Anda di halaman 1dari 5

Alat Kontrasepsi: Semua yang Perlu Kamu

Tahu Tentang IUD


Oleh Lika Aprilia Samiadi Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello Sehat
Medical Review Team.

 Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi di Line new(Membuka di jendela yang baru)

Alat kontrasepsi (IUD) adalah plastik berbentuk T seukuran uang logam yang ditempatkan di
dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Tersedia dua jenis IUD – satu yang tertutup dengan
tembaga, yang lainnya mengeluarkan hormon progesteron.

Bagaimana cara kerja IUD?


IUD berlapis tembaga mencegah kehamilan dengan menghalangi sperma untuk membuahi sel
telur. Alat ini juga membuat telur lebih sulit untuk dibuahi di dalam rahim. Ketika IUD dilapisi
dengan progesteron, cara kerjanya sama, tetapi juga tetapi juga membuat cairan serviks lebih
kental, menipiskan lapisan rahim, dan dalam beberapa kasus menghentikan ovulasi. Hal ini
mencegah sperma untuk membuahi telur.

Salah satu jenis IUD progesteron juga bisa digunakan untuk membantu mengurangi aliran darah
pada wanita yang mengalami nyeri menstruasi berat (kadang disebut dismenore).

Seberapa efektifkah IUD?


Kedua jenis IUD sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Selama beberapa tahun, hanya 1
dari 100 pasangan yang menggunakan IUD akan mengalami kehamilan.

IUD efektif dari waktu ke waktu dan berlangsung lama. IUD tembaga bisa bertahan hingga 10
tahun. IUD progesteron bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun, tergantung pada merek. Hal ini
membuat IUD pilihan yang baik untuk wanita yang belum siap memulai keluarga. Walaupun
IUD bisa bertahan pada waktu yang lama, ginekologis atau praktisi khusus bisa mencabutnya
kapan saja.

Perlindungan terhadap penyakit menular seksual


IUD tidak melindungi diri terhadap penyakit menular seksual. Mereka yang melakukan seks
harus selalu menggunakan kondom bersama dengan IUD untuk melindungi diri terhadap
penyakit menular seksual.

Dokter atau praktisi akan memeriksa dan memastikan Anda tidak memiliki penyakit menular
seksual sebelum memasang IUD. Bila seorang wanita menggunakan IUD bersamaan saat dia
memiliki infeksi, hal ini bisa menyebabkan penyakit peradangan panggul.

Absennya seks adalah satu-satunya metode yang selalu mencegah kehamilan dan penyakit
menular seksual.

Kemungkinan efek samping


Efek samping paling umum dari IUD termasuk:

 perdarahan tidak teratur selama beberapa bulan pertama


 dengan IUD tembaga, menstruasi akan lebih banyak dan mengalami kram
 menstruasi lebih singkat (atau sama sekali tidak menstruasi) dengan beberapa jenis IUD
progesteron
 gejala mirip PMS, seperti sakit kepala, jerawat, dan linu pada payudara dengan IUD
hormon

Masalah yang jarang terjadi termasuk:

Pengeluaran paksa
IUD bisa keluar dari rahim seorang wanita karena sebuah insiden (yang disebut “pengeluaran
paksa”). Terkadang seorang wanita tidak mengetahui hal ini terjadi. Risiko keseluruhan dari hal
ini rendah, tetapi mungkin sedikit umum pada wanita yang tidak pernah memiliki bayi.

Anda bisa memeriksa apakah IUD masih tetap berada di tempatnya dengan merasakan benang
(dokter atau perawat bisa menjelaskan pada Anda cara melakukannya). Akan lebih baik untuk
membiarkan dokter Anda mengetahui keputihan vagina yang mengganjal, kram atau nyeri,
demam, atau panjang benang IUD berubah.

Anda akan perlu untuk melakukan pemeriksaan kembali dengan dokter dalam kurun waktu 3
bulan setelah IUD pertama kali ditempatkan. Dokter atau perawat akan memeriksa IUD
ditempatkan dengan benar.

Perforasi rahim

Terdapat risiko yang sangat kecil (1 dalam 1.000) IUD mungkin terdorong melalui dinding rahim
saat sedang dimasukkan ke dalam.

Penyakit radang panggul

Terdapat risiko yang rendah bahwa infeksi dari bakteri masuk ke dalam rahim melalui proses
penempatan IUD. Kebanyakan infeksi terjadi dalam kurun waktu 20 hari pertama setelah
penempatan IUD.

Siapa yang menggunakannya?


IUD merupakan pilihan KB yang baik bagi hampir semua wanita. Namun, IUD tidak
direkomendasikan bila nda:

 menderita penyakit radang panggul atau infeksi penyakit menular seksual aktif
 sedang hamil atau mungkin hamil
 memiliki masalah dengan rahim seperti penyakit atau malformasi, atau bila mengalami
perdarahan abnormal

Para ahli merekomendasikan IUD sebagai pilihan KB yang baik bagi wanita berusia muda dan
remaja karena mereka bertahan lama, tidak memerlukan perawatan harian, dan sangat efektif
dalam mencegah kehamilan. Jenis terbaru IUD lebih kecil dan penggunaan dosis rendah
progesteron, mungkin membuatnya menjadi pilihan lebih baik bagi wanita yang belum pernah
memiliki bayi.

Bagaimana cara mendapatkannya?


IUD harus dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter atau perawat. Lebih mudah dilakukan saat
mengalami menstruasi, tetapi IUD bisa dimasukkan kapan saja selama tidak hamil. IUD tembaga
perlu diganti setiap 10 tahun, dan IUD progesteron sebaiknya diganti setiap 3-5 tahun,
tergantung dengan merek.

Bila Anda menggunakan IUD, bicarakan dengan dokter Anda untuk mengetahui pilihan KB
yang baik bagi Anda.

Anda mungkin juga menyukai