Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehadiran karyawan baru dalam suatu perusahaan atau organisasi perlu melalui
masa perkenalan terlebih dahulu, sehingga sebelum memulai melakukan aktivitas
dalam perusahaan tersebut telah mengenal secara baik lingkup aktivitas perusahaan
serta lingkup aktivitas karyawan tersebut. Ketika seseorang yang belum mengenal
secara baik lingkup aktivitasnya akan berpengaruh dalam penempatan kelak yang
akan berakibat terhambatnya produktivitas karyawan merupakan satu hambatan bagi
tenaga kerja yang memiliki produktivitas kerja dan kepuasan kerja tinggi yang
berakibat pada para pekerja cenderung untuk berhenti pada bulan-bulan pertama
pekerjaan mereka. Keadaan seperti ini cukup banyak terjadi. Melalui penempatan
setidaknya dapat :

1. Mengurangi Ketidaksesuaiaan
Seperti yang telah dibahas pada bab terdahulu , preview terhadap pekerjaan
yang realistis dapat menutup kesenjangan psikologis antara harapan
pendatang baru dengan kenyataan yang ada. Perbedaan antara harapan dan
kenyataan disebut ketidaksesuaian kognitif. Apabila ketidaksesuaian itu terlalu
tinggi, orang-orang akan bertindak. Bagi pekerja baru itu dapat berarti berhenti.

2. Berhentinya Pekerja Baru


Berhentinya pekerja baru adalah mahal harganya. Di samping biaya rekrutmen
dan seleksi, biaya yang terkait dengan administrasi pekerja baru pada
departemen SDM, pembuatan payroll ( gaji ) pada catatan akuntansi, biaya
pelatihan dan alat pengaman, akan hilang begitu pekerja baru itu berhenti.
Biaya ini tidak pernah muncul dalam laporan laba rugi sebagai biaya-biaya
berhentinya karyawan baru. Sebaliknya, biaya berhentinya karyawan baru
dinyatakan dalam anggaran Departemen SDM, akuntansi, pelatihan, dan
departemen pengamanan. Besarnya biaya yang aktual tiap karyawan mungkin
tidak dapat ditentukan secara akurat. Ketika pengangkatan karyawan baru yang
tidak punya skill/keahlian dan berhenti bekerja pada hari-hari pertama atau hari-
hari berikutnya, maka biaya yang dikeluarkan adalah sekitar 50 bahkan
mencapai 100 juta rupiah. Sedangkan pengangkatan para manajer baru atau
kaum profesional, jika pengusaha harus membayar kepada bagian perekrutan,
kemudian mereka berhenti bekerja, maka biaya yang telah dikeluarkannya
dapat mencapai ratusan juta rupiah.

1
Bagi perusahaan besar ratusan juta rupiah itu mungkin tidak begitu diperhatikan,
tetapi jika ribuan karyawan itu berhenti bekerja tiap bulan, biaya berhentinya karyawan
itu naik mencapai miliaran rupiah. Ketika karyawan yang sudah berpengalaman atau
karyawan yang sudah cukup lama bekerja itu berhenti, kerugian yang diderita
perusahaan mungkin tak terhingga, yaitu biaya pelatihan, penguasaan pengetahuan
dan keahlian karyawan tersebut. Secara umum, departemen SDM dapat mengurangi
biaya berhentinya karyawan, yaitu dengan memberdayakan program orientasi untuk
memenuhi keinginan karyawan. Jika hal itu terjadi, baik karyawan maupun perusahaan
akan diuntungkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengenalan dalam perusahaan!
2. Apa tujuan pengenalan dalam sebuah perusahaan ? Jelaskan!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan program pengenalan beserta manfaatnya!
4. Apa yang dimaksud dengan penempatan? Dan jelaskan jenis-jenisnya serta
masalah yang terdapat dalam penempatan!
5. Apa yang dimaksud dengan pemberhentian dan jelaskan jenis-jenisnya!

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui apa itu pengenalan dan tujuan pengenalan, program
pengenalan, manfaat pengenalan dalam sebuah perusahaan.
2. Agar mengetahui apa itu promosi, tansfer, demosi job posting program dan
masalah dalam penempatan di perusahaan.
3. Mengetahui pemberhentian dalam perusahaan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan

Memberikan informasi latar belakang kepada pegawai baru yang di butuhkan untuk
melakukan pekerjaan mereka secara memuaskan, seperti informasi tentang peraturan
perusahaan.
Pengenalan merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk
memperkenalkan tenaga kerja baru dengan tenaga kerja lama, dan perkenalan
merupakan suatu proses untuk mengetahui dan mengenal tempatnya dalam totalitas
hubungan pekerjaan, ruang lingkup perusahaan , dan berbagai macam kebijakan
perusahaan yang harus di taati oleh tenaga kerja baru.
Pengenalan adalah memperkenalkan para tenaga kerja atau karyawan dengan
peranan dan kedudukan mereka dalam organisasi pada tenaga kerja atau karyawan
yang lainya.

2.2 Tujuan Pengenalan

Pengenalan memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Memberikan rasa bangga menjadi anggota perusahaan yang berkualitas.


2. Menciptakan kesadaran akan lingkup bisnis perusahaan dan pengaruhnya
terhadap perusahaan lainnya.
3. Memberikan penekanan bahwa keuntungan kompetitif didasarkan pada fokus
pelanggan dan pelayanan.
4. Mengurangi kekhawatiran berkaitan dengan pekerjan baru.
5. Membantu menjelaskan pengembangan kontribusi dari anggota tim.
6. Menjelaskan standar mutu yang menjadi ukuran kinerja.
7. Membangun tanggung jawab bagi pertumbuhan dan perkembangan pribadi yang
dibagi antara karyawan dengan manajemen.

3
Tujuan pengenalan di atas mengambarkan bahwa pendekatan proaktif dalam
menciptakan program pengenalan efektif. Program the Quality from the Start
menggambarkan beberapa dimensi penting dalam program pengenalan. Pertama,
pengenalan haruslah melibatkan manajer dari karyawan baru tersebut. Tidak hanya
untuk memulai hubungan saja, tetapi juga memungkinkan karyawan mendapatkan
detail khusus tentang pekerjaan mereka. Kedua, pentingnya meminta pendapat dari
karyawan lama untuk isi program. Ketiga, dari sisi pandangan sistem, survei tindak
lanjut memberikan umpan balik bagi departemen yang dapat memperbaiki program.
Keempat, membuat modul yang dapat dipakai oleh karyawan lama yang dimutasi.

2.3 Program Pengenalan dan Manfaatnya

1. Program Pengenalan

Secara resmi program pengenalan berada di bawah tanggung jawab


depertemen SDM. Program pengenalan ini dilaksanakan pada tenaga kerja atau
karyawan baru karena permasalahan dalam pengenalan dapat digolongkan dalam
kedua ketegori besar yaitu topik yang menarik perhatian para pegawai baru, dan
permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan khusus.

Menampilkan topik yang biasa ada dalam program pengenalan, menyangkut


masalah perusahaan dalam keuntungannya bagi tenaga kerja atau karyawan adalah
masalah umum bagi pegawai baru yang biasanya dijelaskan oleh depertemen SDM.
Permasalahan perusahaan dan keuntungan tersebut biasanya telah di tuangkan dalam
sebuah buku panduan pegawai yang mengambarkan kebijakan perusahaan , aturan
perusahaan, keuntungan dan data lain.

Sebagai tambahan dari prestasi depertemen SDM, pengenalan dilanjutkan dengan


pegawai baru yang memberikan penjelasan tentang pekerjaan. Pada tahap ini pegawai
baru di perkenalkan dengan rekan-rekan kerjanya hasil penelitian pada perusahaan –
perusahaan masalah-masalah yang diberikan dalam program pengenalan di setiap
perusahaan terutama pegawai baru yang belum berpengelaman bekerja di perusahaan
pada umumnya meliputi:

1) Masalah perusahaan
a. Sejarah perusahaan
b. Visi dan misi perusahaan
c. Struktur organisasi
d. Posisi perusahaan saat ini
e. Fasilitas yang ada pada perusahaan dan letaknya
f. Fasilitas pelayanan yang di sediakan
g. Penjelasan ringkas makanisme kerja

4
h. Peraturan dan kebijakan perusahaan
i. Peraturan disiplin
j. Buku pedoman pegawai
k. Prosedur dan fasilitas keamanan

2) Keuntungan Pegawai
a. Waktu pembayaran kompensasi kerja
b. Perhitungan atau rinciaan kompensasi
c. Liburan dan cuti
d. Hak beristirahat
e. Peluang mendapatkan pendidikan dan pelatihan
f. Fasilitas asuransi untuk jaminan kesehatan
g. Program pensiunan
h. Servis perusahaan bagi karyawan
i. Program rehabilitasi

3) Perkenalan
a. Kepada penyelia
b. Kepada pelatih
c. Kepada rekan kerja
d. Kepada pembimbing karyawan

4) Tugas-tugas karyawan
a. Lokasi kerja
b. Uraian tugas dan tanggung jawab
c. Peralatan keselamatan kerja
d. Tujuan pekerjaan
e. Hubungan dengan unit kerja lain
f. Hubungan dengan karyawan lain

2. Manfaat Pengenalan

Manfat yang di rasakan kebanyakan bekisar tentang berkurangnya kecemasan


karyawan baru. Dengan kecamasan yang berkurang, para karyawan dapat belajar
lebih baik. Pengaburan masalah oleh teman sekerja atau keritikan dari pemimpin dapat
diatasi karena karyawan yang dapat mengikuti pengenalan dengan baik menpunyai
harapan yang lebih baik. Hasilnya adalah bahwa perhatiaan lebih kecil dari pemimpin
dan teman sekerja, kinerjanya lebih baik, dan lebih kecil kemungkinannya untuk
berhenti.

5
2.4 Penempatan

Penempatan adalah penugasan atau penugasan kembali seorang karyawan


kepada pekerjan barunya. Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan
pemimpin atau kepala perusahaan dalam suatu perusahaan untuk menentukan lokasi
dan posisi seorang karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dan pemberiaan
tugas dan pekerjaan kepada karyawan baru yang lulus dalam seleksi untuk
dilaksanakan secara continue dan wewenang serta tanggung jawab yang melekat
seperti porsi dan komposisi yang di tetapkan serta mampu menpertanggung jawabkan
segala resiko yang mukin terjadi atas tugas dan pekerjaan, wewenang dan tanggung
jawab tersebut.

Dalam alur ini, terdapat tiga jenis pentingnya dari penempatan, yaitu promosi, transfer,
dan demosi. Setiap keputusan harus diiringi dengan orientasi dan tindak lanjut, apapun
penyebabnya seperti perampingan perusahaan, merger, akuisisi, atau perubahan
internal lainnya. Berikut ini dijelaskan tiga jenis penempatan dan separasi yaitu sebagai
berikut ;

1. Promosi

Promosi terjadi apabilaa seorang karyawan di pindahkan dari satu pekerjaan ke


pekerjaan lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab. Umumnya di
berikan penghargaan, hadiah atas usaha dan prestasinya di masa lampau, maka akan
muncul dua permasalahan.

Pertama, yaitu ketika pembuat keputusan dapat menbedakan antara karyawan


yang kuat dan lemah secara objektif. Hal ini terjadi kalau karyawan terbaik adalah
anggota dari suatu grup tertentu yang di lindungi dan pembuat keputusan adalah
seorang prejudice. Pembuat keputusan tidak seharusnyaa mengikuti prasangka atau
perasaan pribadinya untuk menpengaruhi kegiatan promosi. Kalau kegiatan promosi di
dasarkan pada kepentingan pribadi SDM perusahaan akan didominasi oleh orang-
orang yang tidak berkopetan, pada akhirnya kinerja perusahaan akan menurun.

Permasalahan kedua adalah Peter Principle atau prinsip Peter, yang


menyatakan bahwa secara hierarki manusia cendrung untuk terus meningkatkan
tingkaat kopentensinya. Meskipun tidak selalu benar pripsip tersebut menyatakan
bahwa baik kinerja seseorang pada bidang tertentu belum tentu baik juga pada bidang
kerja lain. Dalam beberapa hal pada umumnya pekerja senior akan dipromosikan
terlebih dahulu. Maksud senior di sini adalah pekerja yang mempunyai masa kerja
paling lama di lembaga perusahaan tersebut. Kelebihan pendekatan ini adalah adanya
prinsip objektif.

6
Pegawai akan di promosikan di tentukan berdasarkan catatan senioritas yang
ada pada perusahaan. Alasan rasional dari pendekatan ini adalah untuk
menghilangkan atau mengurangi promosi yang menyimpang memerlukan pengelolaan
untuk mengembangkan senioritas pekerja karena mereka akan di promosikan
sebagaimana mestinya. Promosi sistem sonioritas biasanya di batasi pada pekerja
yang di gaji berdasarkan jam kerja.

2. Tranfer dan Demosi

Transfer dan demosi adalah dua kegiatan penempatan karyawan lainnya yang ada
di perusahaan. Transfer terjadi kalau seorang tenaga kerja di pindahkan dari suatu
bidang ke bidang lainnya yang tingkatannya hampir sama baik tingkat gaji, tanggung
jawab, maupun tingkat strukturnya. Demosi terjadi kalau seorang pegawai di
pindahkan dari satu posisi ke posisi lainya yang lebih rendah tingkatnnya, baik tingkat
gaji, tanggung jawab, maupun tinggkat strukturnya.

Dengan memindahkan seseorang pegawai ke bidang kerja tertentu, bukan


promosi, juga bukan demosi, para pemimpin atau kepala perusahaan dapat melakukan
perbaikan pemanfaatan SDM yang ada. Transfer bahkan mungkin lebih bermanfaat
bagi tenaga pegawai, karena pengalaman kerja mereka akan bertambah dan
mempunyai keahlian baru dan dalam perspektif yang berbeda mereka juga akan
menjadi pegawai yang lebih baik sehingga menjadi calon kuat untuk di promosikan di
masa mendatang. Transfer juga akan memperbiki motivasi dan kepuasan indivindu,
terutama ketika pegawai tersebut mengalami hambatan pada bidang tugas yang lama.
Bahkan jika itu hanya hambatan tinggal sedikit saja, maka transfer juga paling tidak
memberikan berbegai variasi kerja yang dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Demosi jarang menimbulkan hasil yang positif bagi seorang pegawai. Biasanya
hal tersebut terjadi karena masalah kedisiplinan, pegawai didemosi karena kinerja
yang tidak baik, atau kerena ketidaktaatan terhadap disiplin kerja seperti terlalu sering
absen atau tidak hadir. Satu permasalahan akan timbul akibat demosi, yaitu karyawan
mungkin akan kehilangan motivasi kerja atau yang lebih jelek dari itu yang akhirnya
dapat menimbulkan keraguan yang lebih besar yang di sebabkan oleh keputusan
demosi. Di samping menimbulkan pengaruh negatif bagi moral pegawai yang lainnya.
Pada dasarnya demosi dimaksudkan dengan tujuan baik, yaitu mendorong atau
memacu, pegawai yang tidak dapat mengerjakan tugasnya.

7
3. Job Posting Programs

Job posting programs memberikan informasi kepada karyawan tentang pembukaan


lowongan kerja dan persyaratannya. Pengumuman tentang lowongan kerja tersebut
mengundang para karyawan yang memenuhi syarat untuk melamarnya. Biasanya
diumumkan melalui bulletin atau surat kabar perusahaan baik surat kabar biasa
maupun elektronik. Kualifikasi dan ketentuan lain biasanya diambil dari informasi
analisis pekerjaan, melalui pencalonan diri ataupun dengan dengan rekomendasi
supervisor, karyawan yang tertarik dapat mengajukan permohonan kepada
departemen SDM.

Tujuan program job posting ini adalah untuk memberikan dorongan bagi karyawan
yang mencari promosi dan transfer serta membantu departemen SDM dalam mengisi
jabatan internal. Dengan demikian, job posting dapat mempertemukan antara
kepentingan perusahaan dengan kepentingan karyawan. Tidak semua jabatan dapat
melalui job posting ini, biasanya hanya bagi jabatan level bawah yang bersifat klerikal,
teknis dan posisi supervisor. Namun, pekerjaan pada level yang lebih tinggi dapat pula
diumumkan untuk memenuhi tuntutan afirmasi dan persamaan kesempatan pekerjaan,
sehingga para karyawan yakin bahwa mereka dapat mengisi pekerjaan apa saja dalam
perusahaan. Karenanya petingnya bagi departemen SDM untuk membuat aturan
tentang program job posting dan konsisten dilaksanakan.

4. Beberapa Masalah dalam Penempatan

Terdapat tiga hal yang mendasari keputusan penempatan bagi, SDM yaitu
efektivitas, tuntutan hukum, dan prevensi PHK.

1) Efektivitas

Efektivitas penempatan harus mampu meminimalisasi kemungkinan terjadinya


kekacauan bagi karyawan dan perusahaan . Untuk mengurangi kekacauan, keputusan
promosi dan transfer harus dibuat sesuai dengan langkah-langkah seleksi.

2) Tuntutan Hukum

Selama ini hubungan kerja yang tidak didasarkan pada kontrak resmi tertulis
disebut hubungan kerja sukarela dan dilanjutkan dengan persetujuan. Kedua pihak
harus memberitahukan apabila hubungan itu berakhir.
Larangan lain dapat diterapkan sesuai dengan keadaan dan hukum lokal.
Pemberhentian dapat ditentang bila dilakukan sewenang-wenang dan tidak adil. Juga
tidak boleh bertentangan dengan kebijakan publik.

8
Penempatan yang merugikan ( seperti transfer, demosi, dan saparasi) dilarang
bagi karyawan yang menerapkan hak-hak sesuai UU Standar Buruh yang Adil yang
menentukan bayaran minimum, dan UU Hubungan Buruh Nasional yang memberikan
hak kepada buruh untuk membentuk serikat pekerjaan dan menawar secara kolektif..
Jika penempatan menguntungkan pekerja, promosi misalnya, keputusan tersebut tidak
ada konsekuensi negatif bagi pekerja. Tetapi transfer, demosi dan pemutusan kerja
yang sifatnya tidak sekurela harus dilakukan sesuai dengan hukum, prosedur, dan
alasan yang adil. UU ketenaga kerjaan mengharuskan perusahaan memberikan
perawatan dan kesehatan atas biaya perusahaan bagi mantan karyawan. Biaya ini di
berikan bagi karyawan yang berhenti atas alasan apapun. Kegagalan memenuhi
tuntutan ini dapat menimbulkan akibat hukum yang mahal.

3) Pencegahan Seperasi (PHK)

Salah satu bidang kreatif MSDM adalah upaya pencegahan seperasi. Ketika
depertemen SDM dapat mencegah perusahaan kehilangan SDM yang bernilai, maka
uang yang di tanam dalam rekrutmen seleksi, pengenalan dan pelatihan tidak hilang.
Uang juga dapat di hemat dengan mengurangi keperluan penyebaran pekerja yang
tersisa. Meskipun jumlah minimum dari attrisi menjamin suatu arus karyawan baru ke
dalam suatu perusahaan dan kesempatam promosi untuk hal ini sudah ada, tiap-tiap
karyawan yang di berhentikan mengalami kerugian investasi. Melalui pendekatan
proaktif, pengurangan karyawan melalui pengunduran diri secara sukarela, kematian,
layoff dan terminasi dapat dikurangi.

2.5 Pemberhentian

Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari individu


dan perusahaan. Hal ini dapat di lakukan oleh perusahaan dengan atau karyawan.
Pemberhentian kerja dapat di dorong oleh alasan disiplin, ekonomi, bisnis, atau alasan
pribadi. Peranan depertemen SDM adalah mencari cara yang terbaik untuk melakukan
pemutusan ini sehingga akibat buruk bagi individu dan perusahaan bisa diminimalisir.
Bentuk-bentuk hubungan kerja dapar berupa absen temporer, atrisi layoff dan
penghentian.

1. Meninggalkan Pekerjaan Sementara (Cuti)

Meninggalkan pekerjaan sementara atau disebut juga dengan cuti, karena


karyawan membutuhkan waktu sementara untuk tidak bekerja. Alasannya mungkin
kerena kesehatan,masalah keluarga, pendidikan, rekreasi dan lain-lain.

9
2. Pengurangan

Pengurangan atau Atrisi adalah pengurangan normal kerena pengunduran diri,


pensiun atau kematian. Pengunduran ini dilakukan dari pihak pekerja sendiri, bukan
dari perusahaan. Alasan utama atrrisi ini adalah pengunduran diri yang bersifat
sukarela. Walaupun atrrisi merupakan cara lambat untuk mengurangi tenaga kerja,
cara ini paling sedikit menimbulkan masalah. Dalam kondisi ini bagi depertemen SDM
memukinkan perusahaan untuk lebih bergantung pada atrrisi dari pada layoff, karena
depertemen SDM dapat memproyesikan surplus tenaga. Namun, depertemen SDM
dapat menyarankan adanya pembekuan penerimaan sampai jumlah tenaga berkurang
dengan adanya separasi secara sukarela. Dalam waktu yang cukup, atrrisi dalam
waktu yaang cukup, atrrisi ini dapat mengurangi suplus yang di duga tadi.

3. Pengundurun Diri Sementara

Pengunduran diri atau layoff merupakan permintaan pengunduran dari yang di


tawarkan pemimpin kepada bawahanya kerena alasan bisnis dan ekonomis.

4. Pemecatan ( Penghentian Hubungan Kerja)

Sudah tentu, karyawan di berhentikan melalui pemutusan hubungan kerja. Istilah


tereliminasi sangat luas cakupanya dengan menyangkut pemberhentian yang bersifat
tetap oleh perusahaan karena alasan. Istilah ini biasanya menpunyai kesan bahwa
seorang karyawan di hukum karena alasan disiplin. Apabila seseorang di berhentikan
kerana alasan bisnis atau alasan ekonomi lainya biasanya disebut layoff tetapi kadang-
kadang pemimpin perlu menberentikan bawahannya karena alasan bisnis dan tidak
ada rencana untuk mengangkat kembali, kondisi ini lebih tepat disebut tereliminasi dari
pada layoff.

10
BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini. Dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

3.1 Kesimpulan

1. Pengenalan adalah Memberikan informasi latar belakang kepada tenaga kerja atau
karyawan baru yang di butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka secara
memuaskan, seperti informasi tentang peraturan perusahaan. Dan dalam pengenalan
terdapat tujuan pengenalan, program pengenalan manfaatnya,dan tindak lanjut
pengenalan.

2. Penempatan adalah proses kegiatan yang dilaksakan pemimpin atau kepala


perusahaan dalam suatu perusahaan untuk menentukan lokasi dan posisi seorang
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Dan dalam penempatan terdapat
promosi, transfer, demosi, job posting program dan masalah dalam penepatan.

3. Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja adalah keputusan dari induvidu dan
dan perusahaan. Hal ini dapat di lakukan oleh perusahaan dengan atau karyawan.

3.2 Saran

1. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini sangat banyak
kekurangan, maka dari itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
yang dapat membangun makalah ini agar bisa menjadi lebih baik.

11
Daftar pustaka

Zainal ,Veithzal Rivai dkk. 2009 . Manajemen sumber daya perusahaan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada

12

Anda mungkin juga menyukai