I. Pengertian
A. Jamu
a. Definisi Jamu
Obat bahan alam ini yang paling banyak ditemui. Kita bias mendapatkannya di
pasar tradisional, penjual jamu gendong, ataupun pruduk jamu yang telah
diproduksi oleh pabrik. Beberapa produk jamu yang masih diproduksi secara
manual yaitu, kunir asem, beras kencur, cabe puyang, dan sebagai nya.
Sedangkan produk jamu keluaran pabrik/industri jamu yaitu, Tolak Angin (PT
Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn
(Lansida Herbal), dll.
Jamu merupakan bahan obat alam yang sediannya masih berupa simplisia
sederhana, seperti irisan rimpang, daun atau akar kering. Sedang khasiatnya dan
keamanannya baru terbukti setelah secara empiris berdasarkan pengalaman
turun-temurun. Sebuah ramuan disebut jamu jika telah digunakan masyarakat
melewati 3 generasi. Artinya bila umur satu generasi rata-rata 60 tahun, sebuah
ramuan disebut jamu jika bertahan minimal 180 tahun. Sebagai contoh,
masyarakat telah menggunakan rimpang temulawak untuk mengatasi hepatitis
selama ratusan tahun. Pembuktian khasiat tersebut baru sebatas pengalaman,
selama belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa temulawak
sebagai antihepatitis. Jadi Curcuma xanthorriza itu tetaplah jamu. Artinya
ketika dikemas dan dipasarkan, prosuden dilarang mengklaim temulawak
sebagai obat. Selain tertulis "jamu", dikemasan produk tertera logo berupa
ranting daun berwarna hijau dalam lingkaran. Di pasaran banyak beredar
produksi kamu seperti Tolak Angin (PT. Sido Muncul), Pil Binari (PT. Tenaga
Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll.
b. Sejarah Jamu
Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian tumbuhan seperti rimpang
(akar-akaran), daun-daunan, kulit dan batang serta buah. Sebagai suatu bentuk
pengobatan tradisional, jamu memegang peranan penting dalam pengobatan
penduduk negara berkembang. Diperkirakan 70-80% populasi di negara
berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional.
Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek
samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti
empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun yang telah menggunakan
obat tradisional. Istilah jamu muncul pada zaman Jawa Baru, dimulai sekitar
abad pertengahan 15-16 masehi. Karena jamu identik dengan budaya Jawa
maka pengertian jamu pun di ambil dari bahasa Jawa Kuno.
Menurut ahli bahasa Jawa Kuno, istilah “jamu” berasal dari singkatan dua kata
bahasa Jawa Kuno yaitu “Djampi” dan “Oesodo”. Djampi berarti penyembuhan
yang menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa dan ajian-ajian sedangkan
Oesodo berarti kesehatan. Pada abad pertengahan (15-16 M), istilah oesodo
jarang digunakan. Sebaliknya istilah jampi semakin popular diantara kalangan
keraton. Kemudian sebutan “jamu” mulai diperkenalkan kepada public oleh
“dukun” atau tabib pengobat tradisional. Bukti bahwa jamu sudah ada sejak
jaman dulu dan sering dimanfaatkan adalah dengan adanya relief Candi
Borobudur pada masa Kerajaan Hindu-Budha tahun 722 M, di mana relief
tersebut menggambarkan kebiasaan meracik dan minum jamu untuk
memelihara kesehatan. Bukti sejarah lainnya yaitu penemuan prasasti
Madhawapura dari peninggalan Kerajaan Hindu-Majapahit yaitu adanya profesi
“tukang meracik jamu” yang disebut Acaraki.
Perbedaan antara jamu/ obat herbal dengan obat modern terletak pada bahan
pembuatnya, di mana jamu menggunakan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang langsung diambil dari alam, sedangkan obat modern dihasilkan dari
senyawa bahan-bahan kimia sintetis. Jamu/ obat herbal pun tidak hanya
digunakan untuk pengobatan, tetapi juga digunakan untuk pencegahan penyakit,
pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan, kebugaran, kecantikan,
supplement harian penambah tenaga dan gairah hidup, serta meningkatkan
kebahagiaan dalam hidup rumah tangga. Bentuk jamu pun tidak hanya bubuk/
powder tapi juga berkembang, ada yang dibuat dalam bentuk pil. kapsul, kaplet,
maupun cair.
a. Definisi OHT
OHT adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik da bahan bakunya telah
distandarisasi (BPOM, 2010). Sediaan yang memenuhi kriteria aman, klaim
khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang dipergunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan
mutu yang berlaku. Klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian
yaitu tingkat pembuktian umum dan medium. (Sandhy, ED. 2008)
Kriteria :
1) Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
2) Klaim khasiat dibuktikan secara alamiah/praklinik
3) Telah dilakukan standardisasi terhadap bahan baku yang digunakan
dalam produk jadi (Humaidi, 2009)
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Jenis klaim penggunaan sesuai
dengan tingkat pembuktian yaitu tingkat pembuktian umum dan medium.
Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®,
lelap®, kiranti®, dll. Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya
menjadi fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia.
b. Logo Obat Herbal Terstandar :
Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat
Herbal Terstandar” . Logo berupa “Jari-jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam
lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri wadah/pembungkus/brosur;
dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok
kontras dengan warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas
dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih
atau warna lain yang menyolok.(Muhlis, 2011)
2. Fito Farmaka
Kelas yang lebih tinggi dari OHT adalah fitofarmaka. Agar suatu obat bahan
alam dapat digolongkan sebagai fitofarmaka, maka obat bahan alam tersebut
harus melewati tahapan uji klinik. Uji klinik merupakan serangkaian uji
yang dilakukan terhadap manusia dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitasnya.
Diharapkan obat fitofarmaka mampu menyaingi efek terapi dan popularitas
dari obat sintetik. Beberapa contoh produk fitofarmaka yaitu, Nodiar (PT
Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer PT. Nyonya
Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
Itulah tiga kriteria produk bahan alam dan tahapan yang harus dilalui oleh
produsen obat bahan alam. Semua uji tersebut ditempuh sebagai upaya
menjamin keamanan konsumen.
Pengertian Fitofarmaka merupakan status tertinggi dari bahan alami sebagai
"obat ".Sebuah herbal terstandar dapat dinaikkan kelasnya menjadi
fitofarmaka setelah melalui uji klinis pada manusia. Dosis dari hewan coba
dikonversi ke dosis aman bagi manusia. Dari uji itulah dapat diketahui
kesamaan efek pada hewan coba dan manusia. Bisa jadi terbukti ampuh
ketika diuji pada hewan coba, belum tentu ampuh juga ketika dicobakan
pada manusia.
Uji klinis terdiri atas single center yang dilakukan di laboratorium penelitian
dan multicenter di berbagai lokasi agar lebih obyektif. Setelah lolos uji
fitofarmaka, produsen dapat mengklaim produknya sebagai obat. Namun
demikian, klaim tidak boleh menyimpang dari materi uji klinis sebelumnya.
Misalnya, ketika uji klinis hanya sebagai antikanker, produsen dilarang
mengklaim produknya sebagai anti kanker dan juga anti diabetes.
a. Pengertian
Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah
berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif
yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat
aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan/ sinergi dari berbagai zat
yang mempunyai efek mengobati.
Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel,
dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam
menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam
maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat
untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.
Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat
herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih
sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian
tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal,
bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat.
Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut
dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat tradisional yang terdiri dari
tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya
mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil
penelitian dan pemakaian oleh masyarakat.
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang bermanfaat
untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa mengusahakan sendiri
untuk mencoba menanam tanaman tersebut di pekarangan. Contohnya seperti
jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan
yang bisa secara langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Jenis tanaman yang berkhasiat obat antara lain adalah:“gandarusa, daun ungu,
kembang coklat, pegagan, tapak dara, pepaya, greges otot, peria, cocor bebek,
jarak parak, gedung hitam, kayu Aceh, tebu hitam, iler, kumiskucing, kacar,
jambu biji, kayu usin, pandan wangi, lomba, brotoli, serei, ginseng,rimbang,
kayu gambir, bangle, rimbang, jerango, temu lawak, kunyit,
lempunyang,lengkuas, dan jahe”
4. Food Suplemen
a. Pengertian
5) Hormon Hormon adalah suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara
spesifik dan berperan mengatur berbagai proses fisiologis tubuh yang
menentukan siapa kita, dimulai dari pertumbuhan, reproduksi metabolisme
yang membuat kita tetap hidup. Hormon juga membedakan jeni kelamin
kita. Hormon dikelompokkan dalam 3 kategori besar yaitu : (1) hormon
seks (termasuk hormon pertumbuhan dan penuaan), (2) hormon
metabolisme (yang mengatur perubahan makanan menjadi bahan bakar)
dan (3) hormon stres (yang mengendalikan respon tubuh terhadap
rangsangan yang kita terima).
6) Herba Pengobatan herba adalah cara pengobatan yang aman dan efektif
dengan menggunakan bahan – bahan dari tanaman. Pengobatan herba
merupakan sistem pengobatan holistik yang mengarah pada usaha
mengembalikan mekanisme tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
7) Antioksidan Antioksidan adalah segala bentuk substansi yang pada kadar
rendah secara bermakna dapat mencegah atau memperlambat proses
oksidasi (proses dimana terjadi pengurangan atau pemindahan jumlah
elektron dalam reaksi kimia). Jenis antioksidan yang beredar di pasaran
adalah vitamin C, vitamin E, koenzim Q10, N-asetilsistein (NAC), dan beta
karoten.
5. Tanaman Obat
d. Pengertian
Tanaman obat adalah Jenis-jenis tanaman yang memiliki fungsi dan berkhasiat
sebagai obat dan dipergunakan untuk penyembuhan ataupun maupun mencegah
berbagai penyakit, berkhasiat obat sendiri mempunyai arti mengandung zat aktif
yang bisa mengobati penyakit tertentu atau jika tidak memiliki kandungan zat
aktif tertentu tapi memiliki kandungan efek resultan/ sinergi dari berbagai zat
yang mempunyai efek mengobati.
Penggunaan tanaman obat sebagai obat bisa dengan cara diminum, ditempel,
dihirup sehingga kegunaannya dapat memenuhi konsep kerja reseptor sel dalam
menerima senyawa kimia atau rangsangan.
Tanaman obat yang dapat digunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam
maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut digunakan oleh masyarakat
untuk diracik dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit.
Tumbuhan obat merupakan salah satu ramuan paling utama produk-produk obat
herbal. Tanaman obat adalah bahan yang berasal dari tanaman yang masih
sederhana, murni, belum diolah. tumbuhan obat adalah: Tanaman atau bagian
tumbuhan yang digunakan menjadi bahan obat tradisional atau obat herbal,
bagian tanaman yang dipakai untuk bahan pemula bahan baku obat.
Tanaman atau bagian tanaman yang diekstraksi dan ekstrak tumbuhan tersebut
dipakai sebagai obat. Tanaman obat adalah obat tradisional yang terdiri dari
tanaman-tanaman yang mempunyai khasiat untuk obat atau dipercaya
mempunyai khasiat sebagai obat. Di mana khasiatnya diketahui dari hasil
penelitian dan pemakaian oleh masyarakat.
Disekeliling tempat tinggal kita banyak tumbuh jenis tanaman yang bermanfaat
untuk kesehatan manusia, karena itu masyarakat bisa mengusahakan sendiri
untuk mencoba menanam tanaman tersebut di pekarangan. Contohnya seperti
jenis tanaman sayur-sayuran, tanaman obat-obatan dan tanaman buah-buahan
yang bisa secara langsung beguna bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Jenis tanaman yang berkhasiat obat antara lain adalah:“gandarusa, daun ungu,
kembang coklat, pegagan, tapak dara, pepaya, greges otot, peria, cocor bebek,
jarak parak, gedung hitam, kayu Aceh, tebu hitam, iler, kumiskucing, kacar,
jambu biji, kayu usin, pandan wangi, lomba, brotoli, serei, ginseng,rimbang,
kayu gambir, bangle, rimbang, jerango, temu lawak, kunyit,
lempunyang,lengkuas, dan jahe”
4) Menghindarkan kekurangan gizi akibat pola makan tidak teratur dan tida
sehat 5. Membantu mengembalikan vitalitas tubuh (Vitahealth, 2006 ).
Aneka minyak ini biasa Anda gunakan untuk mengobati atau sekadar
meringankan gejala sakit pada anak, kenali jenis dan manfaatnya.
1. Minyak Telon
Seperti sudah turun-temurun, para bunda biasa mengoleskan minyak telon
pada bayi setelah mandi, agar kehangatan tubuhnya selalu terjaga. Seperti
orang dewasa, sebenarnya bila bayi aterem atau lahir cukup bulan, sistem
regulasinya sudah baik. Artinya dapat menyesuaikan diri pada suhu tertentu
secara baik.
Kecuali pada bayi prematur dan beratnya kurang dari 2,5 maka lemak pada
tubuhnya sedikit sehingga mudah kedinginan. Minyak telon terdiri dari
campuran minyak kayu putih (Oleum cajuputi), minyak adas (Oleum foeniculi),
dan minyak kelapa (Oleum cocos), sehingga memberikan sensasi hangat,
harum, serta melembutkan kulit bayi. Namun hindari pemakaian, bila kulit bayi
berbakat atopik atau sensitif.
Cara pemakaian: Usapkan dengan lembut pada bagian dada, perut, punggung,
dan telapak kaki bayi secukupnya.
Manfaat:
o Menghangatkan tubuh.
o Mencegah perut bayi kembung.
o Meredakan gatal-gatal.
o Melembapkan kulit.
Berbeda dengan minyak telon, minyak kayu putih punya efek hangat lebih
kuat, karena kandungan minyak kayu putih sebagai penghangat merupakan
komponen utama sebesar 70-80%. Cajuput oil atau oleum cajeputi, umumnya
sering ditemukan pula sebagai campuran minyak penghangat lainnya, karena
sifatnya yang dapat memberikan efek panas. Minyak kayu putih digunakan
oleh anak-anak dan dewasa, sebab kulit lebih tebal daripada bayi, sifat
iritasinya lebih tinggi, dan toleran.
Namun orang dewasa juga bisa iritasi akibat penggunaan minyak kayu putih,
karena kandungannya tidak murni minyak kayu putih. Ada campuran-
campuran zat lain yang dapat menyebabkan iritasi, meskipun bila dari minyak
kayu putih alaminya, tidak akan membuat iritasi.
Manfaat:
o Menghangatkan tubuh.
o Meringankan rasa mual dan sakit perut.
o Meredakan gatal-gatal akibat gigitan serangga
3. Minyak Gosok
Minyak Gosok terdiri dari campuran banyak minyak. Minyak kayu putih dan
jahe merupakan komposisi utamanya. Sebab berbeda tempat produksi, maka
umumnya berbeda pula racikan formula serta jenis tanaman nya untuk minyak
gosok. Ada yang menambahkan minyak serai, kunyit, bawang merah, minyak
kelapa, daun dan lada. Sensasi panas yang lebih kuat dan sifat iritasinya yang
tinggi, maka tidak disarankan untuk bayi. Kandungan salicylate yang terdapat
dalam minyak gosok, menjadikannya bukan hanya menghangatkan tetapi
untuk meredakan nyeri otot. Biasanya bisa digunakan pada anak-anak serta
orang dewasa yang sudah dapat merasakan sensasi nyeri dan menerima
panas.
Manfaat:
o Meredakan bengkak.
o Mengobati luka tertutup, memar, maupun terkilir.
o Meredakan pegal, nyeri otot, sakit kepala.
o Meredakan gatal akibat gigitan serangga.
4. Minyak Cengkeh
Ekstrak minyak yang dihasilkan tumbuhan cengkeh memiliki khasiat yang baik
untuk tubuh. Minyak cengkeh mengandung eugenol, eugenyl asetat,
caryophyllene, dan senyawa minor lainnya. Di antara kandungan senyawa
kimia tersebut, eugenol merupakan komponen utama sebesar 72-90% serta
yang memberikan aroma khas cengkeh dan rasa pedas. Kandungan
formulanya cukup kuat, maka sebelum pemakaian, biasanya dicampur dengan
minyak lainnya seperti minyak kelapa, dengan komposisi minyak cengkeh
relatif sedikit. Oleh karena kandungan formulanya sangat kuat, maka
sebaiknya hanya digunakan oleh anak-anak dan dewasa yang sudah dapat
merasakan sensasi nyeri dan menerima rasa pedas.
Cara pemakaian: Oleskan pada daerah yang yang sakit secukupnya.
Manfaat:
o Secara turun-temurun dapat mengatasi masalah kulit jerawat yang
meradang, meskipun belum ada bukti ilmiahnya.
o Mengobati sakit gigi dan gusi, dengan menyumbat menggunakan kapas
pada gigi berlubang atau bagian yang sakit yang telah diteteskan minyak
cengkeh.
o Bersifat antibakteri pada luka ringan dan sengatan serangga.
o Meredakan masalah pernafasan seperti batuk, asma dan bronkitis.
o Sebagai aroma terapi, dengan mendidihkan minyak cengkeh dan aroma
yang keluar dapat membuat rileks.
5. Minyak Serai
Manfaat:
o Meredakan sesak napas, sakit perut, perut kembung.
o Meredakan kaki dan tangan terkilir atau keseleo, serta kram.
o Meredakan badan pegal-pegal.