BIOKIMIA 1
Disusun Oleh:
Kelompok : 6 (Enam)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
I. Nomor Percobaan :6
II. Nama Percobaan : Lipid
III. Tujuan Percobaan :-Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
-Mempelajari terjadinya reaksi hidrolisis pada minyak
oleh basa (reaksi penyabunan)
-Mengetahui kadar lemak dalam susu
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam
air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan
eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam
lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4
sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon
nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam
air dan tampak berminyak atau berlemak (Lehninger, 1982).
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid
merupakan lemak, sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa
trimester yang dibentuk dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai
panjang. Jadi lemak disusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan
asam lemak. Gliserol adalah sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-
masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon
yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon, panjangnya salah satu ujung
asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus karboksil dan gugus
fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam lemak, yang berikatan
dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Sifat dari lemak:
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi. Fungsi
penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh
membran yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak yang tersusun
sedemikian rupa sehingga isi sel terpisah dari dunia luar. Fungsi penyekat tampak
jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel syaraf maupun serat syaraf diliputi oleh sarung
pembungkus yang disebut mielin, yang terutama terdiri atas lemak. Fungsi sebagai
bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah kulit, yang menebal ditempat-tempat
tertentu dan juga disekitar berbagai alat didalam rongga tubuh dan dibelakang bola
mata. Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa ini
dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan energi.
Secara kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk
dan kurus.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi untuk
Penyimpan energi dan transport, Struktur membrane, Kulit pelindung, komponen
dinding sel dan Penyampai kimia. Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas
biologis yang sangat penting dalam tubuh, diantaranya vitamin dan hormon. Lipid
terhidrolisis merupakan ester dari gliserol dengan suatu asam lemak atau asam fosfat
yang mengikat etanolamin atau serin. Steroid merupakan senyawa turunan (derivat)
lipid yang tidak terhidrolisis. Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya
kolesterol, ergosterol, dan estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai
hormon. Steroid mempunyai struktur inti. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan
steroid yang lain terletak pada rantai samping (cabang) yang diikatnya. Seperti halnya
steroid, terpenoid juga merupakan derivat dari lipid. Senyawa ini umumnya terdapat
pada minyak atsiri, misalnya sitral (minyak sereh), geraniol (minyak mawar), limonen
(jeruk), dan juga sebagai vita¬min A. Berikut ini beberapa contoh senyawa terpena.
Secara Kimia Lemak terbagi tiga yaitu Lemak Sederhana, Lemak jenis ini bila
dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol, serta menghasilkan
asam lemak. Lemak Majemuk, Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan
alkohol, asam lemak dan senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik,
Turunan Lemak Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau
pemecahan kedua jenis lemak terdahulu.
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang lebih tinggi
dapat mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang mono tak jenuh dari
sumber-sumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam linoleat dan linolenat dan asam-
asam lemak poli tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan
bertingkat lebih tinggi dan karena itu diistilahkan asam lemak essensial.
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu
pada sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++ sabun dapat
membentuk garam Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air
terdapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat
menurunkan tegangan permukaan air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila
sabun dilarutkan dalam air dan diaduk.Asam lemak tak jenuh mudah mengadakan
reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen dan katalis Ni dapat terjadi
reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal. Proses
hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam lemak yang cair
menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan margarin
dari minyak kepala sawit.
V. Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Pipet Tetes 1. Minyak goreng
2. Gelas Ukur 2. Mentega
3. Beker Gelas 3. Bensin
4. Neraca Analitik 4. Air
5. Hot plate 5. Eter
6. Tabung Reaksi 6. Alcohol 95%
7. Rak Tabung Reaksi 7. NaOH 1 N
8. Batang Pengaduk
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pemeriksaan kelarutan lemak
a. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering
b. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng,
kemudian dicampurkan dengan bahan sebagai berikut :
- Tabung I : ditambah dengan 1 ml air
IX. PEMBAHASAN
X. KESIMPULAN
1. Lipid tidak larut dalam air, alcohol, dan NaOH, tetapi dapat larut dalam eter
dan bensin.
2. Lipid larut dalam pelarut organik yang bersifat nonpolar
3. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil apabila dibiarkan,
maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan.
4. Pada reaksi penyabunan dihasilkan campuran gliserol dan sabun, reaksi positif
ditandai dengan munculnya busa dan lama-kelamaan alcohol akan menguap.
5. Lemak pada susu berbentuk butiran putih yang membentuk warna putih pada
susu.
DAFTAR PUSTAKA
Percobaan kali ini tentang lipid, yakni menguji kelarutan lemak, system
emulsi lemak, serta reaksi penyabunan.
Pada percobaan pertama, yaitu uji kelarutan minyak goreng dan mentega
yang direaksikan dengan berbagai macam pereaksi/pelarut yaitu air, bensin,
alcohol, NaOH, dan eter. Secara teori, lipid merupakan sekumpulan senyawa
biomolekul yang dapat larut dalam pelarut-pelarut organik nonpolar seperti
kloroform, eter, benzene, aseton, dan petroleum eter. Berdasarkan hasil
pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan minyak goreng dan mentega
hanya larut dengan bensin dan eter dan tidak larut dengan air, alcohol, dan
NaOH. hasil percobaan ini membuktikan bahwa lipid larut dalam kloroform
karena kloroform merupakan pelarut non polar sedangkan alcohol tidak
karena alcohol merupakan pelarut polar begitu pula dengan alkali
(Salirawati et al,2007).
Pada percobaan kedua, yaitu reaksi penyabunan. Minyak goreng
direaksikan dengan NaOH. Asam lemak bila bergabung dengan alkali
(KOH/NaOH) akan membentuk sabun, yang berfungsi sebagai emuglator.
Dengan adanya pemanasan dan penambahan alkali (NaOH) maka senyawa
lemak akan membentuk gliserol dan sabun atau garam asam lemak.Menurut
teori, lemak dan minyak dapat terhidrolisis dengan bantuan basa kuat, seperti
NaOH atau KOH melalui pemanasan dan menghasilkan asam lemak dan
gliserol. Proses ini dinamakan saponifikasi (uji sifat kesadahan). Pada
percobaan ini hasil yang diperoleh kurang sesuai dengan teori yang
semestinya. Dari hasil pengamatan yang diperoleh yang terjadi adalah
terbentuk dua fase, seharusnya untuk melihat tingkat kesadahan pada larutan
tersebut dapat dilihat dari endapan yang terbentuk. Menurut teori semakin
sadah suatu larutan maka endapan yang terbentuk semakin banyak. Sesuai
dengan sifat kereaktifan uunsur pada golongan alkali tanah, dimana semakin
ke bawah, maka semakin reaktif. Alcohol disini berfungsi untuk mempercepat
reaksi hidrolisis. Reaksi positif ditandai dengan munculnya busa dan lama-
kelamaan alcohol akan menguap.
Kemudian percobaan yang ketiga, yaitu penentuan kadar lemak susu.
H2SO4 90% direaksikan dengan susu + amil alcohol dan menghasilkan
gumpalan putih atau butiran-butiran padat berwarna putih. lemak pada susu
berbentuk butiran putih yang membentuk warna putih pada susu. Butiran
lemak pada susu merupakan jenis lemak trigliserida dan kolesterol. Lemak
tersebut terdapat sebagai emulsi kasar, sehingga terlihat seperti butiran
bersama kasein menimbulkan warna putih pada susu. Warna susu yang putih
disebabkan pemantulan cahaya oleh globula lemak yang terdispersi, kalsium
kaseinat, dan fosfat koloidal (Soeparno, 2001).