Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK DALAM ORGANISASI

Mengenal, mengerti dan memahami hubungan antar individu dalam kelompok dan
hubungan antar kelompok sangat penting dan besar sekali artinya dalam kepemimpinan sebab
pemimpin akan dapat mengambil keputusan secara bijak, rasional dan adil. Mengabaikan
kepentingan kelompok akan berakibat fatal bagi masa depan organisasi.
Hubungan antar kelompok harus dibina sedemikian rupa sehingga dapat dijalin secara
harmonis. Harmonisnya hubungan antar kelompok akan dapat menciptakan kinerja kelompok dan
kinerja organisasi secara optimal.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK


Kinerja kelompok yang berhasil merupakan fungsi dari sejumlah faktor yang
berpengaruh. Konsep yang memayungi berbagai faktor ini adalah konsep koordinasi. Umumnya
berpengaruh terhadap hubungan antar kelompok.
a. Ketergantungan
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah apakah kelompok tersebut dalam melaksanakan
tugasnya memerlukan koordinasi ? jawaban dari pertanyaan ini terletak kepada penetapan
derajad ketergantungan yang ada diantara kelompok yang terkait. Apakah kelompok tersebut
satu sama lain saling membutuhkan atau tidak. Jika ada maka ketergantungan yang ada akan
terdiri dari ketergantungan tunggal (utuh), ketergantungan berantai dan ketergantungan timbal
balik. Ketergantungan tunggal adalah semua kelompok yang terkait mempunyai ketergantungan
yang sama (utuh) yang mutlak tidak dapat dipisahkan, ketergantungan berantai adalah
ketergantungan kelompok yang sangat dipengaruhi oleh kinerja kelompok yang lain, sedangkan
ketergantungan timbal balik adalah ketergantungan yang berada pada posisi berlawanan.
b. Ketidakpastian Tugas
Semakin besar ketidakpastian suatu tugas (pekerjaan) maka akan semakin besar pula
respon yang harus dibuat (dibentuk) dan semakin rendah derajad ketidakpastian suatu tugas
(pekerjaan) maka tugas (pekerjaan) akan dapat distandarisasi. Kunci utama ketidakpastian tugas
(pekerjaan) adalah bahwa suatu tugas (pekerjaan) untuk diterapkan memerlukan informasi lebih
banyak. Oleh karena itu jika suatu tugas (pekerjaan) mempunyai ketidakpastian yang tinggi
maka ketergantungan kepada informasi yang lengkap jelas dan valid sangat dibutuhkan dan
masing-maisng kelompok akan sama saling membutuhkan satu sama lain atau menghadapi
resiko kegagalan yang semakin besar.
c. Orientasi Waktu dan Tujuan
Dua kelompok atau lebih akan saling bergantung satu sama lain sangat ditentukan oleh
waktu dan tujuan spesifik yang melekat pada dirinya. Jika tujuan spesifik saling terkait satu sama
lain dan waktu yang disediakan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain, maka derajad
ketergantungan kelompok akan smakin besar.

METODE PENGELOLAAN HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

a. Peraturan dan Prosedur


Metode yang paling murah dan paling sederhana di dalam mengelola hubungan antar
kelompok adalah menetapkan aturan dan prosesdur interaksi antar kelompok. Di dalam
organisasi yang besar, akan dibentuk suatu departemen yang khusus memantau dan
mengevaluasi hubungan antar kelompk dan jika interaksi hubungan antar keompok tersebut ada
gejala yang tidak sesuai dengan harapan maka kelompok yang terkait akan dipanggil untuk
didengar serta diselesaikan melalui forum musyawarah. Peraturan dan prosedur baku akan
memperkecil hubungan antar kelompok yang dipandang tidak perlu.
b. Hirarki
Jika metode yang pertama dipandang kurang tepat maka hirarki kekuasaan yang ada di
dalam organisasi menjadi alternatif kedua di dalam mengelola hubungan antar kelompok.
Dengan demikian maka koordinasi akan diambil alih oleh pejabat yang lebih tinggi yang berada
didalam organisasi itu. Pejabat yang lebih tinggi umumnya dapat dipandang sebagai pejabat yang
ektif untuk membina hubungan antar kelompok sebab pejabat yang tinggi ini secara posisional
mempunyai kekuasaan yang lebih besar dan dihapakan dapat mempengaruhi hubungan antar
kelompok.
c. Perencanaan
Alternatif (pilihan) berikutnya di dalam mengelola hubungan antar kelompok adalah
melalui perencanaan. Jika setiap kelompok mempunyai tujuan spesifik yang hendak dicapai
maka setiap kelompok telah mengetahui hak dan kewajiban yang melekat pada kelompoknya dan
setiap kelomok ini akan mengetahui pada saat yang bagaimana hubungan kelompok lain perlu
dilakukan. Perencanaan yang memadai dan baik cenderung memperbaiki koordinasi dan di
samping itu perencanaan cenderung dapat pula alat koordinasi yang efektif dan efisien.
d. Peran Perantara
Peran perantara sering mengarah kepada individu yang diberi tugas (pekerjaan) khusus
untuk memudahkan komunikasi antar kelompok kerja yang saling terkait. Perantara yang diberi
tugas (pekerjaan) khusus ini tentunya adalah orang yang dipandang cakap dan mempunyai
pandangan yang luas tentang bidang organisasi dan manajemen. Di dalam organisasi yang besar
sering kali memanfaatkan sarjana yang mempunyai kompetensi dibidangnya dengan beberapa
pengalaman praktis dan taktis yang menunjang kompetensinya. Kelemahan utama peran
perantara ini adalah adanya keterbatasan pribadi untuk menangani informasi yang mengalir
diantara kelompok yang saling berinteraksi, khususnya jika kelompok berinteraksi itu besar dan
interaski sangat sering dilakukan.
e. Pelaksana Tugas
Para pelaksana tugas (pekerjaan) dapat dijadikan wakil dari sejumlah kelompok. Para
pelalaksana tugas (pekerjaan) sering melaksanakan tugas (pekerjaan) yang sesuai dengan
bidangnya dan sering kali melakukan hubungan dengan yang lain. Para pelaksana tugas
(pekerjaan) ini harus dibina sedemikian rupa guna memberi pengertian dan pemahaman
mengenai hubungan antar kelompok tentang apa yang seharusnya dilakukan di dalam membina
hubungan dengan kelompok lain.
f. Tim
Jika tugas (pekerjaan) sudah semakin banyak dan rumit maka persoalan yang muncul dari
pelaksanaan tugas (pekerjaan) akan semakin bamuak dan rumit pula dan dalam keadaan
demikian maka alat koordinasi yang ada sudah dianggap kurang memadai dan tidak tepat.
Pilihan berikutnya adalah menyerahkan kerumitan hubungan antar kelompok ini kepada suatu
tim. Tim inilah yang akan memantau dan mengevaluasi pola hubungan antar kelompok. Angota
tim berasal dari masing-masing fungsi yang ada di dalam organisasi dan ketika tugasnya telah
selesai maka anggota tim ini akan kembali lagi kepada induknya. Tim pemantau ini dikarenakan
mempunyai keanggotaan yang berkomposisi masing-masing fungsi maka dipandang mewakili
masing-masing fungsinya sehingga hasil pantauan dan evaluasinya dipandang cukup
representatif.
g. Departemen/Badan Terpadu
Jika hubungan antar kelompok telah menjadi terlalu sulit dan rumit untuk
dikoordinasikan melalui rencana, tugas (pekerjaan), tim dan sebagainya maka organisasi
sebaiknya membentuk departemen/badan terpadu. Departemen/badan ini bersiat permanen
dengan anggota yang secara formal diberi tugas (pekerjaan) untuk memadukan dua kelompok
atau lebih. Departemen yang dibentuk ini akan digunakan jika organisasi sudah sangat besar dan
mempunyai tujuan-tujuan yang sering berlainan arah, mempunyai berbagai persoalan yang tak
rutin yang sangat rumit dan mempunyai keputusan antar kelompok yang mempunyai dampak
terhadap seluruh operasi organisasi. Departemen/badan ini dapat dijadikan alat yang dapat
diandalkan untuk menangani konflik antar kelompok.

Referensi : http://guskokak11.blogspot.com/2015/12/konflik-perundingan-dan-hubungan-
antar.html

Anda mungkin juga menyukai