Anda di halaman 1dari 1

Patogenesa

Manifestasi klinis Cestodiasis umumnya ringan dan tanpa gejala (asymptomatic).Infeksi dengan
symptom umumnya menunjukkan tanda klinis seperti diare, anorexia,rasa sakit pada abdomen ,dan
nausea.Pemeriksaan postmortem pada unggas menunjukkan adanya emasiasi (kekurusan) parah
pada otot dada unggas,penonjolan berupa os sternum,dan enteritis katarrhal kronis.Pemeriksaan
pada lumen usus yang terdapat pada karkas juga menunjukkan cacing putih bearukuran panjang 15-
25 cm dalam jumlah besar,yang ujung anteriornya melekat kuat pada mukosa usus dan ditandai
dengan eksudat merah (darah yang diserap) pada permukaan mukosa.Pemeriksaan histopatologi
menunjukkan aktivitas cestoda yang dihubungkan dengan nekrosa dan degenerasi villi usus.

Dampak negatif

Walaupun infeksi cestoda pada unggas bukan merupakan penyakit yang memiliki nilai mortalitas
tinggi,kerugian yang dapat ditimbulkan dapat menjadi sangat besar apabila terjadi secara kronis
dalam satu populasi.Cestodiasis menyebabkan emasiasi kronis, yang dapat berdampak pada hasil
produksi unggas.

Transmisi

Raillietina sp. dapat menginfeksi inangnya melalui inang intermediet.Inang intermediet Raillietina sp.
Meliputi kutu, lalat,semut,dan serangga kecil lainnya.Hingga saat ini belum ada laporan mengenai
kasus infeksi Raillietina sp. Pada manusia.

Aktivitas seksual cacing pita terjadi di usus halus inangnya,dimana dua cacing dewasa hermaphrodit
melakukan cross fertilization atau autofertilisasi apabila tidak ada pasangan.

Telur dikeluarkan dari inang dalam bentuk proglotid (segmen) yang lepas dari bagian distal strobila
(tubuh utama) cacing pita.Telur keluar dari inang bersamaan dengan feses.

Larva cacing pita tumbuh dalam inang intermediat,yang telah mencerna telur cacing pita.Setelah
dicerna larva akan melakukan penetrasi mukosa,dan ikut bersirkulasi pada pembuluh darah dan
limfa.Timing perkembangan larva cacing pita ini sangat bergantung kepada kondisi inang
intermediatenya.

Larva yang keluar dari tubuh inang intermediate sudah dalam kondisi dewasa,atau sudah mencapai
tahap infeksius.Setelah masuk ke tubuh inang definitif,larva cacing akan bertumbuh dewasa dan
mulai berkembang biak.Cacing dewasa akan menetap pada gastrointestinal dan mulai menyerap
nutrisi dari usus hingga inang tersebut mati.

Crompton DWT, Savioli L. 2006. Handbook of Helminthiasis for Public Health.London (UK):CRC Press

Gamra OW, Antia RE, Falohun OO. 2015. Intestinal cestodes of poultry Raillietina echinobothrida and
Choanotaenia infundibulum infection in a commercial Japanese quail (coturnix coturnix japonica)
farm in Apomu,Osun State,Nigeria.Ibadan : Scientific Journal of Zoology 4(4): 20-25

Anda mungkin juga menyukai