PENDAHULUAN
1. Mengurangi Ketidaksesuaiaan
Seperti yang telah dibahas pada bab terdahulu , preview terhadap pekerjaan
yang realistis dapat menutup kesenjangan psikologis antara harapan
pendatang baru dengan kenyataan yang ada. Perbedaan antara harapan dan
kenyataan disebut ketidaksesuaian kognitif. Apabila ketidaksesuaian itu terlalu
tinggi, orang-orang akan bertindak. Bagi pekerja baru itu dapat berarti berhenti.
1
Bagi perusahaan besar ratusan juta rupiah itu mungkin tidak begitu diperhatikan,
tetapi jika ribuan karyawan itu berhenti bekerja tiap bulan, biaya berhentinya karyawan
itu naik mencapai miliaran rupiah. Ketika karyawan yang sudah berpengalaman atau
karyawan yang sudah cukup lama bekerja itu berhenti, kerugian yang diderita
perusahaan mungkin tak terhingga, yaitu biaya pelatihan, penguasaan pengetahuan
dan keahlian karyawan tersebut. Secara umum, departemen SDM dapat mengurangi
biaya berhentinya karyawan, yaitu dengan memberdayakan program orientasi untuk
memenuhi keinginan karyawan. Jika hal itu terjadi, baik karyawan maupun perusahaan
akan diuntungkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan
Memberikan informasi latar belakang kepada pegawai baru yang di butuhkan untuk
melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan
perusahaan.
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk
memperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan
merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas
hubungan pekerjaan, ruang lingkup perusahaan , dan berbagai macam kebijakan
perusahaan yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.
Pengenalan adalah memperkenalkan para tenaga kerja atau karyawan dengan
peranan dan kedudukan mereka dalam organisasi pada tenaga kerja atau karyawan
yang lainya.
3
Tujuan pengenalan di atas mengambarkan bahwa pendekatan proaktif dalam
menciptakan program pengenalan efektif. Program the Quality from the Start
menggambarkan beberapa dimensi penting dalam program pengenalan. Pertama,
pengenalan haruslah melibatkan manajer dari karyawan baru tersebut. Tidak hanya
untuk memulai hubungan saja, tetapi juga memungkinkan karyawan mendapatkan
detail khusus tentang pekerjaan mereka. Kedua, pentingnya meminta pendapat dari
karyawan lama untuk isi program. Ketiga, dari sisi pandangan sistem, survei tindak
lanjut memberikan umpan balik bagi departemen yang dapat memperbaiki program.
Keempat, membuat modul yang dapat dipakai oleh karyawan lama yang dimutasi.
1. Program Pengenalan
1) Masalah perusahaan
a. Sejarah perusahaan
b. Visi dan misi perusahaan
c. Struktur organisasi
d. Posisi perusahaan saat ini
e. Fasilitas yang ada pada perusahaan dan letaknya
f. Fasilitas pelayanan yang di sediakan
g. Penjelasan ringkas makanisme kerja
4
h. Peraturan dan kebijakan perusahaan
i. Peraturan disiplin
j. Buku pedoman pegawai
k. Prosedur dan fasilitas keamanan
2) Keuntungan Pegawai
a. Waktu pembayaran kompensasi kerja
b. Perhitungan atau rinciaan kompensasi
c. Liburan dan cuti
d. Hak beristirahat
e. Peluang mendapatkan pendidikan dan pelatihan
f. Fasilitas asuransi untuk jaminan kesehatan
g. Program pensiunan
h. Servis perusahaan bagi karyawan
i. Program rehabilitasi
3) Perkenalan
a. Kepada penyelia
b. Kepada pelatih
c. Kepada rekan kerja
d. Kepada pembimbing karyawan
4) Tugas-tugas karyawan
a. Lokasi kerja
b. Uraian tugas dan tanggung jawab
c. Peralatan keselamatan kerja
d. Tujuan pekerjaan
e. Hubungan dengan unit kerja lain
f. Hubungan dengan karyawan lain
2. Manfaat Pengenalan
5
2.4 Penempatan
Dalam alur ini, terdapat tiga jenis pentingnya dari penempatan, yaitu promosi, transfer,
dan demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut, apapun
penyebabnya seperti perampingan perusahaan, merger, akuisisi, atau perubahan
internal lainnya. Berikut ini dijelaskan tiga jenis penempatan dan separasi yaitu sebagai
berikut ;
1. Promosi
6
Pegawai akan di promosikan di tentukan berdasarkan catatan senioritas yang
ada pada perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk
menghilangkan atau mengurangi promosi yang menyimpang memerlukan pengelolaan
untuk mengembangkan senioritas pekerja karena mereka akan di promosikan
sebagaimana mestinya. Promosi sistem sonioritas biasanya di batasi pada pekerja
yang di gaji berdasarkan jam kerja.
Transfer dan demosi adalah dua kegiatan penempatan karyawan lainnya yang ada
di perusahaan. Transfer terjadi kalau seorang tenaga kerja di pindahkan dari suatu
bidang ke bidang lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung
jawab, maupun tingkat strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang pegawai di
pindahkan dari satu posisi ke posisi lainya yang lebih rendah tingkatnnya, baik tingkat
gaji, tanggung jawab, maupun tinggkat strukturnya.
Demosi jarang menimbulkan hasil yang positif bagi seorang pegawai. Biasanya
hal tersebut terjadi karena masalah kedisiplinan, pegawai didemosi karena kinerja
yang tidak baik, atau kerena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu sering
absen atau tidak hadir. Satu permasalahan akan timbul akibat demosi, yaitu karyawan
mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau yang lebih jelek dari itu yang akhirnya
dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar yang di sebabkan oleh keputusan
demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral pegawai yang lainnya.
Pada dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau
memacu, pegawai yang tidak dapat mengerjakan tugasnya.
7
3. Job Posting Programs
Tujuan program job posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi karyawan
yang mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM dalam mengisi
jabatan internal. Dengan demikian, job posting dapat mempertemukan antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat
melalui job posting ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang bersifat klerikal,
teknis dan posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level yang lebih tinggi dapat pula
diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan,
sehingga para karyawan yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja dalam
perusahaan. Karenanya petingnya bagi departemen SDM untuk membuat aturan
tentang program job posting dan konsisten dilaksanakan.
Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi, SDM yaitu
efektivitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.
1) Efektivitas
2) Tuntutan Hukum
Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis
disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak
harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal.
Pemberhentian dapat ditentang bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak adil. Juga
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan publik.
8
Penempatan yang merugikan ( seperti transfer, demosi, dan saparasi) dilarang
bagi karyawan yang menerapkan hak-hak sesuai UU Standar Buruh yang Adil yang
menentukan bayaran minimum, dan UU Hubungan Buruh Nasional yang memberikan
hak kepada buruh untuk membentuk serikat pekerjaan dan menawar secara kolektif..
Jika penempatan menguntungkan pekerja, promosi misalnya, keputusan tersebut tidak
ada konsekuensi negatif bagi pekerja. Tetapi transfer, demosi dan pemutusan kerja
yang sifatnya tidak sekurela harus dilakukan sesuai dengan hukum, prosedur, dan
alasan yang adil. UU ketenaga kerjaan mengharuskan perusahaan memberikan
perawatan dan kesehatan atas biaya perusahaan bagi mantan karyawan. Biaya ini di
berikan bagi karyawan yang berhenti atas alasan apapun. Kegagalan memenuhi
tuntutan ini dapat menimbulkan akibat hukum yang mahal.
Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan seperasi. Ketika
depertemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai, maka
uang yang di tanam dalam rekrutmen seleksi, pengenalan dan pelatihan tidak hilang.
Uang juga dapat di hemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang
tersisa. Meskipun jumlah minimum dari attrisi menjamin suatu arus karyawan baru ke
dalam suatu perusahaan dan kesempatam promosi untuk hal ini sudah ada, tiap-tiap
karyawan yang di berhentikan mengalami kerugian investasi. Melalui pendekatan
proaktif, pengurangan karyawan melalui pengunduran diri secara sukarela, kematian,
layoff dan terminasi dapat dikurangi.
2.5 Pemberhentian
9
2. Pengurangan
10
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
3.1 Kesimpulan
1. Pengenalan adalah Memberikan informasi latar belakang kepada tenaga kerja atau
karyawan baru yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara
memuaskan, seperti informasi tentang peraturan perusahaan. Dan dalam pengenalan
terdapat tujuan pengenalan, program pengenalan manfaatnya,dan tindak lanjut
pengenalan.
3. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan
dan perusahaan. Hal ini dapat di lakukan oleh perusahaan dengan atau karyawan.
3.2 Saran
1. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat banyak
kekurangan, maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
yang dapat membangun makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.
11
Daftar pustaka
Zainal ,Veithzal Rivai dkk. 2009 . Manajemen sumber daya perusahaan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
12