Anda di halaman 1dari 4

Titrasi Oksidasi-Reduksi (Titrasi Redoks)

Definisi :

Titrasi Reduksi oksidasi (redoks) adalah suatu penetapan kadar reduktor atau oksidator berdasarkan
atas reaksi oksidasi dan reduksi dimana redoktur akan teroksidasi dan oksidator akan tereduksi.

Reaksi oksidasi adalah reaksi dimana terjadi :

 Pelepasan elektron (e-)


 Petambahan muatan
 Kenaikan bilangan oksidasi (biloks)

Reaksi reduksi adalah reaksi dimana terjadi :

 Pengikatan elektron (e-)


 Penurunan muatan
 Penurunan bilangan oksidasi (biloks)

Dalam reaksi redoks :

Reduktor mengalami oksidasi

Oksidator mengalami reduksi

Contoh :

Zat oksidator (digunakan sebagai larutan standar) :

 Kalium permanganat (KmnO4)


 Kalium dikromat (K2Cr2O7)
 Ceriumsulfat (Ce(SO4)2)
 Iod, I2 (dilarutkan dalam larutan KI)

Zat reduktor :

 Garam Mohr : FeSO4(NH4)2SO4∙6H2O


 Natrium tiosulfat Na2S2O3
 Natrium arsenit NaAsO2 (Na3AsO3)
 Asam Oksalat H2C2O4 dan Na2C2O4
 Kalium iodida (KI)

Reaksi redoks : Reaksi antara oksidator dan reduktor dimana terjadi perpindahan elektron
dari satu pereaksi ke yang lainnya (pertukaran elektron antara 2 sistem
redoks)

Jenis – Jenis Reaksi Redoks


Berdasarkan jenis oksidator atau reduktor yang dipergunakan dalam titrasi redoks, maka dikenal
beberapa jenis titrimetri redoks seperti iodometri, iodimetri dan permanganometri.

1) Iodimetri dan Iodometri


Teknik ini dikembangkan berdasarkan reaksi redoks dari senyawa iodine dengan natrium tiosulfat.

Sifat khas iodine cukup menarik berwarna biru didalam larutan amilosa dan berwarna merah pada
larutan amilopektin. Dengan dasar reaksi diatas reaksi redoks dapat diikuti dengan menggunaka
indikator amilosa atau amilopektin.
Analisa dengan menggunakan iodine secara langsung disebut dengan titrasi iodimetri. Namun titrasi
juga dapat dilakukan dengan cara menggunakan larutan iodida, dimana larutan tersebut diubah
menjadi iodine, dan selanjutnya dilakukan titrasi dengan natrium tiosulfat, titrasi tidak iodine secara
tidak langsung disebut dengan iodometri. Dalam titrasi ini digunakan indikator amilosa, amilopektin,
indikator carbon tetraklorida juga digunakan yang berwarna ungu jika mengandung iodine.

2) Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi redoks menggunakan larutan standar Kalium permanganat.
Reaksi redoks ini dapat berlangsung dalam suasana asam maupun dalam suasana basa.

Berdasarkan jumlah ellektron yang ditangkap perubahan bilangan oksidasinya, maka berat ekivalen
Dengan demikian berat ekivalennya seperlima dari berat molekulnya atau 31,606. Dalam reaksi
redoks ini, suasana terjadi karena penambahan asam sulfat, dan asam sulfat cukup baik karena tidak
bereaksi dengan permanganat. Larutan permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk
larutan yang tidak berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permangant yang kita
pergunakan encer, maka penambahanindikator dapat dilakukan. Beberapa indikator yang dapat
dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat.
Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam analisis vitamin C (asam
askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan. Pertama-tama, sampel ditimbang
seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam air yang sudah terbebas dari gas carbondioksida
(CO2), selanjutnya larutan ini diasamkan dengan penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 mL.
Titrasi dengan iodine, untuk mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi redoks

Faktor–faktor yang mempengaruhi pembentukan lapisan oksidasi reduksi yaitu sebagai berikut:
(1) adanya faktor pencucian dari lapisan di dalam tanah yang menyebabkan tanah membentuk lapisan
oksidasi dan lapisan reduksi.
(2) adanya zat-zat protein yang berhubungan langsung oleh mikroorganisme yang sangat berperan
penting dalam proses oksidasi reduksi dalam tanah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi antara lain konsentrasi, sifat zat yang bereaksi,
suhu dan katalisator.
a. Konsentrasi
Dari berbagai percobaan menunjukkan bahwa makin besar konsentrasi zat-zat yang bereaksi makin
cepat reaksinya berlangsung. Makin besar konsentrasi makin banyak zat-zat yang bereaksi sehingga
makinbesar kemungkinan terjadinya tumbukan dengan demikian makin besar pula kemungkinan
terjadinya reaksi.

b. Sifat Zat Yang Bereaksi


Sifat mudah sukarnya suatu zat bereaksi akan menentukan kecepatan berlangsungnya reaksi. Secara
umum dinyatakan bahwa:
• Reaksi antara senyawa ion umumnya berlangsung cepat.
Hal ini disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antara ion-ion yang muatannya berlawanan.
Contoh:
Ca2+(aq) + CO32+(aq) → CaCO3(s)
Reaksi ini berlangsung dengan cepat.
• Reaksi antara senyawa kovalen umumnya berlangsung lambat.
Hal ini disebabkan karena untuk berlangsungnya reaksi tersebut dibutuhkan energi untuk memutuskan
ikatan-ikatan kovalen yang terdapat dalam molekul zat yang bereaksi. Contoh:
CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g)
Reaksi ini berjalan lambat reaksinya dapat dipercepat apabila diberi energi misalnya cahaya matahari.
c. Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan
suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih
banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak
molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih
besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh
formulasi Arrhenius:
k = A . e-E/RT
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)

d. Katalisator
Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar
kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam
bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan
reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalanmemperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu
yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat

Anda mungkin juga menyukai