Anda di halaman 1dari 2

Dampak Psikologis Obesitas

By DITALIA
email:
maghfirohy@yahoo.co.id
KOMUNITAS BLOGGER UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Obesitas merupakan masalah kompleks dan dapat melibatkan beberapa faktor
seperti metabolisme tubuh, nutrisi, psikologis,
dan sosiologis. Sedangkan penyebabnya dapat dari faktor biogenetik ataupun
overeating.
Dampak obesitas lebih mengarah kepada kecenderungan yang berbahaya kepada
kesehatan dibandingkan psikologis,
bukan berarti hal ini secara psikologis dapat diabaikan. Dalam beberapa kasus,
obesitas dapat menyebabkan depresi bagi
mereka yang gagal dalam menjalankan diet untuk menurunkan berat badannya.
Dampak-dampak secara kesehatan berupa tekanan darah tinggi, diabetes mellitus,
dan serangan jantung. Beberapa dampak
secara psikologis di antaranya adalah:
1. Adanya stigma sosial di beberapa negara barat yang menyatakan bahwa obesitas
sering dianggap malas dan tidak
mempunyai kemauan. Beberapa penelitian diungkapkan bahwa kegemukan
disebabkan kurang aktivitas yang dilakukan oleh
tubuh. Orang yang mempunyai berat badan berlebihan menganggap olahraga
adalah hal yang paling sulit dilakukannya,
tentunya akan memperparah tingkat obesitas.
2. Adanya kriteria ideal, berat badan yang ideal membuat individu yang mengalami
obesitas kurang rasa percaya diri. Kriteria
ideal menciptakan stigma bahwa orang-orang yang mempunyai berat tubuh berlebih
tidak tepat disebut dalam patokan
kriteria tersebut, hampir semua model sangat dan sangat jarang menggunakan
model-model bertubuh gemuk sehingga
mereka (obesitas) merasa dirinya tidak pantas dan kurang percaya diri.
3. Adanya kesan streotip yang buruk terhadap obesitas. Pada umumnya orang-
orang beranggapan bahwa gemuk itu tidak
menarik, kebanyakan orang mencibir ketika melihat kesan obesitas karena dianggap
diluar ambang normal tubuh manusia
pada umumnya. Perhatikan percakapan dibawah ini: A : Aku mendengar si D sudah
menikah, istrinya gemuk sekali! B :
Apakah ada yang salah kalau istrinya gemuk? A : Nggak seeh cuma . (dengan
intonasi semakin pelan)
4. Lingkungan kerja. Beberapa perusahaan merasa "keberatan" dengan merekrut
pegawai yang mempunyai berat tubuh
berlebihan, dianggap tidak luwes, tidak menarik secara fisik, dan dianggap tidak
fleksibel. Kesalahan cara berpikir ini masih
dapat dilihat pada perusahaan-perusahaan yang melakukan proses rekruitment
dengan meminta biodata tinggi dan berat
badan, atau bahkan photo berwarna. Praktek diskriminasi ini masih banyak di
Indonesia, mereka beranggapan bahwa orang
yang mengalami kegemukan tidak dapat menarik jumlah customer atau terjadi
transform kinerja pegawai yang lain dalam
satu atap perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai