PENDAHULUAN
CAH adalah suatu kelainan autosomal resesif (Reisch et al., 2011) yang
1:15.000 (New et al., 2000). Dimana terjadi defisiensi pada enzim 21a-
terjadi fluktuasi kadar hormon kortisol dan androgen yang berdampak pada
kondisi genitalia ambigu ini akan semakin menimbulkan masalah fisik bagi
pasien dan beban psikologis bagi pasien dan keluarganya (Untario, 2013).
Maka dari itu Arlt et al. (2010) menegaskan bahwa penangan dan
memiliki kepatuhan terapi dan kontrol yang baik. Adapun penelitian yang
berhubungan dengan kondisi fisik dan genitalia mereka. Hal ini serupa
Junior dan Beserra (2014) pada 25 pasien dengan CAH yang menunjukkan
bahwa anak dan remaja dengan CAH tidak menyadari bahwa kondisi CAH
berdampak pada kehidupan dan kualitas mereka, namun orang tua mereka-
hidup pasien. Oleh karena itu, sebagaimana Jürgensen et al. (2014), HRQoL
adalah assessment yang tepat terhadap outcome dari CAH, karena HRQoL
dan remaja dengan CAH dapat dilaksanakan dengan tepat, terutama oleh
keluarga, khususnya orang tua, dan pihak medis yang menangani pasien
CAH.
secara non-fisiologis dan tidak sesuai dengan profil sirkadian kadar kortisol
androgen pada tubuh dapat mempengaruhi quality of life (QoL) dan tingkat
al., 2015).
Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti kepada salah satu
dokter spesialis anak yang menangani kasus CAH di Malang Raya, dr.
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, menyebutkan bahwa jumlah penelitian dan
data mengenai CAH di Malang Raya memiliki jumlah yang sedikit,
diagnosis dan penatalaksanaannya kasus CAH secara dini dan tepat sehingga
banyak kasus genitalia ambigu yang tergolong CAH tidak terdiagnosis dan
tentang hubungan antara peran orang tua terhadap HRQoL anak-anak dan
Bagaimana hubungan antara peran orang tua terhadap HRQoL anak dan
Raya.
Raya.