Anda di halaman 1dari 10

Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)

Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481

PEMBUATAN, PEMURNIAN DAN STABILITAS


VIRGIN COCONUT OIL (VCO) BERTANDA RADIOIODIUM-131

Aang Hanafiah Ws, Eva Maria Widyasari, Nanny Kartini Oekar

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN


Jl. Tamansari 71 , Bandung
Email: hanafiah@batan.go.id

ABSTRAK

PEMBUATAN, PEMURNIAN DAN STABILITAS VIRGIN COCONUT OIL (VCO)


BERTANDA RADIOIODIUM-131. Minyak kelapa virgin (Virgin Coconut Oil atau VCO) telah
dikenal sebagai minyak yang mengandung asam lemak jenuh rantai menengah dan bermanfaat
untuk menangkal serta menyembuhkan berbagai penyakit. Namun demikian pengungkapan
ilmiah terkait dengan cara kerja dan nasibnya di dalam tubuh masih sangat jarang ditemukan
dalam pustaka. Salah satu metode yang dapat menjelaskan fenomena ini adalah uji
farmakologis dengan mengunakan senyawa bertanda radionuklida. Pada tulisan ini
dikemukakan cara pembuatan senyawa bertanda 131I-VCO dan karakterisasinya. Metode
penandaan dilakukan dengan cara langsung dan cara tidak langsung, sedangkan
pemurniannya dilakukan dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut kloroform. Penetapan
kemurnian radiokimia dilakukan dengan metode kromatografi kertas menaik menggunakan fase
diam Whatman-1 dan fase gerak larutan ammonium sitrat 0,02 N pada pH 9. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa VCO dapat ditandai dengan radioiodium-131 melalui metode
tidak langsung dengan rendemen penandaan sebesar 75,7 ± 19,3%, dengan tingkat kemurnian
radiokimia 95,9 ± 2,6%, dan konsentrasi radioaktivitas sebesar 57 mCi/mL. Sediaan 131I-VCO
yang disimpan dalam etanol absolut pada suhu dingin (4oC) stabil selama 4 hari dengan tingkat
kemurnian radiokimia masih di atas 90%, tetapi menurun sangat signifikan pada hari ke
delapan dengan tingkat kemurnian di bawah 20%. Diharapkan dengan keberhasilan penandaan
VCO disertai karakter yang dimilikinya tersebut, parameter farmakologisnya dapat dikaji lebih
seksama, sehingga pemanfaatan VCO baik untuk tujuan preventif maupun terapeutik memiliki
landasan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Kata kunci : virgin coconut oil, radio-iodinasi, senyawa bertanda 131I-VCO.

ABSTRACT

PREPARATION, PURIFICATION AND STABILITY OF RADIOIODINE-131 LABELED


VIRGIN COCONUT OIL (VCO). Virgin coconut oil (VCO) has been known as the oil containing
medium chain saturated fatty acids and beneficial to counteract and cure various diseases.
However, scientific disclosures relating to dynamic and its kinetic studies in the body are still
very rare in the literature. One method that can explain this phenomenon is the pharmacological
assessment using radionuclide labeled compounds. This paper describes the preparation of
131
I-VCO and its characterization. The labeling was carried out by direct and indirect method,
while the purification was done by solvent extraction using chloroform. Determination of
radiochemical purity was performed by the method of ascending paper chromatography using
Whatman-1 as stationary phase and 0.02 N solution of ammonium citrate at pH 9 as mobile
phase. The results obtained show that the VCO can be labeled by radioiodine-131 through the
indirect method with a yield of labeling of 75.7 ± 19.3%, radiochemical purity level of 95.9 ±
2.6%, and the radioactive concentration of 57 mCi/mL. In absolute ethanol at cold temperature
(4oC), 131I-VCO was stable for 4 days with a radiochemical purity level was still above 90%, but
decreased significantly after being stored eight days with purity level below 20%. Hopefully with
the success of 131I-VCO labeling and its character, the pharmacological parameters can be
studied more carefully, so that the use of VCO for both preventive and therapeutic purposes has
a scientific foundation.

Keywords: virgin coconut oil, radio-iodination, 131I-VCO labeled compound.

75
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481

1. PENDAHULUAN melawan berbagai macam virus, bakteri dan


Virgin Coconut Oil (VCO) yang saat protozoa (4,5,6). Efek fungisida dari VCO
ini banyak mendapat perhatian adalah salah juga telah diteliti bahkan dibandingkan
satu bahan olahan alami dari buah kelapa, dengan obat antifungi sintetis yang
berupa minyak kelapa hasil pemisahan dari mempunyai efek menghambat biosíntesis
santan secara tradisional. Hasil analisis ergosterol yang sangat diperlukan untuk
kimia, menunjukkan minyak ini pembentukan membran fungi (7,8).
mengandung asam lemak jenuh rantai Berbagai penelitian telah banyak
menengah atau medium chain saturated dilakukan oleh peneliti lain untuk
fatty acids (MCFA) sebanyak 60-62 %. mengetahui kandungan ataupun khasiat
Minyak ini mempunyai sifat yang unik tidak VCO (4,5,6,7). Sejauh ini, pengungkapan
seperti lemak jenuh yang lain sehingga akan ilmiah terkait dengan cara kerja dan nasib
lebih menyehatkan apabila dikonsumsi. VCO di dalam tubuh masih sangat jarang
Asam lemak jenuh rantai menengah sangat ditemukan dalam pustaka. Metode yang
mudah diabsorbsi oleh tubuh karena hanya berbasis teknik nuklir dengan
membutuhkan sedikit energi dan enzim memanfaatkan senyawa bertanda
sehingga dapat melancarkan pencernaan, radionuklida yang memancarkan sinar
berbeda dangan asam lemak jenuh rantai radioaktif merupakan salah satu metode
panjang. Asam lemak rantai pendek dan terpilih karena relatif lebih spesifik dan
menengah ini di dalam tubuh akan langsung akurat untuk menjelaskan fenomena
dibawa ke hati dimana di sini akan secara tersebut. Di dalam karya tulis ilmiah ini
cepat dikonversikan ke bentuk energi. Dari dijelaskan upaya untuk membuat VCO
beberapa studi ditemukan bahwa MCFA menjadi suatu senyawa bertanda radioaktif
dapat mencegah dan menghilangkan dengan iodium-131 sebagai radionuklidanya.
banyak penyakit sebagai akibat dari sifat Selain itu, dipelajari pula cara pemurnian
anti mikrobanya.. Selain itu, MCFA dan karakteristiknya sehingga diperoleh
131
mempunyai kemampuan untuk suatu senyawa bertanda I-VCO yang
meningkatkan sistem imun, juga dapat dapat dimanfaatkan untuk lebih
membantu penyerapan magnesium, kalsium mengungkap sifat-sifat farmakologis dari
dan asam amino oleh tubuh (1). virgin coconut oil tersebut.
Virgin Coconut Oil mengandung Agar struktur molekul dari komponen-
berbagai macam MCFA seperti asam komponen yg terkandung dalam VCO tidak
kaproat (0,7 %), asam kaprilat (4,6 – 10%), mengalami perubahan yang berarti, di
asam kaprat (5,0 – 8,0%), asam laurat dalam penelitian ini dipilih radioisotop yang
(45,1– 53,2%) dan asam miristat (16,8 – dapat bereaksi dengan VCO tanpa
21%) (2). Menurut Kabara (3), asam laurat mengganggu struktur molekulnya. Dasar
dari VCO di dalam tubuh akan dikonversi pemikiran lain dalam memilih radioisotop
menjadi monogliserida yang disebut yang akan digunakan adalah umur paruh
monolaurin dimana senyawa ini sangat kuat (T1/2) yang tidak terlalu singkat. Radioisotop

76
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481

iodium-131 menjadi pilihan karena dengan konsentrasi radioaktif 40-60 mCi/mL


radioisotop ini mempunyai umur paruh 8,1 diperoleh dari P.T. Batan Teknologi,
hari dan diharapkan cukup ideal untuk Serpong, Tanggerang. Bahan untuk
digunakan dalam studi farmakologis. Selain kromatografi adalah kertas Whatman 1 dan
sebagai pemancar gamma dengan energi seperangkat alat kromatografi menaik.
puncak pada 364 keV (82%), dan sebagai Peralatan yang digunakan adalah alat
pemancar beta dengan energi 608 keV pencacah saluran tunggal (Ortec), dose
(sekitar 18 %), radioisotop tersebut dapat calibrator (Victoreen), vial gelas ukuran 2,
diperoleh dalam bentuk bebas pengemban 10 dan 25 mL, mikro pipet berbagai ukuran
(carrier free), juga pengadaannya di (Ependorf), pengaduk vortex, lemari es,
Indonesia sangat mudah dan harganya corong pisah gelas, disposable syringe
relatif murah. Demikian juga apabila dilihat berbagai ukuran dan jendela gelas timbal
komponen-komponen yang terkandung untuk melakukan pekerjaan dengan
dalam VCO, sebagian besar merupakan radioaktif pemancar gamma.
senyawa asam lemak jenuh rantai Penandaan VCO dilakukan melalui
menengah, dimana senyawa dengan reaksi pembentukan iodium-monoklorida
struktur molekul seperti itu akan relatif lebih (ICl) yang diperoleh dengan mereaksikan
mudah ditandai dengan radioisotop iodium kalium iodat (IO3-) dengan kalium iodida (I-)
melalui reaksi adisi terhadap ikatan rangkap dalam suasana asam kuat HCl 10 N. Reaksi
yang terkandung di dalamnya (9,10). oksidasi akan terjadi antara ICl dengan
Selain untuk studi farmakologis, iodida (I-) yang nonradioaktif maupun yang
131 131 -
senyawa bertanda I-VCO yang dihasilkan radioaktif yaitu I membentuk iodium (I2)
dari penelitian ini, diharapkan dapat dan kemudian akan mengadisi ikatan
dimanfaatkan sebagai bahan perunut bagi rangkap pada asam lemak yang terkandung
penelitian lainnya yang terkait dengan Virgin dalam VCO. Penandaan dilakukan dengan
Coconut Oil. dua cara yaitu metode langsung dan metode
tidak langsung.
2. TATA KERJA
2.1. Bahan dan Peralatan 2.2. Penandaan VCO dengan metode
langsung
Bahan yang digunakan adalah kalium
iodida, kalium iodat, HCl, NaOH, kloroform, Ke dalam vial gelas 2 mL dimasukkan
metanol, amonium sitrat, natrium 25 µL larutan 10 % VCO dalam kloroform,
metabisulfit, Na2SO4 exicatus dan H2SO4 kemudian ditambah 300 µL kloroform.
semuanya buatan E.Merck dengan kualitas Setelah itu ditambahkan 100 µL larutan
pro-analisis. Virgin Coconut Oil (VCO) yang kalium iodida 1 M dan 200 µL larutan Na131I
digunakan adalah yang tersedia di pasaran (radioaktivitas 1,35 mCi). Campuran dikocok
dalam kemasan 100 ml/botol dengan nama dengan pengaduk vortex dan ditambahkan
131
dagang Laurivera. Larutan radioaktif Na I ke dalamnya 100 µL larutan KIO3 1 M dan
(natrium iodida-131) bebas pengemban 500 µL HCl 10 N. Campuran diukur

77
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481

radioaktivitasnya, dikocok dengan pengaduk (ICl) yang terbentuk dipisahkan dari iodium
vortex selama 15 menit, dan disimpan di (I2) dengan cara ekstraksi beberapa kali
lemari es selama 30 menit. Sebanyak 250- mengunakan kloroform sampai fase
500 µL larutan Na2S2O5 0,1 M dimasukkan kloroform tidak berwarna ungu. Fase air
sedikit demi sedikit ke dalam campuran berwarna kuning muda mengandung ICl
tersebut hingga warna ungu pada fase disimpan di lemari es untuk digunakan
kloroform hilang. Fase kloroform dan fase dalam proses penandaan, dan larutan ini
air dipisahkan dengan hati-hati, dan stabil selama satu minggu.
selanjutnya fase air dicuci dengan 2 x 250
µL kloroform dan seluruh fase kloroform 2.3.2 Penandaan VCO dengan iodium-
131
dicampurkan. Fase kloroform ini dicuci
dengan 2 x 500 µL air, seluruh fase air Ke dalam beberapa vial gelas 2 mL
dicampurkan. Masing-masing fase diukur dimasukkan 25 µL larutan 10 % VCO
aktivitasnya dengan alat dose calibrator. dalam kloroform, kemudian ditambahkan ke
Dengan mengetahui aktivitas masing- dalamnya 475 µL kloroform dan diaduk
masing fase, maka dapat dihitung efisiensi dengan pengaduk vortex. Setelah itu,
(rendemen) penandaan, menggunakan sebanyak 150 µL larutan ICl (iodium
rumus : monoklorida) dan 200 µL larutan Na131I
dimasukkan ke dalam campuran tersebut,
dan dikocok sempurna dengan pengaduk
vortex selama lima menit. Radioaktivitas
campuran diukur dengan alat dose calibrator,
kemudian disimpan di dalam lemari es pada
2.3. Penandaan VCO dengan metode
o
tidak langsung suhu 4 C selama waktu tertentu yang
divariasikan, yaitu 5 dan 30 menit.
Penandaan VCO dengan metode
Campuran tersebut dikeluarkan dari
tidak langsung dilakukan dengan membuat
lemari es, dan setelah suhu kembali ke suhu
larutan iodium monoklorida (ICl) terlebih
kamar, ditambahkan ke dalamnya 0,5 mL
dahulu secara terpisah, kemudian pereaksi
larutan natrium meta bisulfit (Na2S3O5) 0,1 M
ini digunakan untuk menandai VCO dengan
sampai fase kloroform tidak berwarna ungu
iodium-131.
lagi. Fase kloroform dan fase air dipisahkan
dengan cara membalikkan vial yang berisi
2.3.1 Penyiapan larutan ICl (iodium-
monoklorida) campuran, dan fase air dapat ditarik keluar
menggunakan syringe. Fase air dicuci 2 x
Sebanyak 0,5 mL larutan kalium
250 µL kloroform, dan setelah fase
iodida 1 M dicampur dengan 0,5 mL larutan
kloroform dicampurkan, kemudian dicuci
kalium iodat 0,5 M kemudian ditambah 1,5
dengan 2 x 250 µL air. Masing-masing fase
mL HCl 10 N. Campuran dikocok dalam
air dan kloroform diukur aktivitasnya dengan
corong pisah gelas dan iodium monoklorida
alat dose calibrator.

78
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481

2.3.3 Pemurnian dan penentuan alat pencacah saluran tunggal pada jendela
kemurnian radiokimia 131I-VCO
energi yang cocok untuk iodium-131. Dari
VCO bertanda iodium-131 berada hasil pencacahan tersebut dapat dihitung
pada fase kloroform, dan untuk menghindari besarnya kemurnian radiokimia dari
131
adanya sebagian fase air yang terbawa senyawa I-VCO.
dalam fase kloroform, maka ke dalam fase
kloroform tersebut ditambahkan secukupnya 2.3.4 Pengaruh jumlah VCO terhadap
efisiensi penandaan
natrium sulfat eksikatus, dan dibiarkan
selama 30 – 60 menit, kemudian fase Penandaan dilakukan menggunakan
kloroform dipindahkan ke vial lain metode tidak langsung seperti percobaan
menggunakan syringe. Hasil pemisahan sebelumnya dengan jumlah larutan VCO
tersebut masing-masing diukur aktivitasnya (10% dalam kloroform) yang bervariasi,
dengan alat dose calibrator. Setelah tahap yaitu 25, 50 dan 200 µL.
ini dilakukan, biasanya terjadi kenaikan
131
rendemen penandaan. 2.3.5 Penentuan kestabilan I-VCO
131 pada penyimpanan
Sediaan I-VCO dalam pembawa
131
kloroform dapat disimpan di lemari es. Sediaan I-VCO yang disimpan di
131
Apabila dibutuhkan sediaan I-VCO dalam dalam lemari es, setiap hari ditentukan
pembawa lain, maka pelarut kloroform dapat kemurnian radiokimianya dengan metode
diuapkan dengan jalan meniupkan gas kromatografi yang sama seperti yang telah
nitrogen ke dalam vial tersebut, sampai diterangkan sebelumnya. Penentuan
kloroformnya habis, kemudian ditambahkan kestabilan ini dilakukan pada hari ke 0, 1, 2,
pelarut non-polar atau pelarut lain yang 3 dan ke 8 setelah pembuatan. Selain
sesuai dengan kebutuhan, misalnya etanol kemurnian radiokimianya, kondisi fisik
absolut secukupnya sehingga diperoleh sediaan juga diamati secara visual, apabila
konsentrasi radioaktif yang dibutuhkan. terjadi perubahan warna atau perubahan
131
Sediaan I-VCO yang telah lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa
diperoleh ditentukan kemurnian sediaan tersebut mengalami penguraian
radiokimianya dengan sistem kromatografi atau tidak stabil. .
kertas menaik, yaitu kertas Whatman 1
(1 cm x 10 cm) sebagai fase diam dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan amonium asetat 0,02 M pH=9 Senyawa ICl (iodium monoklorida)
sebagai fase geraknya. Sebagai merupakan oksidator untuk menaikkan
pembanding dilakukan juga kromatografi bilangan oksidasi iodium-131 dari minus
menggunakan sistem yang sama untuk satu (131I-) ke nol (131I2). Senyawa ini
Na131I. Setelah kromatografi dikembangkan, diperoleh melalui reaksi seperti pada
kromatogram dikeringkan, dan tiap cm persamaan [1].
kertas Whatman 1 dipotong-potong dan Senyawa ICl yang terbentuk
masing-masing diukur aktivitasnya dengan dipisahkan dari I2 dengan jalan ekstraksi

79
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481

menggunakan kloroform, dan kemudian ICl selama 5 dan 30 menit memberikan


yang ada di fase air dicampur dengan efisiensi penandaan seperti yang disajikan
radioaktif iodium-131 serta direaksikan pada Tabel 1. Waktu inkubasi yang lebih
dengan VCO yang diketahui banyak lama pada umumnya menghasilkan efisiensi
mengandung berbagai macam asam lemak penandaan yang lebih tinggi, tetapi karena
yang mempunyai ikatan rangkap (1). penandaan dilaksanakan dengan metode
langsung, hasil penandaan yang diperoleh
masih sangat rendah, yaitu kurang dari
[1]
10 %.
Reaksi ikatan rangkap pada asam lemak
Berbeda dengan penandaan
dengan iodium-131 adalah reaksi adisi,
langsung, metode penandaan tidak
seperti ditunjukkan pada persamaan [2]
langsung memberikan hasil yang lebih tinggi
karena tidak terjadi kompetisi antara ion I-
131 -
dengan I . Senyawa ICl yang terbentuk
[2] dapat dipisahkan dari senyawa lainnya yang

Metode penandaan langsung, adalah mungkin ada dengan jalan ekstraksi,

metode penandaan yang dilakukan secara kemudian ICl ini akan mengoksidasi ion

langsung dimana reaksi [1] dan [2] akan radioiodida (131I-) dan bereaksi dengan VCO
131
terjadi pada saat bersamaan. Iodium membentuk I-VCO. Perbandingan

nonradioaktif dalam bentuk larutan KI efisiensi penandaan antara metode

dicampurkan langsung dengan larutan penandaan langsung dan tidak langsung

iodium radioaktif dalam bentuk Na131I, ditampilkan juga pada Tabel 1, dan terlihat

sehingga terjadi kompetisi antara ion iodida sangat jauh berbeda, efisiensi penandaan

(I-) dengan ion radioiodida-131 (131I-) dari metode tidak langsung sekitar dua

membentuk senyawa iodium monoklorida belas kali lebih tinggi dari penandaan

(ICl), baik non radioaktif maupun radioaktif. metode langsung.

Hal ini juga terjadi pada saat bereaksi Pada persamaan reaksi [2], selain
131
dengan ikatan rangkap dari VCO. terbentuk I-VCO juga terdapat senyawa
131 -
Berdasarkan hal tersebut, dapat dimengerti radioiodida ( I ) dan radioiodium (131I2) sisa

apabila efisiensi penandaan VCO dengan atau mungkin juga terbentuk iodium
131
metode langsung akan menghasilkan monoklorida radioaktif ( ICl) yang tidak

rendemen yang lebih rendah apabila bereaksi dan berada di dalam campuran,

dibandingkan dengan rendemen penandaan sehingga merupakan pengotor radiokimia


131
tidak langsung. bagi senyawa bertanda I-VCO. Senyawa
131 131
Lamanya inkubasi di dalam lemari es I2 dan ICl diharapkan dapat hilang

adalah waktu yang disediakan untuk setelah penambahan larutan natrium

terjadinya reaksi penandaan VCO dengan metabisulfit (Na2S2O5) 0,1 M yang

iodium-131. Waktu inkubasi yang dilakukan digunakan untuk menghentikan reaksi


oksidasi, dan pada saat yang sama akan

80
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481

131 131
mereduksi I2 sisa dan ICl sisa menjadi Kemurnian radiokimia senyawa
131 - 131
bentuk I iodida yang bersifat polar dan bertanda I-VCO ditentukan dengan
larut dalam fase air. Karena itulah, tahap metode kromatografi kertas menaik. Sistem
pemurnian yang dapat memisahkan kromatografi kertas (Whatman 1) dengan
pengotor radiokimia tersebut harus fase gerak amonium sitrat 0,02 N pH=9
131
dilakukan. Cara ekstraksi dengan kloroform dapat memisahkan I-VCO dari pengotor
131
dipilih sebagai metode pemurnian, dimana radiokimia I-iodida yang akan naik
131 -
pengotor radiokimia I akan larut dalam terbawa pelarut dengan Rf = 0,7–0,8,
131 131
fase air sedangkan I-VCO akan larut sedangkan I-VCO akan tetap tinggal di
dalam fase kloroform. Dengan mengukur titik nol karena sifatnya yang tidak larut
besarnya aktivitas dari kedua fase tersebut dalam pelarut polar. Pola migrasi 131I-VCO
dapat diketahui besarnya efisiensi dan radioiodida (131I-) pada kromatogram
penandaan. kertas menaik (Whatman 1) dan fase gerak
larutan amonium sitrat 0,02 N pada
Tabel 1. Perbandingan efisiensi penandaan VCO Gambar 1. memperlihatkan bahwa dengan
secara langsung(dengan waktu inkubasi
yang berbeda) dan tidak langsung sistem kromatografi dapat dihitung
131
131 kemurnian radiokimia I-VCO. Kurva yang
Efisiensi Penandaan I-VCO
Metode Penandaan Penandaan pertama (--▲--) adalah pola migrasi
Penandaan langsung tidak langsung
radioiodida-131 sebagai pengotor radiokimia
VCO (n=1) (n=3)
Waktu dan kurva ke-dua (--„--) adalah pola migrasi
inkubasi 131
o
pada 4 C
5 menit 30 menit 30 menit dari I-VCO, sehingga dengan menghitung
(menit) besarnya cacahan dari masing-masing
Efisiensi /
rendemen puncak kromatogram dapat dihitung
penandaan 0,8 6,6 75,7 ± 19,3 131
kemurnian radiokimia dari I-VCO yang
(%)
131
mengindikasikan bahwa senyawa I-VCO
Pada Tabel 1 terlihat ada perbedaan mempunyai kemurnian radiokimia yang
efisiensi penandaan yang sangat signifikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
hasil dari metode penandaan langsung dan hanya satu puncak pada daerah dengan
tidak langsung. Hal tersebut terjadi karena Rf=0 dan tidak ada puncak lain pada daerah
I2 (iodium) non-radioaktif hasil dari reaksi [1] Rf=0,7-0,8.
berada dalam sistem reaksi, sehingga
mengganggu kesetimbangan reaksi.
Demikian juga halnya dengan iodida
radioaktif (131I-) akan sulit menjadi 131
I2
karena ICl yang terbentuk jumlahnya sedikit,
sehingga reaksi oksidasi tersebut terhambat.
Hal ini mengakibatkan reaksi penandaan
VCO terhambat, dan menghasilkan 131I-VCO 131
Gambar 1. Pola migrasi I-VCO dan
131 -
dengan rendemen yang sangat kecil. radioiodida ( I ).

81
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481

Pada Tabel 2 dijelaskan tingginya performance yang baik. Perubahan


131
efisiensi penandaan yang dipengaruhi oleh kemurnian radiokimia I-VCO pada
jumlah VCO yang digunakan dalam penyimpanan terlihat pada Gambar 2.
penandaan tersebut. Jumlah VCO 2,5 µL Sediaan hanya stabil sampai hari ke 4
dalam 25 µL larutan 10 % dengan kloroform dengan kemurnian radiokimia (KRK) di atas
(pengenceran 1:10), menghasilkan efisiensi 90 %, kemudian turun drastis pada hari ke
penandaan yang masih rendah di bawah 8, dengan kemurnian radiokimia kurang dari
50 %. Kemudian dengan bertambahnya 20 %.
jumlah VCO yang digunakan memberikan
pertambahan efisiensi penandaan yang Tabel 3. Pengaruh penambahan Na2SO4
terhadap karakteristik 131I-VCO
cukup signifikan.
Sebelum Sesudah
Karakteristik
131 ditambah ditambah
Tabel 2. Pengaruh jumlah VCO terhadap efisiensi I-VCO
131 Na2SO4 Na2SO4
penandaan I-VCO
Efisiensi 89,2 % 93 %
penandaan
No. Jumlah VCO Efisiensi Kemurnian 95,9 ± 2,6 % 95,9 ± 2,6 %
/ pengenceran 1:10 penandaan* radiokimia
dalam kloroform (%) Konsentrasi 57 mCi/mL 52,5 mCi/mL
1. 2,5 µL / 25 µL 43,4 radioaktif VCO VCO
2. 5,0 µL / 50 µL 61,9
3. 20 µL / 200 µL 89,2 Keterangan: Penandaan tidak langsung dengan
waktu inkubasi di 4 oC selama ± 20 jam
*Penandaan tidak langsung dengan waktu
inkubasi di 4 oC selama 30 menit

Setelah proses pemurnian, sediaan


131
I-VCO akan berada dalam pembawa
kloroform dan sering masih bercampur
dengan sedikit air. Untuk menarik air yang
terkandung di dalamnya ditambahkan
natrium sulfat eksikatus (Na2SO4 exc.)
secukupnya, dan campuran dibiarkan
setengah sampai satu jam. Dengan jalan
dekantasi, fase kloroform dipisahkan dari Gambar 2. Kestabilan kemurnian radiokimia 131I-
VCO dengan penyimpanan pada
endapan Na2SO4, dan masing-masing suhu 4 oC.
supernatan dan endapan diukur
Dengan menggunakan sistem
radioaktivitasnya, sehingga dapat diketahui
kromatografi yang sama seperti pada
pengaruh penambahan natrium sulfat
131 Gambar 1, ternyata pada kondisi
tersebut terhadap efisiensi penandaan I-
penyimpanan tersebut, telah terjadi
VCO yang ditampilkan pada Tabel 3.
131
penguraian I-VCO dengan melepaskan
Setelah penyimpanan di dalam
kembali iodida radioaktif (131I-) (Gambar 3).
lemari es (4oC) selama 7 hari, sediaan 131
I-
Puncak pertama di Rf = 0
VCO, masih tetap menunjukkan
menunjukkan tingginya radioaktivitas dari

82
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481

131
sediaan I-VCO dan pada puncak kedua di bahwa Virgin Coconut Oil (VCO) dapat
Rf=0,8 adalah iodida radioaktif bebas (131I-). ditandai dengan radioisotop iodium-131
Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada menggunakan metode penandaan
hari ke-4 penyimpanan yang digambarkan radioiodinasi tidak langsung melalui
dengan kurva pertama (---“---), kemurnian pembentukan senyawa iodium monoklorida
131
radiokimia I-VCO masih tinggi dan tidak (ICl) sebagai senyawa pengoksidasi,
131 -
ditemukan pengotor radiokimia I , tetapi menghasilkan senyawa bertanda 131I-VCO.
setelah hari ke-8 yaitu radioaktivitas di Setelah melewati pemurnian dengan
puncak pertama hilang dan muncul cara ekstraksi menggunakan kloroform,
radioaktivitas di puncak ke dua, hal ini diperoleh rendemen penandaan sebesar
digambarkan oleh kurva ke dua (---▲---) 75,7 ± 19,3 %, dengan kemurnian radiokimia
yang menunjukkan ditemukannya pengotor sebesar 95,9 ± 2,6 % dan konsentrasi
131
radiokimia I-iodida bebas. radioaktif sebesar 57 µCi/µL atau 57 mCi/mL.
131
Sediaan I-VCO yang disimpan
o
dalam etanol absolut pada suhu 4 C (dalam
lemari es) dapat bertahan selama 4 hari
dengan kemurnian radiokimia masih lebih
besar dari 90%, tetapi menurun dengan
131 -
I sangat drastis pada hari ke-8.

5. SARAN
Untuk mempertahankan kestabilan
dalam periode waktu yang lebih lama,
131
Gambar 3. Kromatogram I-VCO setelah
penggunaan berbagai macam pelarut non
penyimpanan 4 dan 8 hari.
polar lain mungkin dapat dijadikan solusi.
Kestabilan yang agak rendah ini, mungkin Begitu juga penurunan konsentrasi radioaktif
disebabkan oleh terjadinya otoradiolisis dari dapat dilakukan, untuk menghindari
131 131
senyawa I-VCO tersebut karena disimpan terjadinya otodegredasi dari sediaan I-
dalam pelarut etanol dengan konsentrasi VCO selama penyimpanan.
radioaktif yang cukup tinggi yaitu 52,5
mCi/mL. Otoradiolisis terjadi, akibat adanya 6. DAFTAR PUSTAKA
radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida 1. Indonesian Nutrition Network (INN).
iodium-131 yang terkandung dalam Manfaat virgin coconut oil bagi manusia.
131
senyawa bertanda I-VCO dan merusak [Online]. 18 Mei 2004 [diakses 6 Juli
molekul senyawa tersebut (11). 2011]; Tersedia di http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid108484900
4. KESIMPULAN 9,34512.
Dari seluruh rangkaian penelitian 2. Virgin Coconut Oil, Fatty acids
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan composition of virgin coconut oil. [Online].

83
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481

[diakses 17 Januari 2011]; Tersedia di 7. Yulian AI, Margawati DH. Uji banding
http://www.thevirgincoconutoil.com/article efektivitas virgin coconut oil, dengan
item.php?articleid=163. ketokonazol 2% secara in vitro terhadap
3. Kabara J. Discover the antiviral pertumbuhan Candida albicans.
properties of lauric acid and coconut oil. Semarang: Skripsi Fakultas Kedokteran
[Online]. [diakses 10 Juni 2011]; Undip ; 2007.
Tersedia di http://www.healthy-oil- 8. Nogrady T. Kimia medicinal. Pendekatan
planet.com/lauric-acid.html. secara biokimia, Edisi bahasa Indonesia,
4. Vetter SM, Schlievert PM. Glycerol cetakan ke-2. Bandung: Penerbit ITB;
monolaurate inhibits virulence factor 1992.
production in aacillus anthracis. Antimic 9. Thorell JI, Larson SM.
Ag Chemother 2005 April; 49(4):1302- Radioimmunoassay and related
05. techniques. Saint Louis Missouri: The CV
5. Ogbolu DO, Oni AA, Daini OA, Oloko AP. Mosby Company; 1978: 32.
In vitro antimicrobial properties of 10.Sunarhadiyoso, Wayan RS.
coconut oil on candida species in Ibadan Radioiodinasi lemak dan asam lemak
Nigeria. J Med Food 2007; 10(2): 384-7. dengan metode iodomonoklorida.
6. Nevin KG, Rajamohan T. Effect of topical Laporan Teknis :PRAB-670/Sem-64/77.
application of virgin coconut oil on skin Bandung.11. Saha BG. Fundamental
components and antioxidant status of nuclear pharmacy. 5 th ed. Cleveland
during dermal wound healing in young USA: Springer; 2004.
rats. J Pharmaco and Biophis Rearch
2010 Juni; 23: 290-7.

84

Anda mungkin juga menyukai