Anda di halaman 1dari 3

Pembelajaran Kimia dengan Metode TPS Menggunakan

Media Animasi dan LKS Ditinjau dari Gaya Belajar dan


Kemampuan Verbal Siswa
A. Latar Belakang Masalah

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu IPA yang mempelajari tentang struktur, komposisi,
sifat-sifat dari materi dan perubahan serta energi yang menyertai perubahan materi. Yang
dipelajari dalam ilmu kimia sebagian bersifat abstrak. Diantara materi kimia di kelas X adalah
materi Ikatan kimia, hukum dasar kimia, konsep mol dan konsep reaksi redoks termasuk materi
yang masih dirasa sangat sulit dipahami sebagian besar siswa, maka dari itu materi Ikatan Kimia
perlu mendapatkan perhatian dan cara penyampaian yang baik dan tepat agar dapat diterima oleh
siswa dengan baik pula. Ikatan kimia merupakan konsep yang abstrak yang tidak dapat
diperlihatkan secara nyata bagaimana atom-atom bergabung, membentuk ikatan tunggal atau
ganda,sehinga sulit dipahami siswa.

Maka dari itu teori scaffolding dari Vygotsky cocok diterapkan. Salah satu hal yang diberikan
oleh teori Vygotsky adalah scaffolding. Scaffolding berarti memberikan pada seorang anak
sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran atau kemudian mengurangi
bantuan tersebut dan kemudian perlahan memberikan anak tersebut untuk mengambil alih
tanggung jawab yang semakin besar. Dari sini terlihat bahwa pembelajaran dapat berbentuk
kooperatif antar siswa sehingga siswa dapat berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan
saling memunculkan ide-ide atau strategi dalam memecahkan dengan efektif.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh pembelajaran kimia dengan metode TPS menggunakan media animasi
dan LKS terhadap prestasi belajar siswa?
2. Adakah pengaruh gaya belajarterhadap prestasi belajar siswa?
3. Adakah pengaruh kemampuan verbal tinggi rendahterhadap prestasi belajar siswa?

C. Tinjauan Pustaka

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus


pada kelompok kecil peserta didik yang saling bekerja sama dalam mencapai tujuan belajar.
Peserta didik tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama peserta didik. Menurut Slavin
(2008; 33), “Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memberikan para siswa
pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi
anggota masyarakat yang bahagia dan bisa memberikan kontribusi”. Dari hal ini dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan pencapaian yang dibuat peserta
didik.
Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Model pembelajaran TPS yang dikembangkan Frank Lyman juga didukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh : Barnes, 1976; Baumeister, 1992; Gambrell, 1983 dan 1996; Gunter, Estes, &
Schwab, 1999; Slavin, 1990. Penelitian tersebut mendukung pendapat Frank Lyman bahwa ada
partisipasi sukarela dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok.

Media Pembelajaran Animasi

Media adalah alat yang berfungsi menjadi perantara dalam menyampaikan informasi atau pesan,
sedangkan media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Menurut Gagne dalam Sadirman (2002), media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sedangkan menurut Rossi dan
Breidle dalam Wina Sanjaya mengemukakan bahwa, “Media pembelajaran adalah seluruh alat
dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan”. Media pembelajaran dapat
berupa radio, televisi, buku, koran, majalah, modul,VCD, LCD, LKS, media animasi dan
sebagainya.

LKS (Lembar Kerja Siswa)

LKS termasuk media pembelajaran yang tidak diproyeksikan. Selain LKS yang termasuk dalam
media yang tidak diproyeksikan diantaranya : modul, buku, handout, charta, alat peraga dan
sebagainya. Menurut Azhar, (1993; 78) “LKS merupakan lembar kerja bagi siswa yang baik
dalam kegiatan intrakurikuler maupun kokurikuler untuk mempermudah pemahaman terhadap
materi pelajaran yang didapat”.

Gaya Belajar Siswa

Gaya belajar merupakan suatu kombinasi dari cara siswa menyerap, dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi (Bobby DePorter & Mike Hernacki; 2005; 113). Gaya belajar
dibedakan menjadi tiga yaitu ; audio, visual dan kinestetik.

Kemampuan Verbal

Kemampuan verbal merupakan salah satu potensi yang dimiliki siswa yang dapat mendukung
tercapainya peningkatan prestasi belajar. Menurut David Lazear dalam Suharsimi Arikunto
(2006; 13) “Kemampuan verbal meliputi analisis linguistik, mengenal kembali dan mengingat,
memahami, dan menciptakan kelucuan atau humor, menjelaskan sesuatu dalam proses belajar
mengajar, meyakinkan seseorang agar bersedia melakukan sesuatu dan memahami perintah
dengan tepat”.

D. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Populasinya terdiri dari siswa kelas X SMAN N
1 Wungu tahun pelajaran 2011/2012.
Sampel yang diambil adalah 4 kelas dengan menggunakan teknik cluster random sampling.
Kelas Kelas X A,D diberikan pembelajaran dengan metode TPS menggunakan media animasi,
sedangkan X B,C diberikan pembelajaran dengan metode TPS menggunakan LKS.

Data dikumpulkan menggunakan tes untuk prestasi kognitif, dan kemampuan verbal, serta
angket untuk prestasi afektif dan gaya belajar.

Teknik analisis data menggunakan ANAVA tiga jalan (2x2x2).

E. Kesimpulan

1. Ada pengaruh secara signifikan prestasi belajar kognitif dan afektif antara siswa yang diajar
dengan menggunakan media animasi dan media LKS pada pembelajaran materi ikatan kimia.

2. Tidak ada pengaruh yang signifikan prestasi belajar kognitif, tetapi ada pengaruh pada
prestasi afektif antara siswa yang mempunyai gaya belajar visual dengan siswa yang mempunyai
gaya belajar kinestetik pada pembelajaran materi ikatan kimia.

3. Ada pengaruh prestasi belajar secara signifikan terhadap aspek kognitif dan tidak ada
pengaruh prestasi belajar secara signifikan terhadap afektif antara siswa yang memiliki
kemampuan verbal tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan verbal rendah pada
pembelajaran materi ikatan kimia.

Anda mungkin juga menyukai