Anda di halaman 1dari 12

I.

Nomor Percobaan : V
II. Judul Percobaan : Karbohidrat
III. Tujuan Percobaan : Untuk dapat memahami metode identifikasi karbohidrat dan
dapat mengidentifikasi karbohidrat menggunakan berbagai uji pada praktikum.
IV. Dasar Teori

Karbohidrat berasal dari kata “karbon” dan “hidrat”, walaupun tidak mengandung
molekul air namun kata karbohidrat tetap dipakai sebagai kata ganti sakarida. Nama
karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini memiliki
rumus empiris yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” dan
memiliki nisbah 1: 2: 1 untuk C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 :1
seperti pada molekul air (Matoharsono, 1976). Sekarang, karbohidrat didefinisikan sebagai
polihidroksialdehida, polihidroksiketon, atau senyawa yang menghasilkan senyawa yang
serupa pada hidrolisis. Dengan demikian, kimia karbohidrat adalah gabungan dari 2 gugus
fungsi yaitu gugus hidroksil dan gugus karbonil. Karbohidrat mempunyai fungsi biologi yang
penting. Pati dan glikogen berperan sebagai penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat
yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri
dan tanaman. Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai senyawa
perekat di antara sel dan pemberi spesifitas biologi pada permukaan sel.

Karbohidrat memberi kontribiusi pada stuktur sel hewan dan mikroorganisme,


terutama tanaman. Disamping menyediakan energi biokimia sebagai penopang proses
kehidupan serta perkembangbiakannya. Pada dasarnya energi yang terkandung dalam
karbohidrat berasal dari energi matahari. Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Kemudian glukosa yang
terbentuk dibentuk dalam amilum. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh
manusia, yang menyediakan 4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga
mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya:
rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral,
dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Karbohidrat adalah sumber
kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya merupakan 40-45% dari asupan
kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk hidup, karbohidrat juga menjadi
komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat (fiber), seperti selulosa, pektin
serta lignin. Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan karbohidrat
simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian, kentang, dan jagung, sedangkan
contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis lainnya. Nama lain dari karbohidrat
adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang artinya gula. Melihat struktur
molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai polihidroksialdehid atau
polihidroksiketon.

Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Proses di atas disebut proses
fotosintesis. Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam
alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai
tipe-tipe karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana,
mereka tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.

6CO2 + H2O sinar matahari, klorofil


→ C6H12O6 + 6H2O

Berdasarkan jumlah rantai karbon yang menyusunnya, karbohidrat dibagi menjadi 3


golongan yaitu monosakarida, olisakarida, dan polisakarida.

1. Monosakarida

Monosakarida adalah molekul karbohidrat yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul
karbohidrat yang lebih sederhana melalui proses hidrolisis. Molekul ini sering disebut sebagai
gula sederhana monosakarida tidak berwarna, bentuk kristanya larut dalam air tetapi tidak
larut dalam pelarut nonpolar. Monosakarida digolongkan menurut jumlah karbon yang ada
dan gugus fungsi karbonilnya yaitu aldehida (aldosa) dan keton (ketosa). Yang termasuk
monosakarida yaitu : glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
CH = O CH2OH

| |

(CHOH)n C=O

| |

CH2OH (CHOH)n
|
CH2OH
Aldosa
Ketosa

2. Oligosakarida

Oligoskarida terdiri dari dua atau lebih monosakarida yang pengaruh asamnya dapat
mengalami hidrolisis menjadi bentuk-bentuk monosakarida penyusunnya. Apabila
oligosakarida merupakan gabungan dari 2 molekul monosakarida disebut disakarida, dan
apabila tersusun dari tiga molekul monosakarida disebut trisakarida. Ikatan antara dua
molekul monosakarida disebut glikosidik. Ikatan ini terbentuk antara dua gugus hidroksi dari
atom C nomor 1 (disebut karbon anomerik) dengan gugus hidroksi dari atom C molekul lain
(biasanya atom C nomor 4) atau dengan melepas 1 mol air. Yang termasuk oligosakarida
adalah : sukrosa, maltosa, dan laktosa

Sukrosa → gabungan antara glukosa dan Fruktosa

Maltosa → gabungan antara glukosa dan glukosa

Laktosa → gabungan antara glukosa dan galaktosa

3. Polisakarida

Polisakarida adalah gabungan dari banyak molekul monosakarida dengan ikatan


glukosakarida. Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat testur,
contohnya : selulosa, hemiselulosa, pektin, dan lignin, serta sebagai sumber enrgi, contohnya
: pati, dekstrin, dan glikogen. Monosakarida dan sakarida umumnya disebut “gula-gula”
karena memiliki rasa yang manis disebabkan gugus hidroksidanya, sedangkan polisakarida
tidak terasa manis karena ukuran molekulnya besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel-
sel kunci yang terdapat pada permukaan lidah.
V. Alat Dan Bahan
Alat :
- Beaker gelas
- Pipet tetes
- Pengaduk kaca
- Labu ukur
- Bunsen
- Gelas ukur
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
Bahan :
- Larutan karbohidrat
- Asam sulfat pekat
- Larutan alpha nafthol 5% dalam etanol
- Larutan amilum
- Larutan sukrosa
- Larutan glukosa
- Larutan laktosa
- Laruran benedict

VI. Prosedur Percobaan


1. Uji Molish
- Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 ml larutan karbohidrat dan
3 tetes larutan alpha nafthol.
- Melalui dinding tabung tambah secara perlahan-lahan larutan asam sulfat pekat
sampai terbentuk cincin cokelat.
- Ulangi percobaan diatas dengan mempergunakan 2 ml air sebagai pengganti 2 ml
larutan karbohidrat. Amati yang terjadi
2. Uji Yodium
- Pada plat tetes yang bersih dna kering dimasukkan 3 tetes larutan yang diperiksa.
- Campur dengan 2 tetes larutan yodium.
- Terbentuk warna biru untuk amilum dan warna merah anggur untuk dekstrin.
3. Uji Benedict
- Ke dalam tabung reaksiyang bersih dan kering dimasukkan 1 ml larutan yang akan
diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan Benedict. Kocok.
- Didihkan selama 2 menit atau masukkan dalam air yang mendidih selama 5 menit.
- Perhatikan warna reaksi yang terjadi.

VII. Hasil Pengamatan


1. Uji Molish
Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
I Terbentuk cincin ungu ditengah,
2 ml Kacang Hijau +
(Kacang H2SO4 P lapisan atas berwarna putih, Bereaksi (+)
3 tetes alpha nafthol
Hijau) lapisan bawah kuning kehijauan.
Terbentuk cincin ungu ditengah,
II 2 ml pisang + 3 tetes
H2SO4 P lapisan atas berwarna kuning, Bereaksi (+)
(Pisang) alpha nafthol
lapisan bawah berwarna cokelat.
Terbentuk cincin ungu ditengah,
III 2 ml tepung + 3 tetes lapisan atas berwarna ungu
H2SO4 P Bereaksi (+)
(Tepung) alpha nafthol pucat, lapisan bawah berwarna
ungu muda.
Terbentuk cincin ungu ditengah,
IV 2 ml air + 3 tetes
H2SO4 P lapisan atas tidak berwarna, Bereaksi (+)
(Air) alpha nafthol
lapisan bawah berwrna hijau.

2. Uji Yodium
No Plat tetes Bahan Pereaksi Hasil Keterangan
1 Kacang 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Hijau sampel yodium berwarna abu-abu.
2 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Pisang
sampel yodium berwarna kuning.
3 3 tetes 2 tetes Terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Tepung
sampel yodium berwarna cokelat.
4 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 1%
sampel yodium berwarna kuning
5 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 2%
sampel yodium berwarna kuning
6 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 3%
sampel yodium berwarna kuning
7 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 4%
sampel yodium berwarna kuning pucat
8 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Glukosa 5%
sampel yodium berwarna kuning
9 Sukrosa 1% 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
sampel yodium berwarna kuning
10 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 2%
sampel yodium berwarna kuning pucat
11 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 3%
sampel yodium berwarna kuning pucat
12 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 4%
sampel yodium berwarna kuning pucat
13 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Sukrosa 5%
sampel yodium berwarna kuning.
14 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Amilum 1%
sampel yodium berwarna kuning kecoklatan.
15 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 2%
sampel yodium berwarna hitam keabu-abuan.
16 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 3%
sampel yodium berwarna abu-abu.
17 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (-)
Amilum 4%
sampel yodium berwarna kuning.
18 3 tetes 2 tetes Tidak terdapat endapan, larutan Bereaksi (+)
Amilum 5%
sampel yodium berwarna cokelat.

3. Uji Benedict
Tabung
Pereaksi Hasil Ketrangan
(1 ml sampel)
2 ml Terdapat endapan merah bata, larutan warna
Sukrosa Bereaksi (+)
Benedict merah
2 ml Terdapat endapan merah bata, larutan warna
Laktosa Bereaksi (+)
Benedict merah
2 ml Terdapat endapan hijau, larutan warna hijau
Kacang Hijau Bereaksi (+)
Benedict muda.
2 ml Terdapat endapan biru kehijauan, larutan warna
Pisang Bereaksi (+)
Benedict kuning kehijauan.
2 ml
Tepung Terdapat endapan biru, larutan warna biru. Bereaksi (+)
Benedict
VIII. Persamaan Reaksi
1. Uji Molish

2. Uji Yodium

3. Uji Benedict
IX. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai uji karbohidrat. Uji yang
digunakan yaitu uji molish, uji yodium dan uji benedict. Pertama, dilakukan uji molish,
sampel yang digunakan yaitu kacang hijau, pisang, tepung, dan air. Pada sampel kacang
hijau, diambil sebanyak 2 ml kacang hijau dan ditambahkan 3 tetes alpha nafthol
kemudian ditambahkan pereaksi H2SO4 P didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah, terbentuk 2 lapisan dengan lapisan atas berwarna
putih dan lapisan bawah berwarna kuning kehijauan. Pada sampel pisang, diberikan
perlakuan yang sama dengan sampel kacang hijau didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah dan terbentuk 2 lapisan dengan lapisan atas berwarna
kuning dan lapisan bawah berwarna cokelat. Pada sampel tepung, diberikan perlakuan
yang sama seperti sampel sebelumnya dan didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin ungu ditengah dan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas berwarna ungu
pucat dan lapisan bawah berwarna ungu muda. Terakhir pada sampel air diberikan
perlakuan yang sama seperti smapel sebelumnya dan didapatkan hasil pengamatan berupa
terbentuknya cincin unguditengah dan terbentuk 2 lapisan, lapisan atas tidak berwarna
dan lapisan bawah berwarna hijau. Berdasarkan hasil pengamatan, menandakan semua
sampel bereaksi positif terhadap uji molish karena ditandai dengan terbentuknya cincin
ungu pada batas antara kedua lapisan pada semua sampel. Hal ini dikarenakan
karbohidrat oleh asam anorganik pekat akan dihidrolisis menjadi monosakarida.
Dehidrasi monosakarida jenis pentose oleh asam sulfat pekat menjadi furfural dan
golongan heksosa menghasilkan hidroksi metilfurfural. Pereaksi molisch yang terdiri atas
alpha nafthol dalam alcohol akan bereaksi denga furfural membentuk senyawa kompleks
berwarna ungu.

Kedua, dilakukan uji yodium dengan sampel yang digunakan yaitu kacang hijau,
pisang, tepung, glukosa 1%-5%, sukrosa 1%-5% dan amilum 1%-5%. Pada sampel
kacang hijau digunakan sebanyak 3 tetes kemudian ditambahkan pereaksi yodium
sebanyak 2 tetes didapatkan hasil pengamatan berupa terdapatnya endapan dan larutn
berwarna abu-abu. Pada sampel pisang diberikan perlakuan yang sama seperti kacang
hijau, didapatkan hasil pengamatan berupa terdapatnya endapan dan laruta berwarna
kuning. Pada sampel tepung, diberikan perlakuan yang sama seperti sampel sebelumnya
didapatkan hasil pengamatan berupa terbentuknya endapan dan larutan berwarna cokelat.
Pada sampel glukosa 1%-5% diberikan perlakuan yang sama seperti smapel sebelumnya
didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya endapan dan larutan berwarna
kuning, pada glukosa 4% larutan berwarna kuning pucat. Pada sampel sukrosa 1%-5%
diberikan perlakuan yang sama didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya
endapan dan larutan berwarna kuning untuk sampel sukrosa 1% dan 5%, berwarna kuning
pucat untuk sampel 2%-4%. Pada sampel amilum 1%-5%, diberikan perlakuan yang sama
seperti sampel sebelumnya didapatkan hasil pengamatan berupa tidak terbentuknya
endapan dan larutan berwarna kuning keckolatan untuk sampel amilum 1%, berwarna
hitam keabu-abuan untuk sampel amilum 2%, berwarna abu-abu untuk sampel amilum
3%, berwarna kuning untuk sampel amilum 4%, berwarna cokelat untuk sampel amilum
5%. Pada uji yodium, sampel yang bereaksi positif ialah kacang hijau, tepung, dan
amilum 2%,3% dan 5%. Pada uji ini, digunakan larutan yodium dikarenakan polisakarida
dengan penambahan yodium akan membentuk kompleks adsorbsi berwarna yang spesifik.
Dari hal ini dapat diketahui perbedaan karbohidrat yang tergolong pilosakarida dan bukan
polisakarida. Larutan berwarna kuning menandakan bahwa larutan bukan termasuk
golongan polisakarida.

Ketiga, dilakukan uji benedict, pada uji benedict sampel yang digunakan berupa
sukrosa, laktosa, kacang hijau, pisang dan tepung. Pada sampel sukrosa digunakan
sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan pereaksi benedict sebanyak 2 ml, didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentunya endapan merah mata dan larutan berwarna merah. Pada
sampel laktosa diberikan perlakuan yang sama seperti sukrosa dan didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endapan merah bata dan larutan berwarna merah. Pada
sampel kacang hijau, diberikan perlakuan yang sama seperti sampel sebelumnya dan
didapatkan hasil pengamatan berupa terbentuknya endapan hijau dan larutan berwarna
hijau muda. Pada sampel pisang diberikan perlakuan yang sama didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endapan biru kehijauan dan larutan berwarna kuning
kehijauan. Pada sampel tepung diberikan perlakuan yang sama dan didapatkan hasil
pengamatan berupa terbentuknya endaan biru dan larutan berwarna biru. Pada uji
benedict semua sampel bereaksi positif. Bereaksi positif pada uji benedict ditandai
dengan terbentuknya endapan dan berwarna hijau sampai biru. Endapan terbentuk melalui
reaksi ion Cu2+ dalam suasana basa dan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus
aldehida atau keton bebas menjadi Cu+ endapan tersebut berupa Cu2O.

X. Kesimpulan
1. Pada uji molish, sampel kacang hijau, pisang, tepung dan air bereaksi positif.
2. Pada uji molish semua sampel membentuk cincin ungu ditengah.
3. Pada uji molish, semua sampel membentuk 2 lapisan.
4. Pada uji yodium sampel kacang hijau, tepung, dan amilum 2%,3% dan 5% bereaksi
positif.
5. Pada uji yodium, larutan berwarna kuning menandakan bereaksi negatif.
6. Pada uji benedict, sampel sukrosa, laktosa, kacang hijau, pisang dan tepung bereaksi
positif.
7. Pada uji benedict, semua sampel membentuk endapan berwarna merah sampai biru.
8. Pada uji benedict, semua sampel membentuk larutan berwarna merah sampai biru.
Daftar Pustaka

Fessenden RJ Fessenden JS. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Pudjaatmaka AH,


penerjemah. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : Organic Chemistry.

Hatta, Putri. 2011. Analisis Karbohidrat. (online). (http://helida-


hatta.com/2011/11/analisis-karbohidrat.html )

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia : Jilid I. Diterjemahkan oleh :


Maggy Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.

Nugraha, Yoga. 2009. Laporan Praktikum Uji Karbohidrat. (online).


(http://www.academia.edu/9502097/laporan-praktikum-uji-karbohidrat.)

Poedjiadi, Ana dan F.M. Titin Supriyanti. 2005. Dasar-Dasar Biokimia : Edisi Revisi.
Bandung : UIP (UI-Press).
Lampiran

1. Uji Molish

2. Uji Yodium 3. Uji Benedict

Anda mungkin juga menyukai

  • LKPD
    LKPD
    Dokumen8 halaman
    LKPD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • RPP KD 3.9
    RPP KD 3.9
    Dokumen53 halaman
    RPP KD 3.9
    maya lestari
    0% (1)
  • LKPD 1
    LKPD 1
    Dokumen11 halaman
    LKPD 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Maya
    Maya
    Dokumen8 halaman
    Maya
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LKPD 1
    LKPD 1
    Dokumen11 halaman
    LKPD 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LKPD
    LKPD
    Dokumen7 halaman
    LKPD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • 3.3 Tindakan
    3.3 Tindakan
    Dokumen8 halaman
    3.3 Tindakan
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tetap Karbo Kel 6
    Laporan Tetap Karbo Kel 6
    Dokumen21 halaman
    Laporan Tetap Karbo Kel 6
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Media
    Media
    Dokumen4 halaman
    Media
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • PENILAIAN
    PENILAIAN
    Dokumen7 halaman
    PENILAIAN
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Media
    Media
    Dokumen4 halaman
    Media
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • PENILAIAN
    PENILAIAN
    Dokumen7 halaman
    PENILAIAN
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LPKD
    LPKD
    Dokumen10 halaman
    LPKD
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Bahan Ajar
    Bahan Ajar
    Dokumen7 halaman
    Bahan Ajar
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    Dokumen12 halaman
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Lipid
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Maya 71-76
    Maya 71-76
    Dokumen6 halaman
    Maya 71-76
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kimia Anor
    Laporan Kimia Anor
    Dokumen11 halaman
    Laporan Kimia Anor
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Biokim
    Biokim
    Dokumen15 halaman
    Biokim
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Bab B5C
    Bab B5C
    Dokumen45 halaman
    Bab B5C
    Elka Sushea II
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Metabolisme
    Pengertian Metabolisme
    Dokumen58 halaman
    Pengertian Metabolisme
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    Dokumen11 halaman
    LAPORAN TETAP PRAKTIKUM Kel 1 TAWAS
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Biokim
    Biokim
    Dokumen15 halaman
    Biokim
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    Dokumen16 halaman
    LAPORAN TETAP BIOKIM Kelompok 1-2
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    Dokumen3 halaman
    Energi Elektron Pi Dalam Ikatan Rangkap
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    Dokumen46 halaman
    Tugas Prota, Prosem, Kalender, DLL Kelas XI
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Strukur Protein
    Strukur Protein
    Dokumen2 halaman
    Strukur Protein
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen12 halaman
    Presentation 1
    maya lestari
    Belum ada peringkat
  • Wa0002
    Wa0002
    Dokumen12 halaman
    Wa0002
    maya lestari
    Belum ada peringkat