FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
A. Sejarah Telekomunikasi
Ketika telepon pertama kali diciptakan pada tahun 1876 oleh Alexander
Graham Bell, banyak yang terheran dan menyangka bahwa alat tersebut
ada unsur sihir. Saat pertama kali dipatenkan oleh Bell, alat ini
dinamakan telegraf listrik. Berkat penemuan ini jarak bukan lagi menjadi
penghalang komunikasi sesama manusia.
Gambar 1,2 Telegraf pertama
4. Periode 1970-1980
• 1972: Pesan pertama surat elektronik (email). Istilah“internet”
digunakan pertama kali dua tahun kemudian, tetapi konsep internet
seba-gaimana kita kenal saat ini tidak ada peningkatan
• 1984: Telepon seluler per-tama kali dikenalkan
B. Komponen Dasar
• Informasi
• Transmiter (Pengirim)
• Receiver (Penerima)
• Media Transmisi
1. Informasi
Informasi merupakan sinyal yang dikirim atau diterima berupa data,
suara, gambar. Untuk sistem komunikasi masa kini yang menggunakan
internet, informasi bisa berisi file dokumen atau gambar yang dikirim
melalui attachments. Hal ini memungkinkan seseorang mengirimkan
informasi yang berupa dokumen yang cukup tebal dengan cepat dan
aman.
2. Transmitter
Transmiter atau pengirim akan mengubah informasi menjadi sinyal
listrik yang siap dikirim melalui media. Informasi yang akan dikirim
dimodulasikan dengan sinyal lain yang memiliki frekuensi lebih tinggi
sebagai sinyal pembawa menjadi sinyal termodulasi. Dalam sistem
telekomunikasi banyak bentuk sistem modulasi yang diterapkan. Sinyal
termodulasi dipancarkan dengan alat yang bernama Antena untuk
dikirim ketempat yang jauh
3. Receiver
Receiver / penerima berfungsi menerima sinyal elektromagnetik dari
sebuah pemancar dan mengubahnya sinyal tersebut menjadi sinyal
listrik. Sinyal tersebut diubah ke dalam informasi asli sesuai dengan
sinyal yang dikirim dari pengirim. Selanjutnya diproses hingga bisa
dipahami oleh orang lain sesuai dengan yang dikirimkan
4. Media Transmisi
Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim
dan penerima informasi, karena jarak yang jauh, maka data terlebih
dahulu diubah menjadi kode/isyarat, dan isyarat inilah yang akan
dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali
menjadi informasi.
• Open Wire
• Twisted Pair
• Coaxial Cable
• Optical Fibre
1) Open Wire
Open wire aadalah media telekomunikasi tradisional yang
paling lama dipakai. Open wire terdiri dari kabel tunggal
tanpa pelindung yang ditarik dab dibentang dengan tiang
pancang setiap 20 meter.
a) Gelombang mikro
b) Satelit
Gelombang angkasa
ANTENA
Gelombang bumi
BUMI
dan angkasa
SW Sangat 100 km Sedikit Kuat Gelombang
kuat angkasa
VHF
PANTULAN PEMBENGKOKAN
SW
SW - MW
SW VHF
PERMUKAAN BUMI
BUMI
PANCARAN
GELOMBANG
ANGKASA
HORISONTAL
a b c d
Medan
M listrik
e
d
a
n
m
a
g
n
i
t
Pemind
ah
enersi
Pembagian tegangan dan arus pada antena : Dalam antena mengalir arus
bolak-balik frekuensi tinggi. Pada ujung antena elektron-elektron tidak
dapat bergerak kesana kemari maka pada posisi ini arusnya NOL.
Gsmbsr 4.5 panjang gelombang
mV
maka U 1,25 . 4m = 5mV
m
Kumparan yang dipasang seri dengan kawat antena, memperbesar
INDUKTANSI resonator dan memperkecil FREKUENSI resonansi.
Kumparan ini mengakibatkan PERPANJANGAN antena disebut sebagai
pemanjang antena. Kapasitor yang disambung seri dengan antena
akan
memperkecil KAPASITANSI antena dan mengakibatkan PEMENDEKAN
antena dan disebut kapasitor pemendek.
4. Antena Ferit
UHF
Medan manget
2
UHf =
maksimum
Antena penerima
Zo R=Zo
Antena dipol tertala adalah antena semacam itu yang panjangnya ditala
atas PANJANG GELOMBANG yang diterima. Antena ini memberikan
tegangan penerimaan yang besar dibanding antena yang tidak tertala.
Kebanyakan digunakan dipol /2, disini akan diperoleh pembagian
tegangan dan arus sepanjang antena yang simetris.
Selain dipol /2 terdapat pula dipol satu , pada antena ini panjang batang
sepanjang panjang gelombang yang diterima. Antena dipol
terlipat diperoleh jika ujung-ujung antena dipol satu
dalam jarak /4 ditekuk hingga
ujungnya bersentuhan.
Gambar 4,13 Antena folded dipole
Antena dipol /2 dan dipol terlipat memancarkan daya yang sama, maka
antena dipol terlipat menarik arus SETENGAH KALI dari arus yang
ditarik oleh antena dipol /2. Sedang arus separuh yang lain berada dalam
batang
yang lain yang terbangkit oleh pengaruh batang disampingnya.
1. Prinsip Kerja
2. Penguatan
4. Antena Yagi
2. Penguatan
3. Karakteristik arah
0°
4. Diagram arah
Perbandingan muka
a
belakang =
b
a b
G (dB)
10
E. Pemantulan
PENERIMA
Kejadian refleksi diinginkan
Perbedaan jalan tempuh antara sinyal langsung dengan sinyal pantul untuk
Pembekokan
Dinding
potongan bumi
A. Penghantar Antena
1. Kabel Antena
1 MHz 50 MHz 100 MHz 200 MHz 500 MHz 600 MHz
2. Kecepatan rambat
3. Tahanan gelombang
Pada sinyal frekuensi tinggi ( f > 100 kHz ) tahanan kawat R dapat
diabaikan dibanding reaktansi induktif XL = WL( R << WL ).
tahanan gelombang
4. Gelombang berdiri
20cm
5. Kabel simetris
Penghantar
Bahan isolasi
Gambar 5.7 Kabel simetris
Satu kabel /penghantar simetris dengan dua penghantar dengan jarak
tertentu ( 20 cm - 30 cm ) yang dijaga oleh bahan isolasi. Tahanan
gelombang jenis ini dipilih sekitar 600 ohm berdasarkan pertimbangan
mekanis. Gambar kanan memperlihatkan garis medan magnit dan
garis medan listriknya . Besar tahanan gelombang dapat dihitung
dengan rumus :
pengaman.
Pengaman
Kabel jenis ini biasanya mempunyai tahanan gelombang 120 ohm dan
juga 240 ohm.
D d
Dielekt
rikum
Pengaman/p
elindung
Untuk menjaga jarak antara penghantar dalam dan luar dibagian antar
diisi dengan bahan dielektrikum, dan ini merubah sifat listrik kabel.
60 D
Zo = 1n d
r
Besar Zo dalam praktek adalah 50 ohm, 60 dan 75 ohm. Sedang
frekuensi maksimum yang dapat dilakukan dapat dihitung dengan :
f maks 0,64
Co = Kecepatan cahaya
3.10
Daya (Watts
Frekue
nsi
Gambar 5.13 Daya yang diijinkan pada kabel koaksial
berlainan tipe dalam keterpengaruhan frekuensi
operasi.
1. Penyesuai Impedansi Antena
penerima.
Z1 = Zo = Ze ( SESUAI / MATCH )
Zo
Ze
XC = Ra
........................ (
2)
Setelah itu bagian imajiner jXa dikompensasikan dengan induktansi
atau kapasitansi yang seuai dalam seri dengan Ze.
Dalam rumus 1 dan 2, Ra>Zo, jika perkirakan ini tidak ada maka
rangkaian dapat dipertukarkan.
Penyelesaian :
Xc = Ra = 80 = 103,2
1 1
C = = = 7,7 pF
2. . f. Xc 2. .2.108 .103,2
XL = Zo = 50 = 38,7
XL 38
L = = 3.10-8 H = 30 nH
2. . f 2. .2.108
Bagian imajiner + j25 ohm dikompensasi oleh Xc, harga dari tahanan ini
1 1 1
= 25 ohm dan = 32 pF
C = 2..f.25 2..2.10825
C
Xc = Zo Ra = 50 30 = 61
Zo - Ra 50 - 30
Sehingga
1
C = 13 pF
2. .2.108 .61
dan
50 - 30
Zo - Ra 30
XL = = 30 = 24,5
Ra Ra
Tahanan XL ini hamp[ir sama dengan bagian induktif
dari antena, maka XL dapat ditiadakan. Pada kasus
harus dikopensasi.
Contoh 3 :
Penyelesaia
n:
X L = Zo = 240 = 98
XC = Ra = 280 = 686
Ra
Gambar 6.5
2. Rangkaian Simetris
Dalam banyak hal, suatu antena simetris ( misal dipol /2 ) harus dicatu
melalui penghantar tidak simetris ( misal kabel koaksial ), untuk ini
diperlukan rangkaian antara.
Gambar 6.6
Gambar 6.7
Jawaban
pemancar.
Salu Ant
ran
trans ena
misi
rangkaian terkonsentrasi