. setiap negara lain yang bukan anggota PBB, yang mengajukan permintaan untuk
menjadi anggota, dan yang setelah memperoleh persetujuan mengenai
permintaan tersebut dari dua per tiga anggota ITU, menjadi Pihak pada
Konstitusi ini dan Konvensi sesuai dengan Pasal 42 Konstitusi.

Perlu diketahui, negara Republik Indonesia bergabung menjadi anggota ITU pada
tanggal 1 Januari 1949. Adapun Hak dan Kewajiban anggota ITU adalah sebagai
berikut:
a. Semua anggota mempunyai hak untuk turut serta dalam konferensi, dapat dipilih
untuk menjadi anggota dewan dan mempunyai hak untuk menunjuk calon-calon
untuk dipilih sebagai pejabat uni atau sebagai anggota Dewan Peraturan Radio.
b. Setiap anggota mempunyai satu suara pada semua Konferensi Berkuasa Penuh,
semua konferensi dunia dan semua sidang komunikasi radio dan rapat kelompok
studi, dan apabila menjadi anggota dewan, semua sidang dewan tersebut.
c. Setiap anggota juga mempunyai satu mengenai konferensi regional, hanya
anggota dari wilayah yang bersangkutan mempunyai hak suara.

Berdasarkan Pasal 31 Konstitusi ITU 1992 bahwa ITU memiliki Legal Capacity
(Kapasitas Hukum) dalam wilayah para anggotanya sebagaimana diperlukan untuk
pelaksanaan fungsi-fungsinya dan mencapai tujuannya. Dalam hubungan kerja dengan
anggotanya, setiap negara anggota menetapkan suatu badan tertentu yang
bertanggung jawab terhadap pengaturan telekomunikasi di wilayahnya. Badan tersebut
selanjutnya disebut dengan istilah administrasi (administration).4

4
Ibid. hlm. 53
Di era millenium baru ini, ITU lebih lanjut meninjau ulang dan melakukan penyesuaian
prioritas menyesuaikan perkembangan yang cepat dalam bidang telekomunikasi global.
Ketika dunia mulai mengarah pada teknologi komunikasi untuk perdagangan,
komunikasi dan meng-akses informasi, peran ITU dalam standar pengembangan dan
sistim baru, akan menjadi strategis dalam kebijakan komunikasi global.

REFRENSI

Judhariksawan. 2005. Pengantar Hukum Telekomunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo


Persada

www.ittelkom.ac.id

http://teknikpenyiaran.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai