Saudara/i-ku anggota grup “Rumah Kita”, Li’i Zou Ndewa hari ini agak panjang sebab saya perlu itu
mensharingkan kepada kita semua beberapa hal mengenai iman Gereja terkait peristiwa yang kita peringati
hari ini. Selamat membaca.
¤ 2 Mak 12:43-46
¤ Mzm 130:1-2,3-4,5-6a,7,8
¤ 1Kor 15:12-34
¤ Yoh 6:37-40
*"Association ex caritate perpetua"*
~ _Ikatan kasih yang kekal_ ~
Pada hari ini Gereja Katolik mengenang dan berdoa bagi arwah semua orang beriman yang telah meninggal
dunia. Bagi kita orang kristiani, saat kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup
kita tidak lenyap, melainkan hanya diubah. Akan ada kediaman abadi di surga bagi kita yang percaya.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah oleh *iman*. Dan iman ini
harus dinyatakan dan disertai dengan _perbuatan kasih_, sebab jika tidak demikian, maka iman kita itu mati.
_Perbuatan kasih yang didasari iman_ inilah yang menjadi ukuran pada hari Penghakiman, apakah kasih
kita sudah sempurna sehingga kita dapat masuk surga atau sebaliknya, ke neraka. Ataukah karena kasih kita
belum sempurna, maka kita perlu disempurnakan dahulu di dalam suatu tempat/ kondisi yang kita kenal
sebagai *Api Penyucian.*
Gereja Katolik mengajarkan akan adanya *Api Penyucian*, dan bahwa kita boleh, atau bahkan harus
mendoakan jiwa-jiwa yang masih berada di dalamnya, agar mereka dapat segera masuk dalam kebahagiaan
surgawi. Oleh karenanya pada saat kita masih hidup, _perbuatan kasih_ ini dapat dinyatakan dalam bentuk
tindakan langsung, kata-kata atau dengan mendoakan sesama yang masih hidup di dunia, maupun
mendoakan mereka yang telah meninggal dunia.
Pada hari ini kita sebagai Gereja yang masih berziarah di dunia ini, menyatukan doa-doa bagi semua orang
yang sedang menantikan keselamatannya di tempat Api Penyucian. Mereka semua membutuhkan doa-doa
kita supaya Tuhan Allah boleh memperkenankan mereka ikut bergabung dengan semua orang kudus di surga.
Hari ini menjadi hari istimewa karena kita memiliki kesempatan untuk mendoakan keluarga, kerabat dan
sahabat kenalan yang sudah mendahului kita. Kita percaya bahwa meskipun mereka sudah meninggal dunia
namun ikatan kasih mereka dengan kita tidak akan terputus, ikatan kasih kita bersifat kekal karena kuasa dan
kehendak Tuhan.
Bacaan Injil hari ini membantu kita untuk _bertumbuh dalam kasih dan kerahiman Tuhan_. Kita semua dapat
diselamatkan oleh kasih dan kerahiman Tuhan dalam diri Yesus Kristus. St. Yohanes Paulus II dalam Dives in
Misericordiae menulis: _“Kita percaya kepada kasih berarti percaya pada belas kasih Allah sebab belas kasih
adalah sebuah dimensi yang mutlak harus ada.”_ (DM.7).
Saudaraku, alam akan berlalu dengan cepat; kita akan melampauinya; bahkan jika semua matahari dan
kabut telah hilang, setiap dari kita akan tetap hidup selama-lamanya karena _kasih Yesus Kristus_. Marilah
kita kejar hal-hal yang surgawi; dengan mulai menabur dan mempersiapkan diri untuk kehidupan kekal di
surga; dengan hidup bersih dan suci sampai Tuhan Yesus menjemput kita. GBU
Pada peringatan arwah semua orang beriman ini mari kita berdoa untuk para leluhur, kakek-nenek, orang tua
dan saudara/i kita. Mari berdoa demikian:
dan semua sanak-saudara yang tidak kami ingat dan tidak dapat kami sebut satu per satu, dari segala
hukuman atas dosa-dosa mereka. Perkenankanlah mereka semua memasuki hidup abadi yang terang dan
bahagia di surga mulia, dan perkenankan mereka memandang kemuliaan cahaya wajah-Mu. Ini semua kami
mohon di dalam Kristus Putera-Mu dan pengantara kami, kini dan sepanjang segala masa. Amin.”