Nomor Percobaan : V
II. Judul Percobaan : Karbohidrat
III. Tujuan Percobaan : Untuk dapat memahami metode identifikasi karbohidrat dan
dapat mengidentifikasi karbohidrat menggunakan berbagai uji pada praktikum.
IV. Dasar Teori
Karbohidrat berasal dari kata “karbon” dan “hidrat”, walaupun tidak mengandung
molekul air namun kata karbohidrat tetap dipakai sebagai kata ganti sakarida. Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini memiliki
rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan
memiliki nisbah 1: 2: 1 untuk C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 :1
seperti pada molekul air (Matoharsono, 1976). Sekarang, karbohidrat didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida, polihidroksiketon, atau senyawa yang menghasilkan senyawa yang
serupa pada hidrolisis. Dengan demikian, kimia karbohidrat adalah gabungan dari 2 gugus
fungsi yaitu gugus hidroksil dan gugus karbonil. Karbohidrat mempunyai fungsi biologi yang
penting. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat
yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri
dan tanaman. Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai senyawa
perekat di antara sel dan pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel.
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Proses di atas disebut proses
fotosintesis. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai
tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana,
mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
1. Monosakarida
Monosakarida adalah molekul karbohidrat yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul
karbohidrat yang lebih sederhana melalui proses hidrolisis. Molekul ini sering disebut sebagai
gula sederhana monosakarida tidak berwarna, bentuk kristanya larut dalam air tetapi tidak
larut dalam pelarut nonpolar. Monosakarida digolongkan menurut jumlah karbon yang ada
dan gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehida (aldosa) dan keton (ketosa). Yang termasuk
monosakarida yaitu : glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
CH = O CH2OH
| |
(CHOH)n C=O
| |
CH2OH (CHOH)n
|
CH2OH
Aldosa
Ketosa
2. Oligosakarida
Oligoskarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang pengaruh asamnya dapat
mengalami hidrolisis menjadi bentuk-bentuk monosakarida penyusunnya. Apabila
oligosakarida merupakan gabungan dari 2 molekul monosakarida disebut disakarida, dan
apabila tersusun dari tiga molekul monosakarida disebut trisakarida. Ikatan antara dua
molekul monosakarida disebut glikosidik. Ikatan ini terbentuk antara dua gugus hidroksi dari
atom C nomor 1 (disebut karbon anomerik) dengan gugus hidroksi dari atom C molekul lain
(biasanya atom C nomor 4) atau dengan melepas 1 mol air. Yang termasuk oligosakarida
adalah : sukrosa, maltosa, dan laktosa
3. Polisakarida
2. Uji Yodium
No Plat tetes Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
1 Kacang 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Hijau sampel yodium berwarna abu-abu.
2 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Pisang
sampel yodium berwarna kuning.
3 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Tepung
sampel yodium berwarna cokelat.
4 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 1%
sampel yodium berwarna kuning
5 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 2%
sampel yodium berwarna kuning
6 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 3%
sampel yodium berwarna kuning
7 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 4%
sampel yodium berwarna kuning pucat
8 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 5%
sampel yodium berwarna kuning
9 Sukrosa 1% 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
sampel yodium berwarna kuning
10 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 2%
sampel yodium berwarna kuning pucat
11 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 3%
sampel yodium berwarna kuning pucat
12 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 4%
sampel yodium berwarna kuning pucat
13 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 5%
sampel yodium berwarna kuning.
14 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Amilum 1%
sampel yodium berwarna kuning kecoklatan.
15 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 2%
sampel yodium berwarna hitam keabu-abuan.
16 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 3%
sampel yodium berwarna abu-abu.
17 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Amilum 4%
sampel yodium berwarna kuning.
18 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 5%
sampel yodium berwarna cokelat.
3. Uji Benedict
Tabung
Pereaksi Hasil Ketrangan
(1 ml sampel)
2 ml Terdapat endapan merah bata, larutan warna
Sukrosa Bereaksi (+)
Benedict merah
2 ml Terdapat endapan merah bata, larutan warna
Laktosa Bereaksi (+)
Benedict merah
2 ml Terdapat endapan hijau, larutan warna hijau
Kacang Hijau Bereaksi (+)
Benedict muda.
2 ml Terdapat endapan biru kehijauan, larutan warna
Pisang Bereaksi (+)
Benedict kuning kehijauan.
2 ml
Tepung Terdapat endapan biru, larutan warna biru. Bereaksi (+)
Benedict
VIII. Persamaan Reaksi
1. Uji Molish
2. Uji Yodium
3. Uji Benedict
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai uji karbohidrat. Uji yang
digunakan yaitu uji molish, uji yodium dan uji benedict. Pertama, dilakukan uji molish,
sampel yang digunakan yaitu kacang hijau, pisang, tepung, dan air. Pada sampel kacang
hijau, diambil sebanyak 2 ml kacang hijau dan ditambahkan 3 tetes alpha nafthol
kemudian ditambahkan pereaksi H2SO4 P didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah, terbentuk 2 lapisan dengan lapisan atas berwarna
putih dan lapisan bawah berwarna kuning kehijauan. Pada sampel pisang, diberikan
perlakuan yang sama dengan sampel kacang hijau didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah dan terbentuk 2 lapisan dengan lapisan atas berwarna
kuning dan lapisan bawah berwarna cokelat. Pada sampel tepung, diberikan perlakuan
yang sama seperti sampel sebelumnya dan didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah dan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu
pucat dan lapisan bawah berwarna ungu muda. Terakhir pada sampel air diberikan
perlakuan yang sama seperti smapel sebelumnya dan didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin unguditengah dan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas tidak berwarna
dan lapisan bawah berwarna hijau. Berdasarkan hasil pengamatan, menandakan semua
sampel bereaksi positif terhadap uji molish karena ditandai dengan terbentuknya cincin
ungu pada batas antara kedua lapisan pada semua sampel. Hal ini dikarenakan
karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan
golongan heksosa menghasilkan hidroksi metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas
alpha nafthol dalam alcohol akan bereaksi denga furfural membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu.
Kedua, dilakukan uji yodium dengan sampel yang digunakan yaitu kacang hijau,
pisang, tepung, glukosa 1%-5%, sukrosa 1%-5% dan amilum 1%-5%. Pada sampel
kacang hijau digunakan sebanyak 3 tetes kemudian ditambahkan pereaksi yodium
sebanyak 2 tetes didapatkan hasil pengamatan berupa terdapatnya endapan dan larutn
berwarna abu-abu. Pada sampel pisang diberikan perlakuan yang sama seperti kacang
hijau, didapatkan hasil pengamatan berupa terdapatnya endapan dan laruta berwarna
kuning. Pada sampel tepung, diberikan perlakuan yang sama seperti sampel sebelumnya
didapatkan hasil pengamatan berupa terbentuknya endapan dan larutan berwarna cokelat.
Pada sampel glukosa 1%-5% diberikan perlakuan yang sama seperti smapel sebelumnya
didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya endapan dan larutan berwarna
kuning, pada glukosa 4% larutan berwarna kuning pucat. Pada sampel sukrosa 1%-5%
diberikan perlakuan yang sama didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya
endapan dan larutan berwarna kuning untuk sampel sukrosa 1% dan 5%, berwarna kuning
pucat untuk sampel 2%-4%. Pada sampel amilum 1%-5%, diberikan perlakuan yang sama
seperti sampel sebelumnya didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya
endapan dan larutan berwarna kuning keckolatan untuk sampel amilum 1%, berwarna
hitam keabu-abuan untuk sampel amilum 2%, berwarna abu-abu untuk sampel amilum
3%, berwarna kuning untuk sampel amilum 4%, berwarna cokelat untuk sampel amilum
5%. Pada uji yodium, sampel yang bereaksi positif ialah kacang hijau, tepung, dan
amilum 2%,3% dan 5%. Pada uji ini, digunakan larutan yodium dikarenakan polisakarida
dengan penambahan yodium akan membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik.
Dari hal ini dapat diketahui perbedaan karbohidrat yang tergolong pilosakarida dan bukan
polisakarida. Larutan berwarna kuning menandakan bahwa larutan bukan termasuk
golongan polisakarida.
Ketiga, dilakukan uji benedict, pada uji benedict sampel yang digunakan berupa
sukrosa, laktosa, kacang hijau, pisang dan tepung. Pada sampel sukrosa digunakan
sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan pereaksi benedict sebanyak 2 ml, didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentunya endapan merah mata dan larutan berwarna merah. Pada
sampel laktosa diberikan perlakuan yang sama seperti sukrosa dan didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endapan merah bata dan larutan berwarna merah. Pada
sampel kacang hijau, diberikan perlakuan yang sama seperti sampel sebelumnya dan
didapatkan hasil pengamatan berupa terbentuknya endapan hijau dan larutan berwarna
hijau muda. Pada sampel pisang diberikan perlakuan yang sama didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endapan biru kehijauan dan larutan berwarna kuning
kehijauan. Pada sampel tepung diberikan perlakuan yang sama dan didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endaan biru dan larutan berwarna biru. Pada uji
benedict semua sampel bereaksi positif. Bereaksi positif pada uji benedict ditandai
dengan terbentuknya endapan dan berwarna hijau sampai biru. Endapan terbentuk melalui
reaksi ion Cu2+ dalam suasana basa dan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas menjadi Cu+ endapan tersebut berupa Cu2O.
X. Kesimpulan
1. Pada uji molish, sampel kacang hijau, pisang, tepung dan air bereaksi positif.
2. Pada uji molish semua sampel membentuk cincin ungu ditengah.
3. Pada uji molish, semua sampel membentuk 2 lapisan.
4. Pada uji yodium sampel kacang hijau, tepung, dan amilum 2%,3% dan 5% bereaksi
positif.
5. Pada uji yodium, larutan berwarna kuning menandakan bereaksi negatif.
6. Pada uji benedict, sampel sukrosa, laktosa, kacang hijau, pisang dan tepung bereaksi
positif.
7. Pada uji benedict, semua sampel membentuk endapan berwarna merah sampai biru.
8. Pada uji benedict, semua sampel membentuk larutan berwarna merah sampai biru.
Daftar Pustaka
Poedjiadi, Ana dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia : Edisi Revisi.
Bandung : UIP (UI-Press).
Lampiran
1. Uji Molish