Berdasrakan hasil pemeriksaan darah di atas,terdapat perbdaan yang signifikan pada sel
darah merah.Kadar hemoglobin yang ditunjukkan sapi yang terinfeksi lebih rendah dibandingkan
normal pada sapi desa sari rasa.Rendahnya RBC juga berkorelasi dengan rendahnya hemoglobin dan
PCV,yang menandakan terjadinya anemia hemolytic. Anemia hemolytic terjadi apabila tubuh
kekurangan sel darah merah akibat tingginya hemolisis tanpa diimbangi dengan kenaikan produksi
sel darah merah. Hemolisis yang berlebihan menyebabkan beberapa tanda tanda klinis,salah satunya
adalah jaundice/ikterus. Ikterus yang terjadi diduga sebagai ikterus prehepatik akibat infeksi parah
oleh cacing.
Pemeriksaan sel darah putih tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan,akan tetapi perlu
diperhatikan naiknya kadar eosinofil dalam darah.Eosinofil sangat peka terhadap adanya infeksi
endoparasit sehingga kenaikan jumlah eosinofil sudah dapat dipastikan terjadi setiap adanya infeksi
endoparasit.
Pada pemeriksaan darah pada sapi desa Sari Rasa ditemukan terdapat badan inklusi kecil
pada setiap RBC. Adanya badan inklusi tersebut merupakan tanda khusus akan adanya infeksi dari
bakteri Anaplasia sp.Gejala infeksi Anaplasia meliputi demam tinggi, anemia progresif, dan ikterus
tanpa hemoglobinuria. Anaplasmosis dapat ditularkan melalui spesies ektoparasit seperti caplak.
Vektor ini dapat berpindah secara trans-stadial dan trans-ovarial.(Terrestrial Manual.2008)
Terrestrial Manual. 2008. Bovine Anaplasmosis. [internet]. Diambil dari:
http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahc/2010/en_chapitre_1.11.1.pd
f. Diakses: 12 April 2017
Thamsborg SM, Retzis J, Horii Y, Matthews JB. 2016. Strongyloides spp. Infections of veterynary
importance [internet]. Diambil dari :https://www.cambridge.org.core. Diakses : 12 April 2017