Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


DOSEN : MARIA ANDRIYANI, SE, MM
DISUSUN OLEH
ANINDA RACHMAWATI (B.231.14.0206)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2015

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


1. PERKEMBANGAN ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen kebijakan
multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi. Terdapat dua
pendekatan utama dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik, yaitu : Anggaran
tradisional atau anggaran konvensional dan Pendekatan baru (New Public Management).
2. ANGGARAN TRADISIONAL
Anggaran tradisional mempunyai ciri-ciri:
 Cara penyusunan anggaran didasarkan atas pendekatan incrementalism
Incrementalism artinya hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran
yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk
menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep
value for money yang menyebabkan pada akhir tahun terjadi kelebihan anggaran yang
pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting
dilaksanakan.
 Struktur dan susunan amggaran bersifat line-item
Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item yang sebenarnya
tidak relevan.
 Cenderung sentralistis
 Bersifat spesifikasi
 Tahunan
 Menggunakan prinsip anggaran bruto
Kelemahan anggaran tradisional :
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan rencana
pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti
secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output.
4. Sekat-sekat antar depertemen yang kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan
sulit dicapai.
5. Proses anggran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal/investasi.
6. Anggran tradisional bersifat tahunan.
7. Sentralisasi penyiapan anggaran ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat.
9. Aliran informasi yang tidak memadai.
3. ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM
Era New Public Management
Mulai dikenal tahun 1980-an berfokus pada kinerja organisasi bukan pada kebijakan. Salah satu
model pemerintahannya adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler
(1992) yang tertuang dalam pemandangan “reinventing government”. Perspektif baru
pemerintahannya;
 Pemerintah Katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik.
 Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
Pemerintah memberikan wewenang kepada masyarakat.
 Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menhemat biaya sekaligus
meningkatkan kualitas pelayanan.
 Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
 Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.
 Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, birokrasi.
 Pemerintah wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
 Pemerintah antisipasi : berupaya mencegah dari pada mengobati.
 Pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipasi dan tim kerja.
 Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan
pemaksaan).
Perbandingan Anggaran Tradisional dengan Anggaran Berbasis Pendekatan NPM :

ANGGARAN TRADISIONAL NEW PUBLIC MANAGEMENT

Sentralistis Desentralisasi & devolded management

Berorientasi pada input Berorientasi pada input, output, dan outcome


(value money)
Tidak terkait dengan perencanaan jangka Utuh dan komperhensif dengan perencanaan
panjang jangka panjang

Line-item dan incrementalism Berdasarkan sasaran kinerja

Batasan departemen yang kaku (rigid Lintas depertemen (cross depertment)


department)

Menggunakan aturan klasik: Vote accounting Zero-Base Budgeting, Planning Programming


Budgeting System

Prinsip anggaran bruto Sistematik dan rasional

Bersifat tahunan Bottom-up budgeting

Spesifik

4. PERUBAHAN PENDEKATAN ANGGARAN


Era New Public Management mendorong usaha untuk mengembangkan pendekatan yang
sistematis dalam perencanaan anggaran sektor publik. Karakteristik pendekatan baru:
1. Komperhensif/komparatif 5. Spesifikasi tujuan dan perangkingan prioritas
2. Terintegrasi dan lintas departement 6. Analisis total cost dan benefit
3. Proses pengambilan keputusan rasional 7. Berorientasi input, output, dam outcome
4. Berjangka panjang 8. Adanya pengawasan kinerja.
5. ANGGARAN KINERJA
Anggaran dengan pendekatan kinerja menekankan konsep value for money dan pengawasan atas
kinerja output. Dominasi pemerintah dapat diawasi dan dikendalikan melalui internal cost
awareness, audit keuangan dan audit kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal. Sistem anggaran
kinerja merupakan sistem yang mencakup penyusunan program dan tolok ukur kinerja sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan dan sasaran.
6. ZERO BASED BUDGETING (ZBB)
ZBB tidak berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini, penentuan
anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini.
Proses Implementasi ZBB:
1. Identifikasi unit-unit keputusan
Pusat pertanggungjawaban merupakan unit pembuat keputusan (decision unit) yang salah satu
fungsinya adalah untuk menyiapkan anggaran. ZBB merupakan sistem anggaran yang berbasis
pusat pertanggungjawaban sebagai dasar perencanaan dan pengendalian anggaran. Setelah
dilakukan identifikasi tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit
keputusan dan tindakan yang tepat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Penentuan paket-paket keputusan
Paket keputusan merupakan gambaran konperhensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau
fungsi yang dapat dievaluasi secara individual. Paket ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
berbagai alternatif kegiatan untuk melaksanakan fungsi unit keputusan dan untuk menentukan
perbedaan level usaha pada tiap-tiap alternatif. Ada dua paket keputusan:
a. Paket keputusan mutually-exclusive
Paket-paket keputusan yang memiliki fungsi yang sama. Apabila dipilih salah satu kegiatan maka
konsekuensinya adalah menolak semua alternatif lain.
b. Paket keputusan incremental
Merefleksikan tingkat usaha yang berbeda (dikaitkan dengan biaya) dalam melaksanakan aktivitas
tertentu.
3. Meranking dan mengevaluasi paket keputusan
Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju proses alokasi sumber daya diantara berbagai
kegiatan yang beberapa diantaranya sudah ada dan lainnya baru sama sekali.
Keunggulan ZBB:
1. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik maka dapat menghasilkan alokasi sumber daya secara lebih
efisien.
2. ZBB berfokus pada value for money
3. Memudahkan untuk mengidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektivan biaya.
4. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer
5. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan anggaran.
6. Merupakan cara yang sistematik untuk menggeser status quo dan mendorong organisasi untuk
selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku biaya serta tingkat pengeluaran.
Kelemahan ZBB:
1. Prosesnya memakan waktu lama (time consuming), terlalu teoritis dan tidak praktis,
membutuhkan biaya yang besar, menghasilkan kertas kerja yang menumpuk karena pembuatan
paket keputusan.
2. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
3. Implementasi ZBB membutuhkan teknologi yang maju.
4. Masalah besar yang dihadapi ZBB adalah pada proses meranking dan mereview paket
keputusan.
5. Untuk melakukan perankingan paket keputusan dibutuhkan staf yang memiliki keahlian yang
mungkin tidak dimiliki organisasi.
6. Menungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan harus masuk dalam
anggaran.
7. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keprilakuan dalam organisasi.
7. PLANNING, PROGRAMMING, AND BUDGETING SYSTEM (PPBS)
PPBS merupakan teknik penganggaran yang berorientasi pada output dan tujuan, penekanan
utamanya adalah alokasi sumber daya berdasarkan analisis ekonomi.
Proses Implementasi PPBS
Langkah-langkah implementasi PPBS:
1. Menentukan tujuan umun organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
2. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari masing-masing
program.
4. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
5. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang dituju.
Karakteristik PPBS:
1. Berfokus pada tujuan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.
2. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan datang karena PPBS
berorientasi pada masa depan.
3. Mempertimbangkan semua biaya yang terjadi.
4. Dilakukan analisa secara sistematik atas berbagai alternatif program.
Kelebihan PPBS:
1. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke manajemen
menengah.
2. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
3. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya (cost-
consciousness/cosawareness) dalam perencanaan program.
4. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan kerja sama antar
departemen.
5. Menghilangkan program yang overlapping atau bertentangan dengan pencapaian tujuan
organisasi.
6. PPBS menggunakan teori marginal utility, sehingga mendorong alokai sumber daya secara
optimal.
Kelemahan PPBS:
1. PPBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya sistem
pengukuran, dan staf yang memiliki kapabilitas tinggi.
2. Implementasi PPBS membutuhkan biaya yang besar karena PPBS membutuhkan teknologi yang
canggih.
3. PPBS bagus secara teori namun sulit untuk diimplementasikan.
4. PPBS mengabaikan realitas politik dan realitas organisasi sebagai kumpulan manusia yang
kompleks.
5. PPBS merupakan teknik anggaran yang statistically oriented.
6. Pengaplikasian PPBS menghadapi masalah teknis.
Masalah utama penggunaan ZBB dan PPBS:
1. Bounded rationality, keterbatasan dalam menganalisis semua alternatif untuk melakukan aktivitas.
2. Kurangnya data untuk membandingkan semua alternatif terutama untuk mengukur output.
3. Masalah ketidakpastian sumber daya, pola kebutuhan di masa depan, perubahan politik, dan
ekomoni.
4. Pelaksanaan teknik tersebut menimbulkan beban pekerjaan yang sangat berat.
5. Kesulitan dalam menentukan tujuan dan perankingan program terutama ketika terdapat
pertentangan kepentingan (confict of interest).
6. Seringkali tidak memungkinkan untuk melakukan perubahan program secara tepat dan cepat.
7. Terdapat hambatan birokrasi dan perlawanan politik yang besar untuk berubah (resistem to
change).
8. Pelaksanaan teknik tersebut sering tidak sesuai dengan pengambilan keputusan politik.
9. Pada akhirnya, pemerintah beroperasi dalam dunia yang tidak rasional.

Anda mungkin juga menyukai