Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PEMBELAJARAN

IPA TERPADU

SISTEM ORGAN REPRODUKSI


PADA MANUSIA

DI SUSUN OLEH :

1. CHELSY WIJAYA
2. FATIKA DESTARI
3. LASDIANA PUTRI
4. NENENG DWI PARWATI
5. WINDIA ANGGRAENI

SMP NEGERI 10 METRO


KOTA METRO
TP. 2016/2017
PENDAHULUAN

Biologi (ilmu hayat) adalah ilmu yang mengenai kehidupan. Istilah ini
diambil dari bahasa Belanda “Biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata
bahasa Yunani, bios (hidup) dan logos (lambang, ilmu). Dahulu sampai tahun
1970-an digunakan istilah ilmu hayat (diambil dari bahasa Arab), artinya “ilmu
kehidupan”.
Objek kajian biologi sangat luas dan mengcangkup semua makhluk hidup.
Karenanya dikenal berbagai cabang biologi yang menghususkan diri pada setiap
kelompok organisme, seperti botani, zoology, dan mikrobiologi. Berbagai aspek
kehidupan digali. Cir-ciri fisik dipelajari dalam anatomi sedang fungsinya dalam
fisiologi; perilaku dipelajari dalam etologi, interaksi antarsesama makhluk dengan
alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi.
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem
reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh
manusia untuk mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis
besar dibagi atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita.
Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin,
kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh
yang berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka
dengan sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita)
BAB I
IDENTIFIKASI SISTEM ORGAN REPRODUKSI PADA MANUSIA

Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya


secara internal (di dalam tubuh) oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang
mendukung fungsi tersebut, adapun alat-alat tersebut antara lain:
1. Sistem Reproduksi Pria

Organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada pria terdiri atas:


1. Testis (buah zakar)
Jumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang disebut
skrotum dan terletak di luar dan di bawah rongga pelvis. Testis berfungsi
menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan (spermatozoa).
Hormon testosterone berfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin
sekunder pada pria, di antaranya: tumbuhnya kumis, suara membesar, dada
tumbuh bidang dan lain-lain.

b. Saluran reproduksi
Saluran reproduksi pada pria terdiri atas:
1. Epididimis, merupakan tempat pendewasaan (pematangan) dan
penyimpanan sperma. Epididimis berupa saluran yang berkelok-kelok
yang terdapat di dalam skrotum.
2. Vas deferens (saluran sperma), merupakan kelanjutan dari saluran
epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra.
3. Uretra, kelanjutan dari vas deferens, berfungsi untuk menyalurkan sperma
keluar dan merupakan saluran urine dari kandung kemih menuju ke luar.

c. Penis
Merupakan alat kelamin luar, berfungsi untuk alat kopulasi, yaitu untuk
memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi pada wanita.

d. Kelenjar yang terdapat pada pria


1. Vesika seminalis, Kelenjar ini menghasilkan cairan yang pekat berwarna
kuning, mengandung makanan yang merupakan sumber energi untuk
pergerakan sperma.
2. Kelenjar prostat, Merupakan kelenjar penghasil semen terbesar, bersifat
encer dan berwarna putih, berisi makanan untuk sperma.
3. Kelenjar bulbourethralis,Kelenjar ini terdapat di sepanjang uretra,
berfungsi mensekresi cairan lendir bening yang menetralkan cairan urine
yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra.

2. Sistem Reproduksi Wanita

Organ yang menyusun sistem reproduksi pada wanita terdiri atas:


1. Ovarium (indung telur)
Jumlahnya 1 pasang, terletak di dalam rongga perut, berfungsi untuk
pembentukan sel telur dan menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Pembentukan sel telur terjadi melalui pembentukan folikel.
Hormon estrogen berfungsi untuk menimbulkan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita, di antaranya: payudara membesar, suara semakin
tinggi, kulit semakin halus, panggul membesar dan lain-lain.

2. Saluran reproduksi, terdiri atas:


a) 1 pasang corong infundibulum, berfungsi untuk menangkap sel telur
dari ovarium.
b) 1 pasang tuba falopii atau oviduk, merupakan saluran telur, berfungsi
sebagai tempat terjadinya fertilisasi (pembuahan).
c) Uterus (rahim), berfungsi sebagai tempat perkem bangan dan
pertumbuhan janin.
d) Vagina, organ untuk kopulasi dan melahirkan.
e) Alat kelamin luar, umumnya dinamakan vulva, terdiri atas labia
mayora, labia minora dan klitoris.
Jika sel telur pada ovarium telah masak, akan dilepaskan dari ovarium.
Pelepasan telur dari ovarium disebut ovulasi. Setelah ovulasi sel telur
ditangkap oleh infundibulum dan segera menuju ke saluran fallopi, di saluran
inilah terjadi pembuahan. Bila sel telur telah dibuahi menjadi zigot dan zigot
berkembang menjadi embrio yang kemudian menempel pada dinding rahim
melalui plasenta dan berkembang di dalam rahim.
Plasenta dan tali pusat merupakan penghubung antara embrio dengan
ibu, fungsinya untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari ibu ke embrio
dan menyalurkan zat sisa dari embrio ke darah ibu. Di dalam rahim, embrio
berada di dalam amnion. Amnion adalah kantong yang berfungsi untuk
melindungi embrio dari benturan. Amnion berisi cairan yang disebut cairan
amnion atau air ketuban. Bila bayi sudah berumur kira-kira 9 bulan dan siap
dilahirkan maka otot-otot pada rahim berkontraksi secara teratur dan
mendorong bayi keluar dari rahim melalui vagina.
BAB II
TAHAPAN REPRODUKSI

Proses reproduksi pada manusia meliputi:


A. Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel
Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan
testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa
hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle
Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH
merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)
yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.
Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel
spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit
sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid,
spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis
sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron)
tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk
memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper.
Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen
atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 –
400 juta sel spermatozoa.

B. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit
primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian
mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara
meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu
badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang
lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang
menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar
dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan
hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum.
Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf,
Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang
kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang
terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH
untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian
menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan
LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga aklurnya tidak
membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses
oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan
pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya
berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu
menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium
seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit
primer.
C. Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya.
Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan
(menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita
tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun
menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut
menopause.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia
lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi
pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh,
sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi pembuahan, endomentrium akan
direabsorbsi oleh tubuh.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula
setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1 sampai hari ke-14
terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh
hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf
yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang
keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang
perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu
menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel
Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu
di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang folikel
yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan
kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya
embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi
menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan
menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya
akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini
disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron,
maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.

D. Fertilisasi dan Perkembangan Embrio


Fertilisasi adalah proses pembuahan. Ovum matang dilepas ovarium dan
ditangkap rumbai-rumbai pada corong tuba fallopi. Jika ada sperma masuk, maka
ovum dibuahi sperma. Ovum yang sudah dibuahi membentuk zigot, kemudian
zigot bergerak menuju rahim. Jika ovum tidak dibuahi sperma, jaringan dalam
dinding rahim yang telah menebal dan banyak pembuluh darah akan rusak dan
luruh sehingga terjadi menstruasi.
Bersamaan dengan terjadinya pematangan ovum, sel-sel dinding rahim
tumbuh menebal dan banyak pembuluh darah sehingga pada saat zigot datang dan
menempel tidak terjadi gangguan. Pematangan ovum dan penebalan dinding
rahim dipengaruhi hormon esterogen dan progesterone. Di rahim embrio
berkembang selama 9 bulan untuk menjadi bayi.
Perkembangan embrio:
1. Usia 4 minggu, sudah tampak pertumbuhan mata dan telinga.

2. Usia 8 minggu, sudah terbentuk janin yang mirip dengan bayi, mulai tampak
tangan, jari tangan, hidung, dan kaki.
3. Usia 10 minggu, panjang janin lebih kurang 6 cm dan sudah terlihat seperti
bayi. Ukuran kepalanya lebih besar dari pada ukuran badan.
4. Usia 16 minggu, panjang janin telah mencapai 40 cm dan memilliki organ
yang sudah lengkap.

5. Usia 40 minggu, janin sudah siap untuk dilahirkan. Selama dalam rahim,
embrio mendapatkan nutrisi dari induknya melalui plasenta. Plasenta
mempunyai fungsi sebagai berikut.
 Menyalurkan zat makanan dari induk ke embrio.
 Mengalirkan zat-zat sampah dari embrio ke dalam darah induknya.
 Melindungi janin dari berbagai zat racun atau kuman penyakit.

E. Siklus Menstruasi
Menstruasi disebut juga haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak
mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk
menerima pelekatan embrio. Jika tidak terjadi pelekatan embrio, maka
lapisan ini akan luruh, kemudian darah keluar melalui serviks dan vagina.
Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang
satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari
pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus
ini terdiri atas 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga
korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron.
Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari
endometrium yang disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi
pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang
keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 mili liter.

2. Fase pra-ovulasi
Fase pra-ovulasi disebut juga dengan fase poliferasi. Pada fase ini
hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu
hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating
hormon. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mengeluarkan hormon esterogen. Adanya esterogen menyebabkan
pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar
esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat
basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina
sehingga mendukung kehidupan sperma.

3. Fase ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi
pada hari ke 14. Peningkatan kadar esterogen menghambat pengeluaran FSH,
kemudian hipofise mengeluarkan LH. LH singkatan dari luternizing hormon.
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel,
peristiwa ini disebut ovulasi.

4. Fase pasca ovulasi


Fase ini berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini
selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf
(folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan
menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengeluarkan hormon progesteron
dan masih mengeluarkan hormon esterogen namun tidak sebanyak ketika
berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja esterogen untuk mempertebal
dan menumbuhkan pembuluhpembuluh darah pada endometrium serta
mempersiapkan endometrium untuk menerima pelekatan embrio jika terjadi
pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan
berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mengeluarkan hormon,
sehingga kadar progesteron dan esterogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.

Perubahan Hormon Saat Menstruasi


BAB III
PENYAKIT PADA SISTEM ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

Penyakit pada sistem Reproduksi manusia berikut ini.


1. Gonorrhoea (GO)
Penyakit Gonorrhoea disebabkan oleh bakteri Neiserria gonorrhoeae. Gejala
penyakit ini adalah rasa sakit dan keluar nana pada saat kencing pada laki-laki,
serta keputihan berwarna kuning dan hijau pada wanita. Penyakit ini dapat
menyebabkan kebutaan pada bayi baru lahir. ( Zubaidah, Siti. 2015. 36)

Gejala Gonorrhoea
Sekitar 10 persen pria yang terinfeksi dan 50 persen dari wanita yang
terinfeksi tidak mengalami gejala sehingga banyak penderita gonore
menularkannya kepada pasangan mereka tanpa disadari.
Biasanya lebih mudah untuk mengenali gejala gonore pada pria
dibandingkan wanita karena gejala awal pada wanita mungkin sangat ringan atau
tidak begitu jelas sehingga sering keliru dianggap sebagai infeksi vagina atau
infeksi saluran kemih. Infeksi akan menjalar ke organ panggul wanita jika tidak
segera diobati dan bisa menyebabkan pendarahan pada vagina, sakit pada perut
bagian bawah, demam, dan sakit saat melakukan hubungan seksual.

2. Sifilis ( Raja Singa )


Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum. Gejala awal penyakit ini adalah luka pada tempat masuknya bakteri
kedalam tubuh, biasanya pada daerah sekitar kelamin. Penyakit ini menyebar dan
menyerang organ-organ tubuh lain-lainnya kemudian menimbulkan kerusakan
pada organ tersebut.

Pengobatan Sifilis
Penisilin cukup berhasil dan bisa digunakan untuk mengobati sifilis primer
dan sekunder. Penisilin biasanya diberikan melalui suntikan. Tersedia jenis
antibiotik lain yang juga bisa membunuh bakteri penyebab sifilis jika Anda alergi
terhadap penisilin.
3. Herpes Simplex Genitalis
Penyakit herpes simplex genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe
II, yang menyerang kulit di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala
penyakit ini berupa gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah
kelamin pada daerah tersebut timbul beberapa lepuh kecil-kecil,selanjutnya lepuh
menjadi pecah dan menimbulkan luka. Kemudian penyakit herpes sulit sekali
sembuh dan sering kambuh setelah beberapa bulan maupun tahun.
Penyebab Herpes Simplex Genitalis
1. Disebabkan oleh virus, dapat diobati tetapi tidak dapat disembuhkan.
2. Gejala timbul antara 3 sampai 10 hari setelah berhubungan intim dengan
penderita penyakit ini.
3. Gejala awal muncul seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil
dan berair.
4. Dalam 5 sampai 10 hari gejala hilang.
5. Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi sesuatu saat, dan kadang-
kadang sering.
6. Wanita kerap kali tidak sadar bahwa ia menderita herpes karena lecet terjadi di
dalam vagina

4. HIV/AIDS
Penyakit Hiv Atau Aids Merupakan (Acquired Immune Deficiency
Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah
infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency
Virus). Penyakit HIV atau AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi
memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat
menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS
berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada
obatnya.
Gejala-gejala penyakit dari orang yang menderita AIDS adalah rasa lelah
yang berkepanjangan, sesak nafas, dan batuk yang berkepanjangan, pembesaran
kelenjar (di leher, ketiak, dan lipat paha) tanpa sebab yang jelas, bercak-bercak
puti atau luka di mulut, mencret, lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas,
sering demam disertai dengan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang
jelas, berat badan menurun secara menyolok, bercak-bercak merah kebiruan pada
kulit (kanker kulit). (Wardoyo, AB. 1997. 9)
Cara-cara Penularanya
1) Berganti-ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan orang
yang terinfeksi virus HIV
2) Memakai jarum suntik bekas orang yang terinfeksi HIV
3) Menerima tranfusi darah darah yang tercemar HIV
4) Ibu hamil yang terinfeksi HIV akan menularkan ke bayi dalam
kandunganya
Cara Mengatasinya/Pengobatannya
Sampai sekarang belum ditemukan cara pengobatan HIV/AIDS yang tuntas.
Saat ini, yang ada hanyalah menolong penderita untuk mempertahankan tingkat
kesehatan tubuhnya.

5. Keputihan
Keputihan yaitu penyakit kelamin yang terjadi pada perempuan dengan ciri-
ciri terdapat cairan berwarna putih kekuning-kuningan atau putih keabu-abuan
pada vagina. Cairan tersebut bersifat encer atau kental, dan berbau tidak sedap dan
dapat menyebabkan rasa gatal pada vagina. Bagian ini dapat diakibatkan infeksi
jamur Candida albicans, bakteri, virus, dan parasit. Penyakit ini dapat terjadi
apabila kebersihan vagina dan sekitarnya kurang dijaga dengan baik.
Pencegahan terhadap penyakit keputihan dapat dilakukan dengan berbagai
cara yang pada intinya adalah selalu menjaga kebersihan diri, termasuk di sekitar
vagina. Namun tidak disarankan untuk membilas vagina dengan cairan-cairan
yang dapat mengganggu keseimbangan pH vagina. Jika Anda tidak sedang
menderita keputihan, sebaiknya membersihkan daerah vagina dan sekitarnya
dengan air bersih saja. Jangan dengan sabun.
Cairan antiseptik pembilas vagina sebaiknya digunakan apabila perlu saja,
yaitu ketika Anda merasakan mulai terjadi keputihan yang abnormal atau jika
disarankan dokter. Hindari pakaian dalam yang ketat atau bahan yang tidak
menyerap keringat, sebaiknya gunakan pakaian dalam yang terbuat dari katun dan
biasakan ganti setiap hari. Hindari duduk pada toilet umum jika tidak sangat
terpaksa. Keputihan dapat menular, antara lain melalui hubungan seksual, melalui
perlengkapan mandi seperti handuk atau melalui bibir kloset. Biasakan membasuh
vagina dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan gerakan dari depan ke
belakang, bukan sebaliknya. Cucilah dengan air bersih setiap kali Anda buang air
kecil dan pada saat mandi. Begitu pula penggantian sanitary napkins (pembalut
wanita) pada waktunya selama masa menstruasi akan banyak menolong agar
terjaga kebersihan alat kelamin.

6. Epididimitis
Penyakit ini terjadi pada laki-laki. Epididimitis adalah peradangan pada
saluran epididymis yang disebabkan oleh infeksi atau terkena penyakit menular
seksual. Penyakit iniditandai dengan rasa nyeri disertai pembekakan pada salah
satu testis. Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah pergaulan bebas.
Gejala umum epididimitis dapat dikenali sebagai berikut :
1. Demam, badan menggigil.
2. Rasa nyeri pada testis dan skrotum, daerah paha dan pangkal paha juga terasa
nyeri.
3. Prevalensi pembengkakan testis, disertai nyeri dan bernanah, terasa jika ada
perasaan empiema fluktuasi.
4. Kemerahan kulit skrotum dan skrotum hidrokel.
Selain epididimitis yang disebabkan oleh peradangan pada epididimis,
epididimitis kronis lainnya adalah epididimitis akut non-spesifik yang disebabkan
oleh pengobatan yang tidak memadai. Selain itu, epididimitis akut non-spesifik
juga bisa disebabkan oleh jamur, bakteri spirochete, serta infeksi parasit yang
disebabkan testis fosfor lokal atau sistemik. Radiasi radioisotop juga bisa
menyebabkan peradangan testis dan kerusakan testis.

7. Klamidia
Klamidia termasuk salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) pada
manusia. Penyakit ini merupakan salah satu IMS yang paling umum di seluruh
dunia. Istilah infeksi klamidia juga mengacu pada infeksi yang disebabkan oleh
setiap jenis bakteri Chlamydiaceae. Sebagai contoh, bakteri C trachomatis hanya
ditemukan pada manusia. Bakteri ini dapat merusak alat reproduksi manusia dan
penyakit mata.
Klamidia dapat ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal,
atau oral. Selama persalinan, seorang ibu yang mengalami infeksi klamidia juga
berpotensi untuk menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.
Pada umumnya pada sebagian besar wanita yang mengidap klamidia pada
awalnya tidak merasakan gejala yang berarti sehingga mereka tidak mengetahui
kalau dirinya terinfeksi klamidia. Jika seorang wanita terinfeksi klamidia,
kemungkinan besar dia pun akan mengalami penyakit radang panggul yang bisa
berujung pada kemandulan.
Penyebab
1. Sering berganti-ganti pasangan dalam berhubungan seksual.
2. Hubungan seksual yang tidak aman.
3. Terinfeksi oleh bakteri C. Trachomatis.
Pencegahan
1. Setia pada pasangan dengan tidak berganti-ganti pasangan.
2. Menggunakan alat pengaman ketika berhubungan seksual tidak aman.

8. Trikomoniasis
Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit
Menular Seksual (PMS). Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan
pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis oleh petugas kesehatan tanpa
menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan trikomoniasis
tidak terdiagnosis. Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena
terdapatnya obat-obat yang dijual bebas. Gejala dan tanda trikomoniasis tidak
begitu spesifik, dan penegakan diagnosis memebutuhkan pemeriksaan
laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).
BAB IV
TIPS DAN PENCEGAHAN

Dan berikut ini beberapa tips untuk menjaga dan merawat alat kelamin kita
agar tetap bersih dan sehat:
1. Setelah buang air kecil atau besar
Usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin dengan air dan
sabun. Untuk wanita, siramlah dengan air dengan arah depan ke belakang dan
bukan sebaliknya. Hal ini untuk mencegah masuknya kuman dari dubur ke
vagina. Untuk pria, cukup hanya membersihkan dengan air bersih.
2. Kebersihan pakaian dalam
Sepatutnya dalam sehari, minimal mengganti pakaian dalam sebanyak
dua kali untuk menjaga kebersihan. Selain itu pilihlah bahan celana dalam
yang dapat mudah menyerap keringat, karena jika tidak jamur bisa menempel
di alat kelamin. Hindari untuk saling bertukar pakaian dalam dengan orang
lain bahkan itu keluarga sendiri, karena setiap orang memiliki kondisi kelamin
yang berbeda.
3. Menggunakan toilet umum
Siramlah sebelum menggunakan (flushing), hal ini untuk mencegah
penularan jika ada pengguna lainnya adalah penderita penyakit kelamin.
Sebaiknya gunakan selalu air yang keluar melalui keran atau tissu dan hindari
penggunaan dari bak/ember, karena menurut penelitian air yang tergenang di
toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputihan
dan rasa gatal pada vagina).
4. Merawat rambut yang tumbuh di sekitar alat kelamin
Hindari membersihkan bulu di daerah kemaluan dengan cara mencabut
karena akan ada lubang pada bekas bulu kemaluan tersebut dan menjadi jalan
masuk bakteri, kuman, dan jamur. Selanjutnya dapat menimbulkan iritasi dan
penyakit kulit. Perawatan bulu itu disarankan untuk dirapikan saja dengan
memendekkan, dengan gunting atau dicukur tetapi sebelumnya menggunakan
busa sabun terlebih dahulu dan menggunakan alat cukur khusus yang lembut,
dan sudah dibersihkan dengan sabun dan air panas. Perlu diketahui setelah
menggunakan simpan dalam tempat yang bersih dan kering, jangan di tempat
yang lembab dan jangan menggunakannya secara bergantian bahkan dengan
suami/isteri. Rambut-rambut tersebut berfungsi untuk kesehatan alat kelamin,
yaitu berguna untuk merangsang pertumbuhan bakteri baik yang melawan
bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam vagina,
menjaga alat kelamin tetap hangat dan merupakan bantalan ketika
berhubungan seksual dan melindungi dari gesekan. Sehingga perlu rajin
menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur.
5. Pemakaian pantyliner
Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan digunakan setiap hari, sebaiknya
Pantyliner hanya digunakan ketika keputihan. Akan lebih baik jika membawa
celana dalam pengganti daripada menggunakan pantyliner tiap hari.
6. Hindari menggunakan celana dalam dan celana jeans yang sangat ketat
Memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah
selangkangan dapat menyebabkan kulit susah untuk bernafas dan akhirnya
dapat menyebabkan daerah tersebut berkeringat, lembab, mudah terkena jamur
dan teriritasi. Pemakaian celana ketat itu bagi pria dapat membuat peredaran
darah yang tidak lancar dan membuat penis serta testis dalam keadaan panas.
Panas yang berlebihan oleh suhu, keringat dan pakaian yang terlalu ketat,
dapat menurunkan kualitas sperma.
7. Hindari untuk menggunakan minyak wangi/parfum atau bedak menggunakan
ke vagina
Vagina memiliki tingkat keasaman sendiri yang sebaiknya tidak dirusak
oleh masuknya cairan-cairan yang mengandung bahan-bahan kimia yang tidak
cocok untuk kultur di permukaan atau di dalam vagina. Jika alat kelamin Anda
terasa berbau tidak enak, Anda harus memperbaiki cara Anda merawat dan
membersihkannya, dan tentunya bukan dengan cara menyemprotkan parfum.
8. Jangan malas mengganti pembalut
Bagi para wanita yang sedang menstruasi/haid untuk tidak malas
mengganti pembalut karena ketika menstruasi kuman-kuman mudah untuk
masuk dan pembalut yang telah ada gumpalan darah merupakan tempat
berkembangnya jamur dan bakteri. Usahakan untuk mengganti setiap 4 jam
sekali, 2-3 kali sehari atau sudah merasa tidak nyaman. Jangan lupa bersihkan
vagina sebelumnya ketika mengganti pembalut.
9. Hindari prilaku seks bebas
Tidak melakukan Hubungan seksual dengan yang bukan pasangan yang
sah. Kalau terpaksa melakukannya, gunakan kondom. Berganti-ganti pasangan
membuat Anda rentan pada penyakit menular seksual dan HIV/AIDS. Bila
pasangan sah nya menderita penyakit kelamin, pergunakanlah kondom dan
segeralah berobat bersama ke dokter.
10. Pemeriksaan rutin
Usahakan untuk selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai