Nama saya............................., saya akan bercerita tentang Legenda Danau
Ranu Grati. Kademangan Klindungan dahulu kala terkenal sebagai kademangan yang sejahtera. Alamnya yang subur di tambah pemandangannya yang elok. Kademangan tesebut dipimpin oleh seorang Begawan yang bernama Bengawan Nyampuh. Beliau bijaksana dan sakti mandraguna.
Suatu hari Begawan Nyampuh kedatangan seorang wanita cantik menawan
dari Keraton Mataram. Teman – teman .....tahu tidak seperti apa cantiknya putri itu....? Ya....seperti .......... saya inilah.....!!!!!!!
Begawan Nyampuh terbelalak terpesona melihat kecantikan tamunya. Dalam
hatinya berkata “ WAOOOOOOOOOOOW .... CEEEEEKCEEEK... cantik betul “ Kemudian dia bertanya pada tamunya “ Kisanak ini siapa dan ad kepentingan apa ? “
Endang Sukarnipun menjawab “Saya Endang Sukarni, dari kerajaan Mataram
yang datang kesini ingin menimba ilmu kebijakan panjenengan.” Begawanpun menjawab” Baiklah kalau tujuanmu begitu,semoga kerasan. Dan untuk sementara membantulah memasak beresama cantrik yang lain”. Dengan mata berbinar Endang Sukarni menjawab”Terima kasih Begawan semoga sangyang widi membalas kebaikan Begawan”.Sang Begawan menjawab “ ya,sama-sama”.
Suatu ketika Endang Sukarni dipanggil Begwan Nyampuh dan berkata”Wahai
muridku aku titipkan pangot ini untuk kegiatan memotong tetapi jangan sampai dipangku karena berefek jelek.” Ternyata Endang Sukarni lalai pangot itupun dipangkunya….. apa yang terjadi???!!! Tiba-tiba Endnag Sukarni hamil. Dengan wajah lesu, Endang Sukarni menjawab “Kalau memang akibatnya, saya menerima dengan lapang dada.”
Hingga suatu hari, kehamilan Endang Sukarni semakin besar. Akhinya
melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama BARU KLINTING. Tetapi bayi itu tidak normal. Rupanya jelek, kulitnya bersisik dan punggungnya berekor. Melihat itu, kedua orang tuanya (Begawan Nyanpuh dan Endang Sukarni) merasa malu. Disisi lain semakin besar sang bayi ini mempunyai kelebihan kesaktian seperti Begawan Nyampuh. Karena menanggung malu, kedua orang tuanya berusaha menyisihkan putranya dengan cara halus. Begawan Nyampuh berkata ”Kau adalah seorang putra dari Begawan, maka engkau harus membuktikan kesaktianmu dengan cara membawakan orang tuamu sekeranjang air.” Ternyata Baru KKlinting berhasil membawakan sekeranjang air dengan cara keranjang bamboo tersebut dilapisi dengan dedaunan yang di lem dengan air liurnya. Tak kehilangan akal sang ibu berusaaha menyisihkan dengan menyuruh Baru Klinting bertapa agar dapat menyempurnakan bentuk tubuhnya seperti manusia biasa. Dengan penuh rasa patuh Baru Klinting melaksanakan pertapaan di kaki Gunung Semeru, dengan tak lupa memohon doa restu kepada orang tuanya.
Singkat cerita di kademangan klindungan mengadakan selamatan dengan
memburu hewan di hutan untuk lauk. Sampai kelelahan tidak satu mampu menemukan, termasuk Kek Kerti. Kek Kerti kelelahan duduk di atas pohon. Yang ternyata itu adalah Baru Klinting yang bertapa dan akhirnya dapat menyembuhkan kebutaan Kek Kerti. Warga curiga mengapa Kek Kerti bisa melihat setelah dari hutan. Kek Kerti didesak dan akhirnya bercerita bahwa dia disembuhkan seekor ular. Maka warga memburu ular itu untuk dijadikan selamatan.
Ular itu di sembelih di suatu tempat dan sekarang disebut MBLERAH.
Dibersihkan sisiknya di suatu dusun. Sekarang disebut dusun KRESEK. Dipotong menjadi 40 yang sekarang disebut desa PETANG PULUH. Dibakar (ditunu) di suatu tempat yang sekarang disebut desa GRATI TUNON.
Endang Sukarni mengetahui kejadian pemotongan ular yang sebetulnya
adalah BARU KLINTING putranya. Maka Endang Sukarni minta secuil daging pada semua penduduk tapi hanya Nyai Le seorang yang memberikan itupun hanya secuil.
Sebagai rasa terima kasih Endang Sukarni memberitahu Nyai Le akan terjadi banjir besar. Maka disuruh mempersiapkan lesung dan entong untuk perahu.
Endang Sukarni naik pitam sambil menancapkan sebatang lidi dan
berteriak,”Aaaaaaaaargh????!!!!!!...........Kalian tidak akan sanggup mencabut SODO LANANG ini.” Benarlah semua tidak bisa, akhirnya sodo lanang dicabut oleh Endang Sukarni sendiri dan memancarkan air dengan deras sampai membentuk suatu danau. Penduduk tenggelam termasuk Endang Sukarni, Begawan Nyampuh dan Baru Klinting. Merekalah penguasa gaib DANAU RANU GRATI sampai sekarang. Dan hanya beberapa orang yang selamat termasuk Nyai Le karena naik lesung dengan dayung enthong (gerakan mendayung).
Demikian teman-teman cerita Danau Ranu Grati yang mengandung hikmah
“Kita tidak boleh lengan menjalankan suatu amanah karena berakibat fatal. Dan tolong menolonglah dalam kebaikan. Sesungguhnya memberi kebaikan kepada orang lain akan berdampak baik pada kita sendiri. Terima kasih Assalamualaikum warakhmatullohi wabarokatuh.