Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

BIOKIMIA 1

Kelompok : 6 (Enam)

Anggota : 1. Febi Triwenita (06101181621009)

2. Fathul Arifin (06101181621001)

3. Maya Lestari (06101181621052)

4. Indah Lestari (06101181621060)

5. Izzati (06101281621018)

Dosen Pembimbing : Diah Kartika Sari, S.Pd., M.SI.

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
I. Nomor Percobaan :5
II. Nama Percobaan : Karbohidrat
III. Tujuan Percobaan : Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
sifat-sifat fisik dan kimia karbohidrat, mengetahui jenis-jenis
karbohidrat, reaksi-reaksi identifikasi dan sifat-sifat karbohidrat dan
membuktikan kandungan karbohidrat pada suatu zat berdasarkan
reaksi-reaksi tertentu.

IV. Dasar teori

Karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi lainnya,
yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi bagi
beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya mengubah karbohidrat
(glukosa) menjadi alkohol dan karbondioksida untuk menghasilkan energi (Hawab,
HM:2004).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi
yang terdiri dari 2 kata yaitu hidrat dan karbon dengan rumus umum (CH2O)n.
Contohnya glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6 yang dapat ditulis sebagai
C6(H2O)6. Karbohidrat sederhana dapat dipandang sebagai polihidroksil aldehid dan
keton. Karbohidrat yang paling sederhana adalah monosakarida. Bila suatu gula
mempunyai gugus aldehid, gula tersebut merupakan suatu aldosa. Namun, bila gula
tersebut mempunyai gugus keton, gula tersebut merupakan suatu ketosa.
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk suatu karbohidrat maka dapat
dibagi atas tiga golongan besar, yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Istilah sakarida berasal dari bahasa latin
dan mengacu pada rasa manis senyawa
karbohidrat sederhana. Monosakarida
adalah karbohidrat yang tidak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang
lebih sederhana (Patong, 2011).
1. Monosakarida
Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang
terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Berikut adalah
struktur glukosa

Formula Haworth
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakan golongan karbohidrat yang mengandung lebih dari 10
unit monosakarida yang berikatan. Beberapa polisakarida yang penting di
antaranya ialah : amilum, glikogen, dekstrin dan selulosa.

Amilum merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di


alam, yaitu pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari
sering disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Amilum terdiri
atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu
amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin. Amilosa terdiri atas 250-300
unit D-glukosa yang terikat dengan ikatan  1,4-glikosidik, jadi molekulnya
merupakan rantai terbuka. Amilopektin juga terdiri atas molekul D-glukosa yang
sebagian besar mempunyai ikatan 1,4-glikosidik dan sebagian lagi ikatan 1,6-
glikosidik.
Adanya ikatan 1,6-glikosidik ini menyebabkan terjadinya cabang, sehingga
molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin
lebih besar daripada molekul amilosa karena terdiri atas lebih dari 1000 unit glukosa.
Amilum dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan senyawa-senyawa yang lebih sederhana misalnya glukosa (Poedjiadi,
1994).
Berikut adalah beberapa cara menganalisa karbohidrat (amilum) secara
kualitatif diantaranya :
 Uji Molisch, positif jika timbul cincin merah ungu
 Uji Seliwanoff, positif jika dipanaskan dan menghasilkan warna merah
 Uji Benedict, positif jika terbentuk larutan hijau, merah, orange atau merah
bata serta adanya endapan
 Uji Barfoed, positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah orange
 Uji Fehling, positif ditandai dengan warna merah bata
 Uji Iodin, positif amilum jika terbentuk warna biru.

Adapun fungsi dari karbohidrat diantaranya (Almatsier, 2010):

 Sumber energi : fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi


tubuh. Karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian lagi diubah menjadi
lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan
lemak.
 Pemberi rasa manis pada makanan : karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya mono dan disakarida.
 Penghemat protein : Bila karbohidrat makanan mencukupi, protein terutama
akan digunakan sebagai zat pembangun.
 Pengatur metabolisme lemak : karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton
berupa asam asetoasetat,aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.
 Membantu pengeluaran feses : karbohidrat membantu pengeluaran feses
dengan cara peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam
serat makanan mengatur peristaltik usus,sedangkan hemiselulosa dan pektin
mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada
sisa makanan yang akan dikeluarkan.

Beberapa sifat kimia

Berbeda dengan sifat fisika yang telah diuraikan, yaitu aktivitas optik, sifat kimia
karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fingsi yang terdapat pada molekulnya,
yaitu gugus –OH aldehida dan gugus keton. (McGilvery&Goldstein, 1996)

a. Sifat mereduksi

Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi terutama


dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
identifikasi karbohidrat maupun analisis kuantitatif. Sifat mereduksi ini disebabkan
oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini
tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu 2+ dan ion Ag+ yang
terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. Beberapa contoh diberikan sebagai berikut:

 Pereaksi Benedict

Pereaksi benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium


karbonat dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari
kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagai Cu2O.
Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat peraksi benedict
bersifat basa lemah. Endapat yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning
atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat
yang diperiksa. Pereaksi Benedict lebih banyak digunakan pada pemeriksaan
glukosa dalam urine daripada pereaksi Fehling karena beberapa alasan.
Apabila dalam urine terdapat asam urat atau kreatinin, kedua senyaea ini
dapat mereduksi pereaksi Fehling, tetapi tidak dapat mereduksi pereaksi
Benedict. Di samping itu pereaksi Benedict lebih peka daripada pereaksi
Fehling. Penggunaan pereaksi Benedict juga lebih mudah karena hanya terdiri
atas satu macam larutan, sedangkan pereaksi Fehling terdiri atas dua macam
larutan. (McGilvery&Goldstein, 1996)

 Uji molisch
Uji molisch merupakan uji kualitatif untuk menentukan adanya kabohidrat
dalam suatu sampel. Untuk melakukan Uji molisch digunakan reagen kimia
yang berupa larutan naftol dalam alkohol. Apabila suatu sampel tersebut
mengandung kabohidrat maka larutan tersebut akan berubah menjadi warna
merah unggu. Prinsip dari uji adalah asam sulfat (H2SO4) pekat akan
mengdehidrasi senyawa yang ada dalam karbohidrat menghasilkan furfural
dan derivat karbohidrat. Kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa)
atau furfural (pentosa) yang telah terbentuk akan bereaksi dengan alfa-naftol
membentuk suatu cincin berwarna ungu. Reaksi positif ditandai dengan
munculnya cincin ungu di purmukaan antara lapisan asam dan lapisan sampel.
Alfa-naftol berfungsi sebagai indikator warna, sedangkan H₂SO₄ berfungsi
untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) menjadi hidroksimetil fufural atau
arabinosa (pentosa). Reaksi Molisch ini positif untuk semua karbohidrat (
Kusnawidjaya, 1983).
a. Pada pentosa
H O
│ ║
CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4 → ─C—H +

OH
(Pentosa) ( Furfural )
(α-naftol)

b. Pada heksosa

H

CH2OH—HCOH—HCOH—HCOH—HCOH—C=O + H2SO4
Heksosa
O

H2C─ ─C—H +
│ │
OH OH
5-hidroksimetil furfural α-naftol

Rumus dari cincin ungu yang terbentuk adalah sebagai berikut:


O

║ __SO3H
H2C ─────C───── ─OH

(Cincin ungu senyawa kompleks)


Untuk uji negatif pada uji molisch adalah tidak terbentuk cincin berwarna ungu
karena tidak terjadi dehidrasi pada larutan uji oleh H₂SO₄ yang tidak menghasilkan
furfural dan derivat karbohidrat. Oleh karena tidak adanya furfural dan derivat
karbohidrat yang terbentuk maka larutan alfa-naftol pun tidak akan memberikan
reaksi terbentuknya cincin ungu. Uji molisch ini hanya uji secara umum untuk
menguji ada tidaknya suatu bahan mengandung karbohidrat.

b. Pembentukan furfural

Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida


umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan kuat yang pekat,
monosakarida menghasilkan furfural atau derivatnya. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari seatu
senyawa. (McGilvery&Goldstein, 1996)

Pentosa-pentosa hampir secara kuantitatif semua terdrhidrasi menjadi furfural.


Dengan dehidrasi heksosa-heksosa menghasilkan hidroksimetilfurfural. Oleh
karena furfural dan derivatnya dapat membentuk senyawa yang berwarna
apabila direaksikan dengan  naftol atau timol, reaksi ini dapat digunakan
sebagai reaksi pengenal karbohidrat. Pereaksi Molisch terdiri atas larutan 
naftol dalam alkohol. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan glukosa
misalnya, kemudian secara hati-hati ditambahkan asam sulfat pekat, akan
terbentuk dua lapisan zat cair. Pada batas antara kedua lapisan itu akan terjadi
warna ungu karena terjadi reaksi kondensasi antara furfural dengan  naftol.
Walaupun reaksi ini tidak spesifik untuk karbohidrat, namun dapat digunakan
sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat. Hasil negatif
merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat. (McGilvery&Goldstein,
1996). Tes ini berguna untuk mengetahui pengaruh asam terhadap sakarida.
Satu cincin merah-ungu menunjukkan adanya karbohidrat (Harper et al,
1979).

c. Pembentukan Osazon

Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan
membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazina berlebih. Osazon
yang terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-
masing karbohidrat. Pada reaksi antara flukosa dengan fenilhirazina, mula-
mula terbentuk D-glukosafenilhidrazon, kemudian reaksi berlanjut hingga
terbentuk D-glukosazon. Glukosa, fruktosa dan amanosa dengan fenilhidrazon
menghasilkan osazon yang sama. Dari struktur ketiga monosakarida tersebut
tampak bahwa posisi gugus –OH dan atom H pada atom karbon nomor 3,4,
dan 5 sama. Dengan demikian osazon yang terbentuk memiliki struktur yang
sama. (McGilvery&Goldstein, 1996).
V. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Pipet Tetes 1. Amilum 1-5 %
2. Gelas Ukur 2. Sukrosa 1-5%
3. Beker Gelas 3. Glukosa 1-5%
4. Penangas Air 4. Nasi
5. Tabung Reaksi 5. Roti
6. Rak Tabung Reaksi 6. Labu
7. Hot Plate 7. Nanas
8. Penjepit Tabung 8. Alfa Napthol
9. H2SO4
10. Yodium
11. Laktosa
12. Benedict

VI. Prosedur Percobaan


1. Uji Molish
 Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 ml larutan
karbohidrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol.
 Melalui dinding tabung tambah secara perlahan-lahan larutan asam
sulfat pekat sampai terbentuk cincin coklat.
 Ulangi pecobaan diatas dengan mempergunakan 2 ml air ebagai
pengganti 2 ml larutan karbohidrat.(percobaan blanko).Amati apa yang
terjadi.

2. Uji Yodium
 Pada Plat tetes yang bersih dan kering dimasukkan 3 tetes larutan yang
diperiksa.
 Campur dengan 2 tetes larutan yodium.
 Terbentuk warna biru untuk amilum dan warna merah angur untuk
dekstrin.

3. Uji Benedict
 Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 1 ml
larutan ang akan diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan
benedict. Kocok.
 Didihkan selama 2 menit atau masukkan dalam air yang mendidih
selama 5 menit.
 Perhatikan warna reaksi yang terjadi.
Larutan Benedict terdiri dari:
- CuSO4.5H2O
- NA2CO3.6H2O
- Natrium Sitrat
- Aquades
VII. Hasil Pengamatan

1.Reaksi Molish

Tabung Bahan Pereaksi Hasil


I 2 ml labu + H2SO4 Tidak terbentuk cincin coklat,yang
3 tetes alpha dihasilkan hanya endapan coklat.
napthol
II 2 ml nanas + 3 H2SO4 Tidak terbentuk cincin coklat,yang
tetes alpha dihasilkan hanya endapan coklat.
napthol
III 2 ml nasi + 3 tetes H2SO4 Terbentuk cincin seperti warna ungu
alpha napthol tua,setelah didiamkan lama maka terjadi
endapan coklat.
IV 2 ml roti + 3 tetes H2SO4 Tebentuk cincin seperti warna ungu
alpha napthol sebentar lalu mengendap.
V 2 ml air + 3 tetes H2SO4 Terbentuk cincin warna ungu muda.
alpha napthol

2.Reaksi Yodium

Sampel Pengamatan
Larutan 1% Larutan berubah warna menjadi biru.
Amilum 2% Larutan berubah warna menjadi biru.
3% Larutan berubah warna menjadi biru.
4% Larutan tidak berubah warna menjadi biru.
5% Larutan berubah warna menjadi biru.
Larutan 1% Tidak terjadi perubahan.
Sukrosa 2% Tidak terjadi perubahan.
3% Tidak terjadi perubahan.
4% Tidak terjadi perubahan.
5% Tidak terjadi perubahan.
Larutan 1% Tidak terjadi perubahan.
Glukosa
2% Tidak terjadi perubahan.
3% Tidak terjadi perubahan.
4% Tidak terjadi perubahan.
5% Tidak terjadi perubahan.
Nasi Terjadi perubahan warna biru pekat.
Roti Terjadi perubahan warna biru pekat.
Labu Terjadi perubahan warna biru.
Nanas Terjadi sedikit perubahan warna biru.

3.Reaksi Benedict

No Perlakuan Hasil
Awal Akhir
1. 2ml lar benedict + sukrosa Lart. Biru Lar. Coklat, ↓
merah bata
2. 2ml lar benedict + laktosa Lart. Biru Lar. Coklat, ↓
merah bata
3. 2ml lar benedict + nanas Lart. Hijau Lar. hijau, ↓
merah bata
4. 2ml lar benedict + nasi Lart. Biru Lar. Biru muda

5. 2ml lar benedict + roti Lart. Biru Lar. Biru muda

6. 2ml lar benedict + labu Lart. Hijau Lar. hijau, ↓


merah bata
VIII. Persamaan Reaksi

1.Reaksi Molish

KH (pentose) + H2SO4 pekat  furfural +  naftol  warna ungu

KH (heksosa) + H2SO4 pekat  HM-furfural  +  naftol  warna ungu

2.Reaksi Yodium

KH (poilisakarida) + Iod (I2)  warna spesifik (biru kehitaman)

3.Reaksi Benedict

Glukosa + reagen Benedict ——→ enol reaktif

↓mereduksi

Cu2+ ——→ Cu+

Cu+ + OH → CuOH (kuning) Cu2O (merah)


IX. Pembahasan

. Percobaan mengenai karbohidrat yang pertama adalah uji Molisch. Sampel


yang digunakan adalah labu,nanas,nasi,tepung roti, dan air. Sampel ditambah
alpha naphthol 10% dan asam sulfat pekat, maka akan timbul perubahan pada
dimana terdapat cincin warna ungu.. Penambahan alpha naptol menyebabkan
warna ungu. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan
glikosidik (ikatan yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida
yang lain) menghasilkan monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi
fultural dan turunannya. Hasil reaksi yang positif menunjukkan bahwa larutan
yang diuji mengandung karbohidrat, sedangkan hasil reaksi yang negatif
menunjukkan bahwa larutan yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif, pada percobaan yang
memberikan reaksi positif adalah nasi dan tepung roti.

Alfa-naftol berfungsi sebagai indicator warna untuk memudahkan saja,


sedangkan H2SO4 berfungsi untuk menghidrolisis glukosa (heksosa) 
hidroksimetil fufural atau arabinosa (pentosa)  furufural.

Reaksi Glukosa :

C6H1206 + α naftol + H2SO4 →cincin warna ungu

Reaksi Laktosa :

C12H22016 + α naftol + H2SO4 →cincin warna ungu

Reaksi Amilum :

(C6H10O5)n + α naftol + H2SO4 →cincin warna ungu

Percobaan selanjutnya yaitu reaksi yodium.Percobaan ini bertujuan untuk


membuktikan adanya polisakarida. Berdasarkan hasul percobaan iodium memberikan
kompleks berwarna biru pada amylum. Hidrolisis pati melibatkan air sebagai
pereduksidari hasil uji hidrolisis menggunakan pereaksi iodium hasil positif
dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dan asam (HCl). Dengan
ditunjukannya perubahan warna dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa
amilum dapat terhidrolisis oleh air dan asam menjadiamilosa dan amilopektin.
Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum bias terhidrolisis menjadi
monosakarida-monosakarida. Campuran pati dan iodine memberikan warna biru tua.
Hal ini dikarenakan terbentuknya kompleks iodine-pati. Mekanisme pembentukan
kompleks yang berwarna ini tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa molekul-
molekul iodine tertahan dipermukaan β-amilosa.
Amylum terdiri dari dua macam molekul yaitu amilosa dan aminopektin. Amilosa
dan rodin member warna biru sedangkan amilopektin warna ungu Pada percobaan
amylum, dekstrin, glikogen, positif polisakarida . pada filtrate dalam beberapa pelarut
+ I2 juga memberikan hasil positif sehingga dapat dibuktikan bahwa adanya
polisakarida.
Pada percobaan yang kami lakukan dengan sampel larutan amilum,larutan
sukrosa,larutan glukosa,dan sumber karbohidrat lain seperti (nasi,tepung roti,labu dan
nanas). Hanya larutan glukosa dan larutan sukrosa yang tidak terjadi perubahan
warna biru pekat atau ungu yang menandakan sampel tersebut bukan senyawa
plisakarida. Pada hasil pengamatan kelompok kami terjadi kesalahan pada larutan
amilum 4%,seharusnya pada larutan tersebut terjadi perubahan warna menjadi
ungu/biru pekat ,kesalahan tersebut terjadi karena larutan yang kami gunakan
konsentrasinya salah atau larutannya sudah terkontaminasi.Kesalahan tersebut bukan
hanya terjadi pada kelompok kami tapi kelompok lain juga terjadi kesalahan yang
sama.
Selanjutnya uji reaksi Benedict dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui
jenis karbohidrat mana saja yang menunjukan positif (+) dan negatif (-) terhadap
benedict, anatara lain yaitu :
 Hasil positif (+) yaitu : sukrosa,laktosa,nanas,roti,labu
 Hasil negatif (-) yaitu : nasi
Secara teoritis, hasil praktikum pada larutan sukrosa harusnya konstan atau tidak
mengalami perubahan. Hal ini disebabkan oleh struktur pada gugus fungsi yang
dimiliki oleh sukrosa tidak dapat mereduksi reagen benedict yang direaksikan. Jadi
seharusnya laktosa saja yang apabila diuji benedict akan memperlihatkan adanya
perubahan.
Perubahan warana pada laktosa ini merupakan gula pereduksi. pada laktosa yang
menghasilkan D-glukosa dan D-galaktosa dimana laktosa memiliki gugus karbonil
yang berpotensi bebas pada residu glukosa, sehingga laktosa adalah disakarida
pereduksi.
Pada sukrosa dan amilum tidak menunjukan adanya perubahan sehingga
karbohidrat ini tidak merupakan pereduksi. Hal ini dikarenakan sukrosa tidak
mengandung atom karbon anomer bebas, karena atom karbon kedua anomernya yatiu
yang terdapat pada glukosa & fruktosa yang berkaitan satu sama lainnya. Sedangkan
amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak.
Hasil uji benedict pada larutan sukrosa mungkin mengalami kekeliruan/
kesalahan praktikum. Hal ini bisa saja terjadi disebabkan oleh berbagai faktor pada
saat praktikum dilaksanakan, misalnya dari larutan sampel atau reagen yang sudah
terkontaminasi, kesalahan yang dilakukan praktikan pada saat proses pengujian,
maupun penggunaan alat-alat yang tidak steril..
Reaksi yang berlangsung:
O O
║ ║
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi EndapanMerah Bata
X. Kesimpulan
1. Uji molisch digunakan untuk menentukan karbohidrat secara umum
yaitu terdiri dari, monosakarida, disakarida, dan polisakarida.
2. Uji benedict yang mengandung aldehid dan keton ditunjukkan oleh
fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa, yang ditandai dengan warna
merah.
3. Uji iod, hanya pati lah yang dapat membentuk senyawa kompleks
berwarna biru dengan iodium,
4. Hidrolisis amilum membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
5. Hidrolisis selulosa membuktikan adanya kandungan karbohidrat.
6. Dalam pengujian dengan uji benedict sampel yang merupakan gula
pereduksi adalah dan laktosa.
DAFTAR PUSTAKA

Sarker, Satyajit, D dan Lutfun Nahar. 2009. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi,
Bahan Kimia Organik, Alam dan Umum. Yogjakarta : Pustaka Pelajar. Hal
425-449

Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta : Erlangga. Hal 87-
99

Hart, Harold ; David J. Hart ; Leslie E. Craine ; Christopher M. Hadad.2011.


Organik Chemistry : A Short Course. Cengage Learning.
http://books.google.co.id/books?id=2VkuzMjDFDoC&pg=PA223&dq=ebook
+hydroxyl+group&hl=id&cd=1#v=onepage&q=carbohydrates&f=false. Hal.
460-490. 28 juni 2012

Rahayu, Iman. 2009. Praktis Belajar Kimia. Bandung : PT Grafindo Media


Pratama.
http://books.google.co.id/books?id=T_yEfEOEFtgC&pg=PA155&dq=karbohi
drat&hl=id&sa=X&ei=bWnsT_7hPMjmrAeAmMC_BQ&ved=0CDYQ6AE
wAQ#v=onepage&q=karbohidrat&f=false. 28 juni 2012. Hal 155-158.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai

  • LKPD
    LKPD
    Dokumen8 halaman
    LKPD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.9
    RPP KD 3.9
    Dokumen53 halaman
    RPP KD 3.9
    maya lestari
    0% (1)
  • LKPD 1
    LKPD 1
    Dokumen11 halaman
    LKPD 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Maya
    Maya
    Dokumen8 halaman
    Maya
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LKPD 1
    LKPD 1
    Dokumen11 halaman
    LKPD 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LKPD
    LKPD
    Dokumen7 halaman
    LKPD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • 3.3 Tindakan
    3.3 Tindakan
    Dokumen8 halaman
    3.3 Tindakan
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Metabolisme
    Pengertian Metabolisme
    Dokumen58 halaman
    Pengertian Metabolisme
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Media
    Media
    Dokumen4 halaman
    Media
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • PENILAIAN
    PENILAIAN
    Dokumen7 halaman
    PENILAIAN
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Media
    Media
    Dokumen4 halaman
    Media
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • PENILAIAN
    PENILAIAN
    Dokumen7 halaman
    PENILAIAN
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LPKD
    LPKD
    Dokumen10 halaman
    LPKD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar
    Bahan Ajar
    Dokumen7 halaman
    Bahan Ajar
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    Dokumen12 halaman
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Maya 71-76
    Maya 71-76
    Dokumen6 halaman
    Maya 71-76
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kimia Anor
    Laporan Kimia Anor
    Dokumen11 halaman
    Laporan Kimia Anor
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Biokim
    Biokim
    Dokumen15 halaman
    Biokim
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab B5C
    Bab B5C
    Dokumen45 halaman
    Bab B5C
    Elka Sushea II
    Belum ada peringkat
  • Biokim Perc V
    Biokim Perc V
    Dokumen12 halaman
    Biokim Perc V
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    Dokumen11 halaman
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Biokim
    Biokim
    Dokumen15 halaman
    Biokim
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    Dokumen16 halaman
    LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    Dokumen3 halaman
    Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    Dokumen46 halaman
    Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Strukur Protein
    Strukur Protein
    Dokumen2 halaman
    Strukur Protein
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen12 halaman
    Presentation 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0002
    Wa0002
    Dokumen12 halaman
    Wa0002
    maya lestari
    Belum ada peringkat