DI SUSUN OLEH
NIM : 2015.021
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keperawatan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Palopo, Desember 2017
Penyusun
Daftar isi
Kata pengantar..........................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
3.2 ANALISA DATA
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.4 INTERVENSI
3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1 Pengertian
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999)
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam, virus dan parasit yang patogen
(Whaley dan wang’s, 1995)
2.2 Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu :
a) Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter, Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ), Adenovirus,
Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa (entamoeba
histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
2.3 Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.
1) Gangguan asmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.
2) Gangguan sekresi
Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus sehingga akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul
diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3) Gangguan motilitas usus
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan
menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Medik
Dasar pengobatan diare adalah pemberian cairan, dietetik (cara pemberian
makanan) dan obat-obatan.
Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dengan mempertahankan derajat dehidrasi dan
keadaan umum.
1) Cairan per oral
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang cairan diberikan per oral beberapa
cairan yang berisikan NaCL,NaHCO3,KCL dan Glukosa. Untuk diare akut dan kolera
pada anak diatas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan/sedang, kadar Natrium 50-
60 mEg/1 formula lengkap sering disebut oralit. Sebagai pengobatan sementara
yang dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya air gula dan garam (NaCL dan
sukrosa) atau air tajin yang diberi garam dan gula.
2) Cairan parental
Pada umumnya digunakan cairan Ringel laktat (RL) yang pemberiannya bergantung
pada berat ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan
sesuai umur dan berat badannya (Ngastiyah, 1997 : 146)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
MRS : 02 Mei 2013 Jam : 18.00 WIB
No Ruangan :5
Pengkajian tanggal : 03 Mei 2013 Jam : 16.00 WIB
A.Identitas Pasien
Nama pasien : Ny.” S “
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 23 Tahun
Alamat : Ds.Waru kulon pucuk
Agama : islam
Pekerjaa : Swasta
Suku bangsa : Jawa
Diagnosa medic : Gastroenteritis
Yang bertanggung jawab
Nama : Tn. “ F “
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds. Waru Kulon Pucuk
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Demam, diare, disertai muntah
Saat pengkajian : Klien mengatakan bahwa badannya terasa lemas,
demam, disertai muntah.
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna
kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu dibawa
ke Balai Pengobatan AS SYIFA Desa Waru Kulon Pucuk Lamongan.
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan bahwa dahulu pernah sakit Diare 8x/hari tiap 1-2 jam sekali
warna kuning, disertai muntah, badan panas dan tidak mau makan.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarga ada yang perna mengalami sakit
diare seperti yang di alami klien.
V. Riwayat Sosial
Ibu mengatakan bahwa tinggal di lingkungan yang berdebu dan padat
penduduknya dan ingin sekali cepat sembuh dan pulang kerumah.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : klien lemah, panas, muntah dan diare
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi 80/50 mmHg, Nadi 112x/mnt, suhu 390 C,RR
22x/mnt
Pemeriksaan Head to toe
a. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada
benjolan,kulit kepala bersih.
b. Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah muda, sklera
putih, mata cowong.
c. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
d. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak ada polip.
e. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ad
serumen.
f. Leher : Tidak ada pembesaran kenjar tyroid, limphe, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada kaku kuduk.
g. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : paru-paru sonor, jantung dullnes
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan.
h. Perut
Inspeksi : simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi : Hipertimpan,perut kembung
Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis,
lordosis, skoliosis) tidak ada nyeri gerak.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada
kelainan, kulit perineal kemerahan
Anus : Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit
daerah anus kemerahan.
Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki
bergerak bebas, tidak ada odem.
Therapy :
1. Infus RL 15 tpm (750 cc) : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Injeksi Novalgin 3x1 amp (metampiron 500 mg/ml) : Golongan Analgesik
3. Injeksi Ulsikur 3x1 amp (simetidina 200mg/ 2ml) : Antasida dan Ulkus
4. Injeksi Cefotaxime 3x1 amp (sefotaksim 500mg/ml) : Antibiotik.
3.2 ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. “S” No. Ruangan :5
Umur : 23 tahun
Data Masalah Etiologi
keperawatan
DS : klien mengatan Gangguan Output yang berlebihan
berak kuning kehijauan keseimbangan cairan
bercampur lendir
DO : Turgor kulit
menurun, mulut kering,
malas makan
DS : Pasien Gangguan rasa Hiperperistaltik
mengatakan bahwa nyaman (nyeri)
mengalami perut
kembung
DO : setelah dilakukan
perkusi diketahui klien
distensi, klien tampak
menahan kesakitan.
Peristaltik : 40x/ menit
Skala nyeri :
P: sebelum dan
sesudah BAB
Q: nyeri seperti
teremas
R: pada regio
epigastrium
S : skala nyeri 5
T : sering
DS : klien mengatakan Gangguan pola Infeksi bakteri
bahwa klien BAB eliminasi BAB
berkali-kali
DO :klien tampak
lemas, mata cowong.
No.
Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Dx
1 Setelah Dilakukan
1. pantau tanda
1. Menentukan intervensi
Tindakan kekurangan cairan selanjutnya
Keperawatan 2x24
2. observasi/catat hasil
2. Mengetahui
Jam denganTujuan intake output cairan keseimbangan cairan
: volume cairan dan
3. anjurkan klien untuk
3. Mengurangi kehilangan
elektrolit dalam banyak minum cairan
tubuh seimbang
4. jelaskan pada ibu
4. Meningkatkan
(kurangnya cairan tanda kekurangan cairan partisipasi dalam
dan elektrolit
5. berikan terapi sesuai perawatan
terpenuhi) advis : 5. mengganti cairan yang
Dengan KH : - Infus RL 15 tpm keluar dan mengatasi
- Turgor kulit diare
cepat kembali.
- Mata kembali
normal
- Membran
mukosa basah
- Intake output
seimbang
2 Setelah dilakukan
1. Teliti keluhan nyeri,
1. Identifikasi karakteristik
tindakan cacat intensitasnya nyeri & factor yang
keperawatan 2x24 (dengan skala0-10). berhubungan merupakan
jam dengan Tujuan
2. Anjurkan klien untuk suatu hal yang amat
: rasa nyaman menghindari allergen penting untuk memilih
terpenuhi, 3. Lakukan kompres intervensi yang cocok &
klien terbebas dari hangat pada daerah untuk mengevaluasi ke
distensi abdomen perut efektifan dari terapi yang
dengan KH : 4. Kolaborasi diberikan.
- Klien tidak
- Berikan obat sesuai
2. Mengurangi bertambah
menyeringai indikasi beratnya penyakit.
kesakitan. - Steroid oral, IV, &
3. Dengan kompres
- Klien inhalasi hangat, distensi abdomen
mengungkapkan - Analgesik : injeksi akan mengalami relaksasi,
verbal (-) novalgin 3x1 amp pada kasus peradangan
- Wajah rileks (500mg/ml) akut/peritonitis akan
- Skala nyeri 0-3 - Antasida dan ulkus : menyebabkan penyebaran
injeksi ulsikur 3x1 amp infeksi.
(200mg/ 2ml) 4. Kortikosteroid untuk
mencegah reaksi alergi.
5. Analgesik untuk
mengurangi nyeri.
3 Setelah Dilakukan
1. Mengobservasi TTV 1. kehilangan cairan yang
Tindakan 2. Jelaskan pada aktif secar terus menerus
Keperawatan 2x24 pasien tentang akan mempengaruhi TTV
Jam denganTujuan penyebab dari diarenya 2 Klien dapat mengetahui
: Konsistensi BAB
3. Pantau leukosit setiap penyebab dari diarenya.
lembek, frekwensi 1 hari 3 Berguna untuk
kali perhari dengan
4. Kaji pola eliminasi mengetahui penyembuhan
KH : klien setiap hari infeksi
- Tanda vital
5. Kolaborasi 4 Untuk mengetahui
dalam batas normal- Konsul ahli gizi untuk konsistensi dan frekuensi
(N: 120-60 x/mnt, memberikan diet sesuai BAB
S; 36-37,50 c, RR : kebutuhan klien. 5 Metode makan dan
< 40 x/mnt ) - Antibiotik: cefotaxime kebutuhan kalori
- Leukosit : 4000 3x1 amp (500mg/ml) didasarkan pada
– 11.000 kebutuhan.
- Hitung jenis
leukosit : 1-3/2-
6/50-70/20-80/2-8
Menganjurkan makan DS : -
dalam porsi dikit tapi DO : TD = 100/70, S =
sering 370, N = 100x/mnt, RR =
08.30 2,3 22x/mnt
DS : klien mengatakan
Mengopservasi tanda akan makan dalam porsi
tanda dehidrasi kecil tapi sering.
DO : keluarga
10.00 3 kooperatif
DS : -
Memberikan obat DO : Turgor kulis sedikit
· Injeksi Ulsikur 1 amp membaik , mukusa
· Injeksi Cefotaxime 1 mulut lembab, muntah
amp berkurang,diare
berkurang.
DS :pasien mengatakan
Observasi leukosit nyeri saat disuntik
DO : Obat masuk tidak
ada tanda alergi
DS : -
DO : Leukosit
: 8600/mm3
Hitung jenis leukosit : 1-
3/2-6/50-70/20-80/2-8
3.6 EVALUASI KEPERAWATAN
No.
Hari/tgl Catatan Perkembangan TTD
Dx
1. Jumat,03/5/2013 S : Kien mengatakan bahwa masih merasa
lemas
O:- Klien masih tampak lemas
- Aktifitas klien masih dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
2.
S : Klien mengatakan bahwa perutnya masih
tersa sakit
O:- Kien tampak menyeringai kesaklitan
- Klien terus memegangi perutnya
- Skala nyeri 3
A : Masalah belum teratasi
3. P : Intervensi 1,3,4,5 dan 6 dilanjutkan
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Asuhan keperawatan pada Ny. “S” dengan Gastroenteritis
didapatkan kesimpulan bahwa dalam pengkajian telah dilakukan anamnesa yang
meliputi data subjektif dan obyektif. Dari pengkajian tersebut diambil suatu diagnosa
dan masalah berdasarkan data yang menunjang untuk diambil suatu diagnosa.
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. “S “ didapatkan diagnosa bahwa Ny. “S “
degan Gastroenteritis dengan masalah gangguan keseimbangan cairan dan resiko
kerusakan integritas kulit.
Intervensi yang diberikan disesuaikan dengan ketentuan yang ada,
sedangkan dalam penerapannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Evaluasi dilakukan setelah implementasi dilakukan. Dalam evaluasi Ny. “S “
menunjukkan suatu kemajuan yaitu frekwensi BAB mulai berkurang, dehidrasi dapat
ditangani, resiko kerusakan integritas kulit yang lebih parah tidak terjadi.
Dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari kesalahan. Maka dari itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaa
penulisan askep yang akan datang. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Media Aesculapius : Jakarta
Dongoes , Mariliynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC : Jakart
Carpenito-moyet, Lynda juall. 2007, “Buku Saku Diagnosis Keperawatan”, Jakarta