Anda di halaman 1dari 12

akalah manajement BK (manajement

pengumpulan data)

20 Rabu Mei 2015

Posted by raudatuljannah22 in Tak Berkategori

≈ Tinggalkan komentar

MAKALAH
MANAJEMENT BK
(manajement pengumpulan data)

DOSEN: Drs. H. M. Syarafudin, M.pd.

OLEH
Raudatul Miryatin Jannah
12121257

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
(IKIP MATARAM)
2013-2014
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami berupa nikmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini saya susun guna memenuhi tugas yang di berikan kepada saya yaitu tentang
manajemet pengumpulan data pada mata kuliah Manajement BK yang dibimbing oleh bapak Drs.
H. M. Syarafudin, M.pd.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam pengetikan
pada makalah ini, mohon keritikan dan perbaikan dari ibu sehingga pada pembuatan makalah
selanjutnya bisa lebih baik.

Penyusun.

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………..i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………..ii
BAB I PEMBUKAAN
a. Latar
belakang……………………………………………………………………………………………
1
b. Rumusan
masalah………………………………………………………………………………..2
c.
Tujuan………………………………………………………………………………………………
.3
BAB II PEMBAHASAN
MANAJEMENT PENGUMPULAN DATA
a. Pengertian pengumpulan data…………………………………………………………….4
b. Jenis-jenis data tentang siswa…………………………………………………………….6
c. Jenis dan alat pengumpulan data………………………………………………………..6
d. Mekanisme pengumpulan, penyimpanan dan pemanfaatan data………………15
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..17
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manajemen sebagai suatu proses meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan. Di dalam tubuh manajemen, perencanaan merupakan otot dan urat, yaitu bagian
dari pengelolaan yang menimbulkan gerakan ke arah yang diinginkan.
Untuk mendukung pelaksanaan manajamen BK (perencanaan program, pengorganisasi,
pelaksanaan, dan pengawasan ) yang harus dilakukan guru BK adalah melakukan pengumpulan
data dan penyimpanan data siswa. Pengumpulan data bertujuan untuk mengetahui kebutuhan
siswa. Pengumpulan data oleh guru BK dapat dilakukan dengan kegiatan asassme terlebih
dahulu. Need assasment ini merupakan upaya mengumpulkan data yang mana bisa berisi data
kebutuhan siswa maupun masalah siswa dalam berbagai bidang yaitu bidang pribadi, belajar,
sosial dan karir.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan melalui dua metode, yaitu metode tes dan Non tes.
Metode Tes dapat dilakukan dengan memberikan serangkaian tes psikologis kepada murid. Tes –
tes tersebut meliputi tes kepribadian, tes inteligensi, dan tes prestasi belajar.Metode non tes dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen wawancara, DCM, angket, skala psikologis,
sosiometri, dan lain sebagainya yang diberikan kepada siswa dan kemudian dianalisis oleh guru
BK.
Hasil dari pengumpulan data ini, nantinya akan dibuat suatu program yang mana program ini
berisi serangkaian layanan yang akan diberikan kepada siswa, baik itu dalam jangka waktu
setahun, satu semester, satu bulan, atau bahkan dalam bentuk program harian. Tanpa adanya
suatu pengumpulan data, guru BK di sekolah tidak akan daapat memberikan layanan BK yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Untuk itu, pengumpulan data siswa di sekolah adalah sangat
penting.
Selain itu, setelah melaksanakan suatu layanan yang tertera dalam program, guru BK harus
melaporkan keterlaksanaannya kepada pihak-pihak terkait. Hal-hal yang patut dilaporkan adalah
segala sesuatu berkenaan dengan layanan BK, yang mana salah satunya adalah data berkenaan
dengan kebutuhan siswa, dan juga data mengenai pelaksanaan layanan. Untuk itu, dibutuhkan
suatu penyimpanan data yang baik, agar guru BK dapat melaporkan pelaksanaan layanan BK
yang tekah dilakukan, dan mampu mempertanggungjawabkan tugasnya dihadapan pengawas BK.
Kegiatan penyimpanan data ini, tidak cukup hanya pada menyimpan data siswa dalam lemari
arsip saja, tetapi juga harus memperkirakan kerahasiaan dari data-data yang telah dikumpulkan.
Beberapa fenomena yang sering ditemui sekarang ini adalah guru BK yang sering kali tidak
melakukan pengumpulan data terlebih dahulu, dan hanya memanfaatkan SATLAN dari tahun
sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya papan program BK di beberapa sekolah
yang tulisannya sudah permanen dan tidak bisa dihapus, hanya ada satu bagian yang dapat
dihapus yaitu bagian tahun.
Fenomena seperti ini, tentunya akan berdampak pada siswa, karena siswa disekolah tidak
memperoleh layanan sesuai dengan kebutuhan mereka. Kejadian seperti ini dapat diumpamakan
seperti dokter yang melakukan mall praktik kepada pasiennya. Bayangkan saja, jika seorang
dokter salah memberikan obat, bisa saja berdampak pada kematian pasien, begitu saja konseling,
saat guru BK salah memberikan suatu treatmen, bukan tidak mungkin siswa justru semakin
mengalami masalah yang lebih kompleks.
Namun, dari fenomena yang tersebut diatas, dilain sisi ada juga beberapa fenomena yang lain,
yang mana di beberapa sekolah menengah atas sudah melakukan pengumpulan data dengan baik
dan juga penyimpanan data dengan rapi.
Penyimpanan data yang baik ini, ditandai dengan teraturnya lemari arsip yang ada diruang BK,
dan juga tersedianya kunci ditiap-tiap lemari data yang menyebabkan kerahasiaan data bisa
terjamin. Selain itu, sekolah-sekolah sekarang telah menggunakan aplikasi tertentu dalam
penyimpanan data, sehingga kerahasiaan dan kerapian penyimpanan data lebih terjamin.
Perbedaan fenomena yang kontras ini, menimbulkan sebuah pertanyaan besar, yang mana
menyebabkan peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang pelaksanaan pengumpulan data dan
penyimpanan data siswa di sekolah – sekolah.

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dengan pengumpulan data ?
Apaa saja jenis-jenis data tentang siswa ?
Apa saja jenis dan alat pengumpulan data ?
Bagaiman mekanisme pengumpulan, penyimpanan dan pemanfaatan data ?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
manajement pengumpulan data, mengetahui jenis dan alat pengumpulan data, jenis-jenis data
tentang siswa dan mekanisme pengumpulan, penyimpanan dan pemanfaatan data.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajement Pengumpulan Data

A. PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA


Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari
bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti
suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta.
2. Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources)
dan kejadian (transactions)yang terjadi.
3. Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita
hadapi.

Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam
menarik suatu keputusan.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,
dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh
variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah
ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran
penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel
penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional
variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam
hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
Variabel merupakan sarana untuk memperoleh pemahaman tergadap masalah yang sedang
diteliti secara benar. Dengan menggunakan variabel-variabel tertentu, peneliti menguji benar
atau tidaknya asumsi dan rumusan masalah yang sebelumnya sudah dibuat.
Variabel adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga mempengaruhi peristiwa
atau hasil penelitian. Variabel dapat dibedakan menjadi :
Variabel Independent
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia
sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai variabel tertikan. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Variabel Moderator
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan dependen. Variabel tersebut juga sebagai variabel independen ke dua.

Variabel Intervening
Dalam hal ini Tuckman (1988) menyatakan “An Intervening variable is that factor that
theoretically affect the observed phenomenon but cannot be seen, measure, or manipulate”.
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara
variabel independen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya
atau timbulnya variabel dependen.

Variabel Kontrol
Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering
digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang besifat membandingkan.

B. JENIS-JENIS DATA TENTANG SISWA


Jenis data ttg individu siswa dapat dikelompokkan atas data ttg identitas siswa, data ttg aspek
fisiologisnya & data ttg aspek psikologisnya.
1. Data ttg identitas siswa, misalnya : nama siswa, jenis kelamin, tempat & tgl lahir, denah duduk
di kelas, alamat rumah, agama, dsb.
2. Data ttg aspek fisiologis, misalnya : tinggi badan,berat badan,bentuk wajah, warna
rambut,kesehatannya, penyakit yg pernah di derita dlm waktu lama, cacat tubuh (bila ada),
kondisi panca indera, dsb.
3. Data ttg aspek psikologis, misalnya:
tingkat kecerdasannya, bakatnya,minatnya, kegemarannya,kepribadiannya, emosinya, cita2
pendidikannya, cita2 jabatannya, dsb.
4. Data dr lingkungan keluarga, misalnya : besarnya keluarga, status sosek keluarga, hub.dgn
ortu, hub.antara anak2, cita2 ortu thd anaknya, kedudukan anak dlm keluarga, dsb.
5. Data dr sekolah, misalnya : ketaatannya thd tatatertib, kebiasaannya di kelas, kemajuan
belajarnya, prestasi belajarnya, hub.dgn guru, hub.dgn teman2nya, riwayat pendidikannya,
pengalaman kerjanya, dsb.
6. Data dr masy, misalnya : keanggotaannya dlm organisasi kemasyarakatan, kedudukannya dlm
org, jasa2nya dlm organisasi, kelompok teman sebayanya, lembaga bimbingan atau ahli2 yg prnh
memberikan bimbingan kpdnya, dsb.

C. JENIS DAN ALAT PENGUMPULAN DATA


1. Identifikasi alat yg diperlukan
Dalam aspek ini, petugas BK mampu menetapkan alat pengumpul data secara tepat. Penetapan
alat pengumpulan data harus disesuaikan dgn situasi dan kondisi yg ada. Penggunaan alat
pengumpulan data ditetapkan berdasarkan prioritas keperluannya, jd tdk selalu mutlak ada.

2. Pengadaan alat
Perlunya merancang & melaksanakan pengadaan alat2 pengumpul data berdasarkan identifikasi
alat yg diperlukan. Pengadaan alat dpt dilakukan dgn berbagai cara seperti membuat sendiri,
membeli, meminjam, bekerjasama dengan pihak lain. Pengadaan alat perlu mempertimbangkan
berbagai hal seperti kemampuan petugas, sarana yg tersedia, dana yg ada, prioritas kebutuhan
data, dsb.

3. Penggunaan alat
Alat2 pengumpul data yg telah tersedia sebaiknya digunakan secara tepat ssuai dgn keperluan.
Penggunaan alat dpt dilakukan scra terjadwal tau secra insidental ssuai dgn kebutuhan. Hal yg
tdk kalah pentingnya dlm penggunaan alat adl kewenangan & kemampuan petugas dlm
mempergunakannya.

4. Penyimpanan alat
Alat pengumpul data hendaknya disimpan sedemikian rupa shg dpt dipergunakan dgn
sebaik2nya bilamana diperlukan. Penyimpanan data ini hendaknya memperhatikan berbagai hal
di bawah ini :
a. Keamanan, yaitu agar tdk mudah hilang atau diambil oleh org yg tdk berkepentingan.
b. Kepraktisan, yaitu agar dpt dicari, ditemukan & digunakan dgn mudah & cepat.
c. Keindahan, yaitu agar alat yg disimpan sedemikian rupa sehingga mudah dipandang.
Kebersihan, yaitu agar dijaga jgn sampai kotor atau rusak. Agar alat ini disimpan dengan baik,
maka diperlukan fasilitas2 penyimpanan seperti lemari, rak, filling cabinet, kotak, laci, dsb.

5. Jenis Alat
Beberapa jenis alat pengumpul data yg dpt dipergunakan antara lain,adl :
a. Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti
tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya
juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh
responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan presepsinya.
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan
pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana
yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan
kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah
pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab
kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu
sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta
pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

Macam-macam kuisioner :
• Kuesioner tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban
yang paling sesuai.
• Kuesioner terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya
sendiri.
• Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup
Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
• Kuesioner semi terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada kemungkinan tambahan
jawaban.
• Keuntungan metode kuisioner
– Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan.
– Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa
dipengaruhi oleh orang lain.
– Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah
adalah dengan angket.
– Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang efisien untuk
menjangkau responden dalam jumlah banyak.
– Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk mendiskusikan
dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
– Dengan angket responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa
terkesan terpaksa.

Kelemahan metode kuisioner


• Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal
yang ditanyakan.
• Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki
demikian.
• Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi.
• Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini adalah
kurang tepat.
• Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang ada.
• Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global dari pertanyaan.
Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara spontan dapat berubah setelah
melihat pertanyaan dilain nomor.
• Sulit bagi peneliti untuk mengetahui maksud dari apakaH sudah responden sudah terjawab atau
belum.
• Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang
kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner.

b. Pedoman observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi &
Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-
unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara
dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah
observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti
dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil
wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang
dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan
makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan
dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan
bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan
atau terjadi.
Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari
pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang
disadari.
Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian
yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada
giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti

( MACAM-MACAM OBSERVASI )
1. Observasi Partisipatif
Peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang diucapkan dan
berpartisipasi dalam aktivitas yang diteliti
Klasifikasi (Sanafiah Faisal:1990)
Partisipasi Pasif : Peneliti mengamati tapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.
Partisipasi Moderat meneliti ikut observasi partisipatif pada beberapa beberapa kegiatan saja,
tidak semua kegiatan.
Partisipasi Aktif : Peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan narasumber, tapi belum
sepenuhnya lengkap
Partisipasi Lengkap : Peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan narasumber.

2. Observasi Terus Terang atau Tersamar


Peneliti berterus terang kepada narasumber bahwa ia sedang melakukan penelitian.
Suatu saat peneliti melakukan tidak berterus terang agar dapat mengetahui informasi yang
dirahasiakan narasumber.

3. Observasi tak Berstruktur


Dilakukan dengan tidak Berstruktur karena fokus penelitian belum jelas.
Apabila masalah sudah jelas, maka dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan
pedoman observasi.

( MANFAAT OBSERVASI )
Menurut Nasution (1988)
Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.
Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat wawancara.
Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi responden.
Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang diteliti.

( OBYEK OBSERVASI )
Space : Ruang dalam aspek fisiknya
Actor : Orang yang terlibat dalam situasi social
Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
Time : Urutan Kegiatan
Goal : Tujuan yang ingin dicapai
Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang.

( TAHAPAN OBSERVASI )
Observasi Deskriptif :
Peneliti belum menemukan masalah yang diteliti secara jelas
Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi semua yang dilihat, semua
yang didengar, dll.
Observasi Terfokus
Observasi dipersempit pada aspek tertentu
Observasi Terseleksi
Peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci,
peneliti telah menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori.

( KEUNTUNGAN METODE OBSERVASI )


Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit
dibantah.
Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu
sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner.
Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak
observer.
Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data
yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
( KELEMAHAN METODE OBSERVASI )
Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat.
Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan.
Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut
kehidupan peribadi yang sangat rahasia.
Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena
tahu bahwa ia sedang diobservasi.
Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat
terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
c. Pedoman wawancara
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan
sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap
muka.Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara.
Menurut Patton dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini,
interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang
harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan
yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa
yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan
tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan
bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus
menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam
poerwandari, 1998). Secara garis besar aa dua macam pedoman wawancara, yaitu:
Pedoman wawasan tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis
besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil
wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian
khusus.
Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci
sehingga menyerupai check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor
yang sesuai.

Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi structured”. Dalam hal ini
maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur,
kemudian satu per satu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian
jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan
mendalam.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka
tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang
baik.
Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.

d. Catatan anekdot
e. Daftar isian sosiometri
f. Daftar hasil belajar
g. Kartu pribadi
h. Beberapa tes ( tes hasil belajar, tes kepribadian, tes kecerdasan, dsb) sbg bagian dari kegiatan
administrasi BK.

D. MEKANISME PENGUMPULAN, PENYIMPANAN DAN PEMANFAATAN DATA


1. Pengumpulan Data
Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data yang di
kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukaN dengan berbagai cara. Ada 2 sumber data:
a. Data primer
Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3 cara pengumpulan data
primer :
Observasi
Wawancara
Kuesioner

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari hasil mengumpulkan orang lain.
Contoh :
Data yang dimiliki perusahaan, Data BPS, Browsing di Internet dan sebagainya.

2. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah mentabulasi data, menjumlahkan atau memilah-milah data menjadi data
yang siap di sajikan dan kemudian di analisis sesuai dengan kebutuhan.

3. Penyajian Data
Penyajian Data Acak Adalah data yang sudah diolah kemudian disajikan. Tujuan penyajian data
adalah agar para pengguna mudah dalam membaca data.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari
bahasa Latin yang berarti “sesuatu yang diberikan”. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti
suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau
pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam
menarik suatu keputusan.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka
mencapai tujuan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

http://hildadorma.blogspot.com/2013/02/manajemen-pengumpulan-data.html
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Hal.3
http://stmj-sutamaji.blogspot.com/2011/01/pengertian-dan-macam-macam-variable-dan.html
http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/
http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
http://yanhasiholan.wordpress.com/2013/01/14/metode-pengumpulan-data/
http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/
http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/
http://ta-tugasakhir.blogspot.com/2007/10/metode-pengumpulan-data.html
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/
http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/

Anda mungkin juga menyukai