Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK TBC

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing : Wiwi K. A.Kep., Spd, MPH

Disusun Oleh :

1. Nisrina Fairuz Khairunnisa’ (2720162846)

2. Nia Uswatun Alfiaji (2720162845)

3A

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO

YOGYAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
serta karunia-Nya saya dapat menyelesaikan “ Laporan Asuhan Keperawatan
Anak Dengan Gangguan Sitem Pernafasan” untuk memenuhi tugas kelompok
Keperawatan Anak. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bu
Wiwi K. A.Kep., Spd, MPH selaku dosen pembimbing akademik telah
membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini masih terdapat


kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun para mahasiswa. Dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Yogyakarta, 14 Sepetember 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Kata Pengantar.................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................... iii

Daftar Tabel ...................................................................................................... iv

Daftar Gambar .................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian ................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Presipitasi .................................................................................................. 2
B. Predioposisi ............................................................................................... 2
C. Patofisiologi ............................................................................................... 2
D. Pathway ..................................................................................................... 3
E. Manfestasi Klinik ...................................................................................... 5
F. Klasifikasi .................................................................................................. 5
G. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................. 5
H. Penatalaksanaan Medis ............................................................................... 6
BAB III RENCANA KEPERAWATAN
1. Pengkajian ..................................................................................................... 7
2. Diagnosa Keperawatan ................................................................................. 8
3. Tujuan Keperawatan ..................................................................................... 16
4. Interverensi Keperawatan ............................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

A. Intoleransi aktivitas .................................................................................. 14


B. Ketidakefektifan pola nafas ..................................................................... 15
C. Risiko infeksi ........................................................................................... 16
D. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ....................... 17

iv
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Paru ........................................................................................... 1


2.2 Gambar Penyebaran Paru ........................................................................ 8

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian
Tuberkulosis paru atau sering disebut dengan TBC adalah penyakit
infeksi menular yang menyerang sistem pernafasan di sebabkan oleh
bakteri mikrobacterium tuberkulosa yang dapat mengenai bagian paru
(Hidayat, 2012).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang
disebabkan oleh mikrobakterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan
asam (Ngastiyah,2005).
Tuberkulosis (TB) adalah suatu infeksi akibat mycrobacterium
tuberlucosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru,
dengan gejala yang sangat bervariasi (Maryani, 2010).

2.1 Gambar paru

1
BAB II

PUSAT TINJAUAN MASALAH

A. Presipitasi
Menurut Hidayat (2012) ada beberapa presipitasi pada anak TBC yaitu:
1. Bakteri mycobacterium tuberclusa
2. Bakteri mycobacterium bovis
3. Herediter: resistensi seseorang terhadap kemungkinan diturunkan
secara genetic
4. Usia
5. Jenis kelamin
6. Stress
7. Kuranganya nutrisi
8. Meningkatnya sekresi streroid adrenal yang menekan reaksi inflamasi
dan memudahkan untuk penyebaluasan infeksi
9. Pada masa puber
10. Kontak dengan penderita TBC
11. Tidak mematuhi aturan pengobatan
12. Lingkungan yang tidak sehat
B. Prediopsisi
Menurut Junadi (2010) ada beberapa faktor predisposisi pada anak TBC,
yaitu:
1. Akses organime atau lingkungan organisme
Kontak erat dengan terjadinya infeksi sering terjadi pada lingkungan
yang kumuh dan tak hygenis.
2. Kerentanan
Sampai tingkat tertentu terdapat variabilitas individu dalam kerentanan
3. Faktor lokal
Terdapatnya penyakit paru-paru kronik sebelumnya merupakan
prediposisi yang sudah mapan.
4. Faktor umum

2
Faktor sosial dan ekonomi merupakan hal penting karena hal ini secara
pendominan.
5. Terapi kortikosteroid
Penyakit TBC yang dapat menular melalui beberapa cara seperti
inhalasi, ingesti, kontak langsung, peralatan yang terkontiminasi, dan
infeksi silang (manusia atau sapi)
C. Patofisiologi
Masuknya kuman tuberkulosis ke dalam tubuh mengakibatkan
infeksi yang dipengaruhi oleh virulensi dan banyak basil tuberkulosis serta
daya tahan tubuh manusia setelah menghirup basil tuberkulosis hidup ke
dalam paru-paru, maka terjadi eksudasi dan konsolidasi yang terbatas
disebut fokus primer. Basil tuberkulosis akan menyebar, histosit mulai
mengangkut organisme tersebut ke kelenjar limfe regional melalui saluran
getah bening menuju kelenjar regional sehingga terbentuk komplek primer
dan mengadakan reaksi eksudasi terjadi sekitar 10 minggu pasca infeksi
bersamaan dengan terbentuknya kompleks primer terjadi pula
hipersensifitas terhadap tuberkulo protein yang dapat diketahui melalui uji
tuberkulin. Masa terjadi infeksi sampai terbentuknya komplek primer
disebut masa inkubasi. Pada anak yang mengalami lesi, dalam paru dapat
terjadi dimanapun terutama di periver dekat pleura, tetapi lebih banyak
terjadi di lapangan bawah paru dibanding dengan lapangan atas (Maryuni,
2010).
Menurut Maryuni (2010) Pada reaksi radang dimana leukosit
polimorfonukler tampak pada alveoli dan memfagositasi bakteri namun
tidak membunuhnya. Kemudian basil menyebar ke limfe dan sirkulasi.
Dalam beberapa minggu limfosit T menjadi sensitif terhadap organisme
TBC dan membaskan limfokin yang merubah makrofag atau mengkatifkan
makrofag. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang
dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit. Terdapat tiga macam penyebaran secara patogen
pada anak tuberkulosis:

3
1. Penyebaran hematogen tersembunyi yang mungkin menimbul gejala
atau tanpa gejala klinis.
2. Penyebaran milier, biasanya terjadi sekaligus dan menimbulkan gejala
akut
3. Kronis, penyebaran hematogen berulang.

2.2 Gambar Penyebaran TBC

4
D. Pathway
Penderitas TBC dewasa batuk (efektif)

Sistem Imun
Menurun, Droplet di udara terhidup oleh anak-anak
MK: Risiko
Infeksi M. tuberculosis masuk melalui saluran pernafasan

Menyebar melalui darah dan pembuluh getah bening

Menginfeksi paru-paru

Tumbuh kolomi bakteri berbentuk globular Penumpu


kan
Tuberkel berkembangbika mengakibatkan sputum Sekret
C
Batuk untuk mengeluarkan
V sputum
v
Nyeri dada dan distensi
V abdomen

Penekanan gaster MK:


ketidakefektifan
Produksi HCL pola nafas b.d
mokus berlebihan
c
Mual dan muntah
v
c
v

Anokresia Berat badan menurun


Malaise

MK: Intoleransi
MK: Nutrisi kurang dari
aktivitas
kebutuhan tubuh

(Ngastiyah, 2005)

5
E. Manefestasi Klinik
Menurut Ngastiyah (2005) ada beberapa manfetasi klini dari penyakit
TBC, yaitu sebagai berikut:
1. Demam
2. Malaisae
3. Anokreksia
4. Berat badan menurun
5. Anemia
6. Nyeri di dada
7. Hemoptysis
8. Batuk
9. Gejala TBC primer: demam 1-2 minggu tanpa batuk dan pilek
F. Klasifikasi
1. Tuberkulosis Paru Primer (Anak)
Proses ini dimulai dari droplet nuklei yaitu prosess terinfeksinya
partikel yang mengandung dua atau lebih kuman tuberkulosis yang
hidup dan dihiuro serta di endapkan pada permukaan alveoli.
Kemudian terjadi eksudasi dan dilatasi pada kapiler, pembengkakakn
sel endotel dan alveolar, keluar fibrin, makrofag ke dalam ruang
alveolar (Maryuni, 2010).
2. Tuberkulosis Pascaprimer
Terjadi pada seseorang yang sebelumnya terinfeksi oleh kuman
mikobacterium tuberkulosa (Maryuni, 2010).
G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Hidayat (2012) ada beberapa pemeriksaan penunjang, yaitu:
1. Radiologi, secara rutin dilakukan foto rontgen paru, dan untuk
diagnosis tidak cukup hanya pemeriksaan radiologis tapi diperlukan
juga data klinis.
2. Kultur sputum, kultur bilasan lambung atau sputum cairan pleura,
urine, cairan cerebrospinal, cairan nodus, limfe, ditemukan basil
tuberkulosi

6
3. Patologi anatomi, dilakukan pada kelenjar getah bening, hepar, pleura,
peritonium, kulit ditemukan tuberkel dan basil bahan asam.
4. Uji BCG, pada anak dengan tuberkulosis BCG akan menimbulkan
reaksi lokal yang lebih cepat dan besar oleh karena itu reaksi BCG
dapat dijadikan alat diagnostik.
5. Uji tuberkulin, merupakan uji paling penting untuk menentukan
apakah anak sudah terinfeksi tuberkel basilus atau tidak.
6. Pemeriksaan bakteriologis, ditemukannya basil tuberkulosis akan
memastikan diagnosis tuberkulosis.
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Hidayat (2012) perawatan anak dengan tuberkulosis (TBC) dapat
dilakukan dengan:
1. Pemantauan tanda-tanda infeksi sekunder
2. Pemberian oksigen yang adekuat
3. Latihan batuk efektif
4. Fisioterapi dada
5. Pemberian nutrisi yang adekuat
6. Kolaborasi pemberian obat antutuberkulosis (seperti: isoniazid,
streptonisin, entambutol, rifamfisin, pirazinamid)
7. Intervensi yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan
perkembangan anak penderita tuberkulosis dengan membantu
memnuhi kebutuhan aktifitas sesuai dengan usia dan tugas
perkembangan, yaitu:
a. Memberikan aktifitas ringan yang sesuai dengan usia permainan
b. Memberikan makanan yang menarik untuk memberikan stimulus
yang bervariasi bagi anak
c. Melibatkan anak dalam mengatur jadwal harian dan memilih
aktifitas yang diinginkan
d. Mengizinkan anak untuk mengerjakan tugas sekolah selama di RS,
menganjurkan anak untuk berhubungan dengan teman melalui
telepon jika memungkinkan.

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien meliputi: nama, tempat tinggal, tanggal lahir, usia,
agama, jenis kelamin, juga indentitas orang tuanya yang meluputi:
nama orang tua, pendidikan dan pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
1) Saat masuk rumah sakit
Keluhan utama penyebab klien dibawa rumah sakit
2) Saat pengkajian
Keluhan yang dialami pasien saat dilakukan pengkajian
meliputi PQRST (pallative, quantitatif, region, scale, and time)
3) Keluhan penyerta
Keluhan yang dialami pasien selai keluhan utama. Tanda dan
gejala klinis TBC serta dapat benjolan atau bisul pada tempat
kelenjar seperti: leher, inguinal, axilla dan sub mandibula
3. Riwayat Masa Lalu
a. Penyakit waktu kecil.
Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah
sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada
leher serta tempat kelenjar yanglainnya dan sudah diberi
pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh?Tanyakan, apakah
pernah berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak
teratur?)
b. Pernah di rawat di Rumah Sakit
Tanyakan apakah sakit yang dialami di waktu kecil sampai
membuat pasien dirawat dirumah sakit, jika ia, apakah keadaannya
parah atau sepertiapa.c.

8
b. Obat-obatan yang pernah digunakan
Obat-obatan yang pernah diberikan sangat penting untuk
diketahui,agar kerja obat serta efek samping yang timbul dapat di
ketahui.Pemberian antibiotik dalam jangka panjang perlu
diidentifikasi.d.
c. Tindakan (operasi)
Apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan operasi, pada
bagianapa, atas indikasi apa.e.
d. Alergi
Apakah mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan, udara atau
makanan.
e. Kecelakaan
Pernah mengalami kecelakaan ringan sampai hebat
sebelumnya,apabila mengalami kecelakaan apakah langsung di beri
tindakan, atau di bawa berobat ke dokter atau hanya di diamkan
saja.
f. Imunisasi
1) Imunisasi aktif : merupakan imunisasi yang dilakukan dengan
caramenyuntikkan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak
sendiriyang akan membuat zat antibody yang akan bertahan
bertahun-tahunlamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan
lama daripadaimunisasi pasif.
2) Imunisasi pasif : disini tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan
tetapitubuh mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikkan
bahan atauserum yang telah mengandung zat anti. Atau anak
tersebutmendapatkannya dari ibu pada saat dalam kandungan
4. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan umum : pada umumnya pasien tuberkulosis anak yang
berobatsering ditemukan sudah dalam keadaan lemah, pucat, kurus
dan tidak bergairah.

9
b. Tanda-tanda vital : sering demam walaupun tidak terlalu tinggi,
demamdapat lama atau naik turun, nafas cepat dan pendek, saat
badan demam atau panas biasanya tekanan nadi anak menjadi
tachicardi.
1) Kepala : kaji bentuk kepala, kebersihan rambut
2) Mata : kaji bentuk mata, konjungtiva, sklera, pupil
3) Hidung : terdapat cuping hidung atau tidak, ada penumpukkan
sekret atautidak, simetris tidak.
4) Mulut : kaji kebersihan mulut, apakah ada stomatitis, gigi yang
tumbuhTelinga : kaji kebersihan telinga, bentuk sejajar dengan
mata, ada cairanatau tidak, uji pendengaran anak
5) Leher : Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal),
axilla,inguinal dan sub mandibula
6) Dada : Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk
inimembuang/ mengeluarkan produksi radang, dimulai dari
batuk keringsampai batuk purulen (menghasilkan sputum).
a) Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi
radang sampaisetengah paru.
b) Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
infiltrasi radangsampai ke pleura.
c) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan
menurun, sakitkepala, nyeri otot dan kering diwaktu malam
harPada tahap dini sulit diketahui.
d) Ronchi basah, kasar dan nyaring.
e) Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan
padaauskultasi memberi suara limforik.
f) Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan
fibrosis.
g) Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi
memberikan suara pekak)
7) Perut : kaji bentuk perut, bising usus j.

10
8) Ekstermitas : kaji kekuatan ekstermitas atas dan bawah, apakah
adakelemahank.
9) Kulit : Pembesaran kelenjar biasanya multipel.
a) Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla,
b) inguinal dan sub mandibula. Kadang terjadi abses..
10) Genetalia : kaji apakah ada disfungsi pada alat genitalia, kaji
bentuk,skrotum sudah turun atau belum, apakah lubang ureter
ditengah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan mokus berlebihan
3. Risiko infeksi ditandai dengan prosedur invasif: infus, penyakit
kronink
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan

11
DAFTAR PUSAKA

Dongues, Marilye.2010. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:EGC

Hidayat alimul, 2012. Pengantar Ilmu Keperwatan Anak. Jakarta: Salemba


Medika

Maryunani.2010. Ilmu Kesehatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta. EGC

12
No DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Vital Sign Monitoring (6680) 1. Untuk mengetahui
1. Monitor TTv (sebelum, apakah ada perubahan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam
selama dan setelah TTV setelah
ketidakseimbangan dengan masalah intoleansi aktivitas) melakukan aktivitas
Terapi Oksigen (3320) 2. Untuk mengetahuii
antara suplai dan aktivitas berhubungan dengan
saturasi oksigen
kebutuhan oksigen ketidakseimbangan antara 1. Monitor aliran oksigen adanya peningkatan
2. Berikan oksigen taambahan atau tidak
suplai dan kebutuhan oksigen
seperti yang diperintahkan 3. Dengan memberikan
dapat teratasi dengan kriteria oksigen klien dapat
Activity Therapy (4310) merasa nyaman dan
hasil:
1. Bantu klien untuk membentu pernafasan
mengidentifikasi aktivitas klien
Toleransi Terhadap Aktivitas 4. Untuk mengetahui
yang mampu dilakukan
(0005) 2. Bantu klien memilih aktivitas yang dapat
aktivitas yang sesuai dilakukan klien sesuai
a. Berpartisipasi dalam dengan kemampuan dengan kondisi
aktivitas fisik tanpa fisiknya sekarang
5. Untuk menghindari
disertai dengan
derajat keparahan
peningkatan TTV kelelahan klien
b. TTV dalam rentang
normal (RR: 24x/menit,
TD: 120/80 mmHg, T:
36,50 C)

1
c. Pasien tidak dalam
keadaan lemah
d. Klien mampu
melakukan aktivitas
tanpa kelelahan

2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (3140) 1. Untuk mengetahui
kebutuhan oksigen
nafas berhubungan keperawatan selama 3x24 jam
1. Monitor status pernafasan yang dibutuhkan
dengan mokus dengan masalah dan oksigenasi
2. Untuk mengetahui
berlebihan Ketidakefektifan pola nafas 2. Identifikasi klien perlunya apakah ada perubahan
pemasangan alat jalan nafas TTV setelah
berhubungan dengan mokus
buatan melakukan aktivitas
berlebihan 3. Berikan terapi oksigen 3. Untuk mengetahui
alat bantu pernafasan
dapat teratasi dengan kriteria 4. Posisiskan klien semi yang sesuai dengan
hasil: flower kebutuhan klien.
4. Untuk mempermudah
5. Aukultasikan suara nafas, klien bernafas
Status Pernafasan 0415
catat adanya suara 5. Untuk
(NOC) memaksimalkan
tambanhan ekspansi paru
a. Klien dapat 6. Ajarkan cara batuk efektif 6. Untuk mengetahui
menunjukan jalan nafas suara nafas abnormal
7. Kolaborasi pemberian pada klien
yang paten tidak adanya
7. Klien dapat

2
sesak nafas, irama bronkodilator melakukan batuk
nafas(-), Frekuensi nafas efekti secara mandiri
(-) dan dispneu (-). Vital Sign Monitoring (6680) untuk mengeluarkan
1. Monitor TTv (sebelum, dahak
b. Klien dapat
selama dan setelah 8. Dengan kolaborasi
mengeluarkan dahak bronkodilator nafas
aktivitas)
klie lebih optimal
Vital Sign Status (0802)
a. TTV dalam rentang
normal (RR: 24x/menit,
TD: 120/80 mmHg, N:
80x/menit, T: 36,50 C)

3. Risiko infeksi ditandai Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi (6540) 1. Untuk mengetahui
tanda gejala dari
dengan prosedur invasif keperawatan selama 3x24 jam
1. Observasi adanya gejala infeksi
: Penyakit kronis dengan masalah Risiko infeksi 2. Dengan memberikan
infeksi terapi antiobiotk
ditandai dengan prosedur
2. Berikan terapi antibiotik dapat mencegah
invasif: Penyakit kronis dapat terjadinya infeksi
yang sesuai dengan 3. Dengan mengajarkan
teratasi dengan kriteria hasil:
kebutuhan cara mengindari
infeksi klien dan
Keparahan Infeksi 0703 3. Ajarkan pasien dan keluargan agar paham
(NOC) keluarga mengenai dan mengerti
4. Dengan dilakukan
bagaimana menghindari pemberian antibiotik

3
a. Klien dapat mengenali infeksi dapat mencegah
faktor risiko infeksi terjadinya infeksi
4. Kolaborasi pemberian
terkait infeksi
antibiotik
b. Mengenali tanda dan
gejala infeksi
c. Tidak terjadinya malaise
kepada klien
d. Tidak terjadinya
konolisasi kultur darah

4. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Pemberian Makan (1050) 1. Dengan


mengobservasi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 3x24 jam
1. Observasi makanan yang makanan kesukaan
kebutuhan tubuh dengan masalah klien kita dapat
disukai pasien mengetahuinya
berhubungan dengan Ketidakseimbangan nutrisi
2. Ciptakan lingkungan yang 2. Dapat menambah
kurang asupan kurang dari kebutuhan tubuh berat badan klien
menyenangkan selama 3. Dengan memberikan
makanan berhubungan dengan kurang
makan makanan kesukaan
asupan makanan dapat meninkatkan
3. Edukasi makanan yang nafsu makan klien.
dapat teratasi dengan kriteria sehat untuk klien dan 4. Dengan memberikan
makanan sedikit tapi

4
hasil: keluarga sering klien tidak
bosan
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
Status Nutrisi (1004) 5. Dapat meningkatkan
kenyamanan da nafsu
a. Adanya pningkatan Nutrition Theraphy (1120) makan klien
berat badan (45 kg) 6. Keluarga dan kline
1. Berikan suplemen nutrisi dapat mnegetahui
b. Berat badan ideal sesuai
2. Berikan makanan kesukaan jenis makanan yang
dengan tinggi badan sehat
klien dengan pertimbangan
klien 7. Dengan melakukan
ahli gizi
c. Nafsu makan meningkat kolaborasi dengan
3. Berikan makanan dengan
dari ½ porsi mejadi 1 ahli gizi, kebutuhan
porsi sedikit tapi sering
porsi nutrisi klien dapat
tercukupi
Nuttitional Status Energy
(1007)
a. Klien tampak segar

Anda mungkin juga menyukai

  • LP Ppok-1
    LP Ppok-1
    Dokumen27 halaman
    LP Ppok-1
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pda
    Makalah Pda
    Dokumen12 halaman
    Makalah Pda
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pda
    Makalah Pda
    Dokumen12 halaman
    Makalah Pda
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Sap, Leaflet, Lembar Balik Rom Pasif
    Sap, Leaflet, Lembar Balik Rom Pasif
    Dokumen21 halaman
    Sap, Leaflet, Lembar Balik Rom Pasif
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • LP Gemelli
    LP Gemelli
    Dokumen25 halaman
    LP Gemelli
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • DBD
    DBD
    Dokumen28 halaman
    DBD
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • LP Retensi Urin
    LP Retensi Urin
    Dokumen9 halaman
    LP Retensi Urin
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi - TBC
    Farmakologi - TBC
    Dokumen19 halaman
    Farmakologi - TBC
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Konsep SAP
    Konsep SAP
    Dokumen9 halaman
    Konsep SAP
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Tonsilektomi
    Tonsilektomi
    Dokumen12 halaman
    Tonsilektomi
    Rizki Pratiwi Wulandari
    100% (1)
  • KPD Revisi
    KPD Revisi
    Dokumen21 halaman
    KPD Revisi
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat
  • LP Abses Pediss
    LP Abses Pediss
    Dokumen12 halaman
    LP Abses Pediss
    Rizki Pratiwi Wulandari
    Belum ada peringkat