Anda di halaman 1dari 3

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Leukoplakia merupakan sebuah lesi putih keratosis berupa bercak atau plak pada mukosa
mulut yang tidak dapat diangkat dari mukosa mulut secara usapan atau kikisan dan secara
klinis maupun histologis berbeda dengan penyakit lain di dalam mulut serta tidak dapat
dihubungkan dengan sebab fisik atau kimia kecuali penggunaan tembakau (Neville dan Day,
2002; Saukos, 2008).
Leukoplakia merupakan salah satu kelainan yang terjadi di mukosa rongga mulut berupa
penebalan putih yang tidak dapat digosok sampai hilang dan sering berpotensi menjadi suatu
keganasan (Kayalvizhi, 2016).

B. Etiologi
Etiologi leukoplakia belum diketahui dengan pasti sampai saat ini. Menurut beberapa ahli
klinik, predisposisi leukoplakia terdiri atas beberapa faktor yang multipel yiatu: faktor lokal,
faktor sistemik, dam malnutrisi vitamin (Budiasuri, 2002).
1. Faktor Lokal
Biasanya merupakan segala macam bentuk iritasi kronis, antara lain:
a. Trauma
1) Trauma karena gigitan tepi atau akar gigi yang tajam
2) Iritasi dari gigi yang malposisi
3) Pemakaian protesa yang kurang baik sehingga menyebabkan iritasi
4) Adanya kebiasaan menggigit jaringan mulut, pipi dan lidah
b. Bahan kimia atau termal
1) Tembakau
Terjadinya iritasi pada jaringan mukosa mulut tidak hanya disebabkan
oleh asap rokok dan panas yang terjadi pada waktu merokok, tetapi dapat juga
disebabkan oleh zat-zat yang terdapat di dalam tembakau yang ikut terkunyah.
Banyak peneliti yang berpendapat bahwa pipa rokok juga merupakan benda
yang berbahaya, sebab dapat menyebabkan lesi yang spesifik pada palatum
yang disebut "Stomatitis Nicotine". Pada lesi ini, dijumpai adanya warna
kemerahan dan timbul pembengkakan pada palatum. Selanjutnya, palatum
akan berwarna putih kepucatan, serta terjadi penebalan yang sifatnya merata.
Ditemukan pula adanya "multinodular" dengan bintik-bintik kemerahan pada
pusat noduli. Kelenjar saliva yang membengkak dan terjadi perubahan di
daerah sekitarnya. Banyak penelitian yang kemudian berpendapat bahwa lesi
ini merupakan salah satu bentuk dari leukoplakia.

2) Alkohol
Telah banyak diketahui bahwa alkohol merupakan salah satu faktor yang
memudahkan terjadinya leukoplakia, karena pemakaian alkohol dapat
menimbulkan iritasi pada mukosa.
c. Bakteri
Leukoplakia dapat terjadi karena adanya infeksi bakteri, penyakit periodontal
yang disertai kebersihan mulut yang kurang baik.
2. Faktor Sistemik
Selain dari faktor yang terjadi secara lokal di atas, kondisi dari membran mukosa
mulut yang dipengaruhi oleh penyakit lokal maupun sistemik berperan penting dalam
meningkatkan efektifitas yang bekerja secara lokal (Burket, 1994).
a. Penyakit sistemik, penyakit sistemik yang behubungan dengan leukoplakia
antara lain adalah sifilis tertier, anemia sidrofenik, dan xeroftalmia yang
disebabkan pleh penyakit kelenjar saliva.
b. Bahan-bahan yang diberikan secara sistemik seperti alkohol, obat-obat
antimetabollit, dan serum antilimfosit spesifik (Burket, 1994).
3. Faktor Malnutrisi Vitamin
Defisiensi vitamin A diperkirakan dapat mengakibatkan metaplasia dan
keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan epitel mukosa
respiratorius. Beberapa ahli menyatakan bahwa leukoplakia di uvula merupakan
manifestasi dari pemasukkan vitamin A yang tidak cukup. Apabila kelainan tersebut
parah, gambarannya mirip dengan leukoplakia. Selain itu, pada percobaan dengan
menggunakan binatang tikus, dapat diketahui bahwa kekurangan vitamin B kompleks
akan menimbulkan perubahan hiperkeratotik (Budiasuri, 2002).

Anda mungkin juga menyukai