4 10 1 SM PDF
4 10 1 SM PDF
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481
ABSTRAK
ABSTRACT
75
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481
76
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481
77
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481
radioaktivitasnya, dikocok dengan pengaduk (ICl) yang terbentuk dipisahkan dari iodium
vortex selama 15 menit, dan disimpan di (I2) dengan cara ekstraksi beberapa kali
lemari es selama 30 menit. Sebanyak 250- mengunakan kloroform sampai fase
500 µL larutan Na2S2O5 0,1 M dimasukkan kloroform tidak berwarna ungu. Fase air
sedikit demi sedikit ke dalam campuran berwarna kuning muda mengandung ICl
tersebut hingga warna ungu pada fase disimpan di lemari es untuk digunakan
kloroform hilang. Fase kloroform dan fase dalam proses penandaan, dan larutan ini
air dipisahkan dengan hati-hati, dan stabil selama satu minggu.
selanjutnya fase air dicuci dengan 2 x 250
µL kloroform dan seluruh fase kloroform 2.3.2 Penandaan VCO dengan iodium-
131
dicampurkan. Fase kloroform ini dicuci
dengan 2 x 500 µL air, seluruh fase air Ke dalam beberapa vial gelas 2 mL
dicampurkan. Masing-masing fase diukur dimasukkan 25 µL larutan 10 % VCO
aktivitasnya dengan alat dose calibrator. dalam kloroform, kemudian ditambahkan ke
Dengan mengetahui aktivitas masing- dalamnya 475 µL kloroform dan diaduk
masing fase, maka dapat dihitung efisiensi dengan pengaduk vortex. Setelah itu,
(rendemen) penandaan, menggunakan sebanyak 150 µL larutan ICl (iodium
rumus : monoklorida) dan 200 µL larutan Na131I
dimasukkan ke dalam campuran tersebut,
dan dikocok sempurna dengan pengaduk
vortex selama lima menit. Radioaktivitas
campuran diukur dengan alat dose calibrator,
kemudian disimpan di dalam lemari es pada
2.3. Penandaan VCO dengan metode
o
tidak langsung suhu 4 C selama waktu tertentu yang
divariasikan, yaitu 5 dan 30 menit.
Penandaan VCO dengan metode
Campuran tersebut dikeluarkan dari
tidak langsung dilakukan dengan membuat
lemari es, dan setelah suhu kembali ke suhu
larutan iodium monoklorida (ICl) terlebih
kamar, ditambahkan ke dalamnya 0,5 mL
dahulu secara terpisah, kemudian pereaksi
larutan natrium meta bisulfit (Na2S3O5) 0,1 M
ini digunakan untuk menandai VCO dengan
sampai fase kloroform tidak berwarna ungu
iodium-131.
lagi. Fase kloroform dan fase air dipisahkan
dengan cara membalikkan vial yang berisi
2.3.1 Penyiapan larutan ICl (iodium-
monoklorida) campuran, dan fase air dapat ditarik keluar
menggunakan syringe. Fase air dicuci 2 x
Sebanyak 0,5 mL larutan kalium
250 µL kloroform, dan setelah fase
iodida 1 M dicampur dengan 0,5 mL larutan
kloroform dicampurkan, kemudian dicuci
kalium iodat 0,5 M kemudian ditambah 1,5
dengan 2 x 250 µL air. Masing-masing fase
mL HCl 10 N. Campuran dikocok dalam
air dan kloroform diukur aktivitasnya dengan
corong pisah gelas dan iodium monoklorida
alat dose calibrator.
78
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481
2.3.3 Pemurnian dan penentuan alat pencacah saluran tunggal pada jendela
kemurnian radiokimia 131I-VCO
energi yang cocok untuk iodium-131. Dari
VCO bertanda iodium-131 berada hasil pencacahan tersebut dapat dihitung
pada fase kloroform, dan untuk menghindari besarnya kemurnian radiokimia dari
131
adanya sebagian fase air yang terbawa senyawa I-VCO.
dalam fase kloroform, maka ke dalam fase
kloroform tersebut ditambahkan secukupnya 2.3.4 Pengaruh jumlah VCO terhadap
efisiensi penandaan
natrium sulfat eksikatus, dan dibiarkan
selama 30 – 60 menit, kemudian fase Penandaan dilakukan menggunakan
kloroform dipindahkan ke vial lain metode tidak langsung seperti percobaan
menggunakan syringe. Hasil pemisahan sebelumnya dengan jumlah larutan VCO
tersebut masing-masing diukur aktivitasnya (10% dalam kloroform) yang bervariasi,
dengan alat dose calibrator. Setelah tahap yaitu 25, 50 dan 200 µL.
ini dilakukan, biasanya terjadi kenaikan
131
rendemen penandaan. 2.3.5 Penentuan kestabilan I-VCO
131 pada penyimpanan
Sediaan I-VCO dalam pembawa
131
kloroform dapat disimpan di lemari es. Sediaan I-VCO yang disimpan di
131
Apabila dibutuhkan sediaan I-VCO dalam dalam lemari es, setiap hari ditentukan
pembawa lain, maka pelarut kloroform dapat kemurnian radiokimianya dengan metode
diuapkan dengan jalan meniupkan gas kromatografi yang sama seperti yang telah
nitrogen ke dalam vial tersebut, sampai diterangkan sebelumnya. Penentuan
kloroformnya habis, kemudian ditambahkan kestabilan ini dilakukan pada hari ke 0, 1, 2,
pelarut non-polar atau pelarut lain yang 3 dan ke 8 setelah pembuatan. Selain
sesuai dengan kebutuhan, misalnya etanol kemurnian radiokimianya, kondisi fisik
absolut secukupnya sehingga diperoleh sediaan juga diamati secara visual, apabila
konsentrasi radioaktif yang dibutuhkan. terjadi perubahan warna atau perubahan
131
Sediaan I-VCO yang telah lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa
diperoleh ditentukan kemurnian sediaan tersebut mengalami penguraian
radiokimianya dengan sistem kromatografi atau tidak stabil. .
kertas menaik, yaitu kertas Whatman 1
(1 cm x 10 cm) sebagai fase diam dan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
larutan amonium asetat 0,02 M pH=9 Senyawa ICl (iodium monoklorida)
sebagai fase geraknya. Sebagai merupakan oksidator untuk menaikkan
pembanding dilakukan juga kromatografi bilangan oksidasi iodium-131 dari minus
menggunakan sistem yang sama untuk satu (131I-) ke nol (131I2). Senyawa ini
Na131I. Setelah kromatografi dikembangkan, diperoleh melalui reaksi seperti pada
kromatogram dikeringkan, dan tiap cm persamaan [1].
kertas Whatman 1 dipotong-potong dan Senyawa ICl yang terbentuk
masing-masing diukur aktivitasnya dengan dipisahkan dari I2 dengan jalan ekstraksi
79
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481
metode penandaan yang dilakukan secara kemudian ICl ini akan mengoksidasi ion
langsung dimana reaksi [1] dan [2] akan radioiodida (131I-) dan bereaksi dengan VCO
131
terjadi pada saat bersamaan. Iodium membentuk I-VCO. Perbandingan
iodium radioaktif dalam bentuk Na131I, ditampilkan juga pada Tabel 1, dan terlihat
sehingga terjadi kompetisi antara ion iodida sangat jauh berbeda, efisiensi penandaan
(I-) dengan ion radioiodida-131 (131I-) dari metode tidak langsung sekitar dua
membentuk senyawa iodium monoklorida belas kali lebih tinggi dari penandaan
Hal ini juga terjadi pada saat bereaksi Pada persamaan reaksi [2], selain
131
dengan ikatan rangkap dari VCO. terbentuk I-VCO juga terdapat senyawa
131 -
Berdasarkan hal tersebut, dapat dimengerti radioiodida ( I ) dan radioiodium (131I2) sisa
apabila efisiensi penandaan VCO dengan atau mungkin juga terbentuk iodium
131
metode langsung akan menghasilkan monoklorida radioaktif ( ICl) yang tidak
rendemen yang lebih rendah apabila bereaksi dan berada di dalam campuran,
80
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481
131 131
mereduksi I2 sisa dan ICl sisa menjadi Kemurnian radiokimia senyawa
131 - 131
bentuk I iodida yang bersifat polar dan bertanda I-VCO ditentukan dengan
larut dalam fase air. Karena itulah, tahap metode kromatografi kertas menaik. Sistem
pemurnian yang dapat memisahkan kromatografi kertas (Whatman 1) dengan
pengotor radiokimia tersebut harus fase gerak amonium sitrat 0,02 N pH=9
131
dilakukan. Cara ekstraksi dengan kloroform dapat memisahkan I-VCO dari pengotor
131
dipilih sebagai metode pemurnian, dimana radiokimia I-iodida yang akan naik
131 -
pengotor radiokimia I akan larut dalam terbawa pelarut dengan Rf = 0,7–0,8,
131 131
fase air sedangkan I-VCO akan larut sedangkan I-VCO akan tetap tinggal di
dalam fase kloroform. Dengan mengukur titik nol karena sifatnya yang tidak larut
besarnya aktivitas dari kedua fase tersebut dalam pelarut polar. Pola migrasi 131I-VCO
dapat diketahui besarnya efisiensi dan radioiodida (131I-) pada kromatogram
penandaan. kertas menaik (Whatman 1) dan fase gerak
larutan amonium sitrat 0,02 N pada
Tabel 1. Perbandingan efisiensi penandaan VCO Gambar 1. memperlihatkan bahwa dengan
secara langsung(dengan waktu inkubasi
yang berbeda) dan tidak langsung sistem kromatografi dapat dihitung
131
131 kemurnian radiokimia I-VCO. Kurva yang
Efisiensi Penandaan I-VCO
Metode Penandaan Penandaan pertama (--▲--) adalah pola migrasi
Penandaan langsung tidak langsung
radioiodida-131 sebagai pengotor radiokimia
VCO (n=1) (n=3)
Waktu dan kurva ke-dua (----) adalah pola migrasi
inkubasi 131
o
pada 4 C
5 menit 30 menit 30 menit dari I-VCO, sehingga dengan menghitung
(menit) besarnya cacahan dari masing-masing
Efisiensi /
rendemen puncak kromatogram dapat dihitung
penandaan 0,8 6,6 75,7 ± 19,3 131
kemurnian radiokimia dari I-VCO yang
(%)
131
mengindikasikan bahwa senyawa I-VCO
Pada Tabel 1 terlihat ada perbedaan mempunyai kemurnian radiokimia yang
efisiensi penandaan yang sangat signifikan tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
hasil dari metode penandaan langsung dan hanya satu puncak pada daerah dengan
tidak langsung. Hal tersebut terjadi karena Rf=0 dan tidak ada puncak lain pada daerah
I2 (iodium) non-radioaktif hasil dari reaksi [1] Rf=0,7-0,8.
berada dalam sistem reaksi, sehingga
mengganggu kesetimbangan reaksi.
Demikian juga halnya dengan iodida
radioaktif (131I-) akan sulit menjadi 131
I2
karena ICl yang terbentuk jumlahnya sedikit,
sehingga reaksi oksidasi tersebut terhambat.
Hal ini mengakibatkan reaksi penandaan
VCO terhambat, dan menghasilkan 131I-VCO 131
Gambar 1. Pola migrasi I-VCO dan
131 -
dengan rendemen yang sangat kecil. radioiodida ( I ).
81
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481
82
Pembuatan, Pemurnian dan Stabilitas Virgin Coconut Oil (VCO)
Bertanda Radioiodium-131
(Aang Hanafiah) ISSN 1411 – 3481
131
sediaan I-VCO dan pada puncak kedua di bahwa Virgin Coconut Oil (VCO) dapat
Rf=0,8 adalah iodida radioaktif bebas (131I-). ditandai dengan radioisotop iodium-131
Pada gambar tersebut terlihat bahwa pada menggunakan metode penandaan
hari ke-4 penyimpanan yang digambarkan radioiodinasi tidak langsung melalui
dengan kurva pertama (------), kemurnian pembentukan senyawa iodium monoklorida
131
radiokimia I-VCO masih tinggi dan tidak (ICl) sebagai senyawa pengoksidasi,
131 -
ditemukan pengotor radiokimia I , tetapi menghasilkan senyawa bertanda 131I-VCO.
setelah hari ke-8 yaitu radioaktivitas di Setelah melewati pemurnian dengan
puncak pertama hilang dan muncul cara ekstraksi menggunakan kloroform,
radioaktivitas di puncak ke dua, hal ini diperoleh rendemen penandaan sebesar
digambarkan oleh kurva ke dua (---▲---) 75,7 ± 19,3 %, dengan kemurnian radiokimia
yang menunjukkan ditemukannya pengotor sebesar 95,9 ± 2,6 % dan konsentrasi
131
radiokimia I-iodida bebas. radioaktif sebesar 57 µCi/µL atau 57 mCi/mL.
131
Sediaan I-VCO yang disimpan
o
dalam etanol absolut pada suhu 4 C (dalam
lemari es) dapat bertahan selama 4 hari
dengan kemurnian radiokimia masih lebih
besar dari 90%, tetapi menurun dengan
131 -
I sangat drastis pada hari ke-8.
5. SARAN
Untuk mempertahankan kestabilan
dalam periode waktu yang lebih lama,
131
Gambar 3. Kromatogram I-VCO setelah
penggunaan berbagai macam pelarut non
penyimpanan 4 dan 8 hari.
polar lain mungkin dapat dijadikan solusi.
Kestabilan yang agak rendah ini, mungkin Begitu juga penurunan konsentrasi radioaktif
disebabkan oleh terjadinya otoradiolisis dari dapat dilakukan, untuk menghindari
131 131
senyawa I-VCO tersebut karena disimpan terjadinya otodegredasi dari sediaan I-
dalam pelarut etanol dengan konsentrasi VCO selama penyimpanan.
radioaktif yang cukup tinggi yaitu 52,5
mCi/mL. Otoradiolisis terjadi, akibat adanya 6. DAFTAR PUSTAKA
radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida 1. Indonesian Nutrition Network (INN).
iodium-131 yang terkandung dalam Manfaat virgin coconut oil bagi manusia.
131
senyawa bertanda I-VCO dan merusak [Online]. 18 Mei 2004 [diakses 6 Juli
molekul senyawa tersebut (11). 2011]; Tersedia di http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid108484900
4. KESIMPULAN 9,34512.
Dari seluruh rangkaian penelitian 2. Virgin Coconut Oil, Fatty acids
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan composition of virgin coconut oil. [Online].
83
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia
Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology
Vol. XII, No.2, Agustus 2011; 75-84 ISSN 1411 - 3481
[diakses 17 Januari 2011]; Tersedia di 7. Yulian AI, Margawati DH. Uji banding
http://www.thevirgincoconutoil.com/article efektivitas virgin coconut oil, dengan
item.php?articleid=163. ketokonazol 2% secara in vitro terhadap
3. Kabara J. Discover the antiviral pertumbuhan Candida albicans.
properties of lauric acid and coconut oil. Semarang: Skripsi Fakultas Kedokteran
[Online]. [diakses 10 Juni 2011]; Undip ; 2007.
Tersedia di http://www.healthy-oil- 8. Nogrady T. Kimia medicinal. Pendekatan
planet.com/lauric-acid.html. secara biokimia, Edisi bahasa Indonesia,
4. Vetter SM, Schlievert PM. Glycerol cetakan ke-2. Bandung: Penerbit ITB;
monolaurate inhibits virulence factor 1992.
production in aacillus anthracis. Antimic 9. Thorell JI, Larson SM.
Ag Chemother 2005 April; 49(4):1302- Radioimmunoassay and related
05. techniques. Saint Louis Missouri: The CV
5. Ogbolu DO, Oni AA, Daini OA, Oloko AP. Mosby Company; 1978: 32.
In vitro antimicrobial properties of 10.Sunarhadiyoso, Wayan RS.
coconut oil on candida species in Ibadan Radioiodinasi lemak dan asam lemak
Nigeria. J Med Food 2007; 10(2): 384-7. dengan metode iodomonoklorida.
6. Nevin KG, Rajamohan T. Effect of topical Laporan Teknis :PRAB-670/Sem-64/77.
application of virgin coconut oil on skin Bandung.11. Saha BG. Fundamental
components and antioxidant status of nuclear pharmacy. 5 th ed. Cleveland
during dermal wound healing in young USA: Springer; 2004.
rats. J Pharmaco and Biophis Rearch
2010 Juni; 23: 290-7.
84