Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”S”

DENGAN MASALAH DIARE

DI SUSUN OLEH

NAMA : SANDI HAERUDDIN

NIM : 2015.021

AKADEMI KEPERAWATAN KAMANRE


KOTA PALOPO
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keperawatan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Palopo, Desember 2017
Penyusun
Daftar isi

Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.2 ANALISA DATA
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.4 INTERVENSI
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan
masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)
Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per seribu penduduk
setahunnya. Dengan uapaya yang sekaranag telah dilaksanakan, angka kematian di
RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia
diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya.
Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun
(kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam
dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat
buruk. Untuk itu saya tertarik membuat Asuhan Keperawatan Kepada Ny.’’S’’ umur
23 tahun dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “AS SYIFA” Desa Waru Kulon
Pucuk Lamongan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
pada Ny.”S” dengan Gastroenteritis atau diare.

1.2.2 Tujuan khusus


1) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh
pasien Ny.”S”.
2) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis.

1.3 Metode pembahasan


1.3.1 Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
kasus nyata pada klien dengan Gastroenteritis di Balai Pengobatan “ AS SYIFA “
Desa Warukulon Pucuk Lamongan.

1.3.2 cara mendapatkan data :


1) Wawancara langsung dengan pasien atau keluarga pasien
2) Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fiisik

1.3.3 Studi Kepustakaan


Yaitu dengan mempelajari buku-buku sumber yang berhubungan dengan kasus
yang dialami.

1.4 Sistematika Penulisan


BAB 1 : Pendahuluan
BAB 2 : Tinjauan Pustaka
BAB 3 : Tinjauan Kasus
BAB 4 : Penutupsss
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
(Whaley dan wang’s, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus,
Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba
histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.

2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan
menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

2.4 Penggolongan Diare


2.4.1 Diare Akut
Adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat dalam beberapa
jam sampai 7 atau 14 hari.
a) Penularan
1) Transmisi orang keorang melalui aerosolisasi
2) Tangan yang terkontaminasi (clostridium diffale)
b) Penyebab
1) Faktor penyebab yang mempengaruhi adalah penetrasi yang merusak sel
mukosa
2) Faktor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
c) Manifestasi klinis
Pasien sering mengalami muntah, nyeri perut akibat diare akibat infeksi dan
menyebabkan pasien merasa haus, lidah kering, turgor kulit menurun karena
kekurangan cairan.
2.4.2 Diare Kronik
Adalah diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu bagi orang dewasa dan 2
minggu bagi bayi dan anak.
2.5 Patofisiologi
Dipengaruhi dua hal pokok yaitu konsistensi feses dan motilitas usus
gangguan proses mekanik dan enzimatik disertai gangguan mukosa akan
mempengaruhi pertukaran air dan elektrolit sehingga mempengaruhi konsistensi
feses yang terbentuk.
2.6 Komplikasi
Akibat diare karena kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat
terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :
a) Dehidrasi
b) Renjatan hipofolomi
c) Hipokalemi
d) Hipoglikemi
e) Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik
f) Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)
2.7 Pengobatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau karbohidrat lain (gula,air tajin, tepung beras dan sebagainya).
1) Obat anti sekres
a) Asetosal, dosis 25 mg/th,dengan dosis minimum 30 mg
b) Klorpromazin, dosis 0,5-1 mg/kg BB/hr
2) Obat spasmolitik
Seperti papaverin, ekstrak beladona, opinum loperamid, tidak untuk mengatasi
diare akut lagi.
3) Antibiotik
Tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bula penyebab kolera,
diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hr. Juga diberikan bila terdapat
penyakipenyerta seperti : OMA, faringitis, bronkitis, atau bronkopneumonia (
Ngastiyah, 1997 : 149)

2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian
makanan) dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan
keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-
60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara
yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
MRS : 02 Mei 2013 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013 Jam : 16.00 WIB

A.Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : Ds.Waru kulon pucuk
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. “ F “
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah

B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas,
demam, disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna
kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa
ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali
warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit
diare seperti yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.

C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR
22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad
serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis,
lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada
kelainan, kulit perineal kemerahan
Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit
daerah anus kemerahan.
Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki
bergerak bebas, tidak ada odem.

D. Pengkajian Fungsional Gordon


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
2. Pola nutrisi dan metabolik
Makan : Ny. “ S “ tidak nafsu makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit
diare mau menghabiskan 1 porsi makan.
Minum : Ny. “ S “ minumnya tidak terlalu banyak.
3. Pola Eliminasi
BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4. Pola aktifitas dan latihan
Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan
5. Pola istirahat tidur
Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
6. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Pasien sudah mengenal dengan orang-orang di sekilingnya
7. Pola hubungan dengan orang lain
Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya
8. Pola reproduksi / seksual
Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan genetalia
9. Pola persepsi diri dan konsep diri
Klien ingin sembuh dengan cepat
10. Pola mekanisme koping
Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
11. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah diatur oleh Allah
SWT.

Ø Pemeriksaa Serologi/ Imunologi


Jenis pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Tes widal
-O - (Negatif) Negatif
-H 1/80 Negatif
-PA - (Negatif) Negatif
-PB -(Negatif) Negatif

Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.2 ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan :5
Umur : 23 tahun
Data Masalah Etiologi
keperawatan
DS : klien mengatan Gangguan Output yang berlebihan
berak kuning kehijauan keseimbangan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit
menurun, mulut kering,
malas makan
DS : Pasien Gangguan rasa Hiperperistaltik
mengatakan bahwa nyaman (nyeri)
mengalami perut
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P: sebelum dan
sesudah BAB
Q: nyeri seperti
teremas
R: pada regio
epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola Infeksi bakteri
bahwa klien BAB eliminasi BAB
berkali-kali
DO :klien tampak
lemas, mata cowong.

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan


2.Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3.Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
3.4 INTERVENSI

No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan
1. pantau tanda
1. Menentukan intervensi
Tindakan kekurangan cairan selanjutnya
Keperawatan 2x24
2. observasi/catat hasil
2. Mengetahui
Jam denganTujuan intake output cairan keseimbangan cairan
: volume cairan dan
3. anjurkan klien untuk
3. Mengurangi kehilangan
elektrolit dalam banyak minum cairan
tubuh seimbang
4. jelaskan pada ibu
4. Meningkatkan
(kurangnya cairan tanda kekurangan cairan partisipasi dalam
dan elektrolit
5. berikan terapi sesuai perawatan
terpenuhi) advis : 5. mengganti cairan yang
Dengan KH : - Infus RL 15 tpm keluar dan mengatasi
- Turgor kulit diare
cepat kembali.
- Mata kembali
normal
- Membran
mukosa basah
- Intake output
seimbang
2 Setelah dilakukan
1. Teliti keluhan nyeri,
1. Identifikasi karakteristik
tindakan cacat intensitasnya nyeri & factor yang
keperawatan 2x24 (dengan skala0-10). berhubungan merupakan
jam dengan Tujuan
2. Anjurkan klien untuk suatu hal yang amat
: rasa nyaman menghindari allergen penting untuk memilih
terpenuhi, 3. Lakukan kompres intervensi yang cocok &
klien terbebas dari hangat pada daerah untuk mengevaluasi ke
distensi abdomen perut efektifan dari terapi yang
dengan KH : 4. Kolaborasi diberikan.
- Klien tidak
- Berikan obat sesuai
2. Mengurangi bertambah
menyeringai indikasi beratnya penyakit.
kesakitan. - Steroid oral, IV, &
3. Dengan kompres
- Klien inhalasi hangat, distensi abdomen
mengungkapkan - Analgesik : injeksi akan mengalami relaksasi,
verbal (-) novalgin 3x1 amp pada kasus peradangan
- Wajah rileks (500mg/ml) akut/peritonitis akan
- Skala nyeri 0-3 - Antasida dan ulkus : menyebabkan penyebaran
injeksi ulsikur 3x1 amp infeksi.
(200mg/ 2ml) 4. Kortikosteroid untuk
mencegah reaksi alergi.
5. Analgesik untuk
mengurangi nyeri.
3 Setelah Dilakukan
1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan cairan yang
Tindakan 2. Jelaskan pada aktif secar terus menerus
Keperawatan 2x24 pasien tentang akan mempengaruhi TTV
Jam denganTujuan penyebab dari diarenya 2 Klien dapat mengetahui
: Konsistensi BAB
3. Pantau leukosit setiap penyebab dari diarenya.
lembek, frekwensi 1 hari 3 Berguna untuk
kali perhari dengan
4. Kaji pola eliminasi mengetahui penyembuhan
KH : klien setiap hari infeksi
- Tanda vital
5. Kolaborasi 4 Untuk mengetahui
dalam batas normal- Konsul ahli gizi untuk konsistensi dan frekuensi
(N: 120-60 x/mnt, memberikan diet sesuai BAB
S; 36-37,50 c, RR : kebutuhan klien. 5 Metode makan dan
< 40 x/mnt ) - Antibiotik: cefotaxime kebutuhan kalori
- Leukosit : 4000 3x1 amp (500mg/ml) didasarkan pada
– 11.000 kebutuhan.
- Hitung jenis
leukosit : 1-3/2-
6/50-70/20-80/2-8

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. “ S “ No.ruangan :5
Umur : 23 tahun
TGL/ NO.
IMPLEMENTASI RESPON PS TTD
JAM Dx
Jumat, 1,2,3- Mengkaji keluhan DS : Klien mengatakan
03/5/13 pasien bahwa BAB berkali-
16.00 - Mengobservasi TTV kali, muntah, dan perut
setiap 8 jam kembung.
DO : Turgor kulit
menurun, mulut kering,
mata cowong, dan
menahan kesakitan
TD = 80/50 mmHg, S =
390 C, N= 112, tampak
16.15 1 lemah ,RR 22x/mnt
- Menentukan tanda-
tanda kekurangan cairan
- Memasang infus RL 15 DS : klien mengatakan
tpm akan minum yang
banyak
16.25 1,2 DO :Turgor kulit
berkurang, mukosa
Memberikan obat: mulut kering,disertai
· Injeksi Novalgin 1 amp muntah.
· Injeksi Ulsikur 1 amp
· Injeksi Cefotaxime 1 DS : expesi wajah klien
amp sedikit rileks
- Menganjurkan untuk DO : keluarga
21.00 1,2 klien banyak minum kooperatif,dan akan
memberikan banyak
minum agar klien tidak
- Menganjurkan klien dehidrasi
Sabtu,04/5/13 1,3 untuk istirahat dan
06.30 melakukan kompres
hangat pada daerah perut
- Mengobservasi TTV DS : -
- Mengganti infus RL 15 DO : Ny. “ S “ keluarga
tpm kooperatif
07.30 2,3 - Mengkaji pola
eliminasi klien DS : -
DO : TD = 100/70, S =
Memberikan obat: 380, N = 100x/mnt, RR =
· Injeksi Novalgin 1 amp 20x/mnt
08.50 1,3 · Injeksi Ulsikur 1 amp
· Injeksi Cefotaxime 1
amp
DS : -
Observasi/catat hasil DO : Keluarga
11.30 1,2 intake output cairan kooperatif
Menganjurkan makan
dalam porsi sedikit tapi
sering.
DS : Klien mengatakan
14.00 3,2 - Menyuruh pasien akan makan dalam porsi
banyak minum agar tidak kecil tapi sering.
dehidrasi DO : Keluarga
- Jelaskan pada kooperatif
keluarga tanda-tanda
kekurangan cairan DS : pasien
Minggu, 1,2,3 mengatakan akan
05/5/13 Memberikan obat: minum sesering
06.00 · Injeksi Dexa 1 amp mungkin
· Injeksi Ulsikur 1 amp DO : Ny. “S” keluarga
06.30 3 · Injeksi Cefotaxime 1 kooperatif
amp
DS : -
DO : Ny. “ S “ keluarga
- Mengopservasi TTV kooperatif
08.00 1,3 - Mengganti cairan infus
+ drip Neurobio

Menganjurkan makan DS : -
dalam porsi dikit tapi DO : TD = 100/70, S =
sering 370, N = 100x/mnt, RR =
08.30 2,3 22x/mnt

DS : klien mengatakan
Mengopservasi tanda akan makan dalam porsi
tanda dehidrasi kecil tapi sering.
DO : keluarga
10.00 3 kooperatif

DS : -
Memberikan obat DO : Turgor kulis sedikit
· Injeksi Ulsikur 1 amp membaik , mukusa
· Injeksi Cefotaxime 1 mulut lembab, muntah
amp berkurang,diare
berkurang.

DS :pasien mengatakan
Observasi leukosit nyeri saat disuntik
DO : Obat masuk tidak
ada tanda alergi

DS : -
DO : Leukosit
: 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-
3/2-6/50-70/20-80/2-8
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN

No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. Jumat,03/5/2013 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa
lemas
O:- Klien masih tampak lemas
- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
2.
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih
tersa sakit
O:- Kien tampak menyeringai kesaklitan
- Klien terus memegangi perutnya
- Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
3. P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan

S : klien mengatakan bahwa klien BAB berkali-


kali,sudah mulai berkurang 2x/hari, masih
merasa mual tapi tidak sampai muntah.
O : - klien BAB 2x/hari
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Klien merasa mual sehingga tidak
menghabiskan porsi makannya
- Klien tidak muntah
A : Masalah gangguan pola eliminasi BAB
teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi 1-4 dilanjutkan
- Kaji intak output cairan setiap 8 jam
- Pantau tanda-tanda dehidrasi

1. Sabtu,04/5/2013 S : Klien mengatakan bahwa merasa lebih


sehat
O:- Klien tampak lebih sehat
- Klien lebih mandiri dalam melakukan
aktifitasnya
- Turgor kulit < 1 detik kembali
- Mata tidak cowong
- Mukosa mulut tidak kering
A : Masalah teratasi
2. P : Intervensi dihentikan

S : Kien mengatakan bahwa sakit perutnya


sedikit berkurang
O : Klien menyeringai menahan sakit, skala
3. nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

S : Klien mengatakan bahwa BAB sudah


lembek 1-2/hari mual sudah berkurang, tidak
muntah lagi.
O : - Klien BAB 1-2x/hari, konsistensi sedikit
lunak
- Klien menghabiskan makanannya
- Klien tidak muntah
- Turgor kulit kembali < 1 detik
- Mata tidak cowong
- Mukosa mulut tidak kering
- Klien minum 1000cc/hari
A : Masalah teratasi sebagaian
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
1. Minggu, S: Klien mengatakan bahwa perutnya sudah
05/5/2013 tidak sakit
O:- Skala nyeri 0
- Klien tidak menyeringai kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

S : Klien mengatakan bahwa sudah tidak


merasa mual dan muntah, konsistensi BAB
lunak.
O:- Klien BAB dengan konsistensi lunak
2. - Klien tidak merasa mual dan muntah
- Klien menghabiskan porsi makannya dan
minum kurang lebih 1500cc/hari
- Jumlah leukosit normal
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang
meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa
dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa.
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “
degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko
kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,
sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “
menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat
ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.

4.2 Kritik dan Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa
penulisan askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai