Dengan perasaan marah dan sedih, Dona pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut
kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat
itu ia melewati sebuah gerobak penjual bakso yang terkenal baik hati dan suka berpantun.
Samar-samar tercium aroma nikmat, tiba-tiba Dona sadar, betapa lapar perutnya! Dia
menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.
Dona seketika tersadar, ia menatap sang Tukang bakso dengan senyum mengembang.
Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Dona bergegas pergi.
Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,
"Dona, dari mana kamu seharian ini, Ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Dona,
selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Dona. Dona pasti
lapar kan? Ayo nikmati semua itu."
"Ibu, maafkan Dona, Bu," Dona pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan
yang membuat Dona semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-
sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata Ibu Dona membuatkan pesta kejutan
untuk Dona kesayangannya.